Karya ilmiah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Memperbaiki teks
k Membatalkan 1 suntingan oleh Fillia Nur Qhalesha (bicara) ke revisi terakhir oleh Sabil Khoer Al Munawar(Tw)
Tag: Pembatalan
 
(29 revisi perantara oleh 26 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
'''Karya ilmiah''' adalah hasil [[karya]] yang diperoleh dari kegiatan [[menulis]] dengan menerapkan [[Konvensi (norma)|konvensi]] [[Ilmu|imiahilmiah]]. Penulisan karya ilmiah menggunakan [[logika]] [[Pikiran|berpikir]] dan [[gaya bahasa]] yang [[sistematis]]. Tiap jenis karya ilmiah memiliki gaya penulisan yang berbeda. Karya ilmiah dapat berbentuk [[laporan penelitian]], [[artikel]], makalah, dan [[buku referensi]].{{Sfn|Suyono, dkk.|2016|p=1}} Berdasarkan kandungan isinya, karya ilmiah dapat dikelompokkan menjadi laporan hasil pengkajian atau penelitian maupun tinjauan, ulasan, atau [[gagasan]] ilmiah. Menurut kandungan isinya, karya ilmiah dapat berbentuk laporan penelitian, artikel hasil penelitian, artikel gagasan [[Konsep|konseptual]], atau [[makalah]].{{Sfn|Suyono, dkk.|2016|p=5}}
 
Karya ilmiah ditulis dengan memperhatikan aspek bahasa dan teknik penulisan.{{Sfn|Das dan Halik|2019|p=1}} Bahan tulisan dalam karya ilmiah merupakan hasil kajian atau hasil penelitian ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Di dalam bahan tulisan terkandung kebenaran dan kemanfaatan untuk kepentingan kemaslahatan. Penyusunan bahan tulisan ilmiah berdasarkan pada sistematika ilmiah, organisasi tulisan, bahasa tulisan, dan penyajian hasil kajian atau penelitian ilmiah.{{Sfn|Das dan Halik|2019|p=2}} Penulisan karya ilmiah dilakukan dengan menyertakan gagasan atau klaim [[penulis]], [[fakta]], [[data]], pendapat para [[Pakar|ahli]], hasil-hasil penelitian, [[teori]]-teori yang relevan, [[penalaran]], [[bahasa]], dan tampilan [[Komunikasi visual|visual]].{{Sfn|Suyono, dkk.|2016|p=3}} Dalam penulisan karya ilmiah digunakan kaidah yaitu logis, [[Objektivitas|objektif]], sistematis, andal, desain, dan akumulatif.{{Sfn|Suyono, dkk.|2016|p=1}} Tahapan penulisan karya ilmiah meliputi pemilihan [[topik]], penyusun [[Kerangka acuan|kerangka]] penulisan, penulisan [[kalimat]] dan [[paragraf]] ilmiah, dan penyusun sistematika karya ilmiah.{{Sfn|Suyono, dkk.|2016|p=15}}

Penulisan karya ilmiah harus memperhatikan [[Kode etik profesi|kode etik]] kepenulisan. Kode etik diterapkan dalam [[Norma (disambiguasi)|norma]] yang berkaitan dengan [[Kutipan|pengutipan]], [[Rujukan|perujukan]], perizinan terhadap bahan yang digunakan, dan penyebutan sumber data atau [[informasi]]. Penulis harus menyebutkan rujukan secara jujur terhadap bahan atau gagasan yang bersumber dari pemikiran atau tulisan orang lain.{{Sfn|Suyono, dkk.|2016|p=8}}
 
