Abu Bakar Ba'asyir: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k oops, fix tag
Gaung Tebono (bicara | kontrib)
k →‎clean up: perbaikan kategori
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
 
(36 revisi perantara oleh 23 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{tone}}{{refimprove}}
{{Infobox Person
| name = Ustadz Abu Bakar Ba'asyir
| image = Abu Bakar Ba'asyir 2011.jpg
| image_upright = 1.3
|residence = [[Indonesia]]
| other_names = * Ustadz Abu
* Abdus Somad
| caption = Abu Bakar Ba'asyir, pada tahun 2011
| birth_name =
| birth_date = {{tanggal lahir dan umur|df=yes|1938|8|17}}
| birth_place = {{flagicon|Belanda}} [[Jombang]], [[Jawa Timur]] (masa [[Hindia Belanda]])
| death_date =
| death_place =
| death_cause =
|known = [[Ulama]]
| occupation = Pengasuh pesantren, [[Jihadis]], [[Ulama]]
| title =
| salary =
| term =
| predecessor =
| successor =
| party =
| boards =
| criminal_charge = [[Terorisme di Indonesia]]<ref>{{Cite news|last=Hamdi|first=Imam|date=2019-01-20|editor-last=Kurniawati|editor-first=Endri|title=Kasus Hukum Abu Bakar Baasyir: Menolak Pancasila Sampai Terorisme|url=https://nasional.tempo.co/read/1166777/kasus-hukum-abu-bakar-baasyir-menolak-pancasila-sampai-terorisme|work=[[Tempo.co]]|access-date=2021-05-22|language=id}}</ref><ref>{{Cite news|last=Briantika|first=Riyan Setiawan & Adi|title=Rekam Jejak Abu Bakar Ba'asyir & Bagaimana Negara Memantaunya|url=https://tirto.id/rekam-jejak-abu-bakar-baasyir-bagaimana-negara-memantaunya-f81l|work=[[Tirto|Tirto.id]]|language=id|access-date=2021-05-22}}</ref><ref>{{Cite news|title=Jejak Radikal Ba'asyir, dari Era Soeharto hingga Jokowi|url=https://www.cnnindonesia.com/nasional/20190118212047-12-362083/jejak-radikal-baasyir-dari-era-soeharto-hingga-jokowi|work=[[CNN Indonesia]]|language=id-ID|access-date=2021-05-22}}</ref>
|religion = [[Islam]]
| spouse =
| partner =
| children =
| relations =
| website =
| footnotes =
| employer =
| height =
| weight =
}}
'''Abu Bakar Ba'asyir bin Abu Bakar Abud''', biasa<ref>{{Cite juganews|last=Djairan|date=2021-01-04|title=Rekam dipanggil '''UstadzJejak Abu Bakar Ba'''asyir, Menolak Pancasila dan '''AbdusKabur Somad'''<ref>[httpke Malaysia|url=https://wwwnasional.tokohindonesiaokezone.com/ensiklopediread/a2021/01/04/337/2338533/rekam-jejak-abu-bakar-baasyir/index.shtml Abu Bakar Ba’asyir: Vonis Tak Terlibat Bom Bali]. TokohIndonesiaba-asyir-menolak-pancasila-dan-kabur-ke-malaysia|work=[[Okezone.com. Diakses 3 April 2010]]|language=id-ID|access-date=2021-01-14}}</ref> ({{lahirmati|[[Jombang]], [[Jawa Timur]]|17|8|1938}}), merupakan seorangadalah tokoh [[Islam]]muwahidin di Indonesia keturunanberaliran [[BangsaJihadisme Arab|Arabsalafi]] yang dianggap memiliki keterkaitan dengan beberapa peristiwa dan aksi terorisme di Indonesia. Ba'asyir juga merupakan pemimpin [[Majelis Mujahidin Indonesia]] (MMI) serta salah seorang pendiri Pondok [[Pondok Pesantren Al Mu'min|Pondok Pesantren]] Islam [[Al Mu'min]]. Berbagai [[badan intelijen]] menuduh Ba'asyir sebagai kepala spiritual [[Jemaah Islamiyah]] (JI), sebuah grup [[separatisme|separatis]] [[militan Islam]] yang mempunyai kaitan dengan [[al-Qaeda]].