Timur Lenk: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Naval Scene (bicara | kontrib)
k ←Membatalkan revisi 1784079 oleh 125.164.112.69 (Bicara)rv copyvio suspect
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(113 revisi perantara oleh 51 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Refimprove}}
[[Berkas:Samarkand-15.JPG|thumb|right|225px|Monumen Timur Lenk di Samarkand, [[Uzbekistan]]]]
{{Infobox monarch
 
|name= Temür
'''Tamerlane''' ([[1336]] – [[14 Februari]] [[1405]]) (Bahasa Turki Chagatai: تیمور ''Tēmōr'', "[[besi]]"), juga dikenal sebagai '''Temur''', '''Timur Lenk''', '''Taimur''', atau '''Timur i Leng''', yang artinya ''Timur si Pincang'', karena kaki kirinya yang pincang sejak lahir adalah seorang penakluk dan penguasa keturunan Turki-Mongol dari wilayah [[Asia Tengah]], yang terkenal pada [[abad ke-14]], terutama di [[Rusia]] selatan dan [[Persia]].
|title= '''[[Amir]]'''
|image=Tamerlan.jpg
|caption=Ilustrasi era [[Dinasti Timuriyah|Timuriyah]] Emir Timur
|reign=1370–1405
|coronation=1370, Balkh
|othertitles=''Timur Lang'' (Timur si Pincang), '''Baig''', '''Mirza''', '''Gurkani'''
|predecessor=Amir Hussain
|successor=Khalil Sultan
|spouse=Saray Mulk Khanum
|children=Miran Shah<br>Shahrukh Mirza
|royal house=Barlas [[Dinasti Timuriyah|Timuriyah]]
|royal anthem =
|father=Muhammad Taraghai
|mother=Tekina Mohbegim
|birth_date=1320–1330
|birth_place=Kesh, [[Kekhanan Chagatai]] (sekarang [[Uzbekistan]])
|death_date={{Death date|1405|2|18|df=yes}}
|death_place=Otrar, [[Sungai Syr Darya]] (sekarang [[Kazakhstan]])
|place of burial=[[Gur-e Amir]], [[Samarkand]]
|religion=[[Islam Sunni]]
|full name=Shuja-ud-din Timur<ref>W. M. Thackston, ''A Century of Princes: Sources on Timurid History and Art'' (1989), p. 239</ref>}}
'''Timur''' {{efn|{{IPAc-en|t|ɪ|ˈ|m|ʊər}}{{indent}}{{*}}Juga dieja '''Taimur''' atau '''Temur'''.{{indent}}{{*}}Dalam literatur Barat dikenal dengan nama '''Amir Timur''', '''Tamerlane'''<ref>{{IPAc-en|ˈ|t|æ|m|ər|l|eɪ|n}}</ref> ({{lang-fa|تيمور لنگ}} {{lang|fa-Latn|Temūr(-i) Lang}}; Bahasa Turki Chagatai: اقساق تیمور ''Aqsaq Temür'',<ref>{{Cite book |last=Johanson |first=Lars |title=The Turkic Languages |url=https://archive.org/details/turkiclanguagesr00csat |date=1998 |publisher=Routledge |isbn=0-415-08200-5 |page=[https://archive.org/details/turkiclanguagesr00csat/page/n230 27]}}</ref> {{lit.}} 'Timur the Lame') atau '''''Sahib-i-Qiran'''''), [[epitet]]nya.<ref>{{cite book|title=The Shah Jahan Nama of 'Inayat Khan: An Abridged History of the Mughal Emperor Shah Jahan, Compiled by His Royal Librarian: the Nineteenth-century Manuscript Translation of A.R. Fuller (British Library, Add. 30,777|url=https://archive.org/details/shahjahannamaofi0000inay|authors=ʻInāyat Khān, Muḥammad Ṭāhir Āšnā ʿInāyat Ḫān|publisher=Oxford University Press|year=1990|pages=[https://archive.org/details/shahjahannamaofi0000inay/page/11 11]–17}}</ref>}} (Bahasa Turki Chagatai: تیمور ''Tēmōr'', {{lit.}} '[[besi]]'; c. 9 April [[1336]] – c. 17 Februari [[1405]]), juga dikenal sebagai '''Timūr Gurkānī'''{{efn|Untuk mengesahkan pemerintahannya, Timur mengambil gelar ''Guregen'' ({{lit.}} 'menantu raja') ketika menikahi Saray Mulk Khanum, putri dari dinasti Jenghis Khan.{{sfn|Manz|1999|p=14}}}} (Bahasa Turki Chagatai: تيمور کورگن ''Temür Küregen''),<ref>{{Cite book|title = Gedanke und Wirkung: Festschrift zum 90. Geburtstag von Nikolaus Poppe|isbn = 9783447028936|last1 = Heissig|first1 = Walther|last2 = Sagaster|first2 = Klaus|year = 1989|page=115}}</ref>, atau '''Timur i Leng (Lenk)''' ("Timur si Pincang", karena kaki kirinya yang pincang sejak lahir), adalah seorang penakluk dan penguasa [[Islam Sunni]]<ref>Maria E. Subtelny, ''Timurids in Transition: Turko-Persian Politics and Acculturation in Medieval Persia'', Vol. 7, (Brill, 2007), 201.</ref> keturunan Turki-Mongol dari wilayah [[Asia Tengah]], yang terkenal pada [[abad ke-14]], terutama di [[Rusia]] selatan dan [[Persia]].
 
