Ismail: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tri2008 (bicara | kontrib)
Soufiyouns (bicara | kontrib)
+ {{Authority control}}
 
(159 revisi perantara oleh 94 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{for|tokoh ini dalam sudut pandang Kristen dan Yahudi|Ismael}}
'''Nabi Ismail'''a.s (إسماعيل عليه السلام) adalah seorang nabi dalam kepercayaan agama islam dan dikenal juga dalam beberapa agama lain. Nabi Ismail a.s adalah putera dari [[Nabi Ibrahim a.s.]] dan [[Siti hajar]].
{{Infobox person
| name = Ismā‘īl<br />{{lang|ar|{{nobold|إسماعيل}}}}<br/>[[Ismael]]
| honorific_suffix = 'alaihissalam
| native_name =
| native_name_lang =
| residence = {{hlist| [[Syam]]| [[Hijaz]]}}
| other_names =
| image = Prophet Ismail Name.svg
| image_size = 150px
| alt =
| caption = Kaligrafi ''Hadhrat'' Isma'il ''dzabihullah<br>'alaihis-salam''
| title = ''Dzabihullah'' (dikurbankan untuk Allah)
| birth_name =
| birth_date =
| birth_place = [[Palestina (wilayah)|Palestina]]
| disappeared_date =
| disappeared_place =
| disappeared_status =
| death_date =
| death_place =
| death_cause =
| resting_place =
| resting_place_coordinates =
| years_active =
| known_for =
| notable_works = [[Ka'bah]]
| style =
| influences =
| influenced =
| predecessor = [[Luth]]
| successor = [[Ishaq]]
| opponents =
| spouse =
| children = {{unbulleted list
|[[Nebayot]]
|[[Kedar]]
|[[Adbeel]]
|[[Mibsam]]
|[[Misyma]]
|[[Mahalat]]/[[Basmat]]
|[[Duma]]
|[[Masa bin Ismael|Masa]]
|[[Hadad bin ismael|haddad]]
|[[Tema bin Ismael|Tema]]
| [[Yetur]]
| [[Nafish]]
| [[Kedma]]
}}
| parents =
| father = [[Ibrahim]]
| mother = [[Hajar]]
| relatives = {{hlist
|[[Sarah]] (ibu tiri)
|[[Ishaq]] (saudara)
|[[Lut]] (sepupu)
}}
| module =
| module2 =
| footnotes =
| box_width =
}}
{{Ibrahim}}
{{Nabi Islam}}
'''Isma'il''' atau '''Ismail''' ({{lang-ar|إسماعيل|Ismā‘īl}}) adalah tokoh dalam Al-Qur'an, Alkitab, dan Tanakh. Dalam Islam, dia dipandang sebagai nabi dan rasul.<ref name="Maryam 19: 54">Maryam (19): 54</ref> Isma'il juga dikaitkan dengan Makkah dan pembangunan Ka'bah<ref>https://almanhaj.or.id/2579-pembangunan-kabah.html</ref>. Isma'il merupakan anak pertama [[Ibrahim]] dan moyang [[Muhammad]]. Keturunannya disebut ''`Arab al-Musta`ribah'' ("Arab yang di-Arab-kan"), karena mereka bukan asli Arab dan mempelajari bahasa Arab dari penduduk asli setempat. Dalam agama Yahudi dan Kristen, tokoh ini disebut ''[[Ismael]]''.
 
