Pulau Flores: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Pengembalian manual Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
|||
(43 revisi perantara oleh 19 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{kegunaan lain|Flores}}
{{kegunaan lain|Flores}}
{{Short description|Pulau Kepulauan Sunda Kecil di Indonesia}}
{{about|pulau Indonesia|pulau Portugis|Pulau Flores (Azores)|penggunaan lain}}
{{Use dmy dates|date=October 2020}}
{{Infobox islands
|name
|image_name
|image_caption
|map_image
|map_caption
|native_name
|native_name_link
|location
|coordinates=
|archipelago
|total_islands
|major_islands
|area_km2
|area_footnotes
|rank
|
|
|
|
|highest_mount
|elevation_m
|country
|country_admin_divisions_title
|country_admin_divisions
|country_largest_city
|country_largest_city_population
|population
|population_as_of
|density_km2
|ethnic_groups
'''Flores''', dari [[bahasa Portugis]] yang berarti "bunga" adalah sebuah pulau yang berada di wilayah administrasi Provinsi [[Nusa Tenggara Timur]], [[Indonesia]]. Nama Flores berasal dari bahasa Portugis yaitu “cabo de flores “ yang berarti “Tanjung bunga”. Nama tersebut semula di berikan oleh S.M. Cabot untuk menyebut wilayah timur dari pulau Flores. Akhirnya di pakai secara resmi sejak tahun 1636 oleh gubernur jenderal hindia belanda Hendrik Brouwer. Sebuah studi yang cukup mendalam oleh Orinbao (1969) mengungkapkan bahwa nama asli sebenarnya pulau Flores adalah Nusa Nipa (pulau ular) yang dari sudut antropologi, istilah ini lebih bermanfaat karena mengandung berbagai makna filosofis, Kultural, dan Tradisi Ritual masyarakat Flores.▼
▲'''Flores'''
Flores termasuk dalam gugusan [[Kepulauan Sunda Kecil]] bersama Bali dan NTB, dengan luas wilayah sekitar 14.300 km². Penduduk di Flores, pada tahun 2007, mencapai 1,6 juta jiwa. Puncak tertinggi adalah Gunung Ranaka (2350m) yang merupakan gunung tertinggi kedua di [[Nusa Tenggara Timur]], sesudah Gunung Mutis, 2427m di Timor Barat.▼
▲Flores termasuk dalam gugusan [[Kepulauan
Pulau Flores bersama [[Pulau Timor]], [[Pulau Sumba]], dan [[Pulau Alor]] merupakan empat pulau besar di provinsi Nusa Tenggara Timur. Nusa Tenggara Timur merupakan salah satu provinsi kepulauan di Indonesia dengan 566 pulau.
Di sebelah barat pulau Flores, setelah gugusan pulau-pulau kecil tersebut, terdapat [[Pulau Sumbawa]]. Sedangkan di sebelah timur setelah gugusan pulau-pulau kecil tersebut, terdapat Kepulauan Alor. Di sebelah tenggara terdapat [[Timor]]. Di sebelah barat daya terdapat pulau [[Pulau Sumba|Sumba]], di sebelah selatan terdapat [[Laut Sawu]], sebelah utara, di seberang [[Laut Flores]] terdapat [[Pulau Sulawesi|Sulawesi]].
=== Suku ===▼
Suku bangsa Flores adalah percampuran etnis antara [[Melayu]], [[Melanesia]], dan [[Portugis]]. Dikarenakan pernah menjadi Koloni [[Portugis]], maka interaksi dengan kebudayaan [[Portugis]] sangat terasa dalam kebudayaan '''Flores''', baik melalui genetik, agama, dan budaya. Ada beberapa Suku - suku yang terdapat di Pulau Flores yang terdiri dari delapan suku besar antara lain:▼
== Demografi ==
1. [[Suku Lio]]▼
▲=== Suku bangsa ===
[[File:Kaart van etnische en taalkundige verspreiding op de Flores-eilanden.png|thumb|Peta sebaran kelompok etnis dan bahasa di Pulau Flores dan pulau-pulau kecil sekitarnya.]]
▲[[Suku bangsa]] di Flores adalah percampuran etnis antara [[Melayu]], [[Melanesia]], dan [[Portugis]].