== Kehidupan awal ==
Timur dilahirkan di [[Kesh]] (kini bernama Shahr-i-Sabz, 'kota hijau'), yang terletak sekitar 50 mil di sebelah selatan kota [[Samarkand]] di [[Uzbekistan]].
 
Ayahnya bernama [[Teragai]] yang merupakan ketua kaum [[Barlas]]. Ia adalah cicit dari [[Karachar Nevian]] (menteri dari [[Chagatai Khan]], yaitu anak [[Jenghis Khan]] sekaligus komandan pasukan tempurnya), dan Karachar terkenal di antara kaumnya sebagai yang pertama memeluk agama [[Islam]]. Teragai mungkin saja mewarisi pangkat yang tinggi di bidang ketentaraan; tetapi seperti ayahnya Burkul, ia menggemari kehidupan beragama dan belajar.
 
Di bawah bimbingan yang baik, Timur ketika berusia dua puluh tahun bukan saja mahir dalam kegiatan-kegiatan luar ruangan, tetapi juga mempunyai reputasi sebagai pembaca [[Al-Quran]] yang tekun. Pada masa itu, ia disebutkan telah menunjukkan sifat-sifat yang ramah dan mudah bersimpati.
 
Timur merupakan seorang muslim yang mengagumi [[Tarekat Naqsyabandiyah|tarekat Naqsabandiyah]] yang berkembang di wilayah [[Transoxiana]].<ref>Beatrice Forbes Manz (25 March 1999). [https://books.google.com/books?id=1Nzh_9DZ5DYC&pg=PA17 ''The Rise and Rule of Tamerlane'']. Cambridge University Press. pp. 17–. [[International Standard Book Number|ISBN]] [[Istimewa:BookSources/978-0-521-63384-0|978-0-521-63384-0]].</ref> Di kota [[Tirmidz]], Timur mendapat pendidikan agama islam dari [[Sayyid Baraka]] yang juga merupakan seorang [[ulama]] dan [[Ahlul Bait|Ahlul Bayt]].<ref>"The Descendants of Sayyid Ata and the Rank of Naqīb in Central Asia" by Devin''DeWeese Journal of the American Oriental Society'', Vol. 115, No. 4 (Oct. – Dec., 1995), pp. 612–634</ref><ref>''Four studies on the history of Central Asia'', Volume 1 By Vasilij Vladimirovič Bartold p.19</ref><ref>''Islamic art'' By Barbara Brend p.130</ref> Akan tetapi, ulama yang menjadi penasihat bidang keislaman dari Kekaisarannya kelak adalah Abdul Jabar Khwarazmi, yang merupakan seorang [[Sunni]] [[Mazhab Hanafi]].<ref>'''[[Dinasti Timuriyah#cite ref-11|^]]''' Vasilij Vladimirovič Bartold. ''[https://books.google.com/books?id=-twUAAAAIAAJ&pg=PA19&lpg=PA19#v=onepage&q&f=false Four studies on the history of Central Asia, Volume 1]''. E.J. Brill; 1962. p. 19.</ref><ref>V.V. Barthold. ''[https://books.google.com/books?id=McYUAAAAIAAJ&pg=PA59#v=onepage&q&f=false Four Studies on Central Asia]''. E.J. Brill archives; 1956. p. 59.</ref>
<!-- ''' Timur Lenk'''
 
== Serangan-Serangan Timur Lenk ==
[[Berkas:Timurid Dynasty 821 - 873 (AH).png|jmpl|350px|ka|Demikian luas kerajaan [[Dinasti Timuriyah]]]]
Timur Lenk menghabiskan waktunya selama 35 tahun dalam berbagai pertempuran dan ekspedisi. Didukung pasukan [[Turki]] yang loyalis dan para tokoh [[Muslim]] serta ulama, Timur pun melakukan perluasan kekuasaan. Dia dikenal sebagai seorang tentara yang jenius. Kariernya di bidang militer yang gemilang telah mengantarkannya untuk mendirikan [[Dinasti Timuriyah]] di kawasan [[Asia Tengah]]. Keberanian dan ketangguhannya dalam berekspansi dan memimpin telah berkontribusi bagi perkembangan dan peradaban [[Islam]]. Dia dijuluki sebagai sang penakluk. Pemimpin yang dikenal memiliki perhatian besar terhadap penyebaran [[Islam]] itu bernama Timur Lenk atau Timurlane. Raja [[Dinasti Timuriyah]] pertama itu terlahir di kota [[Kish]], sekitar 80&nbsp;km sebelah selatan [[Samarkand]], Provinsi Transoksania. Timur adalah keturunan Mongol-Turki. Timur masih keturunan Jengiz Khan, pemimpin bangsa Mongol Raya.
 
