Autisme: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
ErelaLorde (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
 
(32 revisi perantara oleh 22 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Tentang|Gangguan Autistik|kondisi lain yang sering kali disebut sebagai "autisme"|Gangguan spektrum autisme}}
{{rapikan}}
{{Tentang|Gangguan Autistik|kondisi lain yang sering kali disebut sebagai "autisme"|Gangguan spektrumautisme}}
{{penyangkalan medis}}
{{Infobox Disease
Baris 18 ⟶ 17:
}}
 
'''Autisme''' adalah kelainan perkembangan [[saraf]] yang menyebabkan gangguan perilaku dan interaksi sosial. [[Gejala]] penyakit ini lebih sering terdeteksi pada masa kanak-kanak, tetapi juga dapat ditemukan ketika dewasa.<ref>{{Cite web|title=Pengertian Autisme|url=https://www.alodokter.com/autisme|website=Alodokter.com}}</ref>
'''Autisme''' adalah kelainan perkembangan [[sistem saraf]] pada seseorang yang kebanyakan diakibatkan oleh faktor hereditas dan kadang-kadang telah dapat dideteksi sejak bayi berusia 6 bulan. Deteksi dan terapi sedini mungkin akan menjadikan si penderita lebih dapat menyesuaikan dirinya dengan yang normal. Kadang-kadang terapi harus dilakukan seumur hidup, walaupun demikian penderita Autisme yang cukup cerdas, setelah mendapat terapi Autisme sedini mungkin, sering kali dapat mengikuti Sekolah Umum, menjadi Sarjana dan dapat bekerja memenuhi standar yang dibutuhkan, tetapi pemahaman dari rekan selama bersekolah dan rekan sekerja sering kali dibutuhkan, misalnya tidak menyahut atau tidak memandang mata si pembicara, ketika diajak berbicara. Karakteristik yang menonjol pada seseorang yang mengidap kelainan ini adalah kesulitan membina hubungan [[sosial]], [[komunikasi|berkomunikasi]] secara normal maupun memahami [[emosi]] serta [[perasaan]] orang lain.<ref name="klin">{{en}}{{cite journal |last1=Klin |first1=Ami |last2=Jones |first2=Warren |last3=Schultz |first3=Robert |last4=Fred |first4=Volkmar |last5=Cohen |first5=Donald |year=2002 |title=Defining and Quantifying the Social Phenotype in Autism |journal=American Journal of Psychiatry |volume=159 |issue= |pages=895–908 |publisher= |doi= |url=http://ajp.psychiatryonline.org/data/Journals/AJP/3737/895.pdf |accessdate=2 Juli 2013}}</ref> Autisme merupakan salah satu gangguan perkembangan yang merupakan bagian dari [[gangguan spektrum autisme]] atau ''Autism Spectrum Disorders (ASD)'' dan juga merupakan salah satu dari lima jenis gangguan di bawah payung [[Gangguan Perkembangan Pervasif]] atau ''Pervasive Development Disorder'' (PDD). Autisme bukanlah [[penyakit kejiwaan]] karena ia merupakan suatu gangguan yang terjadi pada [[otak]] sehingga menyebabkan otak tersebut tidak dapat berfungsi selayaknya otak normal dan hal ini termanifestasi pada perilaku penyandang autisme.<ref name="psychtoday">{{en}} [http://www.psychologytoday.com/blog/in-practice/200807/dear-abby-is-autism-mental-illness Dear Abby: Is Autism a Mental Illness?], ''Psychology Today''. Diakses pada 3 Juli 2013.</ref> Autisme adalah yang terberat di antara PDD.
 
Autisme saat ini disebut sebagai gangguan [[spektrum]] autisme atau autism spectrum disorder (ASD). Hal ini karena gejala dan tingkat keparahannya bervariasi pada tiap penderita.
Gejala-gejala autisme dapat muncul pada anak mulai dari usia tiga puluh bulan sejak kelahiran hingga usia maksimal tiga tahun.<ref name="klin"/><ref name="autisme">[http://autisme.or.id/istilah-istilah/autisme-masa-kanak/ Pengertian], ''Autisme.or.id''. Diakses pada 2 Juli 2013.</ref> Penderita autisme juga dapat mengalami masalah dalam [[belajar]], [[komunikasi]], dan [[bahasa]].<ref name="klin"/> Seseorang dikatakan menderita autisme apabila mengalami satu atau lebih dari karakteristik berikut: kesulitan dalam berinteraksi sosial secara kualitatif, kesulitan dalam berkomunikasi secara kualitatif, menunjukkan perilaku yang repetitif, dan mengalami perkembangan yang terlambat atau tidak normal.<ref name="dsm-iv">{{en}} [http://www.cdc.gov/ncbddd/autism/hcp-dsm.html Diagnostic Criteria], ''Centers for Disease Control and Prevention''. Diakses pada 2 Juli 2013.</ref>
 
Berdasarkan data yang dihimpun oleh [[Organisasi Kesehatan Dunia|WHO]], autisme terjadi pada 1 dari 160 anak di seluruh dunia. Sedangkan, di Indonesia, hingga saat ini belum ada data yang pasti mengenai jumlah penderita autisme.<ref>{{Cite web|title=Autism|url=https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/autism-spectrum-disorders|website=World Health Organization}}</ref>
Di [[Amerika Serikat]], kelainan autisme empat kali lebih sering ditemukan pada anak lelaki dibandingkan anak perempuan dan lebih sering banyak diderita anak-anak keturunan [[Eropa]] [[Amerika]] dibandingkan yang lainnya.<ref name="kogan">{{en}}{{cite journal |last1=Kogan et al |first1= |last2= |first2= |year=2009 |title=Prevalence of Parent-Reported Diagnosis of Autism Spectrum Disorder Among Children in the US, 2007 |journal=Pediatrics Journal |volume=124 |issue= |pages= |publisher= |doi=10.1542/peds.2009-1522 |url=http://pediatrics.aappublications.org/content/124/5/1395.full.pdf+html |accessdate=2 Juli 2013}}</ref> Di Indonesia, pada tahun [[2013]] diperkirakan terdapat lebih dari 112.000 anak yang menderita autisme dalam usia 5-19 tahun.<ref name="republika">[http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/13/04/09/mkz2un-112000-anak-indonesia-diperkirakan-menyandang-autisme 112.000 Anak Indonesia Diperkirakan Menyandang Autisme], ''Republika Online''. Diakses pada 2 Juli 2013.</ref> Sedangkan prevalensi penyandang autisme di seluruh dunia menurut data [[UNESCO]] pada tahun [[2011]] adalah 6 di antara 1000 orang mengidap autisme.<ref name="republika"/>
 