; Masyarakat asli
# [[Suku Ende]]
# [[Suku Keo]]
# [[Suku Komodo]]
# [[Suku Lamaholot]]
# [[Suku Nage]]
# [[Suku Ngada]]
# [[Suku Palue]]
# [[Suku Rajong]]
# [[Suku Rembong]]
# [[Suku Riung]]
# [[Suku Rongga]]
# [[Suku Sikka]]
# [[Suku Tana Ai]]
; Pendatang turun-temurun
# [[Suku Bajo Wuring]] (bagian dari masyarakat [[Suku Bajau|Sama-Bajau]] '[[gipsi laut]]' yang lebih besar)
# [[Suku Bima]] (pendatang dari [[Sumbawa]] bagian timur)
# [[Suku Bugis]] (pendatang dari [[Sulawesi]] bagian selatan)
Perbedaan kebudayaan antara
▲6. Manggarai
▲Perbedaan kebudayaan antara sub-suku-bangsa Riung, Nage-Keo, Ende, Lio dan Sikka tidaklah amat besar. Tetapi, Perbedaan antara kelompok sub-suku-bangsa tersebut dengan orang Manggarai dan Bajawa termasuk besar. Seperti halnya dari segi bentuk fisik, ada satu perbedaan yang mencolok. Penduduk Flores mulai dari orang-orang Riung makin ke Timur menunjukkan lebih banyak cirri-ciri Melanesia, seperti penduduk Papua, sedangkan orang Manggarai dan Bajawa ( Ngada ) lebih banyak menunjukkan ciri-ciri Mongoloid-Melayu. Adapun sub-suku-bangsa Larantuka berbeda dari yang lain. Hal ini dikarenakan mereka lebih tercampur dengan mendapat pengaruh unsur-unsur kebudayaan dari lain-lain suku-bangsa Indonesia yang dating dan bercampur di kota Larantuka.
=== Bahasa ===
Berdasarkan hasil perhitungan [[leksikostatistik]] kita dapat membagi beberapa unsur bahasa daerah di Flores yang didasarkan pada perbedaan tiap-tiap suku. Masing-masing suku ini memiliki berbagai macam bahasa dan cara-cara pelafalannya. Secara umum bahasa tersebut berasal dari bahasa Melayu yang turut berkembang menyesuaikan daerah-daerah yang dihuni oleh suku-suku tersebut. Seperti daerah lain di NTT, Manggarai juga mendapat pengaruh pengembaraan dari orang-orang dari seberang, seperti Cina, Jawa, Bugis, Makasar, Belanda dan sebagainya. Maka tidak heran apabila bahasa Manggarai juga memiliki bahasa yang lebih khas terlepas dari ciri-ciri fisiknya yang berbeda dari orang-orang suku lain yang berada di Flores. Walaupun tiap wilayah tertentu memiliki ragam dialektika berbeda tetapi secara umum orang Flores memiliki setidaknya
# '''''Bahasa Lamaholot''''': umumnya dilafalkan oleh orang Flores Timur yang terdiri dari bagian Flores daratan, pulau Adonara, pulau Solor, dan pulau Lembata bagian barat-tengah.
# '''''Bahasa Sikka''''': Secara umum digunakan oleh orang Flores pada wilayah kabupaten Sikka.
# '''''Bahasa Ende
# '''''Bahasa Ngada''''': Pemakaian bahasa ini meliputi masyarakat kabupaten Ngada
# '''''Bahasa Nage-Keo''''': Pemakaian bahasa ini meliputi masyarakat kabupaten Nagekeo.
# '''''Bahasa Manggarai'':''' Penuturnya umumnya orang yang mendiami kabupaten Manggarai termasuk Dikatakan umumnya atau secara umum, karena pada wilayah-wilayah perbatasan tertentu secara geografis dan secara kultur sosial berbeda dan saling berpengaruh sehingga bahasa daerah pada wilayah tersebut juga ikut terpengaruh. Misalnya pada perbatasan kabupaten Flores Timur dan Kabupeten Sikka, pada bagian barat kabupaten Flores Timur ada beberapa wilayah tertentu yang masyarakatnya berbahasa Sikka, begitu juga terjadi di beberapa wilayah lain seperti perbatasan wilayah kabupaten Ende dan Maumere.