Melalui memoarnya, Timur bercerita, "Ayahku berkata kepadaku bahwa kami adalah keturunan dari [[Abu Al-Atrak]] (bapak [[Turki]])." Dari silsilah itulah terungkap bahwa Timur masih merupakan keturunan [[Moghul]]. Ayahnya bernama [[Teragai]], ketua [[kaum Barlas]]. Ia adalah cicit dari [[Karachar Nevian]] yaitu anak [[Jenghis Khan]]. [[Karachar]] merupakan pemeluk agama [[Islam]] pertama di antara kaumnya. Dalam bahasa [[Mongol]], Timur berarti ‘besi’. Sedangkan nama belakang Lenk atau Lame adalah julukan yang berarti ‘pincang’. Ada beberapa versi yang menyatakan penyebab cacatnya salah satu kaki Timur. Salah satu versi menyebutkan, kakinya cacat sejak lahir. Ada pula yang berkisah, kakinya cacat ketika bertempur. Versi lain mengatakan, kaki Timur cacat saat mengembala kambing.
 
Meski begitu, Timur tumbuh sebagai pemuda yang berbakat. Dunia militer merupakan pilihan hidupnya. Dia pun lalu bergabung sebagai tentara pada penguasa lokal, [[Amir Husein]]. Pada '''1360 M''', Timur telah menjadi seorang pemimpin militer termasyhur. Timur dikenal sebagai komandan yang gigih dalam mempertahankan wilayahnya dari ancaman [[Tughluq Timur Khan]], penguasa Dinasti [[Chagatai]].Ketangguhan dan kehebatannya membuat penguasa Dinasti [[Chagatai]] terkesan. Tuglaq lalu menawarkan sebuah jabatan kepada Timur menjadi pembantu utama (wazir) Gubernur [[Samarkand]], [[Ilyas]]. Timur pun menerima tawaran itu. Bersama [[Amir Husein]], Timur lalu melakukan pemberontakan dan mengalahkan pasukan Tuglaq Timur Khan hingga membuat [[Dinasti Chagatai]] terjungkal.
 
Naluri militernya yang ambisius membuat Timur lalu berubah sikap. Ia juga menyerang [[Amir Husein]] yang menjadi sekutunya. Setelah pasukan [[Amir Husein]] ditaklukkan, Timur lalu mendirikan [[Dinasti Timurid]] yang pusat di [[Samarkand]] pada '''10 April 1370'''. Timur berkuasa selama 35 tahun dari '''tahun 1370''' hingga '''1405'''. Kehadiran [[Dinasti Timurid]] yang dipimpin Timur mendapat dukungan umat [[Islam]] terutama ulama, Syaikh al-Islam, serta para pemimpin tarikat berpengaruh. Dukungan itu diberikan tokoh [[Muslim]] dan ulama, karena Timur memberi perhatian yang besar untuk menyebarluaskan agama Islam. Sebagai bentuk dukungan, para ulama dan pemimpin tarikat juga ikut terlibat dalam pemerintahan [[Dinasti Timurid]]. Ada yang menjadi hakim, diplomat, serta tutor kalangan bangsawan.
 
Bahkan beberapa 'ulama kerap mendampingi Timur sebagai penasihat dalam setiap ekspedisi penaklukan. Sebagai seorang raja, Timur tak pernah mau menggunakan nama belakang [[Khan]]. Timur memang dikenal sebagai seorang tentara yang jenius, namun kebijakan politiknya juga kerap gagal. Meski gemar melakukan ekspedisi penaklukan, namun dia tak pernah meninggalkan aparat pemerintah di wilayah yang dikuasainya itu. Akibatnya, Timur harus kembali melakukan penaklukan ulang, jika wilayah yang pernah dikuasainya memberontak. Ekspedisi penaklukan dilakukannya setelah posisi [[Samarkand]] kuat dan aman dari berbagai rongrongan.
 
Timur menghabiskan waktunya selama 35 tahun dalam berbagai pertempuran dan ekspedisi. Didukung pasukan [[Turki]] yang loyalis dan para tokoh Muslim serta ulama, Timur pun melakukan perluasan kekuasaan. Dia melebarkan kekuasaannya ke wilayah Barat dan Baratlaut meliputi [[Mongol]], [[Laut Kaspia]], [[Ural]], dan [[Volga]].Ekspedisi yang dilakukannya ke wilayah selatan dan barat daya mampu menaklukkan setiap provinsi di [[Persia]], termasuk [[Baghdad]], [[Karballa]], dan [[Irak Utara]]. Tak heran, bila banyak kota dan daerah yang dikuasai dinasti lain berhasil dikuasai Timur. Salah satu lawan yang paling berat bagi Timur adalah [[Tokhtamysh]].
 
