Pandawa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Suntingan Yosefkrisna (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh M. Adiputra
Tag: Pengembalian
M. Adiputra (bicara | kontrib)
k Mengembalikan suntingan oleh Turmadan (bicara) ke revisi terakhir oleh M. Adiputra
Tag: Pengembalian
 
(19 revisi perantara oleh 11 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 41:
 
=== [[Bima (tokoh Mahabharata)|Bima]] ===
[[Bima (tokoh Mahabharata)|Bima]] (भीम ''Bhīma'') merupakan putra kedua [[Kunti]] dengan [[Pandu]]. Nama ''Bhimā'' dalam [[bahasa Sanskerta]] memiliki arti "mengerikan". Ia merupakan penjelmaan dari Dewa [[Bayu]] sehingga memiliki nama julukan ''Bayusutha''. Bima sangat kuat, lengannya panjang, tubuhnya tinggi, dan berwajah paling sangar di antara saudara-saudaranya. Meskipun demikian, ia memiliki hati yang baik. Pandai memainkan senjata [[gada]]. Senjata gadanya bernama Rujakpala dan pandai memasak. Bima juga gemar makan sehingga dijuluki ''Wrekodara''. Kemahirannya dalam berperang sangat dibutuhkan oleh para Pandawa agar mereka mampu memperoleh kemenangan dalam [[Perang Kurukshetra|pertempuran akbar]] di [[Kurukshetra]]. Ia memiliki seorang putra dari ras [[rakshasa|raksasa]] bernama [[Gatotkaca]], turut serta membantu ayahnya berperang, tetapi gugur. Akhirnya Bima memenangkan peperangan dan menyerahkan tahta kepada kakaknya, [[Yudistira]]. Menjelang akhir hidupnya, ia melakukan perjalanan suci bersama para Pandawa ke gunung [[Himalaya]]. Di sana ia meninggal dan mendapatkan surga.
 
=== [[Arjuna]] ===
Baris 55:
 
=== Masa kanak-kanak ===
[[BerkasFile:Pandu atShoots Shatasrungathe HillAscetic Kindama.jpg|kaki|jmpl|IlustrasiLukisan kitabdari ''Mahabharata''[[Himachal Gorakhpur Geeta PressPradesh]], menggambarkan [[Pandu]] menjalanimemanah kehidupanResi ''wanaprastha''[[Kindama]]. bersamaLukisan keduaini istrinyakini disimpan di bukit[[Museum Seni Rupa Philadelphia]], Satasrengga[[Amerika (''Śataśṛṅga'')Serikat]].]]
Dalam kitab ''[[Adiparwa]]'' ber[[bahasa Sanskerta]] yang diterjemahkan [[Kisari Mohan Ganguli]], dikisahkan bahwa [[Pandu]] dari [[Hastinapura]] telah membunuh (tanpa sengaja) seorang [[resi]] bernama [[Kindama]] saat sang resi sedang [[kopulasi|bersenggama]].<ref>{{citation| url=https://mahabharataonline.com/translation/mahabharata_01119.php| title= Mahabharata Adi Parva | chapter=Sambhava Parva. Section CXVII | author=K.M. Ganguly |publisher=Mahabharata Online}}</ref> Menjelang kematiannya, sang resi mengutuk agar Pandu mati saat melakukan hubungan seksual. Pada waktu itu, Pandu merupakan seorang raja yang belum dikaruniai keturunan. Kutukan dari sang resi telah memupus semangatnya untuk melanjutkan jabatan sebagai raja. Akhirnya ia memutuskan untuk berkhalwat dan menyerahkan takhta [[kerajaan Kuru]] kepada kakaknya yang buta, [[Dretarastra]]. Dengan ditemani dua istrinya yang bernama [[Kunti]] dan [[Madri]], Pandu memutuskan untuk hidup sederhana di tengah hutan (''[[caturasrama|wanaprastha]]''). Di sana Kunti membeberkan rahasia bahwa ia telah diajarkan sebuah [[mantra]] oleh Resi [[Durwasa]], yang berguna untuk memanggil dewa serta memperoleh keturunan dari dewa tersebut. Atas anjuran Pandu, Kunti memanggil Dewa [[Yama (Hindu)|Yama]], [[Bayu]], dan [[Indra]]. Agar bersikap adil terhadap istri keduanya, Pandu menyuruh agar Kunti mengajarkan mantra tersebut kepada [[Madri]]; Madri pun memanggil [[Aswin]] kembar. Dari pemanggilan dewa tersebut, Pandu dikaruniai lima putra. Urutan kelahiran putra Pandu mulai dari yang sulung adalah: [[Yudistira]], [[Arjuna]], [[Bima (Mahabharata)|Bima]], [[Nakula]] dan [[Sadewa]].
 
