Psikologi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Ning Gusti (bicara | kontrib) k Menambah Kategori:Ilmu psikologi menggunakan HotCat |
|||
(98 revisi perantara oleh 48 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 2:
{{riset asli}}
{{Ilmu}}
[[File:Greek uc psi icon.svg|thumb|240px|Lambang psikologi]]
'''Psikologi''' ([[kata serapan dalam bahasa Indonesia|serapan]] dari {{lang-nl|psychologie}}) adalah salah satu bidang [[ilmu]] [[pengetahuan]] dan ilmu terapan yang mempelajari tentang [[perilaku]], [[Kognisi|fungsi mental]], dan proses mental manusia melalui prosedur [[ilmiah]].<ref>Definition of "Psychology" (Halaman Index APA)</ref> Seseorang yang melakukan praktik psikologis disebut sebagai [[psikolog]]. Para psikolog berusaha untuk memperbaiki kualitas hidup seseorang melalui intervensi tertentu baik pada fungsi mental, perilaku individu maupun kelompok, yang didasari atas proses [[Fisiologi manusia|fisiologis]], [[Neurosains|neurologis]], dan psikososial.
== Etimologi ==
== Sejarah ==
Sejarah perkembangan psikologi secara umum terbagi menjadi 3 masa, yaitu psikologi pra-sistematik, psikologi sistematik, dan psikologi ilmiah. Psikologi pra-sistematik dimulai ketika manusia mulai melakukan perenungan terhadap keberadaannya. Renungan ini bersifat tidak teratur dan umumnya dikaitkan dengan pemikiran mitologi dan agama. Psikologi sistematik mulai berkembang pada 400 SM melalui pemikiran-pemikiran [[Plato]]. Psikologi mulai diberi perenungan-perenungan yang teratur secara rasional. Sedangkan psikologi ilmiah mulai berkembang pada akhir abad ke-19 Masehi. Psikologi menjadi ilmu tersendiri yang memiliki berbagai kesimpulan yang faktual dengan [[definisi]] yang jelas.<ref>{{Cite book|last=Asrori|date=2020|url=http://repository.um-surabaya.ac.id/4461/1/Buku_Psikologi_Pendidikan.pdf|title=Psikologi Pendidikan: Pendekatan Multidisipliner|location=Banyumas|publisher=CV. Pena Persada|isbn=978-623-7699-72-9|pages=1|url-status=live|access-date=2021-08-18|archive-date=2021-08-18|archive-url=https://web.archive.org/web/20210818072737/http://repository.um-surabaya.ac.id/4461/1/Buku_Psikologi_Pendidikan.pdf|dead-url=no}}</ref>
Sebagai bagian dari ilmu pengetahuan, psikologi melalui sebuah perjalanan panjang. Konsep psikologi dapat ditelusuri jauh ke masa [[Yunani kuno]]. Psikologi memiliki akar dari bidang ilmu [[filsafat]] yang diprakarsai sejak zaman [[Aristoteles]] sebagai ilmu jiwa, yaitu ilmu untuk kekuatan hidup. Aristoteles memandang ilmu jiwa sebagai ilmu yang mempelajari gejala-gejala kehidupan. Jiwa adalah unsur kehidupan (Anima), karena itu setiap makhluk hidup memiliki jiwa.<ref name="Walgito">Walgito, Bimo. 2010. "Pengantar psikologi Umum". Yogyakarta: Andi</ref> Sejarah psikologi sejalan dengan perkembangan intelektual di Eropa, namun mendapatkan bentuk pragmatisnya di benua [[Amerika Serikat|Amerika]].
=== Psikologi sebagai ilmu pengetahuan ===
Walaupun sejak dulu telah terdapat pemikiran tentang ilmu yang mempelajari manusia bersamaan dengan adanya pemikiran tentang ilmu yang mempelajari alam, akan tetapi karena kerumitan dan kedinamisan manusia untuk dipahami, maka psikologi baru tercipta sebagai ilmu sejak akhir tahun 1800-an yaitu ketika [[Wilhelm Wundt]] mendirikan laboratorium psikologi pertama di dunia.
