Kusumanto Setyonegoro: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Menambah Kategori:Psikiater Indonesia menggunakan HotCat
 
(3 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 14:
Kusumanto memulai pendidikannya di ''[[Europese Lagere School]]'' di [[Jember]] dan dilanjutkan di [[Surabaya]] hingga tahun 1938. Kemudian ia melanjutkan di ke ''[[Hogereburgerschool|Hogere Burgere School]]'' di Surabaya sampai tahun 1943. Kusumanto selanjutnya bersekolah di ''[[Konig Willem Drie]]'' di [[Jakarta]]. Setelah Jepang menduduki Indonesia, pada tahun 1947, Kusumanto pun beralih ke [[Sekolah Menengah Tinggi]] di Jakarta. Namun usai kejatuhan bala tentara Jepang dalam [[Perang Dunia II]], Kusumanto memilih meninggalkan sekolahnya di Jakarta dan ikut berjuang untuk Indonesia di [[Karawang]] dan [[Rengasdengklok, Karawang|Rengasdengklok]].<ref name=":0" />
 
Kusumanto di masa kecilnya memang bercita-cita menjadi [[dokter]], atau [[guru]]. Alasannya, kedua profesi itu bersifat independen.<ref name=":1">{{Cite web|title=Apa dan Siapa - R. KUSUMANTO SETYONEGORO|url=http://ahmad.web.id/sites/apa_dan_siapa_tempo/profil/R/20030625-51-R_2.html|website=ahmad.web.id|access-date=2020-12-26|archive-date=2019-09-15|archive-url=https://web.archive.org/web/20190915062339/http://ahmad.web.id/sites/apa_dan_siapa_tempo/profil/R/20030625-51-R_2.html|dead-url=yes}}</ref> Diberi kebebasan penuh oleh orangtuanya untuk memilih hari depannya, pria kelahiran Semarang itu lalu memilih masuk Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), rampung pada 1953. Sejak tahun itu pula ia menjadi asisten di almamaternya, sampai kemudian diangkat sebagai guru besar pada universitas yang sama (1965).<ref name=":1" />
 
Kusumanto adalah penerima beasiswa ''[[Colombo Plan]]'' di bidang psikiatri di [[Universitas California, Berkeley|University of California, Berkeley]], [[San Francisco|San Fransisco]] pada tahun 1959. Pada tahun berikutnya (1960) dia melanjutkan ke [[New York College of Neurology and Psychiatry]], dan pada 1965 ke [[University of South Wales]] di [[Sydney]], Australia.<ref name=":0" />
Baris 28:
"Kurang baik," kata Prof. Dr. R. Kusumanto Setyonegoro, kalau pasien yang sakit kepala langsung diberi obat sakit kepala, yang sakit perut segera diminumi obat sakit perut. Ahli kedokteran jiwa (psikiatri) itu lalu menganjurkan pendekatan kejiwaan. Karena, "Tiada penyakit yang tidak mempengaruhi jiwa manusia, dan tiada penyakit yang karena itu tidak mengembangkan sejumlah gejala psikologis maupun emosional."<ref name=":1" />
 
Sejak Kusumanto mengepalai Direktorat Kesehatan Jiwa Departemen Kesehatan, 1971, pendekatan [[eklektik-holistik]] dinilai cocok diterapkan di Indonesia. Keduanya adalah prinsip yang "tidak terpisahkan, berjalan sejajar, bersamaan (simultan), interaktif, dan integratif". Prinsip eklektik bermaksud memandang pasien secara selektif. Sedangkan prinsip holistik berupaya menempatkan manusia, baik sehat maupun sakit, sebagai suatu keseluruhan yang utuh, dan mempertimbangkan nilai-nilai kemanusiaan.<ref name=":0" /><ref name=":1" />
 
Kesehatan jiwa dimaknai sebagai kesehatan jiwa manusia seutuhnya, bukan sebatas menangani [[skizofrenia]]. Kedua prinsip tersebut telah diuji secara ilmiah di Universitas Indonesia. Yaitu lewat disertasi "Pendekatan Eklektik-Holistik di Indonesia dengan Minat Khusus terhadap Masalah Schizofrenia", yang menghasilkan gelar doktor bagi Kusumanto pada 1957.<ref name=":1" />
Baris 42:
 
== Catatan kaki ==
 
{{Uncategorized|date=Januari 2023}}
 
[[Kategori:Psikiater Indonesia]]