Wilayah [[Khawarizmi]] dan [[Jata]] berhasil dikuasai pasukan Timur pada '''1380 M''' setelah melalui pertempuran panjang selama 10 tahun. Sepanjang '''1381 M -1382 M''', Timur sudah menaklukkan wilayah kekuasaan Kerajaan [[Persia]] seperti [[Herat]], [[Masyhad]], [[Sabzavar]], [[Astarabad]], [[Mazandaran]], dan [[Sistan]]. Pada tahun '''1382 M''', pasukan Timur berhasil membantu [[Tokhtamysh]] untuk menundukkan [[Moskow]]. Pasukan [[Tokhtamysh]] yang dibantunya ternyata balik menyerang pasukan Timur dan menginvasi [[Azerbaijan]] pada '''1385 M'''. Dalam sebuah pertempuran yang dahsyat, kekuatan [[Tokhtamysh]] akhirnya berakhir dipatahkan. Guna menghadapi pasukan lawannya itu, Timur memimpin tak kurang dari 100 ribu pasukan yang menempuh perjalanan beratus-ratus mil. Sekitar 100 ribu pasukannya yang bergerak dari Timur sejauh ratusan mil nyaris mengalami kelaparan. Untunglah, Timur memerintahkan pasukannya untuk berburu hingga akhirnya tak sempat mengalami kelaparan. Pasukan [[Tokhtamysh]] akhirnya terpojok di wilayah [[Orenburg]] dan berhasil dikalahkan pasukan Timur.
 
Pada '''1398 M''', Timur melakukan ekspedisi penaklukan ke [[India]]. Ia mendengar terjadi perang sipil di wilayah [[India]]. Saat itu, di [[India]] terdapat kerajaan Islam bernama [[Dinasti Tughlaq]] yang dipimpin Sultan [[Nashirudin Mahmud]]. Timur mendengar [[Sultan Delhi]] Muslim itu terlalu toleran dan bersikap lemah terhadap masyarakat [[Hindu]]. Timur lalu memutuskan untuk mengambil alih kekuasaan [[Sultan Delhi]]. Pasukannya melintasi [[Sungai Indus]] di [[Attock]] pada '''24 September 1398 M'''. Pasukan Sultan dengan mudah dikalahkan pada '''17 Desember 1398 M'''. Dia menuliskan penaklukannya di [[India]] dalam [[Tuzuk]]-[[Timuri]].
 
Sayangnya, penaklukan [[Delhi]] itu diwarnai dengan pertumpahan darah yang sebenarnya tak perlu dilakukan Timur. Dia meninggalkan [[Delhi]] pada '''Januari 1399 M'''. Menurut [[Ruy Gonzales de Clavijo]], Timur membawa 90 ekor gajah dari [[Delhi]] untuk mengangkut batu mulia. Dia lalu menggunakannya untuk membangun [[masjid]] di [[Samarkand]]. Para sejarawan meyakini masjid itu adalah [[Masjid Bibi-Khanym]]. Setelah itu, dia berperang dengan [[Yildirim Bayezid I]], Sulthan Kerajaan [[Utsmani]], dan [[sulthan Mamluk]] dari [[Mesir]]. Pada '''1400 M''', Timur menyerbu [[Armenia]] dan [[Georgia]]. Setahun kemudian, dia menginvasi [[Baghdad]]. Sekitar 20 ribu orang tewas dalam invasi itu. Timur tutup usia pada '''19 Februari 1405 M''' saat melakukan pertempuran melawan [[Dinasti Ming]].
 
== Keturunan ==
{{See also|Pohon keluarga Timur}}
 
=== Putra dari Timur ===
 
*[[Umar Shaikh Mirza I]] – dengan Tolun Agha
*[[Jahangir Mirza (Pangeran Timuriyah)|Jahangir Mirza]] – dengan Turmish Agha
*[[Miran Shah|Miran Shah Mirza]] – dg Mengli Agha
*[[Shah Rukh|Shah Rukh Mirza]] – dg Toghay Turkhan Agha
 
=== Putri dari Timur ===
 
*Aka Begi (m. 1382) – dg Turmish Agha. Menikah dg Muhammad Beg, putra dari Amir Musa [[Tayichiud]]
**[[Sultan Husayn Tayichiud]]
*Sultan Bakht Begum (m. 1429/30) – dg Oljay Turkhan Agha. Menikah pertama dg Muhammad Mirke Apardi, menikah kedua, 1389/90, Sulayman Shah [[Dughlats|Dughlat]]
*Sa'adat Sultan – dg Dilshad Agha
*Bikijan – dg Mengli Agha
*Qutlugh Sultan Agha – dg Toghay Turkhan Agha<ref>John E Woods, ''The Timurid Dynasty'' (1990), p. 17-9</ref><ref>Vasilii Vladimirovitch Barthold, ''Four Studies on the History of Central Asia, Vol. 2'' (1963), p. 31</ref>
 
=== Putra dari Umar Shaikh Mirza I ===
 
*[[Pir Muhammad (putra Umar Shaikh)|Pir Muhammad]]
*[[Iskandar (Wangsa Timuriyah)|Iskandar]]
*[[Rustam Mirza|Rustam]]
*[[Bayqara Mirza I|Bayqara I]]
**Mansur
***[[Husayn Bayqarah|Sultan Husayn Bayqarah]]
****[[Badi' al-Zaman (Wangsa Timuriyah)|Badi' al-Zaman]]
*****Muhammed Mu'min
*****[[Muhammad Zaman Mirza]]
****Muzaffar Hussein
****Ibrahim Hussein
 