Pada tahun [[1879]], Wilhelm Wundt mendirikan laboratorium psikologi pertama di Universitas Leipzig, [[Jerman]]. Ditandai dengan berdirinya laboratorium ini, Wundt mengokohkan psikologi sebagai bidang studi eksperimental yang mandiri meskipun [[metode ilmiah]] untuk lebih memahami [[manusia]] belum terlalu memadai.<ref>{{Cite web|title=Pengertian Psikologi: Definisi, Cabang, dan Sejarah|url=https://kampuspsikologi.com/pengertian-psikologi-definisi-cabang-sejarah/|language=id-ID|access-date=2021-03-19|archive-date=2021-03-06|archive-url=https://web.archive.org/web/20210306171254/https://kampuspsikologi.com/pengertian-psikologi-definisi-cabang-sejarah/|dead-url=no}}</ref> Dengan berdirinya laboratorium ini, maka lengkaplah syarat untuk menjadikan psikologi sebagai [[ilmu pengetahuan]]. Dengan demikian, tahun berdirinya laboratorium Wundt diakui pula sebagai tanggal berdirinya psikologi sebagai ilmu pengetahuan.
==== Psikologi kontemporer ====
Diawali pada abad ke 19, di mana saat itu berkembang 2 teori dalam menjelaskan tingkah laku, yaitu:
; Psikologi Fakultas: Psikologi fakultas adalah [[doktrin]] abad 19 tentang adanya kekuatan mental bawaan, menurut teori ini, kemampuan psikologi terkotak-kotak dalam beberapa ‘fakultas’ yang meliputi berpikir, merasa, dan berkeinginan. Fakultas ini terbagi lagi menjadi beberapa subfakultas. Kita mengingat melalui subfakultas [[ingatan|memori]], pembayangan melalui subfakultas imaginer, dan sebagainya.
; Psikologi Asosiasi: Bagian dari psikologi kontemporer abad 19 yang mempercayai bahwa proses psikologi pada dasarnya adalah [[asosiasi ide]] yaitu bahwa ide masuk melalui [[indra|alat kisakuindra]] dan diasosiasikan berdasarkan prinsip-prinsip tertentu seperti kemiripan, kontras, dan kedekatan.
== Fungsi psikologi sebagai ilmu ==
Psikologi memiliki tiga fungsi sebagai ilmu yaitu:
* Menjelaskan, yaitu mampu menjelaskan apa, bagaimana, dan mengapa tingkah laku itu terjadi. Hasilnya penjelasan berupa deskripsi atau bahasan yang bersifat [[deskriptif]]
* Memprediksikan, yaitu mampu meramalkan atau memprediksikan apa, bagaimana, dan mengapa tingkah laku itu terjadi. Hasil prediksi berupa [[prognosa]], [[prediksi]] atau [[estimasi]]
* Pengendalian, yaitu mengendalikan tingkah laku sesuai dengan yang diharapkan. Perwujudannya berupa [[tindakan]] yang sifatnya preventif atau pencegahan, [[intervensi]] atau ''treatment'' serta [[rehabilitasi]] atau perawatan.
== Cakupan ==
Secara garis besar, psikologi mencakup area keilmuan berikut ini:{{Butuh rujukan}}
*
*
*
*
*
==
Beberapa [[metodologi]] dalam psikologi, antara lain sebagai berikut:
; Metodologi eksperimental
: Cara ini dilakukan biasanya di dalam [[laboratorium]] dengan mengadakan berbagai eksperimen.<ref name="ARS">Rahman Shaleh, Abdul. ''Psikologi''. Kencana Prenada Media Group.</ref> Peneliti mempunyai kontrol sepenuhnya terhadap jalannya suatu eksperimen. Yaitu menentukan akan melakukan apa pada sesuatu yang akan ditelitinya, kapan akan melakukan penelitian, seberapa sering melakukan penelitiannya, dan sebagainya. Pada metode eksperimental, maka sifat subjektivitas dari metode introspeksi akan dapat diatasi. Pada metode instrospeksi murni hanya diri peneliti yang menjadi objek. Tetapi pada instrospeksi eksperimental jumlah subjek banyak, yaitu orang - orang yang dieksperimentasi itu. Dengan luasnya atau banyaknya subjek penelitian maka hasil yang didapatkan akan lebih objektif.<ref name="Walgito" /> Metode penelitian umumnya dimulai dengan hipotesis yakni prediksi/peramalan, percabangan dari teori, diuraikan dan dirumuskan sehingga bisa diujicobakan<ref>W sarwono, sarlito. (2012), ''pengantar psikologi umum''. Jakarta:rajawali pers.</ref>
; Observasi ilmiah
: Pada pengamatan ilmiah, suatu hal pada situasi-situasi yang ditimbulkan tidak dengan sengaja. Melainkan dengan proses ilmiah dan secara spontan. Observasi alamiah ini dapat diterapkan pula pada tingkah laku yang lain, misalnya saja: tingkah laku orang-orang yang berada di toko serba ada, tingkah laku pengendara kendaraan bermotor dijalan raya, tingkah laku anak yang sedang bermain, perilaku orang dalam bencana alam, dan sebagainya.