== Kisah Nabi Ismail a.s.Ayat ==
{{quote|Dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Ismail di dalam Kitab (Alquran). Dia benar-benar seorang yang benar janjinya, seorang rasul dan nabi. Dan dia menyuruh keluarganya untuk (melaksanakan) salat dan (menunaikan) zakat, dan dia seorang yang diridai di sisi Tuhannya.|{{cite quran|19|54-55|style=inline}}}}
Nabi Ibrahim yang berhijrah meninggalkan [[Mesir]] bersama Sarah, isterinya dan Hajar, dayangnya di tempat tujuannya di [[Palestina]]. Ia telah membawa pindah juga semua hewan ternaknya dan harta miliknya yang telah diperolehnya sebagai hasil usaha dagangnya di Mesir.
Al-Bukhari meriwayatkan daripada Ibnu Abbas r.a. berkata:
 
{{quote|"Tentang Ismael, Aku telah mendengarkan permintaanmu. Ia akan Kuberkati, Kubuat beranak cucu dan sangat banyak, ia akan memperanakkan dua belas raja, dan Aku akan membuatnya menjadi bangsa yang besar."|{{Alkitab|Kejadian 17: 20}}}}
:"Pertama-tama yang menggunakan setagi {setagen} ialah Hajar ibu Nabi Ismail tujuan untuk menyembunyikan kandungannya dari Siti Sarah yang telah lama berkumpul dengan Nabi Ibrahim a.s. tetapi belum juga hamil. Tetapi walaubagaimana pun juga akhirnya terbukalah rahsia yang disembunyikan itu dengan lahirnya Nabi Ismail a.s. Dan sebagai lazimnya seorang isteri sebagai Siti Sarah merasa telah dikalahkan oleh Siti Hajar sebagai seorang dayangnya yang diberikan kepada Nabi Ibrahim a.s. Dan sejak itulah Siti Sarah merasakan bahawa Nabi Ibrahim a.s. lebih banyak mendekati Hajar kerana merasa sangat gembira dengan puteranya yang tunggal dan pertama itu, hal ini yang menyebabkan permulaan ada keratakan dalam rumahtangga Nabi Ibrahim a.s. sehingga Siti Sarah merasa tidak tahan hati jika melihat Siti Hajar dan minta pada Nabi Ibrahim a.s. supaya menjauhkannya dari matanya dan menempatkannya di lain tempat."
 
== Nama ==
Untuk sesuatu hikmah yang belum diketahui dan disadari oleh Nabi Ibrahim Allah s.w.t. mewahyukan kepadanya agar keinginan dan permintaan Sarah isterinya dipenuhi dan dijauhkanlah Ismail bersama Hajar ibunya dan Sarah ke suatu tempat di mana yang ia akan tuju dan di mana Ismail puteranya bersama ibunya akan ditempatkan dan kepada siapa akan ditinggalkan.
Isma'il berasal dari dua kata yakni "dengarlah!" (''isma''' <font size=4>ٱسْمَعْ</font>) dan "Tuhan" (''al/il'' <font size=4>إيل</font>), yang artinya "Dengarlah (doa kami wahai) Tuhan."
Doa nabi Ibrahim kepada Tuhan yang terdapat dalam Qur'an
 
<font size=4>
Maka dengan tawakkal kepada [[Allah]] berangkatlah Nabi Ibrahim meninggalkan rumah membawa Hajar dan Ismail yang diboncengkan di atas [[unta]]nya tanpa tempat tujuan yang tertentu. Ia hanya berserah diri kepada Allah yang akan memberi arah kepada binatang tunggangannya. Dan berjalanlah [[unta]] Nabi Ibrahim dengan tiga hamba Allah yang berada di atas punggungnya keluar kota masuk ke lautan pasir dan padang terbuka di mana terik [[matahari]] dengan pedihnya menyengat tubuh dan angin yang kencang menghembur-hamburkan debu-debu pasir.
رَبِّ هَبْ لِي مِنَ ٱلصّٰلِحِيْنَ
</font>
, artinya "Wahai Tuhanku anugerahkanlah kepadaku (seorang anak laki-laki) yang termasuk golongan orang-orang yang salih"
 
