Ahmad Bahauddin Nursalim: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
menambah referensi |
Membatalkan 1 suntingan by 103.131.19.37 (bicara) (🕵️♂️) Tag: Pembatalan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(55 revisi perantara oleh 36 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{tak netral}}
{{rapikan}}
{{Tone}}
{{Infobox religious biography
| birth_name = Ahmad Bahauddin Nursalim▼
|honorific-prefix=Al-Hafizh Al-Muhaddits
| birth_date = {{Tanggal lahir dan umur|1970|07|16}}▼
|spouse=Ning Winda
|occupation=[[Ulama]]
▲| education = [[Pondok Pesantren Al-Anwar]]
|jurisprudence=
|denomination=
|parents=K. H. Nursalim (ayah),
Nyai Hj Yuhanidz (ibu)
|known_for=[[Al-Qur'an|Ahli ilmu al-Qur'an]]
|children=Tasbiha Mahmida<br />Hassan Tasbiha<br/>Mila Tasbiha
|era=
| background = lightgreen
|nationality=[[Indonesia]]
|birth_place={{negara|indonesia}} [[Sarang, Rembang|Sarang]], [[Rembang]], [[Jawa Tengah]]
|caption=Potret K.H. Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha)
|imagesize=
|image=Ahmad Bahauddin Nursalim official portrait.png
|website=
|alias=Gus Baha
}}
'''Ahmad Bahauddin Nursalim,'''<ref>{{Cite news|last=Abdurrahman|first=Syarif|date=21 Februari 2023|title=Biografi Lengkap Gus Baha|url=https://www.tebuireng.co/biografi-lengkap-gus-baha/|work=tebuireng.co|access-date=02 Februari 2022}}</ref> lebih dikenal sebagai '''Gus Baha'''<ref>http://www.mahadalyjakarta.com/gus-baha-ahli-tafsir-didikan-ulama-nusantara/</ref> ({{lahirmati|[[Sarang, Rembang|Sarang]], [[Rembang]], [[Jawa Tengah]]|29|09|1970}}), merupakan penceramah yang berasal dari [[Kabupaten Rembang|Rembang]]. [[Gus Baha]] menikah dengan Ning Winda asal [[Pesantren]] [[Sidogiri]] [[Pasuruan]].<ref>{{Cite web|last=Abdurrahman|first=Syarif|date=2023-01-10|title=Profil Ning Winda, Memiliki Nasab Wali|url=https://www.tebuireng.co/profil-ning-winda-memiliki-nasab-wali/|website=Tebuireng Initiatives|language=id|access-date=2023-02-02}}</ref> Ia dikenal sebagai salah satu ulama ahli [[tafsir]] yang memiliki pengetahuan mendalam seputar [[al-Qur'an]]. Ia merupakan salah satu murid dari ulama kharismatik, [[Maimun Zubair|Kiai Maimun Zubair]].
Jantiko kemudian berganti [[Mantab]] ([[Majelis Nawaitu Topo Broto]]), lalu berubah jadi [[Dzikrul Ghafilin]]. Kadang ketiganya disebut bersamaan: Jantiko-Mantab dan Dzikrul Ghafilin.<ref>{{Cite web|last=Budi|first=|date=25 Agustus 2020|title=Biografi Gus Baha' (KH. Ahmad Bahauddin Nursalim)|url=https://www.laduni.id/post/read/66908/biografi-gus-baha-kh-ahmad-bahauddin-nursalim|website=Laduni|access-date=31 Desember 2020}}</ref>
== Keluarga ==
Setelah menyelesaikan pendidikannya di [[Sarang, Rembang|Sarang]], Gus Baha’ menikah dengan seorang anak Kiai yang bernama Ning Winda pilihan pamannya dari keluarga [[Pondok Pesantren Sidogiri]], [[Pasuruan]], [[Jawa Timur]]. Ada cerita menarik dengan pernikahan