; Sejarah kehidupan (metode biografi)
: Sejarah kehidupan seseorang dapat merupakan sumber data yang penting untuk lebih mengetahui “jiwa” orang yang bersangkutan, misalnya dari cerita ibunya, seorang anak yang tidak naik kelas mungkin diketahui bahwa dia bukannya kurang pandai tetapi minatnya sejak kecil memang dibidang musik sehingga dia tidak cukup serius untuk mengikuti pendidikan di sekolahnya.<ref name="ARS"/> Dalam metode ini orang menguraikan tentang keadaaan, sikap - sikap ataupun sifat lain mengenai orang yang bersangkutan.<ref name="Walgito"/> Pada metode ini disamping mempunyai keuntungan juga mempunyai kelemahan, yaitu tidak jarang metode ini bersifat subjektif.<ref name="Walgito"/> Sejarah kehidupan dapat disusun melalui 2 cara yaitu: pembuatan buku harian dan rekonstruksi biografi<ref>W. sarwono, Sarlito. (2012). pengantar psikologi umum.Jakarta:Rajawali Pers</ref>
; Wawancara
: Wawancara merupakan tanya jawab antara pemeriksa dan orang yang diperiksa dengan tujuan agar orang yang diperiksa dapat menemukan isi hatinya itu sendiri, pandangan-pandangannya, pendapatnya dan lain-lain sedemikian rupa sehingga orang yang mewawancarai dapat menggali semua informasi yang dibutuhkan. Baik angket atau interview keduanya mempunyai persamaan, tetapi berbeda dalam cara penyajiannya. Keuntungan interview dibandingkan dengan angket <ref name="Walgito"/> yaitu:
# Pada wawancara apabila terdapat hal yang kurang jelas maka dapat diperjelas.
# Pewawancara dapat menyesuaikan dengan suasana hati interviewee (responden yang ditanyai)
# Terdapat interaksi langsung berupa face to face sehingga diharapkan dapat membina hubungan yang baik saat proses interview dilakukan. Ada beberapa teknik wawancara yaitu: wawancara bebas, wawancara terarah, wawancara terbuka dan wawancara tertutup<ref name="W. Sarwono, Sarlito 2012">W. Sarwono, Sarlito. (2012). ''pengantar psikologi umum''. Jakarta:Rajawali Pers</ref>
;
; Angket
: Angket merupakan wawancara dalam bentuk tertulis. Semua pertanyaan telah di susun secara tertulis pada lembar-lembar pertanyaan itu, dan orang yang diwawancarai tinggal membaca pertanyaan yang diajukan, lalu menjawabnya secara tertulis pula. Jawaban-jawabannya akan dianalisis untuk mengetahui hal-hal yang diselidiki. Angket ini juga terdapat keuntungan dan kelemahannya.<ref name="W. Sarwono, Sarlito 2012"/>
; Pemeriksaan psikologi
: Dalam bahasa populernya [[pemeriksaan psikologi]] disebut juga dengan [[psikotes|psikodiagnostik]] atau assessmen Psikologi. Metode ini menggunakan alat-alat [[psikodiagnostik|psikotes]] tertentu yang hanya dapat digunakan oleh para ahli yang benar-benar sudah terlatih. alat-alat itu dapat dipergunakan unntuk mengukur dan untuk mengetahui taraf kecerdasan seseorang, arah minat seseorang, sikap seseorang, struktur kepribadian seeorang, dan lain-lain dari orang yang diperiksa itu.<ref name="ARS"/> Metode pemeriksaan psikologis lain yang bersifat individual adalah tes proyektif kepribadian yakni seseorang diperlihatkan stimuli ambigu dan ia diminta untuk menceritakannya<ref name="W. Sarwono, Sarlito 2012"/>
; Metode analisis karya