Jawaban Tuhan,
=== Ismail dan ibunya Hajar ditinggalkan di Makkah ===
Setelah berminggu-minggu berada dalam perjalanan jauh yang memenatkan, tibalah pada akhirnya Nabi Ibrahim bersama Ismail dan ibunya di [[Makkah]] kota suci dimana [[Kaabah]] didirikan dan menjadi pujaan manusia dari seluruh dunia. Di tempat di mana Masjidil Haram sekarang berada, berhentilah unta Nabi Ibrahim mengakhiri perjalanannya dan di situlah ia meninggalkan Hajar bersama puteranya dengan hanya dibekali dengan serantang bekal makanan dan minuman sedangkan keadaan sekitarnya tiada tumbuh-tumbuhan, tiada air mengalir, yang terlihat hanyalah batu dan pasir kering. Alangkah sedih dan cemasnya Hajar ketika akan ditinggalkan oleh Ibrahim seorang diri bersama dengan anaknya yang masih kecil di tempat yang sunyi senyap dari segala-galanya kecuali batu gunung dan pasir. Ia seraya merintih dan menangis, memegang kuat-kuat baju Nabi Ibrahim memohon belas kasihnya, janganlah ia ditinggalkan seorang diri di tempat yang kosong itu, tiada seorang manusia, tiada seekor binatang, tiada pohon dan tidak terlihat pula air mengalir, sedangkan ia masih menanggung beban mengasuh anak yang kecil yang masih menyusu. Nabi Ibrahim mendengar keluh kesah Hajar merasa tidak tergamak meninggalkannya seorang diri di tempat itu bersama puteranya yang sangat disayangi akan tetapi ia sedar bahwa apa yang dilakukan nya itu adalah kehendak Allah s.w.t. yang tentu mengandungi hikmat yang masih terselubung baginya dan ia sedar pula bahawa Allah akan melindungi Ismail dan ibunya dalam tempat pengasingan itu dan segala kesukaran dan penderitaan. Ia berkata kepada Hajar:
 
<font size=4>
:"Bertawakkallah kepada Allah yang telah menentukan kehendak-Nya, percayalah kepada kekuasaan-Nya dan rahmat-Nya. Dialah yang memerintah aku membawa kamu ke sini dan Dialah yang akan melindungi mu dan menyertaimu di tempat yang sunyi ini. Sesungguh kalau bukan perintah dan wahyunya, tidak sesekali aku tergamak meninggalkan kamu di sini seorang diri bersama puteraku yang sangat ku cintai ini. Percayalah wahai Hajar bahwa Allah Yang Maha Kuasa tidak akan melantarkan kamu berdua tanpa perlindungan-Nya. Rahmat dan barakah-Nya akan tetap turun di atas kamu untuk selamanya, insya-Allah."
فَبَشَّرْنٰهُ بِغُلٰمٍ حَلِيْمٍ
</font>
,artinya "Maka Kami beri kabar gembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak yang sangat sabar (Ismail)."
'''Qur'an surat As-Saffat ayat 100-101'''
<ref>"Muhammad Sang Nabi" - Penelusuran Sejarah Nabi Muhammad Secara Detail, karya Omar Hashem, Bab 1. Kondisi Geografis - Kafilah Nabi Ibrahim, hlm. 10.</ref>
 