== Konsep dasar ==
Dalam karya ilmiah, pembuktian adalah '''[https://www.soalut.com/search/label/Kunci%20Jawaban kunci jawaban]''' terhadap suatu permasalahan dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, jawaban itu merupakan jawaban akhir terhadap permasalahan. Kedua, jawaban tersebut harus menjadi jawaban yang paling benar dengan penambahan pembuktian lanjutan. Jawaban pertama merupakan kesimpulan yang nantinya sangat diperlukan sebagai suatu [[tesis]]. Sedangkan jawaban kedua merupakan kesimpulan sementara yang nantinya diperlukan sebagai [[hipotesis]].{{Sfn|Suyanto dan Jihad|2009|p=27-28}} Penulisan karya ilmiah hanya dapat dilakukan setelah timbul suatu masalah. Masalah yang ada kemudian dibahas atau dijawab melalui kegiatan penelitian. Setelah jawaban-jawaban penelitian tersebut sudah didapatkan, penulisan karya ilmiah masih harus dibuktikan kebenarannya. Jawaban ilmiah dapat diperoleh melalui sumber-sumber informasi yang mendukung jawaban yang telah didapatkan. Jawaban permasalahan yang ada pada penelitian dapat menerima atau menolak hipotesis yang ada. Pada akhir penulisan karya ilmiah selalu dikemukakan suatu kesimpulan dan rekomendasi. Kesimpulan merupakan pemikiran terakhir dari proses telaah daladata penelitian, sedangkan rekomendasi merupakan langkah lanjutan dalam menyelesaikan permasalahan yang ditimbulkan.{{Sfn|Suyanto dan Jihad|2009|p=28-29}}
 
Karya ilmiah merupakan serangkaian kegiatan penulisan yang didasari oleh hasil pengkajian yang sistematis. Dalam penulisannya digunakan [[metode ilmiah]] untuk mendapatkan jawaban secara ilmiah terhadap permasalahan yang muncul. Jawaban ilmiah diperjelas dengan ketersediaan bahan pustaka yang melengkapi teori-teori atau konsep-konsep yang relevan dengan permasalahan yang ingin dijawab. Penulis karya ilmiah harus terampil dan teliti dalam membaca dan mencatat konsep-konsep serta teori-teori yang mendukung karya ilmiahnya.{{Sfn|Suyanto dan Jihad|2009|p=27}} Penulisan karya ilmiah harus dilandasi dengan pengumpulan data dari kenyataan tentang masalah yang diteliti. Kenyataan harus berlandaskan fakta yang diperoleh langsung dari lokasi penelitian.{{Sfn|Suyanto dan Jihad|2009|p=29-30}}
Baris 14 ⟶ 16:
 
=== Objektif ===
Dalam karya ilmiah, objektif berarti adanya kesesuaian antara data dan informasi yang disajikan dengan fakta. Penyajian data dan informasi dalam karya ilmiah perlu didukung dengan [[pembuktian]].<ref>{{Cite web|title=Karya Tulis Ilmiah: Pengertian, Manfaat, Struktur, Jenis dan Cara Membuat|url=https://www.hadisurahman.id/2023/01/karya-tulis-ilmiah.html|language=id|access-date=2023-01-04|archive-date=2023-01-04|archive-url=https://web.archive.org/web/20230104045030/https://www.hadisurahman.id/2023/01/karya-tulis-ilmiah.html|dead-url=yes}}</ref> Bentuk pembuktian dapat berupa teori atau fakta yang telah teruji keabsahannya. Pemberian bukti berbentuk teori dan fakta dilakukan dengan mengumpulkan berbagai jenis [[bahan pustaka]]. Keberadaan bahan pustaka menjadi penunjang informasi dalam karya ilmiah.{{Sfn|Suyono, dkk.|2016|p=2}}
 
=== Sistematis ===
Baris 20 ⟶ 22:
 
=== Andal ===
Karya ilmiah yang andal berarti kebenaran yang dimiliki di dalamnya telah teruji dari segi data dan informasi. Pengkajian ulang terhadap atadata dan informasi masih dapat dilakukan untuk memperkuat hasil pengujian keabsahan. Keandalan data dan informasi yang diperoleh dapat dicapai dengan [[perencanaan]] dan penggunaan metode pengumpulan data yang tepat.{{Sfn|Suyono, dkk.|2016|p=2}}
 
=== Desain ===
Baris 65 ⟶ 67:
 
=== Aspek keterkaitan ===
Karya ilmiah memperhatikan keterkaitan hubungan antarbagian yang satu dengan yang lain di dalam tulisan. Tiap bagian di dalam karya ilmiah harus saling berkaitan dengan subbagiannya. Bagian-bagian yang salin terkait ini kemudian membentuk satu kesatuan karya tulis dan mejadimenjadi sebuah [[sistem]] yang utuh dari awal hingga akhir.{{Sfn|Ahyar|2015|p=133}}
 