=== Putra dari Jahangir ===
 
*[[Muhammad Sultan Mirza]]
*[[Pir Muhammad (putra Jahangir)|Pir Muhammad]]
 
=== Putra dari Miran Shah ===
 
*[[Khalil Sultan]]
*Abu Bakr
*[[Muhammad Mirza]]
**[[Abu Sa'id Mirza]]
***[[Umar Shaikh Mirza II]]
****[[Babur|Zahir-ud-din Muhammad Babur]]
*****Dinasti [[Mughal]]
****Jahangir Mirza II
 
=== Putra dari Shah Rukh Mirza ===
 
*[[Ulugh Beg|Mirza Muhammad Taraghay]] – dikenal sebagai ''Ulugh Beg''
**[[Abd al-Latif ibn Muhammad Taraghay Ulughbek|Abdul-Latif]]
*[[Baysunghur|Ghiyath-al-Din Baysunghur]]
**[[Ala al-Dawla Mirza]]
***[[Ibrahim (Timurid Dynasty)|Ibrahim Mirza]]
**[[Sultan Muhammad (Timurid dynasty)|Sultan Muhammad]]
***[[Yadigar Muhammad]]
**[[Abul-Qasim Babur Mirza]]
*[[Sultan Ibrahim (Timurid)|Sultan Ibrahim Mirza]]
**[['Abdullah (Timurid)|Abdullah Mirza]]
*Mirza Soyurghatmïsh Khan
*[[Muhammad Juki]]
 