:Dilakukan dengan cara menganalisis hasil karya seperti gambar-gambar, buku harian atau karangan yang telah dibuat. Hal ini karena karya dapat dianggap sebagai pencetus dari keadaan jiwa seseorang.<ref name="Walgito"/>
; Metode statistik
: Umumnya digunakan dengan cara mengumpulkan data atau materi dalam penelitian lalu mengadakan penganalisisan terhadap hasil; yang telah didapat.<ref name="Walgito"/>
=== Metode Psikologi Perkembangan ===
Pada metode psikologi perkembangan memiliki 2 metode, yaitu metode umum dan metode khusus. pada metode umum ini pendekatan yang dipakai dengan pendekatan longitudinal, transversal, dan lintas budaya. Dari pendekatan ini terlihat adanya data yang diperoleh secara keseluruhan perkembangan atau hanya beberapa aspek saja dan bisa juga melihat dengan berbagai faktor dari bawaan dan lingkungan khususnya kebudayaan.<ref name="AB">Baraja, Abubakar. ''Psikologi Perkembangan''. Studia Press.</ref> Sedangkan pada metode khusus merupakan suatu metode yang akan diselidiki dengan suatu proses alat atau perhitungan yang cermat dan pasti. Dalam pendekatan ini dapat digunakan dengan pendekatan eksperimen dan pengamatan.<ref name="AB"/>
== Pendekatan ==
=== Pendekatan perilaku ===
Pendekatan perilaku, pada dasarnya tingkah laku adalah [[respons]] atas [[rangsang|stimulus]] yang datang. Secara sederhana dapat digambarkan dalam model S - R atau suatu kaitan Stimulus - Respons. Ini berarti tingkah laku itu seperti reflek tanpa kerja mental sama sekali.
==== Respons ====
[[Berkas:Behavior Based Safety (BBS), Keselamatan Berbasis Perilaku.gif|jmpl|Diagram Behavior Based Safety (BBS), Keselamatan Berbasis Perilaku. Geller (2001) menyebutkan kalau untuk mengubah bebrapa tingkah laku kritikal, maka konsentrasi yang diperlukan yaitu pada tingkah laku terbuka (overt behavior). Kita tahu bahwa respon dan perilaku kita dan orang lain adalah berbeda beda. Pergantian tingkah laku terjadi melalui sistem evaluasi. Sistem evaluasi itu terjadi dengan baik apabila sistem evaluasi itu membuahkan pergantian tingkah laku yang relatif permanen. Behavior Based Safety (BBS) adalah aplikasi systematis dari penelitian psikologi mengenai tingkah laku manusia pada permasalahan keselamatan (safety) di tempat kerja yang memasukkan sistem umpan balik dengan cara segera dan tidak segera. BBS lebih mengutamakan segi tingkah laku manusia pada terjadinya kecelakaan ditempat kerja.|pra=Special:FilePath/Behavior_Based_Safety_(BBS),_Keselamatan_Berbasis_Perilaku.gif]]
[[Respons]] adalah istilah yang digunakan oleh psikologi untuk menamakan reaksi terhadap [[rangsang]] yang diterima oleh panca [[indra]]. Respons biasanya diwujudkan dalam bentuk [[perilaku]] yang dimunculkan setelah dilakukan perangsangan.
Teori Behaviorisme menggunakan istilah respons yang dipasangkan dengan [[rangsang]] dalam menjelaskan proses terbentuknya [[perilaku]]. Respons adalah perilaku yang muncul dikarenakan adanya rangsang dari lingkungan. Jika rangsang dan respons dipasangkan atau [[pengkondisian|dikondisikan]] maka akan membentuk tingkah laku baru terhadap rangsang yang dikondisikan.