Pada suatu hari, Pandu tidak mampu lagi menahan hasratnya untuk bercinta dengan Madri, yang akhirnya menyebabkan kematiannya. Madri memutuskan untuk melakukan ''[[sati (praktik)|sati]]'' (melompat ke dalam api [[kremasi]]) dan menitipkan kedua putranya kepada Kunti, kemudian Kunti bersama lima putra Pandu kembali ke istana [[Hastinapura]] untuk tinggal bersama anggota [[Dinasti Kuru]], yaitu keluarga besar Pandu: [[Bisma]], [[Dretarastra]], [[Widura]], dan [[Krepa]].<ref>{{citation| url=https://mahabharataonline.com/translation/mahabharata_01126.php| title= Mahabharata Adi Parva | chapter=Sambhava Parva. Section CXXV–CXXVI | author=K.M. Ganguly |publisher=Mahabharata Online}}</ref> Dretarastra dan [[Gandari]] memiliki seratus putra yang disebut [[Korawa]]—yang sulung bernama [[Duryodana]]—dan seorang putri bernama [[Dursala]]. Baik lima Pandawa dan sepupu-sepupunya tinggal bersama dalam suatu istana. Di antara lima Pandawa, [[Bima (Mahabharata)|Bima]] selalu tidak akur dengan para Korawa, terutama Duryodana; Duryodana pun menganggap Bima sebagai musuh abadinya. Dalam akhir bab ''Shambawaparwa'' diceritakan bahwa Dretarastra merasa gelisah dan tidak senang, sebab para Pandawa—terutama Bima dan [[Arjuna]]—selalu tampil menunjukkan kehebatan melebihi para Korawa.<ref>{{citation| url=https://mahabharataonline.com/translation/mahabharata_01143.php| title= Mahabharata Adi Parva | chapter=Sambhava Parva. Section CXLII | author=K.M. Ganguly |publisher=Mahabharata Online}}</ref>
 
=== Kebakaran Laksagreha ===
[[Berkas:The Palace of the Pandava Brothers Set.jpg|jmpl|Ilustrasi terbakarnya ''[[Laksagreha]]'' buatan [[Purocana]], yang dimaksudkan untuk membunuh para Pandawa.]]
{{main|Laksagreha}}
Dalam bagian ''Jatugrihaparwa'', kitab ''[[Adiparwa]]'' dikisahkan bahwa [[Duryodana]] bersekongkol dengan [[Sangkuni]], pamannya dari pihak ibu untuk menyingkirkan para Pandawa, dan mengajak [[Dretarastra]] untuk mewujudkan rencana tersebut.<ref>{{citation| url=https://mahabharataonline.com/translation/mahabharata_01144.php| title= Mahabharata Adi Parva | chapter=Jatugriha Parva. Section CXLIII | author=K.M. Ganguly |publisher=Mahabharata Online}}</ref> Rencana dilaksanakan bertepatan dengan masa perayaan untuk memuja [[Siwa]] yang diselenggarakan penduduk [[Waranawata]]. Atas anjuran dari Dretarastra, maka Pandawa dan [[Kunti]] berangkat menuju ke sana, lalu tinggal di sebuah istana yang dibangun oleh [[Purocana]], orang suruhan Duryodana. Istana tersebut direncakan bakal dibakar oleh Purocana saat Pandawa dan ibu mereka mulai kerasan tinggal di sana. Namun sesuatu yang sudah direncanakan Duryodana dibocorkan oleh [[Widura]] yang merupakan paman dari Pandawa. Sebelum berangkat ke Waranawata, Widura mewanti-wanti Yudistira, lalu mengirimkan penggali terowongan yang bekerja secara rahasia ketika Pandawa telah tiba di Waranawata.<ref>{{citation| last=Rajagopalachari| first=C. | title=Mahabharata (Kitab Epos Mahabharata)| translator=Yudhi Murtanto| publisher=Penerbit Laksana | place=Yogyakarta| year=2017| isbn=978-602-407-178-3}}</ref> Para Pandawa tinggal di Waranawata dalam waktu yang cukup lama, dan Purocana menungguh saat yang tepat untuk membakar istana kediaman Pandawa. Sebelum Purocana melaksanakan rencananya, Kunti mengadakan pesta bagi Purocana dan penjaga, dengan tujuan untuk membuat mereka mabuk. Kemudian Pandawa membakar istana tersebut dari dalam, lalu pergi melalui terowongan yang sudah dibuat oleh orang suruhan Widura. Terowongan itu membawa mereka ke tepi sungai Gangga. Dengan diantarkan pesuruh Widura, para Pandawa dan ibu mereka menyeberangi sungai, lalu mengembara di hutan.
 