 
'''Sejarah Autisme.''' Autism berasal dari Bahasa Yunani, yaitu 'autos' yang artinya "self" atau 'diri sendiri". istilah Autisme menggambarkan ciri seorang yang tidak berinteraksi dengan orang lain, menarik diri dari lingkungannya, terfokus pada diri sendiri dan seolah hidup di dunianya sendiri. Autisme pada anak diperkenalkan oleh Dr. Leo Kanner tahun 1943 seorang psikiater anak dari Universitas John Hopkins Amerika Serikat<ref>{{Cite web|last=Handayani|first=Eko|date=20160101|title=Ruang Baca Virtual V.2|url=https://pustaka.ut.ac.id/reader/index.php?subfolder=PAUD4208/&doc=M4.pdf|website=PAUD4208 – Penanganan Anak Berkebutuhan Khusus|access-date=2023-12-12}}</ref>
 
== Penyebab ==
 
Menurut <em>National Institute of Neurological Disorders and Stroke</em> (NINDS), autisme disebabkan oleh [[kombinasi]] faktor [[Genetika|genetik]] dan lingkungan.<ref>{{Cite web|title=Autism Spectrum Disorder Fact Sheet|url=https://www.ninds.nih.gov/autism-spectrum-disorder-fact-sheet|website=National Institute of Neurological Disorders and Stroke|access-date=26 Agustus 2022}}</ref>
 
Meski penyebab autisme belum diketahui secara pasti. Akan tetapi, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan [[risiko]] seseorang terserang autisme, yaitu:<ref>{{Cite web|title=Penyebab Autisme|url=https://www.alodokter.com/autisme/penyebab|website=Alodokter.com|access-date=26 Agustus 2022}}</ref>
 
* Berjenis kelamin laki-laki
* Memiliki keluarga dengan riwayat autisme
* Terlahir secara [[Kelahiran prematur|prematur]]
* Memiliki kelainan genetik atau [[kromosom]] tertentu, seperti [[sindrom]] [[Sindrom X rapuh|fragile X]] dan tuberous sclerosis
* Dilahirkan dari kedua orang tua yang berusia lebih dari 40 tahun
*Dilahirkan dari ibu yang mengonsumsi minuman beralkohol atau obat-obatan tertentu, terutama obat [[epilepsi]], selama masa kehamilan
 
== Gejala ==
Secara historis, para ahli dan peneliti dalam bidang autisme mengalami kesulitan dalam menentukan seseorang sebagai penyandang autisme atau tidak. Pada awalnya, diagnosa disandarkan pada ada atau tidaknya gejala namun saat ini para ahli setuju bahwa autisme lebih merupakan sebuah [[kontinuum]]. Gejala-gejala autisme dapat dilihat apabila seorang anak memiliki kelemahan di tiga [[domain]] tertentu, yaitu [[sosial]], [[komunikasi]], dan tingkah laku yang berulang.<ref name="asd"/>
 
[[Gejala]] pada anak autisme biasanya sudah terlihat sebelum anak berusia 3 tahun. Beberapa gejala yang bisa diperhatikan antara lain tidak adanya [[kontak mata]] dan tidak adanya [[respons]] terhadap lingkungan.<ref>{{Cite web|title=Penyakit Masalah Mental Autisme|url=https://www.klikdokter.com/penyakit/masalah-mental/autisme|website=Klikdokter.com|access-date=26 Agustus 2022}}</ref>
Aarons dan Gittents (1992) merekomendasikan adanya suatu pendekatan deskriptif dalam mendiagnosa autisme sehingga menyertakan pengamatan-pengamatan yang menyeluruh di setting-setting sosial anak sendiri. Settingya mungkin di sekolah, di taman-taman bermain atau mungkin di rumah sebagai lingkungan sehari-hari anak dimana hambatan maupun kesulitan mereka tampak jelas di antara teman-teman sebaya mereka yang normal.
 
Beberapa [[pakar]] mengungkapkan 3 gejala pada penderita autisme klasik, yaitu:
 
* Gangguan interaksi sosial
Persoalan lain yang memengaruhi keakuratan suatu diagnosa sering kali juga muncul dari adanya fakta bahwa perilaku-perilaku yang bermasalah merupakan [[atribut]] dari [[pola asuh]] yang kurang tepat. Perilaku-perilaku tersebut mungkin saja merupakan hasil dari dinamika keluarga yang negatif dan bukan sebagai gejala dari adanya gangguan. Adanya interpretasi yang salah dalam memaknai penyebab mengapa anak menunjukkan persoalan-persoalan perilaku mampu menimbulkan perasaan-perasaan negatif para orang tua. Pertanyaan selanjutnya kemudian adalah apa yang dapat dilakukan agar diagnosa semakin akurat dan konsisten sehingga autisme sungguh-sungguh terpisah dengan kondisi-kondisi yang semakin memperburuk? Perlu adanya sebuah model diagnosa yang menyertakan keseluruhan hidup anak dan mengevaluasi hambatan-hambatan dan kesulitan anak sebagaimana juga terhadap kemampuan-kemampuan dan keterampilan-keterampilan anak sendiri. Mungkin tepat bila kemudian disarankan agar para profesional di bidang autisme juga mempertimbangkan keseluruhan area, misalnya: perkembangan awal anak, penampilan anak, mobilitas anak, kontrol dan perhatian anak, fungsi-fungsi sensorisnya, kemampuan bermain, perkembangan konsep-konsep dasar, kemampuan yang bersifat sikuen, kemampuan musikal, dan lain sebagainya yang menjadi keseluruhan diri anak sendiri.
* Hambatan dalam komunikasi ucapan dan bukan ucapan (bahasa tubuh dan [[isyarat]])
* Kegiatan dan minat yang aneh atau sangat terbatas.
 