== Kisah ==
Mendengar kata-kata Ibrahim itu segeralah Hajar melepaskan genggamannya pada baju Ibrahim dan dilepaskannyalah beliau menunggang untanya kembali ke Palestin dengan iringan air mata yang bercurahan membasahi tubuh Ismail yang sedang menetak. Sedang Nabi Ibrahim pun tidak dapat menahan air matanya keetika ia turun dari dataran tinggi meninggalkan Makkah menuju kembali ke Palestin di mana isterinya Sarah dengan puteranya yang kedua Ishak sedang menanti. Ia tidak henti-henti selama dalam perjalanan kembali memohon kepada Allah perlindungan, rahmat dan barakah serta kurniaan rezeki bagi putera dan ibunya yang ditinggalkan di tempat terasing itu. Ia berkata dalam doanya:" Wahai Tuhanku! Aku telah tempatkan puteraku dan anak-anak keturunannya di dekat rumah-Mu (Baitullahil Haram) di lembah yang sunyi dari tanaman dan manusia agar mereka mendirikan [[solat]] dan beribadat kepada-Mu. Jadikanlah hati sebahagian manusia cenderung kepada mereka dan berilah mereka rezeki dari buah-buahan yang lazat, mudah-mudahan mereka bersyukur kepada-Mu."
Nama Isma'il disebutkan dua belas kali{{efn|Dalam Al-Qur'an, nama Isma'il disebutkan dua belas kali, yakni pada surah:<!--- Disebutkan dalam Al-Qur'an bahasa Arabnya, BUKAN pada terjemahan --->
# Al-Baqarah (02): 125, 127, 133, 136, 140
# Ali 'Imran (03): 84
# An-Nisa' (04): 163
# Al-An'am (06): 86
# Ibrahim (14): 39
# Maryam (19): 54
# Al-Anbiya' (21): 85
# Shad (38): 48
}} dalam Al-Qur'an (kitab suci Islam) dan keterangan mengenainya disebutkan pada surah Al-Baqarah (02): 127, 136, 140; An-Nisa' (04): 163; Maryam (19): 54-55; dan Al-Anbiya' (21): 85-86; juga dalam Ash-Shaffat (37): 101-107 menurut pendapat sebagian ulama. Dalam [[Tanakh]] (kitab suci Yahudi) dan [[Alkitab]] (kitab suci Kristen), keterangan mengenai Isma'il terdapat dalam [[Kitab Kejadian]] pasal 16, 17, 21, dan 25.
 
=== MataHijrah airke ZamzamMesir ===
Alkitab menyebutkan bahwa Ibrahim dan kafilah pengikutnya hijrah dari Iraq ke [[Syam]]. Namun Syam mengalami paceklik hebat sehingga mereka pergi ke Mesir. Dalam sebuah riwayat<ref>HR. Ahmad (2/403-404)</ref><ref>HR. Bukhari (2217)</ref> disebutkan bahwa raja memerintahkan untuk membawa Sarah, istri Ibrahim, ke istananya saat mendengar laporan dari para punggawanya mengenai kecantikan Sarah. Saat utusan raja tiba dan menanyai mengenai Sarah, Ibrahim menjawab bahwa dia adalah saudarinya. Ibrahim juga berpesan kepada Sarah agar mengaku sebagai saudarinya, agar raja tersebut tidak membunuh Ibrahim.
Sepeninggal Nabi Ibrahim tinggallah Hajar dan puteranya di tempat yang terpencil dan sunyi itu. Ia harus menerima nasib yang telah ditakdirkan oleh Allah atas dirinya dengan kesabaran dan keyakinan penuh akan perlindungan-Nya. Bekalan makanan dan minuman yang dibawanya dalam perjalanan pada akhirnya habis dimakan selama beberapa hari sepeninggalan Nabi Ibrahim. Maka mulailah terasa oleh Hajar beratnya beban hidup yang harus ditanggungnya sendiri tanpa bantuan suaminya. Ia masih harus meneteki anaknya, namun air teteknya makin lama makin mengering disebabkan kekurangan makan. Anak yang tidak dapat minuman yang memuaskan dari tetek ibunya mulai menjadi cerewet dan tidak henti-hentinya menangis. Ibunya menjadi panik, bingung dan cemas mendengar tangisan anaknya yang sgt menyayat hati itu. Ia menoleh ke kanan dan ke kiri serta lari ke sana ke sini mencari sesuap makanan atau seteguk air yang dapat meringankan kelaparannya dan meredakan tangisan anaknya, namun sia-sialah usahanya. Ia pergi berlari harwalah menuju bukit Shafa kalau-kalau ia boleh mendapatkan sesuatu yang dapat menolongnya tetapi hanya batu dan pasir yang didapatnya disitu, kemudian dari bukit Shafa ia melihat bayangan air yang mengalir di atas bukit Marwah dan larilah ia berharwahlah ke tempat itu namun ternyata bahawa yang disangkanya air adalha fatamorangana {bayangan} belaka dan kembalilah ke bukit Shafa karena mendengar seakan-akan ada suara yang memanggilnya tetapi gagal dan melesetlah dugaannya. Demikianlah maka kerana dorongan hajat hidupnya dan hidup anaknya yang sangat disayangi, Hajar mundar-mundir berlari sampai tujuh kali antara bukit Shafa dan Marwah yang pada akhirnya ia duduk termenung merasa penat dan hampir berputus asa.
 