<ref>[{{Cite web |url=http://economist.com/agenda/displaystory.cfm?story_id=E1_TPRJTQS |title=The hunt for the Bali bombers |{{!}}economist.com<!-- Bot generated title -->] |access-date=2010-04-03 |archive-date=2007-11-12 |archive-url=https://web.archive.org/web/20071112134426/http://economist.com/agenda/displaystory.cfm?story_id=E1_TPRJTQS |dead-url=yes }}</ref> Walaupunwalaupun Ba'asyir membantah menjalin hubungan dengan JI atau [[terorisme]].<ref>[http://www.smh.com.au/articles/2003/09/08/1062902001916.html Challenge to the US: prove JI exists], ''[[Sydney Morning Herald]]'', 9 September 2003</ref>
 
== Riwayat Hidup ==
Ba'asyir pernah menjalani pendidikan sebagai [[santri]] Pondok [[Pesantren]] [[Gontor]], [[Mlarak, Ponorogo|Mlarak]], [[Jawa TimurPonorogo]] ([[1959]]) dan alumni Fakultas Dakwah [[Universitas Al-Irsyad]], [[Solo]], [[Jawa Tengah]] ([[1963]]). Perjalanan kariernya dimulai dengan menjadi aktivis [[Himpunan Mahasiswa Islam]] [[Solo]]. Selanjutnya ia menjabat Sekretaris [[Pemuda Al-Irsyad]] [[Solo]], kemudian terpilih menjadi Ketua [[Gerakan Pemuda Islam Indonesia]] ([[1961]]), Ketua [[Lembaga Dakwah Mahasiswa Islam]], memimpin Pondok Pesantren Al Mu'min ([[1972]]) dan Ketua Organisasi [[Majelis Mujahidin Indonesia]] (MMI), [[2002]].
 
[[Berkas:Abu Bakar Baasyir VOA.jpg|jmpl|294x294px|Abu Bakar Ba'asyir (tengah ke kanan), didampingi oleh anaknya, Abdul Rahim (depan, berbaju biru), saat tiba di Pondok Pesantren Al Mu'min Ngruki di Sukoharjo ,[[Jawa Tengah]]]]
Ba'asyir mendirikan Pesantren Al-Mu'min di Ngruki, [[Sukoharjo]], [[Jawa Tengah]], bersama dengan [[Abdullah Sungkar]] pada [[10 Maret]] [[1972]]. Pada masa [[Orde Baru]], Ba'asyir melarikan diri dan tinggal di [[Malaysia]] selama 17 tahun atas penolakannya terhadap [[asas tunggal]] [[Pancasila]].
 
== Perjalanan hidup ==
* [[1972]], Pondok Pesantren [[Al-Mukmin]] didirikan oleh Abu Bakar Ba'asyir bersama [[Abdullah Sungkar]], Yoyo Roswadi, Abdul Qohar H. Daeng Matase dan Abdllah Baraja. Pondok Pesantren ini berlokasi di Jalan Gading Kidul 72 A, Desa [[Ngruki]], Kabupaten [[Sukoharjo]], [[Jawa Tengah]]. Menempati areal seluas 8.000 meter persegi persisnya 2,5 kilometer dari [[Solo]]. Keberadaan pondok ini semula adalah kegiatan pengajian kuliah zuhur di Masjid Agung [[Surakarta]]. Membajirnya jumlah jamaah membuat para mubalig dan ustaz kemudian bermaksud mengembangkan pengajian itu menjadi Madrasah Diniyah.