== Diagnosis ==
Anak dengan autisme dapat tampak normal pada tahun pertama maupun tahun kedua dalam kehidupannya. Para orang tua sering kali menyadari adanya keterlambatan kemampuan berbahasa dan cara-cara tertentu yang berbeda ketika bermain serta berinteraksi dengan orang lain. Anak-anak tersebut mungkin dapat menjadi sangat sensitif atau bahkan tidak responsif terhadap rangsangan-rangsangan dari [[Panca Indera|kelima panca inderanya]] (pendengaran, sentuhan, penciuman, rasa dan penglihatan). Perilaku-perilaku repetitif (mengepak-kepakan tangan atau jari, menggoyang-goyangkan badan dan mengulang-ulang kata) juga dapat ditemukan. Perilaku dapat menjadi agresif (baik kepada diri sendiri maupun orang lain) atau malah sangat pasif. Besar kemungkinan, perilaku-perilaku terdahulu yang dianggap normal mungkin menjadi gejala-gejala tambahan. Selain bermain yang berulang-ulang, minat yang terbatas dan hambatan bersosialisasi, beberapa hal lain yang juga selalu melekat pada para penyandang autisme adalah respon-respon yang tidak wajar terhadap [[informasi]] sensoris yang mereka terima, misalnya; suara-suara bising, cahaya, permukaan atau tekstur dari suatu bahan tertentu dan pilihan rasa tertentu pada makanan yang menjadi kesukaan mereka.
 
Diagnosis autisme dilakukan dengan melakukan tanya jawab mengenai gejala yang dialami [[pasien]] dan riwayat kesehatan keluarga pasien.<ref>{{Cite web|last=MD|first=Renee A. Alli|title=How Do Doctors Diagnose Autism?|url=https://www.webmd.com/brain/autism/how-do-doctors-diagnose-autism|website=Webmd.com}}</ref><ref>{{Cite web|title=Diagnosis Autisme|url=https://www.alodokter.com/autisme/diagnosis|website=Alodokter.com|access-date=26 Agustus 2022}}</ref>
Beberapa atau keseluruhan karakteristik yang disebutkan berikut ini dapat diamati pada para penyandang autisme beserta spektrumnya baik dengan kondisi yang teringan hingga terberat sekalipun.
 
Dokter dapat memastikan [[diagnosis]] autisme pada pasien yang memiliki kriteria di bawah ini:
# Hambatan dalam komunikasi, misal: berbicara dan memahami bahasa.
# Kesulitan dalam berhubungan dengan orang lain atau objek di sekitarnya serta menghubungkan peristiwa-peristiwa yang terjadi.
# Bermain dengan mainan atau benda-benda lain secara tidak wajar.
# Sulit menerima perubahan pada rutinitas dan lingkungan yang dikenali.
# Gerakkan tubuh yang berulang-ulang atau adanya pola-pola perilaku yang tertentu
 
* Komunikasi dan interaksi sosial yang kurang, seperti pada respon sosial dan emosional, bahasa tubuh dalam berinteraksi, serta kemampuan dalam membangun dan mempertahankan hubungan
Para penyandang Autisme beserta spektrumnya sangat beragam baik dalam kemampuan yang dimiliki, tingkat intelegensi, dan bahkan perilakunya. Beberapa di antaranya ada yang tidak 'berbicara' sedangkan beberapa lainnya mungkin terbatas bahasanya sehingga sering ditemukan mengulang-ulang kata atau kalimat ([[echolalia]]). Mereka yang memiliki kemampuan bahasa yang tinggi umumnya menggunakan tema-tema yang terbatas dan sulit memahami konsep-konsep yang abstrak. Dengan demikian, selalu terdapat individualitas yang unik dari individu-individu penyandangnya.
* Pola perilaku, aktivitas, atau ketertarikan yang terbatas, seperti perilaku atau ucapan yang memperlihatkan rutinitas yang sama, reaksi yang berlebihan atau sebaliknya
* Gejala muncul pada periode perkembangan awal dan makin terlihat seiring berjalannya waktu
* Gejala sampai menimbulkan gangguan pada pekerjaan, aktivitas sosial, dan lingkup kehidupan lainnya
* Gejala yang dialami tidak disebabkan oleh gangguan perkembangan lainnya
 
== Pengobatan ==
Terlepas dari berbagai karakteristik di atas, terdapat arahan dan pedoman bagi para orang tua dan para praktisi untuk lebih waspada dan peduli terhadap gejala-gejala yang terlihat. ''The National Institute of Child Health and Human Development'' (NICHD) di [[Amerika Serikat]] menyebutkan 5 jenis perilaku yang harus diwaspadai dan perlunya evaluasi lebih lanjut:
 
Autisme tidak bisa disembuhkan. Meski demikian, ada beberapa pilihan terapi yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kemampuan pasien. Melalui terapi, pasien diharapkan dapat mandiri dalam menjalani aktivitas sehari-hari.<ref>{{Cite web|title=Pengobatan Autisme|url=https://www.alodokter.com/autisme/pengobatan|website=Alodokter.com|access-date=26 Agustus 2022}}</ref>
# Anak tidak bergumam hingga usia 12 bulan
# Anak tidak memperlihatkan kemampuan [[gestural]] (menunjuk, dada, menggenggam) hingga usia 12 bulan
# Anak tidak mengucapkan sepatah kata pun hingga usia 16 bulan
# Anak tidak mampu menggunakan dua kalimat secara spontan di usia 24 bulan
# Anak kehilangan kemampuan berbahasa dan interaksi sosial pada usia tertentu
 
Beberapa [[Metode ilmiah|metode]] terapi yang dapat diberikan oleh dokter adalah:
Adanya kelima ‘lampu merah’ di atas tidak berarti bahwa anak tersebut menyandang autisme tetapi karena karakteristik gangguan autisme yang sangat beragam maka seorang anak harus mendapatkan evaluasi secara [[multidisipliner]] yang dapat meliputi; [[Neurolog]], [[Psikolog]], [[Pediatric]], [[Terapi Wicara]], [[Paedagog]] dan profesi lainnya yang memahami persoalan autisme.
 
'''Terapi Perilaku dan Komunikasi'''
[[Dokter spesialis]] yang cocok untuk mendeteksi Autisme adalah Dokter Spesialis Anak (Sp.A) yang dibantu oleh Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa (Sp.KJ) untuk mengetahui antara lain tingkat kecerdasan Balita, Dokter Spesialis Telinga Hidung Tenggorok-Bedah Kepala leher (Sp.THT-KL) untuk mengetahui antara lain pendegaran Balita Yang tidak/kurang responsif terhadap suara atau bahkan tidak dapat berkata-kata dan dapat disangka penderita Autisme, padahal bukan.
 