=== Aspek urutan ===
Dalam karya ilmiah, urutan merupakan pola tentang sesuatu yang harus didahulukan untuk ditampilkan dan sesuatu yang dapat ditampilkan kemudian. Urutan juga dapat berkaitabberkaitan dengan penyampaian hal yang paling mendasar ke hal yang bersifat pengembangan. Suatu karangan ilmiah harus mengikuti urutan pola pikir tertentu. Bagian pendahuluan hanya memaparkan dasar-dasar berpikir secara umum. Sedangkan landasan teori merupakan kerangka analisis yang akan memberikan pembahasan secara detail dan lengkap. Pada akhir pembahasan, diberi [[kesimpulan]] atas pembahasan sekaligus sebagai penutup karangan ilmiah.{{Sfn|Ahyar|2015|p=133-134}}
 
=== Aspek argumentasi ===
Baris 74 ⟶ 76:
 
=== Aspek bahasa ===
Dalam karya ilmiah, penggunaan [[bahasa]] disusun dengan baik, benar dan ilmiah. Kualitas keilmiahan suatu karya ilmiah ditentukan oleh ketepatan dalam penggunaan bahasa.{{Sfn|Ahyar|2015|p=134}} .
 
=== Aspek teknik penyusunan ===
Dalam karya ilmiah, pola penyusunan digunakan secara konsisten. Karya ilmiah harus disusun dengan pola penyusunan tertentu yanngyang bersifat baku dan [[universal]]. Pola penyusunan menjadi syarat multakmutlak yang harus dipenuhi dalam menyusun karya ilmiah.{{Sfn|Ahyar|2015|p=134}}
 
== Jenis-jenis ==
Baris 87 ⟶ 89:
 
==== Artikel hasil penelitian ====
Artikel hasil penelitian merupakan laporan penelitian yang dipublikasikan kepada [[masyarakat]]. Isi artikel hasil penelitian merupakan rangkuman dari laporan penelitian. Sebuah artikel ilmiah hasil penelitian ditulis dalam 12— 20 halaman isi. Penulisan artikel hasil penelitian disesuaikan dengan konvensi [https://journal.uinsgd.ac.id/ jurnal] yang menjadi tempat publikasinya. Isi artikel ilmiah hasil penelitian dapat berupa ringkasan menyeluruh atau sebagian dari informasi dari laporan penelitian. Sebuah artikel hasil penelitian memiliki judul, identitas penulis, abstrak, kata kunci, pendahuluan, metode, pembahasan, simpulan dan saran serta daftar rujukan. Artikel ilmiah hasil penelitian memiliki isi yang sangat ringkas tetapi mencakup keseluruhan isi dari laporan penelitian. Bahasa yang digunakan di dalam artikel ilmiah hasil penelitian dipilih dengan menerapkan prinsip kemudahan dan kedekatan dengan pembaca. Kebakuan bahasa dan penggunaan kata yang tepat tetap diperhatikan.{{Sfn|Suyono, dkk.|2016|p=6}}
 
==== Artikel gagasan konseptual ====
Baris 95 ⟶ 97:
Makalah merupakan jenis karya ilmiah yang berkaitan dengan lingkungan [[Akademi|akademik]] dari siswa dan mahasiswa. Isi makalah merupakan kajian atau ulasan ilmiah sebagai hasil gagasan pribadi penulis yang disajikan dalam bentuk tulisan. Makalah harus mengandung solusi penyelesaian dari suatu permasalahan. Bagian isi dari makalah terdiri dari prosedur atau metode pemecahan masalah, pembahasan, dan simpulan. Berdasarkan prosedur pemecahan masalah, makalah dapat dibedakan menjadi makalah deduktif dan makalah induktif. Makalah deduktif adalah makalah yang menggunakan cara berpikir [[rasional]] atau melalui telaah [[Pustaka|kepustakaan]] dalam pemecahan masalahnya. Makalah induktif adalah makalah yang menggunakan cara berpikir empiris melalui data dan fakta yang diperoleh dari lapangan untuk pemecahan masalahnya. Berdasarkan kandungan informasi yang disajikan, makalah dibedakan menjadi makalah informatif dan makalah solutif. Makalah informatif berisi konsep, teori atau informasi mengenai suatu topik secara rinci. Makalah solutif berisi ulasan permasalahan beserta solusi dari penulis.{{Sfn|Suyono, dkk.|2016|p=7}} Penulisan makalah dapat mencapai panjang 7—20 halaman. Bagian-bagian dari sebuah makalah meliputi judul, identitas penulis, pendahuluan, pembahasan, penutup, dan daftar rujukan. Makalah tidak mencantumkan bagian abstrak dan kata kunci. Selain itu, makalah tidak terlalu memperhatikan kelengkapan data yang dilampirkan dan kepadatan sajian.{{Sfn|Suyono, dkk.|2016|p=7-8}}
 