=== Pendekatan kognitif ===
Baris 71 ⟶ 89:
=== Pendekatan psikoanalisis ===
[[Berkas:Sigmund Freud 1926.jpg|jmpl|250px|[[Sigmund Freud]]]]
Sejak tahun
Teori tentang Psikoanalisis selain sangat terkenal, juga sangat kontroversial. Hal ini terutama dikarenakan teorinya menyinggung topik-topik seperti seksualitas dan alam bawah sadar. Topik-topik tersebut masih dianggap sangat tabu pada masa itu, dan Freud memberikan katalis untuk mendiskusikan topik tersebut secara terbuka di masyarakat beradab. Selain itu banyak pula orang yang menolak teorinya yang dianggap merendahkan martabat manusia.
Baris 100 ⟶ 118:
=== Psikologi pendidikan ===
[[Psikologi pendidikan]] berusaha menciptakan situasi yang mendukung bagi anak didik dalam mengembangkan kemampuan [[akademik]], sosialisasi, dan emosi. Yang bertujuan untuk membentuk
Secara umum, psikologi pendidikan dipahami sebagai salah satu cabang ilmu psikologi yang menggunakan teori-teori psikologis dalam menganalisis pendidikan.
=== Psikologi industri dan organisasi ===
[[Psikologi industri]] memfokuskan pada
=== Psikologi kerekayasaan ===
Baris 111 ⟶ 129:
=== Psikologi klinis ===
Secara sempit [[psikologi klinis]] artinya suatu ilmu yang mempelajari tentang perilaku seseorang yang abnormal atau subnormal. Sedangkan secara luas dapat diartikan sebagai bidang psikologi yang mempelajari dan membahas hambatan emosional pada manusia namun tidak memandang apakah seseorang tersebut abnormal atau subnormal.
Secara umum [[psikologi klinis]] adalah sebuah bentuk psikologi terapan yang menentukan kapasitas dan karakteristik tingkah laku seseorang dengan metode pengukuran asesmen,
=== Psikologi Sosial ===
Adalah bidang studi psikologi yang melihat peran individu dalam interaksinya dengan masyarakat. hanya saja kajian [[psikologi sosial]] sering dirancukan dengan ilmu [[sosiologi]]
==
=== Gangguan psikologis/jiwa ===
Berdasarkan UU Nomor 18 tahun 2014 tentang kesehatan jiwa, penegakan diagnosis gangguan jiwa hanya bisa ditegakkan (salah satunya) oleh [[psikolog klinis]].<ref>https://ipkindonesia.or.id/media/2017/12/uu-no-18-th-2014-ttg-kesehatan-jiwa.pdf {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20210423123021/https://ipkindonesia.or.id/media/2017/12/uu-no-18-th-2014-ttg-kesehatan-jiwa.pdf |date=2021-04-23 }} (PDF). Diakses tanggal 2021-03-25</ref> Gangguan jiwa dapat timbul dari skala ringan hingga berat. Gangguan jiwa ringan misalnya depresi yang tidak terlalu berat yang ditandai oleh gejala seperti murung, tidak bersemangat, atau panik. Sementara gangguan jiwa yang lebih berat misalnya depresi yang ditandai dengan menurunnya kemampuan berpikir, kognitif, psikomotorik, dan terlalu cemas akan masa depan. Yang terberat adalah psikotik yang sudah tidak mampu membedakan imajinasi dan realitas.
Semua itu awalnya dipicu oleh stres yang tidak dapat dihadapi dengan adaptasi yang baik. Karena itu, stres merupakan sebuah kondisi, bukan gangguan yang mungkin banyak dimaksudkan orang selama ini.
Baris 135 ⟶ 149:
Krisis juga dapat memicu munculnya berbagai macam reaksi emosi/perasaan seperti, ketakutan, kesedihan, perasaan bersalah, dan lain-lain. Emosi atau perasaan adalah bagian penting yang menyatu dalam kehidupan kita. Perasaan dapat berupa perasaan positif atau negatif; contohnya tidak ada yang salah bila seseorang merasakan kesedihan setelah kehilangan anggota keluarga. Namun, ketika semua perasaan ini mempengaruhi kehidupan sehari-hari dan berlanjut secara bertahun-tahun, maka perlu dilakukan suatu tindakan penyesuain terhadapnya.