== Referensi ==
 
{{Notelist}}
Sulthan Timur Lenk merupakan keturunan Mongol yang sudah masuk Islam, dimana sisa-sisa kebiadaban dan kekejaman masih melekat kuat. Dia berhasil menaklukkan Tughluk Temur dan Ilyas Khoja, dan kemudian dia juga melawan Amir Hussain (iparnya sendiri). Dan dia memproklamirkan dirinya sebagai penguasa tunggal di Transoxiana, pelanjut Jagati dan Turunan Jengis Khan.
{{reflist}}
Setelah lebih dari satu abad umat Islam menderita dan berusaha bangkit dari kehancuran akibat serangan bangsa Mongol di bawah Hulagu Khan, malapetaka yang tidak kurang dahsyatnya datang kembali, yaitu serangan yang juga dari keturunan bangsa Mongol. Berbeda dari Hulagu Khan dan keturunannya pada dinasti Ilkhan, penyerang kali ini sudah masuk Islam, tetapi sisa-sisa kebiadaban dan kekejaman masih melekat kuat. Serangan itu dipimpin oleh Timur Lenk, yang berarti Timur si Pincang.
Sang penakluk ini lahir dekat Kesh (sekarang Khakhrisyabz, "kota hijau", Uzbekistan), sebelah selatan Samarkand di Transoxiana, pada tanggal 8 April 1336 M/25 Sya'ban 736 H, dan meninggal di Otrar pada tahun 1404 M. Ayahnya bernama Taragai, kepala suku Barlas, keturunan Karachar Noyan yang menjadi menteri dan kerabat Jagatai, putera Jengis Khan. Suku Barlas mengikuti Jagatai mengembara ke arah barat dan menetap di Samarkand. Taragai menjadi gebernur Kesh. Keluarganya mengaku keturunan Jengis Khan sendiri.
Sejak usia masih sangat muda, keberanian dan keperkasaannya yang luar biasa sudah terlihat. Ia sering diberi tugas untuk menjinakkan kuda-kuda binal yang sulit ditunggangi dan memburu binatang-binatang liar. Sewaktu berumur 12 tahun, ia sudah terlibat dalam banyak peperangan dan menunjukkan kehebatan dan keberanian yang mengangkat dan mengharumkan namanya di kalangan bangsanya. Akan tetapi, baru setelah ayahnya meninggal, sejarah keperkasaannya bermula setelah Jagatai wafat, masing-masing Amir melepaskan diri dari pemerintahan pusat. Timur Lenk mengabdikan diri pada Gubernur Transoxiana, Amir Qazaghan Ketika Qazaghan meninggal dunia, datang serbuan dari Tughluq Temur Khan, pemimpin Moghulistan, yang menjarah dan menduduki Transoxiana. Timur Lenk bangkit memimpin perlawanan untuk membela nasib kaumnya yang tertindas. Tughluq Temur setelah melihat keberanian dan kehebatan Timur, menawarkan kepadanya jabatan gubernur di negeri kelahirannya. Tawaran itu diterima. Akan tetapi, setahun setelah Timur Lenk diangkat menjadi gubernur, tahun 1361 M, Tughluq Temur mengangkat puteranya, Ilyas Khoja menjadi gubernur Samarkand dan Timur Lenk menjadi wazirya. Tentu saja Timur Lenk menjadi berang. Ia segera bergabung dengan cucu Qazaghan, Amir Husain, mengangkat senjata memberontak terhadap Tughluq Temur.
Timur Lenk berhasil mengalahkan Tughluq Temur dan Ilyas Khoja. Keduanya dibinasakan dalam pertempuran. Ambisi Timur Lenk untuk menjadi raja besar segera muncul. Karena ambisi itulah ia kemudian berbalik memaklumkan perang melawan Amir Husain, walaupun iparnya sendiri. Dalam pertempuran antara keduanya, ia berhasil mengalahkan dan membunuh Amir Husain di Balkh. Setelah itu, ia memproklamirkan dirinya sebagai penguasa tunggal di Transoxiana, pelanjut Jagatai dan turunan Jengis Khan, pada 10 April 1370 M. Sepuluh tahun pertama pemerintahannya, ia berhasil menaklukkan Jata dan Khawarizm dengan sembilan ekspedisi.
Setelah Jata dan Khawarizm dapat ditaklukkan, kekuasaannya mulai kokoh. Ketika itulah Timur Lenk mulai menyusun rencana untuk mewujudkan ambisinya menjadi penguasa besar, dan berusaha menaklukkan daerah-daerah yang pernah dikuasai oleh Jengis Khan. Ia berkata, "Sebagaimana hanya ada satu Tuhan di alam ini, maka di bumi seharusnya hanya ada seorang raja".
Pada tahun 1381 M ia menyerang dan berhasil menaklukkan Khurasan. Setelah itu serbuan ditujukan ke arah Herat. Di sini ia juga keluar sebagai pemenang. Ia tidak berhenti sampai di situ, tetapi terus melakukan serangan ke negeri-negeri lain dan berhasil menduduki negeri-negeri di Afghanistan, Persia, Fars dan Kurdistan. Di setiap negeri yang ditaklukkannya, ia membantai penduduk yang melakukan perlawanan. Di Sabzawar, Afghanistan, bahkan ia membangun menara, disusun dari 2000 mayat manusia yang dibalut dengan batu dan tanah liat. Di Isfa, ia membantai lebih kurang 70.000 penduduk. Kepala-kepala dari mayat-mayat itu dipisahkan dari tubuhnya dan disusun menjadi menara. Dari sana ia melanjutkan ekspansinya ke Irak, Syria dan Anatolia (Turki). Tahun 1393 M ia menghancurkan dinasti Muzhaffari di Fars dan membantai amir-amirnya yang masih hidup. Pada tahun itu pula Baghdad dijarahnya, dan setahun kemudian ia berhasil menduduki Mesopotamia. Penguasa Baghdad itu, Sultan Ahmad Jalair, melarikan diri ke Syria. Ia kemudian menjadi Vassal dari Sultan Mesir, Al-Malik al-Zahir Barquq. Penguasa dinasti Mamalik yang berpusat di Mesir ini adalah satu-satunya raja yang tidak mau dan tidak berhasil ditundukkannya. Utusan-utusan Timur Lenk yang dikirim ke Mesir untuk perjanjian damai, sebagian dibunuh dan sebagian lagi diperhinakan, kemudian disuruh pulang ke Timur Lenk. Mesir, sebagaimana pada masa serangan-serangan Hulagu Khan, kembali selamat dari serang bangsa Mongol. Karena Sultan Barquq tidak mau mengekstradisi Ahmad Jalair yang berada dalam perlindungannya, Timur Lenk kemudian melancarkan invasi ke Asia Kecil menjarah kota-kota, Takrit, Mardin dan Amid. Di Takrit, kota kelahiran Salahuddin al-Ayyubi, ia membangun sebuah piramida dari tengkorak kepala korban-korbannya.