{{tone}}
* [[1972]], Pondok Pesantren [[Al-Mukmin]] didirikan oleh Abu Bakar Ba'asyir bersama [[Abdullah Sungkar]], Yoyo Roswadi, Abdul Qohar H. Daeng Matase dan Abdllah Baraja. Pondok Pesantren ini berlokasi di Jalan Gading Kidul 72 A, Desa [[Ngruki]], Kabupaten [[Sukoharjo]], [[Jawa Tengah]]. Menempati areal seluas 8.000 meter persegi persisnya 2,5 kilometer dari [[Solo]]. Keberadaan pondok ini semula adalah kegiatan pengajian kuliah zuhur di Masjid Agung [[Surakarta]]. Membajirnya jumlah jamaah membuat para mubalig dan ustaz kemudian bermaksud mengembangkan pengajian itu menjadi Madrasah Diniyah.
* [[1983]], Abu Bakar Ba'asyir ditangkap bersama dengan [[Abdullah Sungkar]]. Ia dituduh menghasut orang untuk menolak asas tunggal [[Pancasila]]. Ia juga melarang santrinya melakukan hormat bendera karena menurut dia itu perbuatan syirik. Tak hanya itu, ia bahkan dianggap merupakan bagian dari gerakan [[Hispran]] (Haji Ismail Pranoto)--salah satu tokoh [[Darul Islam]]/[[Tentara Islam Indonesia]] [[Jawa Tengah]]. Di pengadilan, keduanya divonis 9 tahun penjara.
* [[11 Februari]] [[1985]], Ketika kasusnya masuk kasasi Ba'asyir dan Sungkar dikenai tahanan rumah, saat itulah Ba'asyir dan Abdullah Sungkar melarikan diri ke [[Malaysia]]. Dari [[Solo]] mereka menyebrang ke [[Malaysia]] melalui [[Medan]]. Menurut pemerintah AS, pada saat di [[Malaysia]] itulah Ba'asyir membentuk gerakan [[Islam]] radikal, [[Jamaah Islamiyah]], yang menjalin hubungan dengan [[Al-Qaeda]].
* [[1985]]–[[1999]]1985–1999, Aktivitas Baasyir di [[Singapura]] dan [[Malaysia]] ialah "menyampaikan [[Islam]] kepada masyarakat Islam berdasarkan [[Al Quran]] dan [[Hadits]]", yang dilakukan sebulan sekali dalam sebuah forum, yang hanya memakan waktu beberapa jam di sana. Menurutnya, ia tidak membentuk organisasi atau gerakan [[Islam]] apapun. Namun pemerintah [[Amerika Serikat]] memasukkan nama Ba'asyir sebagai salah satu teroris karena gerakan Islam yang dibentuknya yaitu [[Jamaah Islamiyah]], terkait dengan jaringan [[Al-Qaeda]].
* [[1999]], Sekembalinya dari [[Malaysia]], Ba'asyir langsung terlibat dalam pengorganisasian [[Majelis Mujahidin Indonesia]] (MMI) yang merupakan salah satu dari Organisasi Islam baru yang bergaris keras. Organisasi ini bertekad menegakkan [[Syariah]] Islam di [[Indonesia]].
* [[10 Januari]] [[2002]], Kepala Kejaksaan Negeri (Kejari) [[Sukoharjo]], Muljadji menyatakan bahwa pihaknya akan segera melakukan eksekusi putusan kasasi [[Mahkamah Agung]] terhadap pemimpin tertinggi [[Majelis Mujahidin Indonesia]] (MMI) Abu Bakar Ba'asyir. Untuk itu, Kejari akan segera melakukan koordinasi dengan Polres dan Kodim [[Sukoharjo]].
* [[25 Januari]] [[2002]], Abu Bakar Ba'asyir memenuhi panggilan untuk melakukan klarifikasi di Mabes Polri. Abu Bakar datang ke Gedung Direktorat Intelijen di [[Jakarta]] sekitar pukul 09.30. Saat konferensi pers, pengacara Abu Bakar Ba'asyir, [[Achmad Michdan]], mengatakan, pemanggilan Abu Bakar Ba'asyir oleh Mabes Polri bukan bagian dari upaya [[Interpol]] untuk memeriksa Abu Bakar. "Pemanggilan itu merupakan klarifikasi dan pengayoman terhadap warga negara," tegas Achmad.