Setelah Sarah dibawa ke istana, raja berusaha menyentuh Sarah, tetapi tangannya menjadi lumpuh mendadak. Raja memohon agar Sarah berdoa pada Allah untuk menyembuhkannya dan Sarah melakukannya. Setelah tangannya pulih, raja kembali mengulangi perbuatannya, tetapi dia mengalami kelumpuhan yang lebih berat dari sebelumnya. Raja kembali meminta Sarah mendoakannya dan berjanji tidak akan mengganggunya lagi. Setelahnya, raja memerintahkan agar Sarah dipulangkan kepada Ibrahim. Sarah juga diberi budak perempuan bernama Hajar sebagai hadiah.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|pp=214-217}}
Diriwayatkan bahawa selagi Hajar berada dalam keadaan tidak berdaya dan hampir berputus asa kecuali dari rahmat Allah dan pertolongan-Nya datanglah kepadanya malaikat Jibril bertanya: "Siapakah sebenarnya engkau ini?" "Aku adalah hamba sahaya Ibrahim", jawab Hajar. "Kepada siapa engkau dititipkan di sini?" tanya Jibril. "Hanya kepada Allah",jawab Hajar. Lalu berkata Jibril: "Jika demikian, maka engkau telah dititipkan kepada Dzat Yang Maha Pemurah Lagi Maha Pengasih, yang akan melindungimu, mencukupi keperluan hidupmu dan tidak akan mensia-siakan kepercayaan ayah puteramu kepada-Nya."
 
Sumber Alkitab juga menceritakan kejadian serupa. Ibrahim diberi banyak budak dan hewan ternak karena raja ingin menjadikan Sarah sebagai istrinya. Namun raja dan seisi istananya kemudian terkena tulah. Raja kemudian menyalahkan Ibrahim karena mengaku bahwa Sarah adalah saudarinya. Kemudian Sarah dikembalikan kepada Ibrahim.<ref>{{Alkitab|Kejadian 12: 10-20}}</ref> Peristiwa Ibrahim dan Sarah di Mesir tidak tercantum dalam Al-Qur'an.
Kemudian diajaklah Hajar mengikutinya pergi ke suatu tempat di mana Jibril menginjakkan telapak kakinya kuat-kuat di atas tanah dan segeralah memancur dari bekas telapak kaki itu air yang jernih dengan kuasa Allah. Itulah dia mata air Zamzam yang sehingga kini dianggap keramat oleh jemaah haji, berdesakan sekelilingnya bagi mendapatkan setitik atau seteguk air daripadanya dan kerana sejarahnya mata air itu disebut orang "Injakan Jibril".
 