Stres adalah reaksi tubuh terhadap setiap situasi yang tidak menyenangkan
Walaupun demikian, stres terkadang juga dapat memacu orang untuk berprestasi lebih baik. Ada juga stres yang biasa ditemukan dalam kehidupan sehari-hari dan merupakan proses alamiah dalam upaya manusia menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Stres mempengaruhi berbagai aspek kehidup seperti aspek fisik, emosi dan perilaku kita dan dampak yang terjadi dapat bersifat positif atau negatif. Jadi, stres juga bisa memberi pengaruh positif dimana stres dapat memotivasi untuk berbuat lebih baik dan dapat mengantisipasi bila menghadapi stres berikutnya.
Baris 153 ⟶ 167:
''Deteksi dini melalui konsultasi profesional adalah salah satu kunci pokok''. Selanjutnya intervasi atau pengelolaan stres akan diberikan dengan tujuan untuk menjaga individu tetap berada pada keadaan yang sehat baik fisik maupun mental dan dapat meraih kembali fungsi sehari-hari mereka. Selain itu, belajar untuk menerapkan ''self-help skills and techniques'' dari intervasi memberikan kemampuan yang lebih besar untuk mengendalikan stres dalam kehidupan individu tersebut dan membantu mereka untuk tetap berada pada tingkat stres yang rendah.
=== Ekstraversi dan Introversi ===
Di dalam psikologi, terdapat pengelompokkan kepribadian manusia bedasarkan bagaimana manusia memperoleh motivasi yang mendasarinya untuk berperilaku.<ref name="A">{{en}}Castro JB. 2013. [http://io9.com/the-science-behind-extroversion-and-introversion-1282059791 The Science of What Makes an Introvert and an Extrovert] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20151204224900/http://io9.com/the-science-behind-extroversion-and-introversion-1282059791 |date=2015-12-04 }}. IO9. Diakses 17 Juni 2014.</ref> Pengelompokkan ini pertama kali dicetuskan oleh [[Carl Jung]] (1920), dalam bukunya berjudul ''Psychologische Typen''.<ref name="A" /> Secara umum, pribadi yang ekstrover mendapatkan gairah (atau energi) dari interaksi sosial.<ref name="A" /> Ekstrover biasanya memiliki kepribadian yang terbuka dan senang bergaul, serta memiliki kepedulian yang tinggi terhadap apa yang terjadi di sekitar mereka.<ref name="A" /> Sementara introver, di sisi lain, dianggap mendapatkan gairah lewat menyendiri.<ref name="A" /> Introver, biasanya cenderung pendiam, suka merenung, dan lebih perduli tentang pemikiran mereka dalam dunia mereka sendiri.<ref name="A" /> Di antara kecenderungan ekstrem introversi dan ekstroversi, terdapat ambiversi yang merupakan kepribadian penengah antara ekstrover dan introver.<ref name="A" /> Meskipun terdapat perbedaan yang kontras antara introver dan ekstrover, Carl Jung menganggap bahwa jarang terdapat manusia yang sepenuhnya ekstrover atau introver.<ref name="A" />
Introver dan ekstrover adalah salah satu bentuk dari stereotip kepribadian yang mudah berkembang menjadi stigmatisasi.<ref>{{Cite web|last=Safira|first=Almira Rahma|date=2019-09-28|title=Personality Stereotype: Seberapa Penting Penggolongan Introver dan Ekstrover?|url=https://pijarpsikologi.org/personality-stereotype-seberapa-penting-penggolongan-introver-dan-ekstrover/|website=Pijar Psikologi|archive-url=https://web.archive.org/web/20201023074704/https://pijarpsikologi.org/personality-stereotype-seberapa-penting-penggolongan-introver-dan-ekstrover/|archive-date=2020-10-23|dead-url=yes|access-date=2021-03-19}}</ref>
=== Pergaulan ===
[[Pergaulan]] merupakan jalinan hubungan [[sosial]] antara seseorang dengan orang lain yang berlangsung dalam jangka relatif lama sehingga terjadi saling mempengaruhi satu dengan lainnya. Pergaulan merupakan kelanjutan dari proses [[interaksi sosial]] yang terjalin antara [[individu]] dalam [[lingkungan]] sosialnya. Kuat lemahnya suatu interaksi sosial mempengaruhi erat tidaknya pergaulan yang terjalin. Seorang anak yang selalu bertemu dan berinteraksi dengan orang lain dalam jangka waktu relatif lama akan membentuk pergaulan yang lebih. Beda dengan orang yang hanya sesekali bertemu atau hanya melakukan interaksi sosial secara tidak langsung.