Makalah juga dapat dibedakan berdasarkan fungisnya yaitu makalah kerja, makalah tugas dan makalah penelitian. Makalah kerja yaitu pengkajian suatu permasalahan secara sistematik, jelas, dan logis di dalam suatu tulisan. Makalah tugas merupakan makalah yang ditulis untuk memenuhi sebagian dari pernyaratan menyelesaikan suatu mata kuliah atau mata pelajaran dan sebagai [[laporan]] tentang kemampuan dalam memahami suatu ilmu. Pembahasan suatu masalah di dalam makalah tugas tidak terlalu mendalam. Sedangkan makalah penelitian merupakan hasil penelitian lapangan dalam skala kecil yang disajikan dalam bentuk tulisan.{{Sfn|Rosmiati|2017|p=88}}b
 
==== Kertas kerja ====
Baris 111 ⟶ 113:
Disertasi merupakan karya ilmiah yang dibuat oleh mahasiswa pada jenjang pendidikan tinggi di tingkat doktor. Kandungan isi di dalam disertasi lebih rumit dibandingkan tesis. Disertasi berbentuk pemaparan dari diskusi yang sifatnya akademis.{{Sfn|Widodo|2018|p=68}} Disertasi juga diartikan sebagai pemaparan dari diskusi dengan menyertakan sebuah pendapat atau argumen.{{Sfn|Widodo|2018|p=69}}
 
== PenulisanTeknik penulisan ==
Teknik penulisan karya ilmiah memperhatikan proses dan norma yang berkaitan dengan gaya penulisan dalam membuat pernyataan ilmiah. Selain itu, juga memperhatikan teknik notasi dalam menyebutkan sumber pengetahuan ilmiah. Penulisan karya ilmiah menggunakan bahasa yang baik dan benar. Kegiatan penulisan karya ilmiah dimulai dengan penentuan tema. Setelah itu, dilakukan pemilihan dan pengumpulan bahan serta pengorganisasian bahan. Bahan yang disiapkan kemudian dipikirkan menjadi sebuah gagasan pengetahuan yang memiliki [[metodologi]]. Gagasan yang telah ada kemudian diubah ke dalam bentuk tulisan dengan menentukan penggunaan kata, kalimat, tanda baca dan aturan pengutipan. Setelah gagasan dituliskan, diadakan pemeriksaan ulang.{{Sfn|Das dan Halik|2019|p=2}}
 
Selain itu, untuk membangun gagasan dan menghasilkan karya ilmiah yang memenuhi standar keilmiahan, tentu karya ilmiah harus ditulis berdasarkan [https://hybernasi.com/sistematika-penulisan-karya-ilmiah-yang-benar-yuk-ikuti-langkah-langkahnya/ sistematika kepenulisan] yang baik dan benar. Untuk itu, suatu karya ilmiah sekurangnya mengandung beberapa unsur, antara lain; judul, abstrak, pendahuluan, metodologi, hasil, pembahasan, dan daftar pustaka. Dengan kata lain, tanpa mengindahkan struktur-struktur pembangun ini karya ilmiah tidak layak disebut sebagai dokumentasi ilmu dan penelitian.
 