=== Menikahi Dropadi ===
[[Berkas:The Swayamvara of PanchalaBride's princess, DraupadiChoice.jpg|ka|jmpl|Ilustrasi [[sayembaraDropadi]] memperebutkanmengalungkan Dropadibunga di leher [[Kerajaan PanchalaArjuna]] sebagai pemenang dalam sayembara. Ilustrasi ini dari buku ''[[Adiparwa]]''Maha-Bharata, bagianThe dariEpic of Ancient India''Mahabharata'', diterbitkanyang Gorakhpurdisadur Geetaoleh PressRomesh Dutt, India1899.]]
Di tengah hutan, para Pandawa dan ibu mereka hidup bersama para [[resi]] dan memperoleh wawasan dari mereka. Dari informasi para resi, para Pandawa mengetahui akan diadakan [[sayembara]] di [[Kerajaan Panchala]] dengan syarat, barang siapa yang dapat membidik sasaran dengan tepat boleh menikahi putri Raja [[Panchala]] ([[Drupada]]) yang bernama Pancali atau [[Dropadi]]. [[Arjuna]] pun mengikuti sayembara itu dan berhasil memenangkannya. Pandawa pulang ke pondok kediaman mereka dengan membawa serta Dropadi. Sesampainya di sana, mereka datang menghadap [[Kunti]] dan mengatakan bahwa mereka membawa ''biksa'' (sedekah; hasil meminta-minta).<ref name="subramaniam"/> Kunti menyuruh agar mereka membagi rata ''biksa'' yang telah diperoleh. Namun ia terkejut ketika tahu bahwa putra-putranya tidak hanya membawa hasil meminta-minta saja, tetapi juga seorang wanita. Kunti tidak mau berdusta maka Dropadi pun menjadi istri lima Pandawa.<ref name="gopalacharisubramaniam">{{citation|title=Mahabharata | author=C.Kamala RajagopalachariSubramaniam| year=2007| publisher=Bharatiya Vidya Bhavan| url=https://wwwbooks.goodreadsgoogle.comco.id/bookbooks/showabout/118252.Mahabharata | year.html?id=1950n_nVpReXJ9MC&redir_esc=y}}</ref><ref name="subramaniamgopalachari">{{citation|title=Mahabharata | author=KamalaC. Subramaniam| year=2007Rajagopalachari| publisher=Bharatiya Vidya Bhavan| url=https://bookswww.googlegoodreads.co.idcom/booksbook/aboutshow/118252.Mahabharata.html?id | year=n_nVpReXJ9MC&redir_esc=y1950}}</ref> Lima Pandawa bersepakat bahwa mereka akan menjadi suami Dropadi secara bergiliran dengan jangka waktu satu tahun untuk satu Pandawa; hukuman bagi yang melanggar perjanjian tersebut adalah pengasingan selama setahun.<ref name="johnson-arjuna">{{cite encyclopedia|last=Johnson|first=W. J. |article=Arjuna |title=A Dictionary of Hinduism|publisher=Oxford University Press|year=2009|doi=10.1093/acref/9780198610250.001.0001|isbn=978-0-19861-025-0}}</ref>
 
