Tragedi Rumoh Geudong: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
RAMLI47 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
k Membatalkan suntingan oleh 182.3.5.149 (bicara) ke revisi terakhir oleh 36.82.96.210: suntingan uji coba, silakan gunakan bak pasir
Tag: Pengembalian SWViewer [1.6]
 
(9 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
'''Tragedi Rumoh Geudong''' adalah sebuah tragedi penyiksaan terhadap masyarakat Aceh yang dilakukan oleh aparat [[Tentara Nasional Indonesia|TNI]] (Kopasus[[Komando Pasukan Khusus|Kopassus]]) selama masa [[konflik Aceh]] (19891989–1998).<ref>{{Cite web|date=2023-199806-25|title=Kisah Korban Rumoh Geudong: Disetrum dan Digantung karena Dituduh GAM (1) - Acehkini.ID|url=https://acehkini.id/kisah-korban-rumoh-geudong-disetrum-dan-digantung-karena-dituduh-gam-1/|language=id|access-date=2023-10-04}}</ref> Tragedi ini terjadi di sebuah [[Rumoh Aceh|rumah tradisional Aceh]] yang djadikan sebagai markas TNI di desaDesa Bili, Kemukiman Aron, Kecamatan [[Glumpang Tiga, Pidie|Glumpang Tiga]], Kabupaten [[Pidie]].<ref>[{{Cite web|last=Salam|first=Fahri|date=20 Augustus 2020|editor-last=Salam|editor-first=Fahri|title=Rumoh Geudong dan Setengah Hati Pengusutan Korban Konflik Aceh|url=https://tirto.id/rumoh-geudong-dan-setengah-hati-pengusutan-korban-konflik-aceh-cTBw Rumoh Geudong dan Setengah Hati Pengusutan Korban Konflik Aceh]|website=tirto.id|language=id|access-date=2023-06-27}}</ref>
 
== Sejarah ==
Rumoh Geudong dibangun pada tahun 1818 oleh Ampon Raja Lamkuta, ''[[hulubalang|uleebalang]]'' yang tinggal di Rumoh Raya yang berjarak sekitar 200 meter dari Rumoh Geudong. Semasa perang dengan Belanda, Rumoh Geudong sering digunakan sebagai pos pengatur strategi perang oleh Raja Lamkuta. Setelah Raja Lamkuta wafat, Rumoh Geudong ditempati oleh adiknya, Teuku Cut Ahmad, kemudian Teuku Keujren Rahmad, Teuku Keujren Husein, dan Teuku Keujren Gade. Rumoh Geudong juga dijadikan sebagai basis perjuangan melawan tentara Jepang. Sejak masa Jepang hingga Indonesia merdeka, rumah itu dihuni oleh Teuku Raja Umar dan keturunannya, anak dari Teuku Keujreh Husein.
 
Saat Jakartapemerintahan [[Orde Baru]] memberlakukan Operasi Militer di Aceh, pada April 1990, Rumoh Geudong ditempati sementara oleh tentara tanpa sepengetahuan pemiliknya. Saat itu, pemilik Rumoh Geudong sempat menyatakan keberatannya. Namun, pasukan pemerintah sudah membuat rumah itu sebagai lokasi tahanan.<ref>[http{{Cite web|last=Gade|first=Fakhrurradzie|date=2016-08-20|title=Rumoh Geudong, Jejak Pilu Konflik Aceh|url=https://www.acehkita.com/rumoh-geudong-jejak-pilu-konflik-aceh/ Rumoh Geudong, Jejak Pilu Konflik Aceh]|website=ACEHKITA.COM|language=en-US|access-date=2023-06-27}}</ref>
 
== Referensi ==