=== Pengutipan ===
Dalam penulisan karya ilmiah dilakukan pengutipan dengan menggunakan [[notasi ilmiah]]. Cara pertama dalam pengutipan yaitu menggunakan [[singkatan]] dan [[catatan kaki]] pada halaman tempat kutipan itu berada. Cara kedua yaitu melakukan penutipanpengutipan tanpa singkatan dan catatan kaki pada halaman tempat kutipan itu berada. Kutipan dengan singkatan dan catatan kaki mempunyai daftar keterangan khusus yang ditulis di bagian bawah setiap lembaran atau akhir bab karangan ilmiah. Setiap nomor kutipan diberi catatan kaki di bagian bawah. Catatan kaki mencakup nama pengarang, judul buku, nama penerbit, tempat diterbitkan, tahun penerbitan, dan nomor halaman yang dikutip.{{Sfn|Zulmiyetri, dkk.|2019|p=12}}
 
Penggunaan ulang sumber kutipan tidak perlu ditulis lengkap. Pada pengulangan digunakan singkatan, yakni ibid., op cit., loc. Cit. Ibid. digunakan untuk menyatakan sumber yang sama yang telah disebut sebelumnya. PenutipanPengutipan sumber tanpa diikuti dengan sumber yang lain dan menunjuk pada [[Halaman (kertas)|halaman]] yang berbeda. Op. cit. digunakan untuk menyatakan penyebutan sumber yang sama, tetapi diikuti dengan sumber lain dan menunjuk pada halaman yang berbeda. Loc. Cit digunakan untuk menyatakan sumber yang sama dan menunjuk pada halaman yang sama.{{Sfn|Zulmiyetri, dkk.|2019|p=12-13}} Karya ilmiah tidak wajib memiliki catatan kaki pada halaman tempat kutipan itu berada. Peran catatan kaki dapat diganti dengan penembahan keterangan pada akhir kutipan. Keterangan ini berisi nama pengarang, tahun penerbitan, dan halaman yang dikutip.{{Sfn|Zulmiyetri, dkk.|2019|p=13}}
 
== Manfaat ==
Baris 133 ⟶ 138:
 
=== Kewajaran ===
Dalam karya ilmiah, kode etik merupakan seperangkat [[Norma (disambiguasi)|norma]] yang perlu dipatuhi. Norma ini berkaitan dengan pengutipan, perujukan, perizinan terhadap bahan yang digunakan, dan penyebutan sumber data atau informasi. Dalam penulisan karya ilmiah, penulis harus secara jujur menyebutkan rujukan terhadap bahan atau pikiran yang diperoleh dari sumber lain. Penulis karya ilmiah harus menghindarkan diri dari tindak kecurangan yang berupa pengambilan tulisan atau pemikiran orang lain yang kemudian diakui sebagai hasil tulisan atau pemikiran sendiri. Tiap karya ilmiah wajib mencantumkan bahwa karyanya adalah pemikiran sendiri dan bukan pengambil-alihan tulisan atau pemikiran orang lain.{{Sfn|Suyono, dkk.|2016|p=8}}
 
Dalam menulis karya ilmiah, merujuk dan mengutip merupakan kegiatan yang wajar. Merujuk dan mengutip dianjurkan karena akan membantu pengembangan ilmu. Penulis wajib meminta izin secara tertulis kepada pemilik bahan informasi jika menggunakan bahan dari suatu sumber informasi. Jika pemilik bahan informasi tidak dapat dijangkau, maka penulis harus menjelaskan informasi mengenai cara pengambilan bahan dengan menyebutkan sumbernya. Penjelasan cara pengambilan dapat dibedakan menjadi pengambilan secara utuh, diambil sebagian, hasil modifikasi atau dikembangkan.{{Sfn|Suyono, dkk.|2016|p=8-9}} Perujukan dan pengutipan informasi berupa teori atau data yang dipublikasikan, harus dilengkapi dengan keterangan identitas sumber. Kode etik ini berlaku untuk [[dokumen]] ilmiah dalam bentuk cetak atau noncetak maupun sumber nonilmiah. PenyampainPenyampaian identitas sumber bertujuan untuk menghindari tindak plagiasi dan sebagai informasi bagi pembaca yang hendak mencari rujukan asli dari informasi yang dikutip. Perujukan dan pengutipan harus disertai dengan penulisan daftar rujukan.{{Sfn|Suyono, dkk.|2016|p=9}}
 
==== Bersikap jujur ====
Karya ilmiah yang disajikan bukan merupakan milik orang lain. Penulis karya ilmiah harus secara jujur membedakan antara pendapatnya dan pendapat orang lain yang dikutip. Pengutipan pernyataan dari orang lain harus menyebutkan sumbernya. Ini sebagai bentuk pengakuan atau penghargaan terhadap pendapat orang lain.{{Sfn|Das dan Halik|2019|p=3}}
 