* [[28 Februari]] [[2002]], Menteri Senior [[Singapura]], [[Lee Kuan Yew]], menyatakan [[Indonesia]], khususnya kota [[Solo]] sebagai sarang [[teroris]]. Salah satu teroris yang dimaksud adalah Abu Bakar Ba'asyir Ketua [[Majelis Mujahidin Indonesia]], yang disebut juga sebagai anggota [[Jamaah Islamiyah]].
* [[19 April]] [[2002]], Ba'asyir menolak eksekusi atas putusan [[Mahkamah Agung]] (MA), untuk menjalani hukuman pidana selama sembilan tahun atas dirinya, dalam kasus penolakannya terhadap ''Pancasila sebagai asas tunggal'' pada tahun [[1982]]. Ba'asyir menganggap, [[Amerika Serikat]] berada di balik eksekusi atas putusan yang sudah kedaluwarsa itu.
* [[20 April]] [[2002]], Ba'asyir meminta perlindungan hukum kepada pemerintah kalau dipaksa menjalani hukuman sesuai putusan kasasi MA tahun 1985. Sebab, dasar hukum untuk penghukuman Ba'asyir, yakni [[Undang-Undang]] Nomor 11/PNPS/1963 mengenai Pemberantasan Tindak Pidana [[Subversi]] kini tak berlaku lagi dan pemerintah pun sudah memberi [[amnesti]] serta [[abolisi]] kepada tahanan dan narapidana politik (tapol/napol).
* [[April]] [[2002]], Pemerintah masih mempertimbangkan akan memberikan [[amnesti]] kepada tokoh [[Majelis Mujahidin Indonesia]] KH Abu Bakar Ba'asyir, yang tahun [[1985]] dihukum selama sembilan tahun oleh [[Mahkamah Agung]] (MA) karena dinilai melakukan tindak pidana [[subversi]] menolak [[asas tunggal]] [[Pancasila]]. Dari pengecekan [[Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia]] (Menkeh dan HAM) Yusril Ihza Mahendra, ternyata Ba'asyir memang belum termasuk tahanan politik/narapidana politik (tapol/napol) yang memperoleh [[amnesti]] dan [[abolisi]] dalam masa pemerintahan Presiden [[Habibie]] maupun [[Abdurrahman Wahid]].
* [[8 Mei]] [[2002]], [[Kejaksaan Agung]] (Kejagung) akhirnya memutuskan tidak akan melaksanakan eksekusi terhadap Abu Bakar Ba'asyir atas putusan [[Mahkamah Agung]] (MA) untuk menjalani hukuman [[pidana]] selama sembilan tahun penjara. Alasannya, dasar eksekusi tersebut, yakni Undang-Undang (UU) Nomor 11/ PNPS/1963 mengenai tindak pidana subversi sudah dicabut dan melanggar hak asasi manusia (HAM). Sebaliknya, Kejagung menyarankan kepada Kepala Kejaksaan Negeri [[Sukoharjo]] (Jawa Tengah) untuk meminta [[amnesti]] bagi Ba'asyir kepada Presiden [[Megawati Soekarnoputri]].
* [[8 Agustus]] [[2002]], Organisasi [[Majelis Mujahidin Indonesia]] mengadakan kongres I di [[Yogyakarta]] untuk membentuk pimpinan Mujahidin. Terpilihlah Ustad Abu Bakar Ba'asyir sebagai ketua Mujahidin sementara.
* [[19 September]] [[2002]], Ba'asyir terbang ke [[Medan]] dan [[Banjarmasin]] untuk berceramah. Dari sana, ia kembali ke [[Ngruki]] untuk mengajar di pesantrennya.