Terapi ini memberikan sejumlah pengajaran pada pasien yang mencakup kemampuan dasar sehari-hari, baik verbal maupun nonverbal, yaitu:
==== Simtoma klinis menurut DSM IV ====
A. '''Interaksi Sosial''' (minimal 2):
:# Tidak mampu menjalin interaksi sosial non verbal: kontak mata, ekspresi muka, posisi tubuh, gerak-gerik kurang tertuju
:# Kesulitan bermain dengan teman sebaya
:# Tidak ada empati, perilaku berbagi kesenangan/minat
:# Kurang mampu mengadakan hubungan sosial dan emosional 2 arah
 
'''1. [[Applied behavior analysis|Applied behaviour analysis]] (ABA)'''
B. '''Komunikasi Sosial''' (minimal 1):
:# Tidak/terlambat bicara, tidak berusaha berkomunikasi non verbal
:# Bisa bicara tapi tidak untuk komunikasi/inisiasi, egosentris
:# Bahasa aneh & diulang-ulang/stereotip
:# Cara bermain kurang variatif/imajinatif, kurang imitasi social
 
Terapi analisis perilaku terapan membantu penderita agar berperilaku positif pada segala situasi. Terapi ini juga membantu pasien mengembangkan kemampuannya dalam berkomunikasi dan meninggalkan perilaku negatif.<ref>{{Cite journal|last=Keller|first=Amélie|last2=Rimestad|first2=Marie Louise|last3=Friis Rohde|first3=Jeanett|last4=Holm Petersen|first4=Birgitte|last5=Bruun Korfitsen|first5=Christoffer|last6=Tarp|first6=Simon|last7=Briciet Lauritsen|first7=Marlene|last8=Händel|first8=Mina Nicole|date=2021-01-30|title=The Effect of a Combined Gluten- and Casein-Free Diet on Children and Adolescents with Autism Spectrum Disorders: A Systematic Review and Meta-Analysis|url=http://dx.doi.org/10.3390/nu13020470|journal=Nutrients|volume=13|issue=2|pages=470|doi=10.3390/nu13020470|issn=2072-6643}}</ref>
C. '''Imaginasi, berpikir fleksibel''' dan '''bermain imaginatif''' (minimal 1):
:# Mempertahankan 1 minat atau lebih dengan cara yang sangat khas dan berlebihan, baik intensitas dan fokusnya
:# Terpaku pada suatu kegiatan ritualistik/rutinitas yang tidak berguna
:# Ada gerakan-gerakan aneh yang khas dan berulang-ulang. Seringkali sangat terpukau pada bagian-bagian tertentu dari suatu benda
 
'''2. Developmental, individual differences, relationship-based approach (DIR)'''
[[Berkas:Autistic-sweetiepie-boy-with-ducksinarow.jpg|jmpl|ka| Seorang anak penderita autisme, dengan jajaran mainan yang ia buat]]
Gejala autisme dapat sangat ringan (''mild''), sedang (''moderate'') hingga parah (''severe''), sehingga masyarakat mungkin tidak menyadari seluruh keberadaannya. Parah atau ringannya gangguan autisme sering kemudian di-paralel-kan dengan keberfungsian. Dikatakan oleh para ahli bahwa anak-anak dengan autisme dengan tingkat [[intelegensi]] dan [[kognitif]] yang rendah, tidak berbicara ([[nonverbal]]), memiliki perilaku menyakiti diri sendiri, serta menunjukkan sangat terbatasnya minat dan rutinitas yang dilakukan maka mereka diklasifikasikan sebagai [[low functioning autism]]. Sementara mereka yang menunjukkan fungsi kognitif dan intelegensi yang tinggi, mampu menggunakan bahasa dan bicaranya secara efektif serta menunjukkan kemampuan mengikuti rutinitas yang umum diklasifikasikan sebagai [[high functioning autism]]. Dua [[dikotomi]] dari karakteristik gangguan sesungguhnya akan sangat berpengaruh pada implikasi pendidikan maupun model-model ''treatment'' yang diberikan pada para penyandang autisme. Kiranya melalui media ini penulis menghimbau kepada para ahli dan praktisi di bidang autisme untuk semakin mengembangkan strategi-strategi dan teknik-teknik pengajaran yang tepat bagi mereka. Apalagi mengingat fakta dari hasil-hasil penelitian terdahulu menyebutkan bahwa 80% anak dengan autisme memiliki intelegensi yang rendah dan tidak berbicara atau nonverbal. Namun sekali lagi, apapun diagnosa maupun label yang diberikan prioritasnya adalah segera diberikannya intervensi yang tepat dan sungguh-sungguh sesuai dengan kebutuhan mereka.
 
DIR atau yang biasa disebut floortime, bertujuan untuk mengembangkan hubungan [[emosional]] antara pasien dan keluarga.
Referensi baku yang digunakan secara universal dalam mengenali jenis-jenis gangguan perkembangan pada anak adalah [[ICD]] (''International Classification of Diseases'') Revisi ke-10 tahun 1993 dan DSM (''Diagnostic And Statistical Manual'') Revisi IV tahun 1994 yang keduanya sama isinya. Secara khusus dalam kategori Gangguan Perkembangan Perpasiv (''Pervasive Developmental Disorder''/PDD): Autisme ditunjukkan bila ditemukan 6 atau lebih dari 12 gejala yang mengacu pada 3 bidang utama gangguan, yaitu: Interaksi Sosial – Komunikasi – Perilaku.
 
'''3. Occupational therapy'''
Autisme sebagai spektrum gangguan maka gejala-gejalanya dapat menjadi bukti dari berbagai kombinasi gangguan perkembangan. Bila tes-tes secara ''behavioral'' maupun komunikasi tidak dapat mendeteksi adanya autisme, maka beberapa instrumen ''screening'' yang saat ini telah berkembang dapat digunakan untuk mendiagnosa autisme:
 
Terapi okupasi mendorong penderita untuk hidup mandiri dengan mengajarkan kemampuan dasar, seperti berpakaian, makan, mandi, dan berinteraksi dengan orang lain.
* [[Childhood Autism Rating Scale]] (CARS): skala peringkat autisme masa kanak-kanak yang dibuat oleh Eric Schopler pada awal tahun 1970 yang didasarkan pada pengamatan perilaku. Alat menggunakan skala hingga 15; anak dievaluasi berdasarkan hubungannya dengan orang, penggunaan gerakan tubuh, adaptasi terhadap perubahan, kemampuan mendengar dan komunikasi verbal
* [[The Checklis for Autism in Toddlers]] (CHAT): berupa daftar pemeriksaan autisme pada masa balita yang digunakan untuk mendeteksi anak berumur 18 bulan, dikembangkan oleh Simon Baron Cohen pada awal tahun 1990-an.
* [[The Autism Screening Questionare]]: adalah daftar pertanyaan yang terdiri dari 40 skala item yang digunakan pada anak dia atas usia 4 tahun untuk mengevaluasi kemampuan komunikasi dan sosial mereka
* [[The Screening Test for Autism in Two-Years Old]]: tes [[screening]] autisme bagi anak usia 2 tahun yang dikembangkan oleh Wendy Stone di Vanderbilt didasarkan pada 3 bidang kemampuan anak, yaitu; bermain, imitasi motor dan konsentrasi.
 