Pada tahun 1395 M ia menyerbu daerah Qipchak, kemudian menaklukkan Moskow yang didudukinya selama lebih dari setahun. Tiga tahun kemudian ia menyerang India. Konon alasan penyerbuannya adalah karena ia menganggap penguasa muslim di daerah ini terlalu toleran terhadap penganut Hindu. Ia sendiri berpendapat, semestinya penguasa muslim itu memaksakan Islam kepada penduduknya. Di India ia membantai lebih dari 80.000 tawanan. Dalam rangka pembangunan masjid di Samarkand, ia membutuhkan batu-batu besar. Untuk itu, 90 ekor gajah dipekerjakan mengangkat batu-batu besar itu dari Delhi ke Samarkand.
Setelah fondasi masjid dibangun, tahun 1399 M Timur Lenk berangkat memerangi Sultan Mamalik di Mesir yang membantu Ahmad Jalair, penguasa Mongol di Baghdad yang lari ketika ia menduduki kota itu sebelumnya, dan memerangi Daulah Bani Ustmani di bawah Sulthan Yildirim Bayazid I Rahimahullah. Dalam perjalanannya itu, ia menaklukkan Georgia. Di Sivas, Anatolia sekitar 4000 tentara Armenia dikubur hidup-hidup untuk memenuhi sumpahnya bahwa darah tidak akan tertumpah bila mereka menyerah.
Pada tahun 1401 M ia memasuki daerah Syria bagian utara. Tiga hari lamanya Aleppo dihancurleburkan. Kepala dari 20.000 penduduk dibuat piramida setinggi 10 hasta dan kelilingnya 20 hasta dengan wajah mayat menghadap keluar. Banyak bangunan seperti sekolah dan masjid yang berasal dari zaman Nuruddin Zanki dan Ayyubi dihancurkan. Hamah, Horns dan Ba'labak berturut-turut jatuh ketangannya. Pasukan Sultan Faraj dari Kerajaan Mamalik dapat dikalahkannya dalam suatu pertempuran dahsyat sehingga Damaskus jatuh ke tangan pasukan Timur lenk pada tahun 1401 M. Akibat peperangan itu masjid Umayyah yang bersejarah rusak berat tinggal dinding-dindingnya saja yang masih tegak. Dari Damaskus para seniman ulung dan pekerja atau tukang yang ahli dibawanya ke Samarkand. Ia memerintahkan ulama yang menyertainya untuk mengeluarkan fatwa membenarkan tindakan-tindakannya itu. Setelah itu serangan dilanjutkan ke Baghdad. Ketika Baghdad berhasil ditaklukkan, ia melakukan pembantaian besar-besaran terhadap 20.000 penduduk sebagai pembalasan atas pembunuhan terhadap banyak tentaranya sewaktu mengepung kota itu. Di sini, seperti kebiasaannya, ia kemudian mendirikan 120 buah piramida dari kepala mayat-mayat sebagai tanda kemenangan.
Daulah Bani Ustmani, oleh Timur Lenk dipandang sebagai tantangan terbesar, karena kerajaan ini menguasai banyak daerah bekas imperium Jengis Khan dan Hulagu Khan. Bahkan, Sulthan Yildirim Bayazid I Rahimahullah, penguasa tertinggi kerajaan ini sebelumnya berhasil meluaskan daerah kekuasaannya ke daerah-daerah yang sudah ditaklukkan oleh Timur Lenk. Karena itu Timur Lenk sangat berambisi mengalahkan kerajaan ini. Ia mengerahkan bala tentaranya untuk memerangi tentara Bayazid I. Di Sivas terjadi peperangan hebat antara kedua pasukan itu. Timur Lenk keluar sebagai pemenang dan putera Bayazid I, Erthugrul, terbunuh dalam pertempuran tersebut. Pada tahun 1402 M terjadi peperangan yang menentukan di Ankara. Tentara Daulah Bani Utsmani kembali menderita kekalahan, sementara Sulthan Yildirim Bayazid I Rahimahullah sendiri tertawan ketika hendak melarikan diri. Sulthan Yildirim Bayazid I Rahimahullah akhirnya meninggal dalam tawanan. Timur Lenk melanjutkan serangannya ke Broessa, ibu kota lama Turki, dan Syria. Setelah itu ia kembali ke Samarkand untuk merencanakan invasi ke Cina. Namun, di tengah perjalanan, tepatnya di Otrar, ia menderita sakit yang membawa kepada kematiannya. Ia meninggal tahun 1404 M, dalam usia 71 tahun. Jenazahnya dibawa ke Samarkand untuk dimakamkan dengan upacara kebesaran.
Timur Lenk terkenal sebagai penguasa yang sangat ganas dan kejam terhadap para penentangnya. Ia adalah penganut Syi'ah yang taat dan menyukai tasawuf tarekat Naqsyabandiyyah. Dalam perjalanan-perjalanannya ia selalu membawa serta ulama-ulama syi’ah, sastrawan dan seniman. Ulama syi’ah dan ilmuwan dihormatinya. Ketika berusaha menaklukkan Syria bagian utara, ia menerima dengan hormat sejarawan terkenal, Syeikh Ibnu Khaldun Rahimahullah yang diutus Sultan Faraj untuk membicarakan perdamaian. Kota Samarkand diperkayanya dengan bangunan-bangunan dan masjid yang megah dan indah. Di masa hidupnya kota Samarkand menjadi pasar internasional, mengambil alih kedudukan Baghdad dan Tabriz. Ia datangkan tukang-tukang yang ahli, seniman-seniman ulung, pekerja-pekerja yang pandai dan perancang-perancang bangunan dari negeri-negeri taklukannya; Delhi, Damaskus dan lain-lain. Ia meningkatkan perdagangan dan industri di negerinya dengan membuka rute-rute perdagangan yang baru antara India dan Persia Timur. Ia berusaha mengatur administrasi pemerintahan dan angkatan bersenjata dengan cara-cara rasional dan berjuang menyebarkan Islam.
Setelah Timur Lenk meninggal, dua orang anaknya, Muhammad Jehanekir dan Khalil, berperang memperebutkan kekuasaan. Khalil (1404-1405 M) keluar sebagai pemenang. Akan tetapi, ia hidup berfoya-foya menghabiskan kekayaan yang ditinggalkan ayahnya. Karena itu saudaranya yang lain, Syah Rukh (1405-144 7 M), merebut kekuasaan dari tangannya. Syah Rukh berusaha mengembalikan wibawa kerajaan. Ia seorang raja yang adil dan lemah lembut. Setelah wafat, ia diganti oleh anaknya Ulugh Bey (1447-1449 M), seorang raja yang alim dan sarjana ilmu pasti. Namun, masa kekuasaannya tidak lama. Dua tahun setelah berkuasa ia dibunuh oleh anaknya yang haus kekuasaan, Abdal-Latif (1449- 1450 M). Raja besar dinasti Timuriyah yang terakhir adalah Abu Sa'id (1452-1469 M). Pada masa inilah kerajaan mulai terpecah belah. Wilayah kerajaan yang luas itu diperebutkan oleh dua suku Turki yang baru muncul ke permukaan, Kara Koyunlu (domba hitam) dan Ak Koyunlu (domba putih). Abu Sa'id sendiri terbunuh ketika bertempur melawan Uzun Hasan, penguasa Ak Kdyunlu Wallahul Musta'an.
-->
 