==== Bersikap rendah hati ====
Karya ilmiah tidak perlu menggunakan kata-kata atau istilah-istilah asing dalam konteks yang tidak tepat. Penulis tidak harus memamerkan kemampuannya dalam berbahasa asing. Penggunaan kata asing di dalam tulisan hanya diperlukan jika dalam bahasa penulisan belum ada padanan kata yang sesuai dan tepat. Pengutipan dan perujukan silang juga tidak perlu memuat literatur-literatur yang tidak relevan dengan topik karya tulis ilmiah. Kekayaan literatur tidak perlu dipamerkan di dalam catatan kaki maupun dalam daftar pustaka.{{Sfn|Das dan Halik|2019|p=3}}
 
==== Bertanggung jawab ====
Dalam karya ilmiah, penulis bertanggung jawab atas informasi dan analisis yang diungkapkan. Penulis tidak boleh menyatakan kesalahan yang terdapat dalam karya tulis itu kepada orang lain atau pihak lain. Keaslian isi, gagasan dan makna di dalam karya ilmiah harus dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Pertanggung jawaban juga berlaku bagi metodologi yang digunakan maupun hasil penelitiannya.{{Sfn|Das dan Halik|2019|p=3}}
 
==== Bersikap terbuka ====
Bersikap terbuka, memberikan kesempatan kepada pihak lain untuk memeriksa kembali kesahihan data dan fakta yang dikemukakan dalam karya tulis ilmiah itu. Sikap inklusif menegaskan karya tulis ilmiah terbuka untuk diverifikasi secara kontiniu sehingga karya ilmiah tersebut terbuka untuk dilakukan perbaikan secara berkelanjutan.{{Sfn|Das dan Halik|2019|p=3-4}}
 
==== Bersikap cermat ====
Penulis karya ilmiah harus cermat dalam mengemukakan data, pernyataan, penulisan keterangan penulis dan penerbit serta ejaan dan tanda baca. Penulisan karya ilmiah yang memiliki banyak kesalahan data dan kesalah penulisan menunjukkan rendahnya etika dan tradisi ilmiah seseorang. Kesalahan dalam penulisan huruf, kata, atau kalimat dapat memberikan makna yang berbeda dan merusak tatanan karya ilmiah.{{Sfn|Das dan Halik|2019|p=4}}
 
==== Bersikap objektif ====
Dalam menulis karya ilmiah, merujuk dan mengutip merupakan kegiatan yang wajar. Merujuk dan mengutip dianjurkan karena akan membantu pengembangan ilmu. Penulis wajib meminta izin secara tertulis kepada pemilik bahan informasi jika menggunakan bahan dari suatu sumber informasi. Jika pemilik bahan informasi tidak dapat dijangkau, maka penulis harus menjelaskan informasi mengenai cara pengambilan bahan dengan menyebutkan sumbernya. Penjelasan cara pengambilan dapat dibedakan menjadi pengambilan secara utuh, diambil sebagian, hasil modifikasi atau dikembangkan.{{Sfn|Suyono, dkk.|2016|p=8-9}} Perujukan dan pengutipan informasi berupa teori atau data yang dipublikasikan, harus dilengkapi dengan keterangan identitas sumber. Kode etik ini berlaku untuk [[dokumen]] ilmiah dalam bentuk cetak atau noncetak maupun sumber nonilmiah. Penyampain identitas sumber bertujuan untuk menghindari tindak plagiasi dan sebagai informasi bagi pembaca yang hendak mencari rujukan asli dari informasi yang dikutip. Perujukan dan pengutipan harus disertai dengan penulisan daftar rujukan.{{Sfn|Suyono, dkk.|2016|p=9}}
Dalam karya ilmiah, uraian informasi harus bersifat objektif. Sikap objektif dalam mengemukakan argumentasi dalam sebuah uraian ditandai dengan pemahaman yang memadai tentang aturan-aturan logika. Cara berpikir yang salah dapat dihindari melalui pemahaman terhadap bidang pengetahuan yang ditekuni.{{Sfn|Das dan Halik|2019|p=4}}
 