* [[23 September]] [[2002]], [[Time|Majalah TIME]] menulis berita dengan judul '''''[http://www.time.com/time/world/article/0,8599,351169,00.html Confessions of an Al Qaeda Terrorist] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20090501063846/http://www.time.com/time/world/article/0,8599,351169,00.html |date=2009-05-01 }}''''' di mana ditulis bahwa Abu Bakar Ba'asyir disebut-sebut sebagai perencana peledakan di ''Masjid Istiqlal''. Time menduga Ba'asyir sebagai bagian dari jaringan terorisme internasional yang beroperasi di [[Indonesia]]. [[Time|TIME]] mengutip dari dokumen [[CIA]], menuliskan bahwa pemimpin spiritual [[Jamaah Islamiyah]] Abu Bakar Ba'asyir "terlibat dalam berbagai plot." Ini menurut pengakuan [[Umar Al-Faruq]], seorang pemuda warga [[Yaman]] berusia 31 tahun yang ditangkap di [[Bogor]] pada Juni lalu dan dikirim ke pangkalan udara di [[Bagram]], [[Afganistan]], yang diduduki AS. Setelah beberapa bulan bungkam, akhirnya Al-Faruq mengeluarkan pengakuan—kepada [[CIA]]—yang mengguncang. Tak hanya mengaku sebagai operator [[Al-Qaeda]] di Asia Tenggara, dia mengaku memiliki hubungan dekat dengan Abu Bakar Ba'asyir. Menurut berbagai laporan [[intelijen]] yang dikombinasikan dengan investigasi majalah [[Time]], bahkan Ba'asyir adalah pemimpin spiritual kelompok [[Jamaah Islamiyah]] yang bercita-cita membentuk negara Islam di Asia Tenggara. Ba'asyir pulalah yang dituding menyuplai orang untuk mendukung gerakan Faruq. Ba'asyir disebut sebagai orang yang berada di belakang peledakan bom di [[Masjid Istiqlal]] tahun [[1999]]. Dalam majalah edisi 23 September tersebut, Al-Farouq juga mengakui keterlibatannya sebagai otak rangkaian peledakan bom, [[24 Desember]] [[2000]].
* [[25 September]] [[2002]], Dalam wawancara khusus dengan wartawan [[TEMPO]], Ba'asyir mengatakan bahwa selama di [[Malaysia]] ia tidak membentuk organisasi atau gerakan [[Islam]] apapun. Selama di sana ia dan [[Abdullah Sungkar]] hanya mengajarkan pengajian dan mengajarkan sunah Nabi. "Saya tidak ikut-ikut politik. Sebulan atau dua bulan sekali saya juga datang ke [[Singapura]]. Kami memang mengajarkan jihad dan ada di antara mereka yang berjihad ke [[Filipina]] atau [[Afganistan]]. Semua sifatnya perorangan." Ungkapnya.
* [[1 Oktober]] [[2002]], Abu Bakar Ba'asyir mengadukan Majalah [[TIME]] sehubungan dengan berita yang ditulis dalam majalah tersebut tertanggal [[23 September]] [[2002]] yang menurut Ba'asyir berita itu masuk dalam ''trial by the press'' dan berakibat pada pencemaran nama baiknya. Ba'asyir membantah semua tudingan yang diberitakan Majalah TIME. Ia juga mengaku tidak kenal dengan Al-Farouq.
* [[11 Oktober]] [[2002]], Ketua [[Majelis Mujahidin Indonesia]] Abu Bakar Ba`asyir meminta pemerintah membawa Omar Al-Faruq ke [[Indonesia]] berkaitan dengan pengakuannya yang mengatakan bahwa ia mengenal Ba'asyir. Atas dasar tuduhan AS yang mengatakan keterlibatan Al-Farouq dengan jaringan Al-Qaeda dan aksi-aksi teroris yang menurut [[CIA]] dilakukannya di Indonesia, Ba'asyir mengatakan bahwa sudah sepantasnya Al-Farouq dibawa dan diperiksa di Indonesia.
* [[14 Oktober]] [[2002]], Ba'asyir mengadakan konferensi pers di Pondok Al-Islam, [[Solo]]. Dalam jumpa pers itu ia mengatakan peristiwa ledakan di [[Bali]] merupakan usaha [[Amerika Serikat]] untuk membuktikan tudingannya selama ini bahwa [[Indonesia]] adalah sarang teroris.