'''4. Speech therapy'''
Diagnosa yang akurat dari Autisme maupun gangguan perkembangan lain yang berhubungan membutuhkan pengamatan yang menyeluruh terhadap: perilaku anak, kemampuan komunikasi dan kemampuan perkembangan lainnya. Akan sangat sulit mendiagnosa karena adanya berbagai macam gangguan yang terlihat. Observasi dan wawancara dengan orang tua juga sangat penting dalam mendiagnosa. Evaluasi tim yang terdiri dari berbagai disiplin ilmu memungkinkan adanya standardisasi dalam mendiagnosa. Tim dapat terdiri dari [[neurolog]], [[psikolog]], [[pediatrik]], [[paedagog]], [[patologis]] ucapan/kebahasaan, [[okupasi terapi]], pekerja sosial dan lain sebaginya.
 
Terapi [[wicara]] membantu pasien untuk belajar mengembangkan kemampuan berkomunikasi.
== Penyebab ==
Hingga kini apa yang menyebabkan seseorang dapat menderita autisme belum diketahui secara pasti. Riset-riset yang dilakukan oleh para ahli [[medis]] menghasilkan beberapa [[hipotesis]] mengenai penyebab autisme. Dua hal yang diyakini sebagai pemicu autisme adalah faktor [[genetik]] atau keturunan dan faktor lingkungan seperti pengaruh [[zat]] [[kimia]]wi ataupun [[vaksin]].<ref name="cause">[http://www.autisme-montreal.com/freepage.php?page=48.21.24 Les causes de l’autisme], ''Autisme Montreal''. Diakses pada 2 Juli 2013.</ref>
 
'''5. Treatment and education of autistic and related communication-handicapped children (TEACCH)'''
=== Faktor genetik ===
Faktor genetik diyakini memiliki peranan yang besar bagi penyandang autisme walaupun tidak diyakini sepenuhnya bahwa autisme hanya dapat disebabkan oleh [[gen]] dari keluarga.<ref name="asd">{{en}} {{cite book|author=Bernier, Raphael|author2=Gerdts, Jennifer|title=Autism Spectrum Disorders, A Reference Handbook|publisher= Greenwood Publishing Group|year=2006|id=ISBN 978-1-59884-334-7}}</ref> [[Riset]] yang dilakukan terhadap anak autistik menunjukkan bahwa kemungkinan dua [[anak kembar]] identik mengalami autisme adalah 60 hingga 95 persen sedangkan kemungkinan untuk dua saudara kandung mengalami autisme hanyalah 2,5 hingga 8,5 persen.<ref name="asd"/> Hal ini diinterpretasikan sebagai peranan besar gen sebagai penyebab autisme sebab anak kembar identik memiliki gen yang 100% sama sedangkan saudara kandung hanya memiliki gen yang 50% sama.<ref name="asd"/>
 
Terapi ini menggunakan petunjuk [[visual]] seperti gambar yang menunjukkan tahapan dalam melakukan sesuatu. TEACCH akan membantu pasien untuk memahami bagaimana melakukan aktivitas sehari-hari, seperti berganti pakaian.<ref>{{Cite journal|last=Panerai|first=S.|last2=Ferrante|first2=L.|last3=Zingale|first3=M.|date=2002-05|title=Benefits of the Treatment and Education of Autistic and Communication Handicapped Children (TEACCH) programme as compared with a non-specific approach|url=http://dx.doi.org/10.1046/j.1365-2788.2002.00388.x|journal=Journal of Intellectual Disability Research|volume=46|issue=4|pages=318–327|doi=10.1046/j.1365-2788.2002.00388.x|issn=0964-2633}}</ref>
=== Faktor lingkungan ===
Ada dugaan bahwa autisme disebabkan oleh [[vaksin MMR]] yang rutin diberikan kepada anak-anak di usia dimana gejala-gejala autisme mulai terlihat.<ref name="abnormal">{{en}} {{cite book|author=Kring, Ann, et al.|title=Abnormal Psychology|publisher= John Wiley & Sons, Inc.|year=2012|id=978-1-118-01849-1}}</ref> Kekhawatiran ini disebabkan karena [[zat kimia]] bernama [[thimerosal]] yang digunakan untuk mengawetkan vaksin tersebut mengandung [[merkuri]].<ref name="abnormal"/> Unsur merkuri inilah yang selama ini dianggap berpotensi menyebabkan autisme pada anak. Namun, tidak ada bukti kuat yang mendukung bahwa autisme disebabkan oleh pemberian vaksin. Penggunaan thimerosal dalam pengawetan vaksin telah diberhentikan namun angka autisme pada anak semakin tinggi.<ref name="abnormal"/>
 
'''6. The picture exchange communication system (PECS)'''
== Penanganan autisme ==
[[Intensitas]] dari [[treatment]] perilaku pada anak dengan autisme merupakan hal penting, tetapi persoalan-persoalan mendasar yang ditemui di Indonesia menjadi sangat krusial untuk diatasi lebih dahulu. Tanpa mengabaikan faktor-faktor lain, beberapa fakta yang dianggap relevan dengan persoalan penanganan masalah autisme di Indonesia di antaranya adalah:
 