Kesederhanaan Gus Baha’ dibuktikan saat beliau berangkat ke [[Pondok Pesantren Sidogiri]] untuk melangsungkan upacara akad nikah yang telah ditentukan waktunya. Gus Baha’ berangkat sendiri ke [[Kota Pasuruan|Pasuruan]] dengan menumpang bus kelas ekonomi. Kesederhanaan beliau bukanlah sebuah kebetulan, namun merupakan hasil didikan ayahnya semenjak kecil. Setelah menikah, Gus Baha’ mencoba hidup mandiri dengan keluarga barunya. Gus Baha’ menetap di [[Daerah Istimewa Yogyakarta|Yogyakarta]]. Selama di [[Jogja]], beliau menyewa rumah untuk ditempati keluarga kecilnya.<ref>{{Cite news|last=Yahya|first=Iip D|date=14 Februari 2019|title=Kisah Gus Baha: Nasab, Perkawinan hingga
Semenjak Gus Baha’ menetap di [[Daerah Istimewa Yogyakarta|Yogyakarta]], banyak santri-santri beliau di Karangmangu yang merasa kehilangan. Hingga pada akhirnya mereka menyusul Gus Baha’ ke [[Yogya]] dan urunan atau patungan untuk menyewa rumah di dekat rumah beliau. Tiada tujuan lain selain untuk tetap bisa mengaji kepada beliau. Ada sekitar 5 atau 7 santri mutakhorijin al-Anwar maupun MGS yang ikut ke Yogya. Saat di Yogya inilah kemudian banyak masyarakat sekitar rumah Gus Baha’ yang akhirnya minta ikut ngaji kepada beliau.
== Keilmuan ==
Gus Baha' kecil dididik belajar dan menghafalkan al-Qur'an secara langsung oleh ayahnya dengan menggunakan metode tajwid dan makhorijul huruf secara disiplin. Hal ini sesuai dengan karakteristik yang diajarkan oleh guru ayahnya, yaitu KH. Arwani Kudus. Kedisiplinan tersebut membuat Gus Baha’ di usianya yang masih muda, mampu menghafalkan Al-Qur'an 30 Juz beserta Qira'ahnya. Menginjak usia remaja, ayahnya menitipkan Gus Baha' untuk mondok dan berkhidmah kepada Syaikhina [[Maimun Zubair|KH. Maimoen Zubair]] di [[Pondok Pesantren Al-Anwar]] Karangmangu, Sarang, Rembang.<ref>{{Cite news|last=Redaksi|first=|date=1 Juli 2020|title=Biografi Gus Baha, Ulama Berilmu Tinggi dengan Penampilan yang Sederhana|url=https://nusadaily.com/people/biografi-gus-baha-ulama-berilmu-tinggi-dengan-penampilan-yang-sederhana-1.html|work=Nusadaily|access-date=31 Desember 2020}}</ref>
Di Pondok Pesantren al-Anwar inilah keilmuan Gus Baha’ mulai menonjol seperti ilmu [[hadis]], [[fikih]], dan [[tafsir]]. Dalam ilmu hadis, Gus Baha’ mampu mengkhatamkan hafalan [[Sahih Muslim]] lengkap dengan [[matan]],
Selain menonjol dengan keilmuannya, beliau juga merupakan sosok santri yang dekat dengan kiainya. Dalam berbagai kesempatan, beliau sering mendampingi guru beliau
Gus Baha' juga kerap dijadikan contoh teladan oleh
Saat menjadi pengasuh di pondoknya, banyak santri yang ada di [[Yogyakarta]] merasa kehilangan atas kepulangan beliau ke [[Narukan]]. Akhirnya para santri pergi sowan dan
== Keistimewaan ==
Sebagai seorang santri tulen, yang berlatar belakang pendidikan non-formal dan non-gelar, Gus Baha' diberi keistimewaan untuk menjadi sebagai Ketua Tim Lajnah Mushaf [[Universitas Islam Indonesia]] (UII) Yogyakarta.<ref>{{Cite news|last=Soleha|first=Marisa|date=26 Juli 2019|title=Mengenal Lebih Dekat Sosok Gus Baha, Serta Biografi Lengkap Gus Baha Nursalim|url=https://tokoh.co.id/profil-biografi-gus-baha/|work=Tokoh|access-date=31 Desember 2020}}</ref>