* [[17 Oktober]] [[2002]], Markas Besar [[Polri]] telah melayangkan surat panggilan sebagai tersangka kepada Pemimpin Majelis Mujahidin Indonesia Abu Bakar Ba`asyir. Namun Ba'asyir tidak memenuhi panggilan Mabes Polri untuk memberi keterangan mengenai pencemaran nama baiknya yang dilakukan oleh majalah TIME.
* [[18 Oktober]] [[2002]], Ba'asyir ditetapkan tersangka oleh Kepolisian RI menyusul pengakuan Omar Al Faruq kepada Tim Mabes Polri di [[Afganistan]] juga sebagai salah seorang tersangka pelaku pengeboman di Bali.
* [[3 Maret]] [[2005]], Ba'asyir dinyatakan bersalah atas konspirasi [[Bom Bali 2002|serangan bom 2002]], tetapi tidak bersalah atas tuduhan terkait dengan bom [[2003]]. Dia divonis 2,6 tahun penjara.
* [[17 Agustus]] [[2005]], masa tahanan Ba'asyir dikurangi 4 bulan dan 15 hari. Hal ini merupakan suatu tradisi pada peringatan [[Proklamasi|Hari Kemerdekaan Indonesia]]. Ia dibebaskan pada [[14 Juni]] [[2006]].
* [[9 Agustus]] [[2010]] Abu Bakar Ba'asyir kembali ditahan oleh [[Kepolisian RI]] di [[Banjar Patroman]] atas tuduhan membidani satu cabang [[Al Qaida]] di [[Aceh]].<ref>[http://www.tempointeraktif.com/hg/hukum/2010/08/09/brk,20100809-269982,id.html Warga Banjar Kaget Mendengar Ba'asyir Ditangkap] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100816154756/http://www.tempointeraktif.com/hg/hukum/2010/08/09/brk,20100809-269982,id.html |date=2010-08-16 }}. TempoInteraktif Daring. Edisi 9 Agustus 2010.</ref><ref>[http://www.tempointeraktif.com/hg/hukum/2010/08/09/brk,20100809-269965,id.html Ba'asyir Disebut Restui Operasi Sonata di Aceh] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100817131431/http://www.tempointeraktif.com/hg/hukum/2010/08/09/brk,20100809-269965,id.html |date=2010-08-17 }}. TempoInteraktif Daring. Edisi 9 Agustus 2010.</ref>
* [[16 Juni]] [[2011]], Ba'asyir dijatuhi hukuman [[penjara]] 15 tahun oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan setelah dinyatakan terlibat dalam pendanaan latihan teroris di [[Aceh]] dan mendukung [[terorisme di Indonesia]].
*[[8 Januari]] [[2021]], Abu Bakar Ba'asyir bebas murni dari hukuman penjara Lapas Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat.<ref>{{Cite web|title=Abu Bakar Ba'asyir Bebas|url=https://www.voaindonesia.com/a/abu-bakar-ba-asyir-bebas/5729613.html|website=VOA Indonesia|language=id|access-date=2021-04-01}}</ref>
 
== Lihat pula ==
Baris 74 ⟶ 75:
 
== Pranala luar ==
* {{id}} [http://www.tempointeraktif.com/hg/narasi/2004/04/17/nrs,20040417-02,id.html Berita di Tempo Interaktif] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070102191203/http://www.tempointeraktif.com/hg/narasi/2004/04/17/nrs,20040417-02,id.html |date=2007-01-02 }}
* {{en}} [http://www.time.com/time/world/article/0,8599,351169,00.html Berita di Majalah Time tentang Pengakuan Umar al-Faruq] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20090501063846/http://www.time.com/time/world/article/0,8599,351169,00.html |date=2009-05-01 }}
|residence{{Islam =di [[Indonesia]]}}
 
{{DEFAULTSORT:Ba'asyir, Abu Bakar}}
[[Kategori:Dai Indonesia]]
[[Kategori:Arab-Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh dari Jombang]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Tokoh dari Jombang]]
[[Kategori:Tokoh Sukoharjo]]
[[Kategori:Teroris Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Himpunan Mahasiswa Islam]]