Terapi ini juga menggunakan petunjuk visual seperti TEACCH. Namun, PECS menggunakan [[simbol]], untuk membantu pasien berkomunikasi dan belajar mengajukan pertanyaan.
# Kurangnya tenaga [[terapis]] yang terlatih di Indonesia. Orang tua selalu menjadi pelopor dalam proses [[intervensi]] sehingga pada awalnya pusat-pusat intervensi bagi anak dengan autisme dibangun berdasarkan kepentingan keluarga untuk menjamin kelangsungan pendidikan anak mereka sendiri.
# Belum adanya petunjuk treatment yang formal di Indonesia. Tidak cukup dengan hanya mengimplementasikan petunjuk treatment dari luar yang penerapannya tidak selalu sesuai dengan kultur kehidupan anak-anak Indonesia.
# Masih banyak kasus-kasus autisme yang tidak di [[deteksi]] secara [[dini]] sehingga ketika anak menjadi semakin besar maka semakin kompleks pula persoalan intervensi yang dihadapi orang tua. Para ahli yang mampu mendiagnosa autisme, informasi mengenai gangguan dan karakteristik autisme serta lembaga-lembaga formal yang memberikan layanan pendidikan bagi anak dengan autisme belum tersebar secara merata di seluruh wilayah di Indonesia.
# Belum terpadunya penyelenggaraan pendidikan bagi anak dengan autisme di sekolah. Dalam Pasal 4 UU No. 20/2003 tentang [[Sistem Pendidikan Nasional]] telah diamanatkan pendidikan yang demokratis dan tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, dukungan ini membuka peluang yang besar bagi para penyandang autisme untuk masuk dalam sekolah-sekolah umum (inklusi) karena hampir 500 sekolah negeri telah diarahkan oleh pemerintah untuk menyelenggarakan [[inklusi]].
# Permasalahan akhir yang tidak kalah pentingnya adalah minimnya pengetahuan baik secara klinis maupun praktis yang didukung dengan validitas data secara empirik ([[Empirically Validated Treatments/EVT]]) dari penanganan-penanganan masalah autisme di Indonesia. Studi dan penelitian autisme selain membutuhkan dana yang besar juga harus didukung oleh validitas data empirik, tetapi secara etis tentunya tidak ada orang tua yang menginginkan anak mereka menjadi percobaan dari suatu metodologi tertentu. Kepastian dan jaminan bagi proses pendidikan anak merupakan pertimbangan utama bagi orang tua dalam memilih salah satu jenis treatment bagi anak mereka sehingga bila keraguan ini dapat dijawab melalui otoritas-otoritas ilmiah maka semakin terbuka informasi bagi masyarakat luas mengenai pengetahuan-pengetahuan baik yang bersifat klinis maupun praktis dalam proses penanganan masalah autisme di Indonesia.
 
=== '''Terapi ===untuk Keluarga'''
Beberapa jenis terapi bersifat tradisional dan telah teruji dari waktu ke waktu sementara terapi lainnya mungkin baru saja muncul. Tidak seperti gangguan perkembangan lainnya, tidak banyak petunjuk treatment yang telah dipublikasikan apalagi prosedur yang standar dalam menangani autisme. Bagaimanapun juga para ahli sependapat bahwa terapi harus dimulai sejak awal dan harus diarahkan pada hambatan maupun keterlambatan yang secara umum dimiliki oleh setiap anak autis, misalnya; komunikasi dan persoalan-persolan perilaku. Treatment yang komprehensif umumnya meliputi; Terapi Wicara (Speech Therapy), Okupasi Terapi (Occupational Therapy) dan Applied Behavior Analisis ([[ABA]]) untuk mengubah serta memodifikasi perilaku.
 
Terapi keluarga bertujuan agar orang tua dan keluarga dapat membantu pasien beraktivitas. Keluarga akan belajar cara berinteraksi dengan pasien agar dapat mengajarkan cara berkomunikasi dan berperilaku.
Berikut ini adalah suatu uraian sederhana dari berbagai literatur yang ada dan ringkasan penjelasan yang tidak menyeluruh dari beberapa treatment yang diakui saat ini. Menjadi keharusan bagi orang tua untuk mencari tahu dan mengenali treatment yang dipilihnya langsung kepada orang-orang yang profesional dibidangnya. Sebagian dari teknik ini adalah program menyeluruh, sedang yang lain dirancang menuju target tertentu yang menjadi hambatan atau kesulitan para penyandangnya.
 
'''Obat-obatan'''
* [[Educational]] Treatment, meliputi tetapi tidak terbatas pada: Applied Behavior Analysis ([[ABA]]) yang prinsip-prinsipnya digunakan dalam penelitian Lovaas sehingga sering disamakan dengan Discrete Trial Training atau Intervensi Perilaku Intensif.
* Pendekatan developmental yang dikaitkan dengan pendidikan yang dikenal sebagai [[Floortime]].
* [[TEACCH]] (Treatment and Education of Autistic and Related Communication – Handicapped Children).
* [[Biological]] Treatment, meliputi tetapi tidak terbatas pada: diet, pemberian vitamin dan pemberian obat-obatan untuk mengurangi perilaku-perilaku tertentu (agresivitas, hiperaktif, melukai diri sendiri, dsb.).
* Speech – Language [[Therapy]] (Terapi Wicara), meliputi tetapi tidak terbatas pada usaha penanganan gangguan asosiasi dan gangguan proses [[auditory]]/pendengaran.
* Komunikasi, peningkatan kemampuan komunikasi, seperti [[PECS]] (Picture Exchange Communication System), bahasa isyarat, strategi visual menggunakan gambar dalam berkomunikasi dan pendukung-pendukung komunikasi lainnya.
* Pelayanan Autisme [[Intensif]], meliputi kerja team dari berbagai disiplin ilmu yang memberikan intervensi baik di rumah, sekolah maupun lngkungan sosial lainnya.
* Terapi yang bersifat Sensoris, meliputi tetapi tidak terbatas pada Occupational Therapy ([[OT]]), dan Auditory Integration Training ([[AIT]]).
 
Obat-obatan juga dapat diberikan guna mengendalikan gejala. Beberapa obat-obatan yang dapat diberikan oleh dokter adalah:
Dengan adanya berbagai jenis terapi yang dapat dipilih oleh orang tua, maka sangat penting bagi mereka untuk memilih salah satu jenis terapi yang dapat meningkatkan fungsionalitas anak dan mengurangi gangguan serta hambatan autisme. Sangat disayangkan masih minim data ilmiah yang mampu mendukung berbagai jenis terapi yang dapat dipilih orang tua di Indonesia saat ini. Fakta menyebutkan bahwa sangat sulit membuat suatu penelitian mengenai autisme. Sangat banyak variabel-variabel yang dimiliki anak, dari tingkat keparahan gangguannya hingga lingkungan sekitarnya dan belum lagi etika yang ada didalamnya untuk membuat suatu penelitian itu sungguh-sungguh terkontrol. Sangat tidak mungkin mengontrol semua variabel yang ada sehingga data yang dihasilkan dari penelitian-penelitian sebelumnya mungkin secara statistik tidak akurat.
 