=== Hajar dan kelahiran Isma'il ===
Alangkah gembiranya dan lega dada Hajar melihat air yang mancur itu. Segera ia membasahi bibir puteranya dengan air keramat itu dan segera pula terlihat wajah puteranya segar kembali, demikian pula wajah si ibu yang merasa sangat bahagia dengan datangnya mukjizat dari sisi Tuhan yang mengembalikan kesegaran hidup kepadanya dan kepada puteranya sesudah dibayang-bayangi oleh bayangan mati kelaparan yang mencekam dada.
Ibrahim dan Sarah kembali ke [[Syam]]. Setelah sekian tahun tinggal di sana, mereka tidak juga memiliki keturunan. Ibnu Katsir dalam karyanya, mengutip Alkitab, menuliskan bahwa Sarah kemudian memberikan Hajar sebagai selir atau menjadi istri Ibrahim lantaran dia sudah yakin tidak akan memiliki anak. Namun setelah mengandung, Hajar menjadi merasa lebih mulia dari Sarah dan itu membuat marah Sarah sehingga dia memberi hukuman yang berat kepada Hajar. Hajar kemudian melarikan diri, tetapi dia didatangi malaikat yang menyuruhnya untuk kembali sembari menenangkannya bahwa Allah akan memperbanyak keturunannya sampai tak bisa dihitung, juga menyuruhnya untuk memberikan anaknya dengan nama Isma'il karena Allah mendengar penindasan atas Hajar. Disebutkan bahwa Isma'il lahir pada saat Ibrahim berusia 86 tahun.<ref>{{Alkitab|Kejadian 16: 1-16}}</ref>{{sfn|Ibnu Katsir|2014|pp=219-220}}
 
=== Pengungsian ===
Mancurnya air Zamzam telah menarik burung-burung berterbangan mengelilingi daerah itu menarik pula perhatian sekelompok [[bangsa Arab]] dari suku [[Jurhum]] yang merantau dan sedang berkhemah di sekitar Makkah. Mereka mengetahui dari pengalaman bahawa di mana ada terlihat burung di udara, nescaya dibawanya terdapat air, maka diutuslah oleh mereka beberapa orang untuk memeriksa kebenaran teori ini. Para pemeriksa itu pergi mengunjungi daerah di mana Hajar berada, kemudian kembali membawa berita gembira kepada kaumnya tentang mata air Zamzam dan keadaan Hajar bersama puteranya. Segera sekelompok suku Jurhum itu memindahkan perkhemahannya ke tempat sekitar Zamzam, di mana kedatangan mereka disambut dengan gembira oleh Hajar kerana adanya sekelompok suku Jurhum di sekitarnya, ia memperolehi jiran-jiran yang akan menghilangkan kesunyian dan kesepian yang selama ini dirasakan di dalam hidupnya berduaan dengan puteranya saja.
Sumber Muslim dan Alkitab berbeda pandangan mengenai waktu saat Hajar dan Isma'il diungsikan ke Arab. Meski Al-Qur'an sendiri tidak mengisahkan peristiwa ini, hadits dan tafsiran para ulama sepakat bahwa Hajar dan Isma'il diungsikan saat Isma'il masih kecil dan menyusu. Dalam sebuah riwayat hadits diterangkan bahwa Ibrahim mendapat perintah untuk mengungsikan Hajar dan Isma'il dari Syam dan menempatkan mereka di tengah padang pasir tak berpenghuni. Saat Ibrahim beranjak pergi, Hajar membuntutinya dan bertanya, "Wahai Ibrahim, engkau hendak ke mana? Apakah kamu akan meninggalkan kami di lembah yang tidak ada seorang manusia dan tidak ada suatu tanamanpun ini?" Namun Ibrahim tetap tidak menjawab meski Hajar bertanya berkali-kali. Setelahnya, Hajar mengganti pertanyaannya, "Apakah Allah yang memerintahkanmu melakukan semuanya ini?" Barulah Ibrahim memberi jawaban, "Iya." Hajar kemudian membalas, "Jika demikian, Allah tidak akan menelantarkan kami."<ref name="B3364">HR. Al-Bukhari (3364)</ref>{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=222}}
 