=== Permainan dadu dan pengasingan ===
 
=== Permainan dadu dan pengasingan ===
[[Berkas:Draupadi Vastra Haran.jpg|ki|jmpl|Dursasana mencoba menarik pakaian Dropadi setelah Pandawa kalah main dadu.]]
Setelah Pandawa mendapatkan [[Dropadi]], Pandawa kembali ke [[Hastinapura]]. Agar tidak terjadi pertempuran sengit, [[Kerajaan Kuru]] dibagi dua untuk dibagi kepada Pandawa dan [[Korawa]]. Korawa memerintah Kerajaan Kuru induk (pusat) dengan ibu kota [[Hastinapura]], sementara Pandawa memerintah Kerajaan Kurujanggala dengan ibu kota [[Indraprastha]]. Baik Hastinapura maupun Indraprastha memiliki istana megah, dan di sanalah [[Duryodana]] tercebur ke dalam kolam yang ia kira sebagai lantai, sehingga dirinya menjadi bahan ejekan bagi Pandawa. Hal tersebut membuatnya bertambah marah kepada para Pandawa.
 
[[Berkas:Draupadi Vastra Haran.jpg|ki|jmpl|Dursasana mencoba menarik pakaian Dropadi setelah Pandawa kalah main dadu.]]
Untuk merebut kekayaan dan kerajaan [[Yudistira]], [[Duryodana]] mengundang Yudistira untuk main dadu. Yudistira yang gemar main dadu tidak menolak undangan tersebut dan bersedia datang ke [[Hastinapura]]. Pada saat permainan dadu, Duryodana diwakili oleh [[Sangkuni]] sebagai bandar dadu, yang memiliki kesaktian untuk mengendalikan angka dadu yang ia kehendaki. Pada mulanya, mereka bertaruh akan harta dan senjata, tetapi lambat laun taruhan terus meningkat menjadi kerajaan, hingga akhirnya Yudistira mempertaruhkan adik-adiknya, termasuk dirinya sendiri. Saat Yudistira tidak memiliki apa-apa lagi, atas hasutan Duryodana dan Sangkuni, ia mempertaruhkan [[Dropadi]]. Seperti sebelumnya, Yudistira pun kalah. Pakaian Dropadi ditarik oleh [[Dursasana]] (adik Duryodana) karena ia sudah menjadi harta Duryodana sejak Yudistira kalah main dadu, tetapi usaha tersebut tidak berhasil berkat pertolongan gaib dari [[Kresna]].
 
Melihat istrinya dihina, [[Bima (Mahabharata)|Bima]] bersumpah akan membunuh Dursasana dan meminum darahnya kelak. Setelah mengucapkan sumpah tersebut, pertanda alam yang buruk muncul di [[Hastinapura]]. [[Dretarastra]] merasa bahwa malapetaka akan menimpa keturunannya, sehingga ia mengembalikan segala harta Yudistira yang dijadikan taruhan. [[Duryodana]] yang merasa kecewa akhirnya membujuk Dretarastra untuk mengizinkannya menyelenggarakan permainan dadu yang kedua kalinya. Kali ini, siapa yang kalah harus mengasingkan diri ke hutan selama 12 tahun, setelah itu hidup dalam masa penyamaran selama setahun, dan setelah itu berhak kembali lagi ke kerajaannya. Untuk yang kedua kalinya, [[Yudistira]] mengikuti permainan tersebut dan sekali lagi ia kalah. Maka Pandawa terpaksa meninggalkan kerajaan mereka selama 12 tahun dan hidup dalam masa penyamaran selama setahun.
 