* Maria E. Subtelny,''Timurids in Transition: Turko-Persian Politics and Acculturation in Medieval Persia'', Vol. 7, (Brill, 2007), 201
{{Daftar yang Agung}}
* Tarikh Islamiyyah, Ibn Khaldun.
{{bio-stub}}
* Sejarah Islam, Muhammad Syu'Ub.
{{Link FA|ur}}
 
{{S-start}}
[[Kategori:Kelahiran 1336]]
{{S-hou|[[Dinasti Timuriyah]]|}}
[[Kategori:Kematian 1405]]
{{Succession box|title=[[Amir]] [[Kekaisaran Timuriyah|Timuriyah]]<br />Sultan Turan|years=1370–1405|before=Tidak ada|after=[[Pir Muhammad ibn Jahangir]]<br/>dan [[Khalil Sultan]]}}
[[Kategori:Tokoh Mongolia]]
{{S-end}}
{{Kekaisaran Timuriyah}}{{Daftar yang Agung}}
{{lifetime|1336|1405|Timur Lenk}}
<!--anda dapat berkontribusi dalam pelacakan artikel biografi tokoh muslim di wikipedia dengan menambahkan templat ini pada halaman tokoh muslim yang belum terhimpun di dalam kategori pelacakan --Kategori:Semua artikel biografi tokoh muslim -- Lihat Templat:Lifetime-Tokoh-Muslim -->
{{Lifetime-Tokoh-Muslim
|sort = Timur Lenk
|hari_lahir =
|tgl_lahir_h =
|tgl_lahir_m =
|bln_lahir_h =
|bln_lahir_m =
|thn_lahir_h =
|thn_lahir_m = 1336
|tempat_lahir = Kesh
|status_hidup_wafat = WAFAT
|sebab_wafat =
|tempat_wafat =
|hari_wafat = Otrar
|tgl_wafat_h =
|tgl_wafat_m =
|bln_wafat_h =
|bln_wafat_m = Februari
|thn_wafat_h =
|thn_wafat_m = 1405
|tempat_makam =
}}
 
[[Kategori:Dinasti Timuriyah]]
[[ar:تيمورلنك]]
[[Kategori:Penguasa monarki Persia]]
[[ast:Tamerlán]]
[[az:Teymurləng]]
[[be-x-old:Тымур]]
[[bg:Тимур]]
[[bn:তৈমুর লং]]
[[bs:Timur Lenk]]
[[ca:Tamerlà]]
[[cs:Tamerlán]]
[[cv:Тамерлан]]
[[da:Timur Lenk]]
[[de:Tamerlan]]
[[el:Ταμερλάνος]]
[[en:Timur]]
[[eo:Timur]]
[[es:Tamerlán]]
[[et:Timur]]
[[eu:Tamerlan]]
[[fa:تیمور لنگ]]
[[fi:Timur Lenk]]
[[fr:Tamerlan]]
[[ga:Timur Bacach]]
[[gl:Tamerlán]]
[[he:טימור לנג]]
[[hi:तैमूरलंग]]
[[hr:Tamerlan]]
[[hu:Timur Lenk]]
[[hy:Լենկթեմուր]]
[[is:Tímúr]]
[[it:Tamerlano]]
[[ja:ティムール]]
[[ka:თემურლენგი]]
[[kk:Әмір Темір]]
[[ko:티무르]]
[[ku:Tamerlane]]
[[la:Tamerlanes]]
[[lt:Timūras]]
[[lv:Tamerlans]]
[[mr:तैमूर]]
[[ms:Tamerlane]]
[[nds:Tamerlan]]
[[nl:Timoer Lenk]]
[[nn:Timur Lenk]]
[[no:Timur Lenk]]
[[os:Тамерлан]]
[[pl:Timur]]
[[pt:Tamerlão]]
[[ro:Timur Lenk]]
[[ru:Тамерлан]]
[[sa:तैमूरलंग]]
[[scn:Tamerlanu]]
[[sh:Tamerlan]]
[[simple:Tamerlane]]
[[sk:Tímúr]]
[[sl:Timur Lenk]]
[[sr:Тамерлан]]
[[sv:Timur Lenk]]
[[sw:Timur]]
[[te:తైమూర్ లంగ్]]
[[tg:Темури Ланг]]
[[th:ตีมูร์]]
[[tr:Timur]]
[[uk:Тимур]]
[[ur:امیر تیمور]]
[[uz:Amir Temur]]
[[vi:Timur]]
[[zh:帖木尔]]