=== Pelanggaran kode etik ===
 
==== Pemalsuan hasil peneitianpenelitian ====
Pemalsuan hasil umumnya dilakukan oleh [[peneliti]] yang tidak mau melaksanakan kegiatan analisis secara bertahap sesuai dengan desain penelitian. Pengujian keaslian hasil penelitian dilakukan dengan analisis data yang menghasilkan temuan yang relevan dengan tujuan penelitian. Hasil penelitian yang tidak diperoleh melalui analisis data dapat dianggap tidak sah atau palsu.{{Sfn|Suyono, dkk.|2016|p=9}} Pemalsuan hasil penelitian dapat diketahui melalui pencocokan data dan temuan oleh penguji. Kesesuaian data dan temuan akan mudah jika penguji memiliki kepakaran mengenai topik penelitian yang sesuai dengan penelitian.{{Sfn|Suyono, dkk.|2016|p=9-10}}
 
==== Pemalsuan data penelitian ====
[[Pemalsuan]] data terjadi karena adanya proses yang cukup sulit dalam pengumpulan data penelitian. Keaslian data penelitian dapat diketahui jika pengujian hasil peneltianpenelitian dilakukan oleh pakar yang sesuai dengan bidang dan topik penelitian. Pemalsuan data secara eseluruhankeseluruhan atau sebagian merupakan pelanggaran kode etik. Pengecekan keaslian data penelitian pada pengujian dilakukan dengan mempertanyakan kesesuaian proses pengumpulan data, instrumen pengumpulan data, dan bentuk data. Pemalsuan data dapat dicegah dengan pengujian yang dilakukan oleh tim ahli yang menguasai bidang metodologi penelitian.{{Sfn|Suyono, dkk.|2016|p=10}}
 
==== Pencurian proses dan hasil penelitian ====
Pengambilan ide, informasi, data dan haslilhasil kegiatan penelitian tanpa pencantuman identitas sumber secara jelas dan lengkap, termasuk dalam bentuk [[Plagiarisme|plagiasi]]. Tindakan pencurian ini terjadi jika karya ilmiah membuat pembaca berpikiran bahwa ide, informasi, data, dan atau hasil kegiatan ilmiah yang ditulis merupakan karya asli penulis. Pelaku plagiasi dapat dikenakan [[sanksi]] yang tegas secara akademik maupun [[pidana]].{{Sfn|Suyono, dkk.|2016|p=10}}
 
==== Perbuatan tidak adil terhadap sesama peneliti ====
Baris 163 ⟶ 186:
 
# {{cite book|last=Ahyar|first=Juni|date=|year=2015|url=https://repository.unimal.ac.id/2045/1/Bahasa%20Indonesia%20dan%20Penulisan%20Ilmiah.pdf|title=Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah|location=Lhokseumawe|publisher=BieNa Edukasi|isbn=978-602-1068-05-2|pages=|ref={{sfnref|Ahyar|2015}}|url-status=live}}
#{{cite book|last=Das, S. W. H., dan Halik, A.|first=|date=|year=2019|url=http://repository.iainpare.ac.id/1056/1/BUKU%20PEDOMAN%20PENULISAN%20KTI.pdf|title=Kiat Menulis Karya Ilmiah; Skripsi dan Tesis|location=Gowa|publisher=Alauddin University Press|isbn=978-602-237-779-5|pages=|ref={{sfnref|Das dan Halik|2019}}|url-status=live}}
# {{cite book|last=Rosmiati|first=Ana|date=|year=2017|url=http://repository.isi-ska.ac.id/1395/3/Dasar-Dasar%20Penulisan%20Ilmiah.pdf|title=Dasar-dasar Penulisan Ilmiah|location=Surakarta|publisher=ISI Press|isbn=978-602-60651-8-6|pages=|ref={{sfnref|Rosmiati|2017}}|url-status=live}}
# {{cite book|last=Suyanto dan Jihad, A.|first=|date=|year=2009|url=https://subagiowaluyo.com/wp-content/uploads/2018/04/Buku-Betapa-Mudah-Menulis-Karya-Ilmiah.pdf|title=Betapa Mudah Menulis Karya Ilmiah|location=Yogyakarta|publisher=Penerbit Eduka|isbn=978-979-18882-64|pages=|ref={{sfnref|Suyanto dan Jihad|2009}}|url-status=live}}