=== Pengasingan ===
[[File:Exile of Pandavasa.jpg|ka|jmpl|Ilustrasi para Pandawa dan Dropadi memulai pengembaraannya di hutan selama 12 tahun. Ilustrasi ini dari ''[[Wanaparwa]]'', bagian dari ''Mahabharata'', diterbitkan Gorakhpur Geeta Press, India.]]
[[File:Virata's Palace.jpg|jmpl|ka|Ilustrasi [[Yudistira]] menghadap Raja [[Wirata]], dalam rangka hidup dalam masa penyamaran selama setahun setelah menjalani masa pengasingan selama 12 tahun.]]
Setelah meninggalkan kerajaan selama 12 tahun, Pandawa pun pergi ke [[Kerajaan Matsya]]—yang dipimpin Raja [[Wirata]]—selama setahun untuk menyamar. Di sana [[Yudistira]] menyamar sebagai ''[[caturasrama|sanyasin]]'' bernama Kangka, [[Bima (Mahabharata)|Bima]] sebagai juru masak istana bernama Balawa, [[Arjuna]] sebagai penari bernama Wrehanala, [[Nakula]] sebagai pengembala kuda bernama Grantika, [[Sadewa]] sebagai pengembala sapi bernama Tantipala, dan [[Dropadi]] sebagai pelayan (''sairandri'') bernama Malini. Setelah masa pengasingan habis dan sesuai dengan perjanjian yang sah, Pandawa berhak untuk mengambil alih kembali kerajaan yang dipimpin [[Duryodana]]. Namun [[Duryodana]] tidak mau menyerahkan kerajaan kepada Pandawa. Misi damai dilakukan oleh [[Kresna]], tetapi berkali-kali gagal. Akhirnya, pertempuran tidak dapat dielakkan lagi.
Setelah kekalahan Yudistira dalam permainan dadu untuk yang kedua kalinya, para Pandawa terpaksa meninggalkan kerajaan mereka selama 12 tahun dan hidup dalam masa penyamaran selama setahun. Masa pengasingan mereka di dalam hutan diceritakan dalam kitab ''[[Wanaparwa]]''.
 
Setelah meninggalkanhidup kerajaandi hutan selama 12 tahun, Pandawa pun pergi ke [[Kerajaan Matsya]]—yang dipimpin Raja [[Wirata]]—selama setahun untuk menyamar. Di sana [[Yudistira]] menyamar sebagai ''[[caturasrama|sanyasin]]'' bernama Kangka, [[Bima (Mahabharata)|Bima]] sebagai juru masak istana bernama Balawa, [[Arjuna]] sebagai penari bernama Wrehanala, [[Nakula]] sebagai pengembala kuda bernama Grantika, [[Sadewa]] sebagai pengembala sapi bernama Tantipala, dan [[Dropadi]] sebagai pelayan (''sairandri'') bernama Malini. Setelah masa pengasingan habis dan sesuai dengan perjanjian yang sah, Pandawa berhak untuk mengambil alih kembali kerajaan yang dipimpin [[Duryodana]]. Namun [[Duryodana]] tidak mau menyerahkan kerajaan kepada Pandawa. Misi damai dilakukan oleh [[Kresna]], tetapi berkali-kali gagal. Akhirnya, pertempuran tidak dapat dielakkan lagi.
 
Setelah masa pengasingan habis dan sesuai dengan perjanjian yang sah, Pandawa berhak untuk mengambil alih kembali kerajaan yang dipimpin [[Duryodana]]. Namun [[Duryodana]] tidak mau menyerahkan kerajaan kepada Pandawa. Misi damai dilakukan oleh [[Kresna]], tetapi berkali-kali gagal. Akhirnya, pertempuran tidak dapat dielakkan lagi.
 
=== Perang Kurukshetra ===
[[File:The start of the great battle.jpg|jmpl|ki|Lukisan pertempuran antara Pandawa melawan [[Korawa]] di [[Kurukshetra]]. Lukisan dari studio [[Ravi Varma]], 1910-an.]]
{{main|Perang Kurukshetra}}
 
Baris 101 ⟶ 109:
{{commonscat|Pandavas|Pandawa}}
* {{en}} [http://www.sacred-texts.com/hin/maha/index.htm ''The Mahabharata of Krishna Dvaipayana Vyasa''] (1883–1896), diterjemahkan dari bahasa Sanskerta ke bahasa Inggris oleh [[Kisari Mohan Ganguli]].
 
 
{{Mahabharata}}