Baris 165 ⟶ 184:
Pergaulan yang sehat adalah pergaulan yang mengarah kepada pembentukan kepribadian yang sesuai dengan nilai dan norma sosial, kesusilaan dan kesopanan yang berlaku.
==== Keakraban dengan teman ====
Menjaga hubungan yang baik dalam bersahabat memang dibutuhkan oleh setiap manusia sebagai makhluk sosial. Dimana seseorang akan selalu membutuhkan teman atau sahabat untuk berinteraksi sosial dalam kehidupannya. Dan sebuah keakraban adalah tujuan yang diharapkan oleh seseorang yang memiliki hubungan sosial khususnya dalam
Baris 183 ⟶ 202:
# Berbagi, saling memberi jika mempunyai rejeki lebih.
=== Perilaku menyimpang ===
[[Perilaku menyimpang]] yang juga biasa dikenal dengan nama [[penyimpangan sosial]] adalah [[perilaku]] yang tidak sesuai dengan [[nilai]]-nilai [[kesusilaan]] atau [[kepatutan]], baik dalam sudut pandang kemanusiaan ([[agama]]) secara [[individu]] maupun pembenarannya sebagai bagian daripada [[makhluk sosial]].
Baris 190 ⟶ 209:
Dalam kehidupan [[masyarakat]], semua [[tindakan]] [[manusia]] dibatasi oleh aturan (norma) untuk berbuat dan berperilaku sesuai dengan sesuatu yang dianggap baik oleh masyarakat. Namun di tengah kehidupan masyarakat kadang-kadang masih kita jumpai tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan aturan (norma) yang berlaku pada masyarakat, misalnya seorang [[siswa]] menyontek pada saat ulangan, berbohong, mencuri, dan mengganggu siswa lain.
Penyimpangan terhadap [[norma]]-norma atau [[nilai]]-nilai masyarakat disebut deviasi
Perilaku menyimpang dan kejahatan yang terjadi di masyarakat merupakan salah satu bahasan dalam [[kriminologi]]. Perilaku menyimpang dan kejahatan sendiri dalam sudut pandang kriminologi dapat dijelaskan dengan beberapa teori misalnya dengan Containment Theory dari Walter C. Reckless, Social Bond dari Travis Hirschi, dan Labelling Theory.<ref>Mustofa,Muhammad.2007.''Kriminologi''.Depok: FISIP UI Press.</ref>
=== Kenakalan remaja ===
[[Kenakalan remaja]] adalah suatu perbuatan yang melanggar [[norma]], dan [[aturan]] dalam ruang lingkup masyarakat yang dilakukan pada usia [[remaja]] atau transisi masa [[anak-anak]] ke [[dewasa]].
Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya.<ref name="Kenakalan Remaja">[http://belajarpsikologi.com/kenakalan-remaja/ Kenakalan Remaja] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20171108151900/http://belajarpsikologi.com/kenakalan-remaja/ |date=2017-11-08 }} /belajarpsikologi.com</ref>
=== Psikologi lingkungan (perilaku) ===
[[Psikologi lingkungan]] adalah ilmu kejiwaan yang mempelajari [[Perilaku manusia|perilaku]] [[manusia]] berdasarkan pengaruh dari [[lingkungan]] tempat tinggalnya, baik lingkungan [[sosial]], lingkungan binaan ataupun lingkungan [[alam]]. Dalam psikologi lingkungan juga dipelajari mengenai [[Budaya|kebudayaan]] dan kearifan lokal suatu tempat dalam memandang alam semesta yang memengaruhi [[sikap]] dan [[Budi|mental]] manusia.