Disamping
Masyarakat Flores sudah menganut
▲=== Sistem Kepercayaan ===
▲Masyarakat Flores sudah menganut beberapa ajaran agama modern, seperti Katolik, Islam, Kristen dan lain sebagainya. Namun masih terdapat tradisi leluhur yang dipertahankan. Salah satunya adalah tradisi megalitik di beberapa sub etnis Flores. Misalnya, tradisi mendirikan dan memelihara bangunan-bangunan pemujaan bagi arwah leluhur sebagai wujud penghormatan (kultus) terhadap para leluhur dan arwahnya berawal sejak sekitar 2500 - 3000 tahun lalu dan sebagian diantaranya masih berlangsung sampai sekarang.
Dampak pendirian monumen-monumen tradisi megalitik itu begitu luas mencakup aspek simbolisme, pandangan terhadap kosmos (jagat raya), asal mula kejadian manusia, binatang dan sebagainya. Upacara doa dan mantra, serta berbagai media untuk mengekspresikan simbol-simbol secara fisik dalam kebersamaan. Tradisi megalitik yang berkembang di Pulau Flores awal pemunculannya, tampak pada sisa-sisa peninggalan seperti rancang rumah adat dan monumen-monumen pemujaan terhadap arwah leluhur, termasuk seni ragam hiasnya.
Selain itu, tampak juga pada upacara pemujaan termasuk prosesi doa mantra, pakaian, pelaku seni, seni suara, dan tari serta perlengkapan-perlengkapan upacara (''ubarampe'') dan sebagainya. Tradisi megalitik pun tampak pada tata ruang, fungsi, konstruksi
=== Budaya dan
Tarian yang berasal dari Flores salah satunya adalah [[Caci|tari
== Administrasi ==
Flores adalah bagian dari provinsi [[Nusa Tenggara Timur]]. Pulau ini dibagi menjadi sejumlah 8 [[kabupaten]]; dari barat ke timur sebagai berikut:
# [[kabupaten Manggarai Barat|Manggarai Barat]] dengan ibu kota Labuan Bajo
# [[kabupaten Manggarai|Manggarai]] dengan ibu kota Ruteng
# [[kabupaten Manggarai Timur|Manggarai Timur]] dengan ibu kota Borong
# [[kabupaten Ngada|Ngada]] dengan ibu kota Bajawa
# [[kabupaten Nagekeo|Nagekeo]] dengan ibu kota Mbay
# [[kabupaten Ende|Ende]] dengan ibu kota Ende
# [[kabupaten Sikka|Sikka]] dengan ibu kota Maumere
# [[kabupaten Flores Timur|Flores Timur]] dengan ibu kota Larantuka
# [[Kabupaten Lembata|Lembata]] dengan ibu kota Lewoleba
Baris 116 ⟶ 121:
Di Mataloko, Kabupaten Ngada terdapat sumber panas bumi yang saat ini sedang dikembangkan menjadi sumber listrik. Di Soa, sebelah timur kota Bajawa, ibu kota kabupaten Ngada terdapat tempat pemandian air panas alami. Banyak turis asing yang datang ke sana.
Di Riung, utara kabupaten Ngada, terdapat taman laut 17 Pulau yang seindah Taman laut Bunaken di Manado. Yang unik dari taman laut ini adalah terdapat sebuah pulau yang bernama pulau Kelelawar yang menjadi tempat tinggal ribuan kelelawar.<ref>{{Cite web|url=https://www.merdeka.com/peristiwa/menengok-keindahan-pulau-kelelawar-dan-pulau-pasir-di-ntt.html|title=Menengok keindahan Pulau Kelelawar dan Pulau Pasir di NTT|website=merdeka.com|language=en|access-date=2020-02-12}}</ref>
== Situs arkeologi ==
Baris 148 ⟶ 153:
== Pranala luar ==
* {{Commons category-inline|Flores, Indonesia}}
* [http://www.flores-komodo.com/flores_history.html Flores & Komodo - History] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100324051745/http://www.flores-komodo.com/flores_history.html |date=2010-03-24 }}
{{Pulau di Nusa Tenggara Timur}}
{{Commonscat|Flores, Indonesia}}
{{Wikivoyage|Flores (Indonesia)}}
Baris 155 ⟶ 161:
<!--please leave the empty space as standard-->
__PAKSADAFTARISI__
[[Kategori:Pulau Flores| ]]
|