Kusumanto Setyonegoro: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Menambah Kategori:Psikiater Indonesia menggunakan HotCat |
|||
(7 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Refimprove}}
'''Kusumanto Setyonegoro''' (3 Oktober 1924 - 2008) adalah Kepala Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa [[Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia]] (FKUI) pada tahun 1965 dan Direktur [[Kesehatan jiwa|Kesehatan Jiwa]] [[Departemen Kesehatan Republik Indonesia]] yang pertama, juga merupakan tokoh yang banyak mengembangkan bidang [[psikiatri]] di Indonesia serta mengembangkan ''medical business'' yang hingga kini masih berkembang pesat di Indonesia.<ref name=":0">{{Cite book|last=Thong|first=Denny|date=2011|url=|title=Memanusiakan Manusia: Menata Jiwa, Membangun Bangsa|location=Jakarta|publisher=Gramedia Pustaka Utama|isbn=978-979-22-7241-3|pages=|url-status=live}}</ref>
== Kehidupan pribadi ==
Baris 14:
Kusumanto memulai pendidikannya di ''[[Europese Lagere School]]'' di [[Jember]] dan dilanjutkan di [[Surabaya]] hingga tahun 1938. Kemudian ia melanjutkan di ke ''[[Hogereburgerschool|Hogere Burgere School]]'' di Surabaya sampai tahun 1943. Kusumanto selanjutnya bersekolah di ''[[Konig Willem Drie]]'' di [[Jakarta]]. Setelah Jepang menduduki Indonesia, pada tahun 1947, Kusumanto pun beralih ke [[Sekolah Menengah Tinggi]] di Jakarta. Namun usai kejatuhan bala tentara Jepang dalam [[Perang Dunia II]], Kusumanto memilih meninggalkan sekolahnya di Jakarta dan ikut berjuang untuk Indonesia di [[Karawang]] dan [[Rengasdengklok, Karawang|Rengasdengklok]].<ref name=":0" />
Kusumanto di masa kecilnya memang bercita-cita menjadi [[dokter]], atau [[guru]]. Alasannya, kedua profesi itu bersifat independen.
Kusumanto adalah penerima beasiswa ''[[Colombo Plan]]'' di bidang psikiatri di [[Universitas California, Berkeley|University of California, Berkeley]], [[San Francisco|San Fransisco]] pada tahun 1959. Pada tahun berikutnya (1960) dia melanjutkan ke [[New York College of Neurology and Psychiatry]], dan pada 1965 ke [[University of South Wales]] di [[Sydney]], Australia.<ref name=":0" />
== Karier ==
Beberapa tahun lamanya ia menjadi pengasuh rubrik ''Konsultasi pada Psikiater'', lalu menerbitkan majalah psikiatri ''Djiwa''. Ia juga pengambil inisiatif pendirian Yayasan Kesehatan Jiwa, yang kemudian membuka sanatorium Dharmawangsa di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, serta ''Kursus Kesehatan Jiwa'' bagi organisasi wanita yang berminat.<ref name=":1" />
Pada tahun 1965 Kusumanto diangkat sebagai Kepala Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), saat beliau masih menuntut ilmu di Amerika Serikat.<ref name=":0" />
Sejak 1950-an Kusumanto membuat terobosan, antara lain dengan membuat psikiatri sebagai spesialisasi kedokteran tersendiri yang semula berada di bawah ilmu [[penyakit dalam]]. Pada masa itu atau sebelumnya [[psikiater]] atau dokter jiwa masih dipandang sebagai orang yang bekerja di rumah sakit - rumah sakit jiwa saja. Dan tidak semua universitas kedokteran mengakui bahwa psikiatri adalah bidang spesialisasi yang tersendiri. Pada masa sebelumnya bukan saja psikiatri itu tidak diakui sebagai sebuah organisasi tapi juga dianggap bahwa penanganan gangguan jiwa adalah ranah yang berada di luar kedokteran.<ref name=":0" />
== Pandangan dalam bidang psikiatri ==
"Kurang baik," kata Prof. Dr. R. Kusumanto Setyonegoro, kalau pasien yang sakit kepala langsung diberi obat sakit kepala, yang sakit perut segera diminumi obat sakit perut. Ahli kedokteran jiwa (psikiatri) itu lalu menganjurkan pendekatan kejiwaan. Karena, "Tiada penyakit yang tidak mempengaruhi jiwa manusia, dan tiada penyakit yang karena itu tidak mengembangkan sejumlah gejala psikologis maupun emosional."<ref name=":1" />
Sejak Kusumanto mengepalai Direktorat Kesehatan Jiwa Departemen Kesehatan, 1971, pendekatan [[eklektik-holistik]] dinilai cocok diterapkan di Indonesia. Keduanya adalah prinsip yang "tidak terpisahkan, berjalan sejajar, bersamaan (simultan), interaktif, dan integratif". Prinsip eklektik bermaksud memandang pasien secara selektif. Sedangkan prinsip holistik berupaya menempatkan manusia, baik sehat maupun sakit, sebagai suatu keseluruhan yang utuh, dan mempertimbangkan nilai-nilai kemanusiaan.<ref name=":0" /><ref name=":1" />
Kesehatan jiwa dimaknai sebagai kesehatan jiwa manusia seutuhnya, bukan sebatas menangani [[skizofrenia]]. Kedua prinsip tersebut telah diuji secara ilmiah di Universitas Indonesia. Yaitu lewat disertasi "Pendekatan Eklektik-Holistik di Indonesia dengan Minat Khusus terhadap Masalah Schizofrenia", yang menghasilkan gelar doktor bagi Kusumanto pada 1957.<ref name=":1" />
Baris 42:
== Catatan kaki ==
{{Uncategorized|date=Januari 2023}}
[[Kategori:Psikiater Indonesia]]
|