Psikologi lingkungan berkaitan dengan [[kebutuhan]] manusia dalam kehidupan sehari-hari, yang meliputi [[tanaman]], [[hewan]], objek [[Bahan|material]], dan manusia. Ada beberapa hal yang dapat menimbulkan ketegangan lingkungan
Dalam psikologi lingkungan juga dipelajari mengenai kebudayaan dan kearifan lokal suatu tempat dalam memandang alam semesta yang mempengaruhi sikap dan mental manusia. Apabila kebudayaan dan kearifan lokal kita pahami sebagai perjuangan manusia untuk mempertinggi [[kualitas]] hidupnya, maka mawas diri akan menjadi inti pokok dari pelajaran psikologi lingkungan.
Ruang lingkup psikologi lingkungan tidak hanya memberi perhatian terhadap manusia, tempat serta perilaku dan pengalaman manusia dalam hubungannya dengan setting fisik namun juga membahas rancangan (desain), organisasi dan pemaknaan, ataupun hal-hal yang lebih spesifik seperti ruang-ruang, bangunan-bangunan, ketetanggaan, rumah sakit dan ruang-ruangnya, perumahan, serta seting-seting pada lingkup yang bervariasi lainnya. Sosiologi Lingkungan merupakan cabang ilmu yang amat dekat dengan psikologi Lingkungan. Dan terdapat jenis-jenis lingkungan dalam psikologi
* Lingkungana alamiah, seperti: lautan, hutan dan sebagainya
* Lingkungan buatan/binaan, seperti: jalan raya, perumahan dan sebagainya
Baris 213 ⟶ 232:
;Hubungan individu dengan lingkungan
Hubungan individu dengan lingkungannya ternyata tidak hanya berjalan sebelah, dalam arti hanya lingkungan saja yang mempunyai pengaruh terhadap individu, Hubungan antara individu dengan lingkungan terdapat hubungan yang saling timbal balik, yaitu lingkungan dapat mempengaruhi individu, tetapi sebaliknya individu juga dapat mempengaruhi lingkungan.
* Individu menolak atau menentang lingkungan
* Individu menerima lingkungan
Baris 219 ⟶ 238:
Sikap-sikap tersebut dapat berubah sesuai perkembangan individu maupun lingkungan.
=== Pendidikan karakter atau moral ===
Penguatan pendidikan moral
Menurut Lickona, karakter berkaitan dengan konsep moral
Ada 18 butir nilai-nilai pendidikan karakter yaitu, Religius, Jujur, Toleransi, Disiplin, Kerja Keras, Kreatif, Mandiri, Demokratis, Rasa Ingin Tahu, Semangat Kebangsaan, Cinta tanah air, Menghargai prestasi, Bersahabat/komunikatif, Cinta Damai, Gemar membaca, Peduli lingkungan, Peduli social, Tanggung jawab.
Pendidikan karakter telah menjadi perhatian berbagai negara dalam rangka mempersiapkan generasi yang berkualitas, bukan hanya untuk kepentingan individu warga negara, tetapi juga untuk warga masyarakat secara keseluruhan. Pendidikan karakter dapat diartikan sebagai
Pendidikan karakter memerlukan metode khusus yang tepat agar tujuan pendidikan dapat tercapai. Di antara metode pembelajaran yang sesuai adalah metode keteladanan, metode pembiasaan, dan metode pujian dan hukuman.
Baris 254 ⟶ 273:
* Traits (sifat); respons yang senada (sama) terhadap kelompok stimuli yang mirip, berlangsung dalam kurun waktu yang (relatif) lama.
* Type-Attribute (ciri): mirip dengan sifat, namun dalam kelompok stimulasi yang lebih terbatas.
== Kritik ==
Baris 263 ⟶ 279:
== Lihat pula ==
* [[Pergaulan]]
* [[Psikologi kepemimpinan]]
* [[Psikologi lansia]]
* [[Psikologi penyiksaan]]
== Referensi ==
Baris 271 ⟶ 290:
[[Kategori:Psikologi| ]]
[[Kategori:Ilmu psikologi]]
|