Pada suatu kesempatan pernah diungkapkan oleh Prof. Quraisy bahwa kedudukan Gus Baha' di Dewan Tafsir Nasional selain sebagai mufassir, juga sebagai mufassir faqih karena penguasaan beliau pada ayat-ayat ahkam yang terkandung dalam al-Qur'an. Setiap kali lajnah menggarap tafsir dan mushaf al-Qur'an menurut Prof. Quraisy, posisi Gus Baha’ selalu di dua keahlian, yakni sebagai mufassir seperti anggota lajnah yang lain, juga sebagai Faqihul Qur'an yang mempunyai tugas khusus mengurai kandungan fikih dalam ayat-ayat ahkam Al-Qur'an<ref>{{Cite news|last=Siregar|first=Rusman H|date=20 Desember 2020|title=Filosofi Hidup Gus Baha yang Jarang Diketahui Orang|url=https://kalam.sindonews.com/read/274244/70/filosofi-hidup-gus-baha-yang-jarang-diketahui-orang-1608397920?showpage=all|work=Koran Sindo|access-date=31 Desember 2020}}</ref>
Baris 44 ⟶ 59:
Teladan yang bisa ditiru dari Gus Baha' adalah tentang kesederhanaanya. Kesederhanaan yang dipraktikan Gus Baha’ bukan berarti keluarga Gus Baha’ adalah keluarga yang miskin, karena kalau dilihat dari silsilah lingkungan keluarganya, tiada satupun keluarganya yang miskin.
Bahkan kakek Gus Baha’ dari jalur ibu merupakan juragan tanah di desanya. Saat dikonfirmasi oleh penulis perihal kesederhanaan beliau, beliau menyatakan bahwa hal tersebut merupakan karakter keluarga Qur'an yang dipegang erat oleh leluhurnya. Ada salah satu wasiat dari ayahnya yang mengatakan agar Gus Baha' menghindari keinginan untuk menjadi manusia mulia. Hal inilah yang hingga kini mewarnai kepribadian dan kehidupan beliau sehari-hari.<ref>{{Cite news|last=Redaksi|first=|date=16 Juni 2020|title=Profil Gus Baha'|url=https://www.forummuslim.org/2020/06/profil-gus-baha.html|work=Forum Muslim|access-date=31 Desember 2020|archive-date=2020-12-02|archive-url=https://web.archive.org/web/20201202154053/https://www.forummuslim.org/2020/06/profil-gus-baha.html|dead-url=yes}}</ref>
== Karya ==
1. حفظنا لهذا المصحف لبهاء الدين بن نور سالم
Kitab ini adalah kitab yang ditulis oleh Gus Baha’ yang menjelaskan tentang ''rasm'' Usmani yang dilengkapi dengan contoh dan penjelasan yang disandarkan pada kitab ''al-Muqni''' karya Abu 'Amr Usman bin Sa'id ad-Dani (w. 444 H.). Kitab ini berguna bagi siapapun untuk mengetahui bagaimana memahami karakteristik penulisan al-Qur’an di dalam mushaf ''rasm'' Usmani.<ref>Musthofa, Q (2014), Sebuah Resensi "Upaya Menjaga Mushaf Kita" Karya Gus Baha. https://www.qowim.net/2014/02/upaya-menjaga-mushaf-kita.html</ref>
2. ''Tafsir al-Qur an versi UII dan al-Qur’an'' terjemahan versi UII Gus Baha' (2020). Salah satu ciri khas tafsir dan terjemahan UII yang ditulis oleh Gus Baha' dan timnya adalah tafsir ini dikontekstualisasikan untuk membaca Indonesia dan dengan rasa Indonesia. Tafsir dan terjemahan UII ini sama sekali tidak
== Referensi ==
=== Catatan Kaki ===
{{Reflist|30em}}
[[Kategori:Cendekiawan Muslim|Badruddin Ibnu Jama'ah]]
[[Kategori:Ulama|Badruddin Ibnu Jama'ah]]
[[Kategori:Ulama Indonesia]]
[[Kategori:Ulama Nusantara]]
[[Kategori:Nahdlatul Ulama]]
[[Kategori:Tokoh Nahdlatul Ulama]]
|