* Obat [[antipsikotik]], seperti [[risperidon]]e untuk mengatasi masalah perilaku
Tidak ada satupun jenis terapi yang berhasil bagi semua anak. Terapi harus disesuaikan dengan kebutuhan anak, berdasarkan pada potensinya, kekurangannya dan tentu saja sesuai dengan minat anak sendiri. Terapi harus dilakukan secara multidisiplin ilmu, misalnya menggunakan; okupasi terapi, terapi wicara dan terapi perilaku sebagai basisnya. Tenaga ahli yang menangani anak harus mampu mengarahkan pilihan-pilihan anda terhadap berbagai jenis terapi yang ada saat ini. Tidak ada jaminan apakah terapi yang dipilih oleh orang tua maupun keluarga sungguh-sungguh akan berjalan efektif. Namun, tentukan salah satu jenis terapi dan laksanakan secara konsisten, bila tidak terlihat perubahan atau kemajuan yang nyata selama 3 bulan dapat melakukan perubahan terapi. Bimbingan dan arahan yang diberikan harus dilaksanakan oleh orang tua secara konsisten. Bila terlihat kemajuan yang signifikan selama 3 bulan maka bentuk intervensi lainnya dapat ditambahkan. Tetap bersikap obyektif dan tanyakan kepada para ahli bila terjadi perubahan-perubahan perilaku lainnya.
* Obat [[antikonvulsan]], untuk mengatasi [[kejang]]
* [[Antidepresan]], untuk meredakan [[Depresi (disambiguasi)|depresi]]
* [[Melatonin]], untuk mengatasi gangguan tidur
 
Pasien juga perlu mengonsumsi makanan bergizi seimbang. Hal ini karena ada dugaan konsumsi [[gluten]] dan produk susu dapat memperparah gejala autisme. Meski begitu, tidak ada bukti yang menyatakan bahwa pantangan terhadap produk tersebut bermanfaat untuk penderita autisme.
== Prognosis ==
Diperkirakan terdapat 400.000 individu dengan autisme di Amerika Serikat. Sejak tahun 80 – an, bayi-bayi yang lahir di California – AS, diambil darahnya dan disimpan di pusat penelitian Autisme. Penelitian dilakukan oleh Terry Phillips, seorang pakar kedokteran saraf dari Universitas George Washington. Dari 250 contoh darah yang diambil, ternyata hasilnya mencengangkan; seperempat dari anak-anak tersebut menunjukkan gejala autis. National Information Center for Children and Youth with Disabilities (NICHCY) memperkirakan bahwa autisme dan PDD pada tahun 2000 mendekati 50 – 100 per 10.000 kelahiran. Penelitian Frombonne ([[Study Frombonne]]: 2003) menghasilkan prevalensi dari autisme beserta spektrumnya (Autism Spectrum Disorder/ASD) adalah: 60/10.000 – [[best current estimate]] dan terdapat 425.000 penyandang ASD yang berusia dibawah 18 tahun di Amerika Serikat. Di Inggris, data terbaru adalah: 62.6/10.000 ASD. Autisme secara umum telah diketahui terjadi empat kali lebih sering pada anak laki-laki dibandingkan yang terjadi pada anak perempuan. Hingga saat ini penyebabnya belum diketahui secara pasti. Saat ini para ahli terus mengembangkan penelitian mereka untuk mengetahui sebabnya sehingga mereka pun dapat menemukan ‘obat’ yang tepat untuk mengatasi fenomena ini. Bidang-bidang yang menjadi fokus utama dalam penelitian para ahli, meliputi; kerusakan secara neurologis dan ketidakseimbangan dalam otak yang bersifat biokimia. Dr. Ron Leaf saat melakukan seminar di Singapura pada tanggal 26 – 27 Maret 2004, menyebutkan beberapa faktor penyebab autisme, yaitu:
 
== Komplikasi ==
* [[Genetic]] susceptibility – different genes may be responsible in different families
* [[Chromosome]] 7 – speech / language chromosome
* Variety of [[problems]] in [[pregnancy]] at birth or even after birth
 
Autisme dapat menimbulkan beberapa komplikasi jika penderitanya tidak menjalani pengobatan. Akibatnya, aktivitas sehari-hari penderita dapat terganggu.<ref>{{Cite journal|last=Capal|first=Jamie K.|last2=Macklin|first2=Eric A.|last3=Lu|first3=Frances|last4=Barnes|first4=Gregory|date=2020-04-01|title=Factors Associated With Seizure Onset in Children With Autism Spectrum Disorder|url=http://dx.doi.org/10.1542/peds.2019-1895o|journal=Pediatrics|volume=145|issue=Supplement_1|pages=S117–S125|doi=10.1542/peds.2019-1895o|issn=0031-4005}}</ref>
Meskipun para ahli dan praktisi di bidang autisme tidak selamanya dapat menyetujui atau bahkan sependapat dengan penyebab-penyebab di atas. Hal terpenting yang perlu dicatat melalui hasil penelitian-penelitian terdahulu adalah bahwa gangguan autisme tidak disebabkan oleh faktor-faktor yang bersifat psikologis, misalnya karena orang tua tidak menginginkan anak ketika hamil.
 
Beberapa komplikasi yang dapat muncul akibat autisme adalah:
Bagaimana di Indonesia? Belum ditemukan data yang akurat mengenai keadaan yang sesungguhnya di Indonesia, tetapi dalam suatu wawancara di Koran Kompas; Dr. Melly Budhiman, seorang Psikiater Anak dan Ketua dari Yayasan Autisme Indonesia menyebutkan adanya peningkatan yang luar biasa. “Bila sepuluh tahun yang lalu jumlah penyandang autisme diperkirakan satu per 5.000 anak, sekarang meningkat menjadi satu per 500 anak” (Kompas: 2000). Tahun 2000 yang lalu, Dr. Ika Widyawati; staf bagian Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia memperkirakan terdapat kurang lebih 6.900 anak penyandang autisme di Indonesia. Jumlah tersebut menurutnya setiap tahun terus meningkat. Hal ini sungguh patut diwaspadai karena jika penduduk di Indonesia saat ini mencapai lebih dari 160 juta, kira-kira berapa orang yang terdata sungguh-sungguh menyandang austime beserta spektrumnya?
 
* Gangguan sensorik, seperti merasa sensitif dan marah pada lampu yang terang dan suara berisik, atau tidak dapat merespons [[sensasi]] sensorik seperti panas, dingin, atau nyeri
== Perkembangan penelitian autisme ==
* Kejang pada penderita autisme dengan epilepsi, yang dapat memicu penurunan kemampuan dalam aktivitas sehari-hari dan peningkatan perasaan marah dan sensitif
Penelitian mengenai autisme pertama kali diprakarsai oleh seorang [[psikiater]] asal Amerika Serikat, [[Leo Kanner]], pada tahun [[1943]].<ref name="kanner">{{en}} [http://sfari.org/news-and-opinion/classic-paper-reviews/2007/leo-kanners-1943-paper-on-autism-commentary-by-gerald-fischbach#fn:1 Leo Kanner's 1943 paper on autism], ''Simons Foundation Autism Research Initiative''. Diakses pada 2 Juli 2013.</ref> Melalui makalah risetnya yang berjudul "''Autistic Disturbances of Affective Contact''", Kanner mendiagnosa sebelas orang anak yang memiliki gangguan yang sama dan mendeskripsikannya sebagai "autisme".<ref name="kanner"/> Pada masa itu, anak-anak penderita autisme dianggap sebagai anak yang bodoh dan terbelakang bukan sebagai anak yang mengalami [[gangguan perkembangan]].<ref name="kanner"/> Hasil penelitian yang dilakukan Kanner ini kemudian menjadi titik tolak perkembangan penelitian autisme serta perubahan pandangan masyarakat terhadap anak-anak yang menderita autisme.
* Masalah pada pencernaan
* Gangguan tidur
 
Gejala pada penderita autisme yang berkaitan dengan gangguan interaksi dan aktivitas sosial juga dapat berdampak pada kualitas hidupnya.<ref>{{Cite web|title=Autism Complications|url=https://www.healthline.com/health/autism-complications|website=Healthline.com|access-date=26 Agustus 2022}}</ref> Penderita dapat mengalami masalah seperti:
Tahun 1960 penanganan anak dengan autisme secara umum didasarkan pada model [[psikodinamika]], menawarkan harapan akan pemulihan melalui ''experiential manipulations'' (Rimland, 1964). Namun model psikodinamika dianggap tidak cukup efektif. Pada pertengahan tahun 1960-an, terdapat sejumlah laporan penelitian bahwa pelaku psikodinamik tidak dapat memberikan apa yang mereka janjikan (Lovaas, 1987). Melalui berbagai literatur, dapat disebutkan beberapa ahli yang memiliki perbedaan filosofis, variasi-variasi treatment dan target-target khusus lainnya, seperti:
* [[Rimland]] (1964): Meneliti karakteristik orang tua yang memiliki anak dengan autisme, seperti: pekerja keras, pintar, obsesif, rutin dan detail. Ia juga meneliti penyebab autisme yang menurutnya mengarah pada [[faktor biologis]].
* [[Bettelheim]] (1967): Ide penyebab autisme adalah adanya penolakan dari orang tua. ''Infantile Autism'' disebabkan harapan orang tua untuk tidak memiliki anak, karena pada saat itu psikoterapi yang sangat berpengaruh, maka ia menginstitusionalkan 46 anak dengan autistime untuk keluar dari stress berat. Namun tidak dilaporkan secara detail kelanjutan dari hasil pekerjaannya tersebut.
* [[Delacato]] (1974): Autisme disebabkan oleh ''Brain injured''. Sebagai seorang [[Fisioterapi]] maka Delacato memberikan ''treatment'' yang bersifat [[sensoris]]. Pengaruh ini kemudian berkembang pada Doman yang dikemudian hari mengembangkan metode [[Gleen Doman]].
* [[Lovaas]] (1987): Mengaplikasikan teori [[Skinne]] dan menerapkan ''Behavior Modification'' kepada anak-anak berkebutuhan khusus, termasuk anak dengan autistisme di dalamnya. Ia membuat program-program intervensi bagi anak-anak berkebutuhan khusus yang dilakukannya di [[UCLA]]. Dari hasil program-program Lovaas, anak-anak dengan autisme mendapatkan program modifikasi perilaku yang kemudian berkembang secara professional dalam jurnal-jurnal psikologi.
 
* Ketidakmampuan untuk hidup mandiri
== Lihat pula ==
* Gangguan [[mental]], seperti [[stres]], depresi, cemas, gangguan [[Mood (disambiguasi)|mood]], dan perilaku impulsif
* [[Sindrom Asperger]]
* Ketidakmampuan untuk mengikuti pelajaran
* [[ADHD]]
* [[Gangguan spektrum autisme]] (ASD)
 
== ReferensiPencegahan ==
{{reflist}}
 
Autisme sulit untuk dicegah, karena penyebabnya belum diketahui. Namun, dokter dapat menganjurkan beberapa hal untuk dilakukan oleh ibu hamil sebagai upaya mengurangi risiko anak terlahir dengan autisme, yaitu:
== Pranala luar ==
 
{{Commons cat|Autism}}
* Menjalani pola hidup sehat, misalnya dengan menjalani pemeriksaan kehamilan secara berkala, mengonsumsi makanan bergizi seimbang, dan berolahraga secara rutin
* [http://rumahautis.org Rumah Autis]
* Menghindari konsumsi minuman [[Minuman beralkohol|beralkohol]] selama masa kehamilan
* [http://autisme.or.id Yayasan Autisma Indonesia (YAI)]
* Berkonsultasi dengan dokter jika perlu mengonsumsi obat-obatan tertentu selama masa kehamilan
* [http://autisme-cimahi.or.id Anakku Autis]
* Memastikan sudah mendapatkan [[vaksin]] sebelum hamil, terutama vaksin [[Rubela|rubella]]
* [http://www.homepbs.com Autisme]
* Melakukan pemeriksaan dan mengikuti saran dokter jika terkena penyakit, terutama jika didiagnosis menderita penyakit celiac atau [[fenilketonuria]] (PKU)<ref>{{Cite web|title=Autism Spectrum Disorder|url=https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/autism-spectrum-disorder/symptoms-causes/syc-20352928#:~:text=Autism%20spectrum%20disorder%20is%20a,and%20repetitive%20patterns%20of%20behavior.|website=Mayoclinic.org|access-date=26 Agustus 2022}}</ref><ref>{{Cite web|last=MD|first=Smitha Bhandari|title=Can You Prevent Autism?|url=https://www.webmd.com/brain/autism/can-you-prevent-autism|access-date=26 Agustus 2022}}</ref>
* {{dmoz|Health/Mental_Health/Disorders/Neurodevelopmental/Autism_Spectrum}}
 
* [http://www.sahabatwanita.com/sekilas-tentang-terapi-untuk-anak-penderita-autis/ Terapi untuk Anak Autis]
== Referensi ==
* [http://www.yayasanbaik.co.id/index_i.html Terapi ABA untuk Anak Autis - Yayasan Baik Indonesia]
 
[[Kategori:Autisme| ]]