Sumber Alkitab menjelaskan bahwa Isma'il diungsikan pada sekitar usia enam belas tahun. Disebutkan bahwa Isma'il lahir saat Ibrahim berusia 86 tahun<ref>{{Alkitab|Kejadian 16: 16}}</ref> dan Ishaq lahir saat Ibrahim berusia 100 tahun<ref>{{Alkitab|Kejadian 21: 5}}</ref> sehingga keduanya terpaut sekitar empat belas tahun. Saat pesta penyapihan Ishaq, Sarah melihat Isma'il bermain bersama Ishaq dan dia tidak menyukai hal tersebut. Sarah mengatakan pada Ibrahim, "Usirlah hamba perempuan itu beserta anaknya, sebab anak hamba ini tidak akan menjadi ahli waris bersama-sama dengan anakku Ishaq."<ref>{{Alkitab|Kejadian 21: 8-10}}</ref> Meski Ibrahim kesal dengan perkataan Sarah, Allah memerintahkan Ibrahim mendengar perkataan Sarah.<ref>{{Alkitab|Kejadian 21: 12-13}}</ref> Ibrahim kemudian meminta mereka pergi dan Hajar kemudian menggendong perbekalan berikut Isma'il di bahunya sampai padang gurun.<ref>{{Alkitab|Kejadian 21: 14}}</ref> Sumber Alkitab menggambarkan bahwa Ibrahim tidak ikut serta mengantar Hajar dan Isma'il.
Hajar bersyukur kepada Allah yang dengan rahmatnya telah membuka hati orang-orang itu cenderung datang meramaikan dan memecahkan kesunyian lembah di mana ia ditinggalkan sendirian oleh Ibrahim.
 
=== IsmailMata Bantuair Bapak membangun KaabahZam-zam ===
Disebutkan dalam sebuah riwayat<ref name="B3364"/> bahwa di tengah gurun tersebut, Hajar menyusui Isma'il dan Hajar sendiri makan dan minum dari perbekalan yang dia bawa. Namun setelah bekalnya habis, Hajar merasa kehausan dan begitu pula Isma'il sehingga dia menangis. Di tengah kebingungan, Hajar kemudian berlari ke puncak bukit [[Shafa]], berharap melihat manusia yang dapat memberikan bantuan. Tidak melihat seorangpun, Hajar menuruni bukit Shafa dan, sembari berlari-lari kecil, menaiki bukit [[Marwah]], tetapi juga tak melihat manusia. Hajar menuruni Marwah dan kembali ke Shafa dan bolak-balik ke kedua bukit tersebut sampai tujuh kali. Saat Hajar berada di puncak Marwah untuk yang ketujuh kalinya, dia mendengar sebuah suara. Hajar bergumam pada dirinya sendiri, "Diamlah," kemudian melanjutkan, "Engkau telah memperdengarkan suaramu. (Tampakkanlah wujudmu) jika engkau bermaksud memberikan pertolongan."
 
Ternyata suara tersebut adalah dari seorang malaikat yang mengais tanah menggunakan tumitnya, atau ada yang mengatakan sayapnya, hingga air memancar dari tempat tersebut. Hajar kemudian membuat tampungan air menggunakan tangannya, kemudian menciduknya dan memasukkannya ke dalam wadah. Mata air inilah yang kemudian disebut [[Zamzam]].{{sfn|Ibnu Katsir|2014|pp=222-224}} Upaya Hajar saat bolak-balik antara Shafa dan Marwah diabadikan dalam ibadah [[haji]] yang disebut [[sa'i]].
Nabi Ismail dibesarkan di Makkah (pekarangan Kaabah). Apabila dewasa beliau berkahwin dengan wanita daripada puak Jurhum. Walaupun tinggal di Makkah, Ismail sering dikunjungi bapanya.
 
Dalam Alkitab disebutkan bahwa setelah perbekalan habis, Hajar melempar Isma'il ke semak-semak dan duduk agak menjauh darinya sambil menangis karena tidak tahan melihat putranya yang kehausan tersebut mati. Lalu malaikat berkata, "Apakah yang engkau susahkan, Hagar (Hajar)? Janganlah takut, sebab Allah telah mendengar suara anak itu dari tempat ia terbaring. Bangunlah, angkatlah anak itu, dan bimbinglah dia, sebab Aku akan membuat dia menjadi bangsa yang besar." Allah kemudian membukakan mata Hajar sehingga dia melihat sebuah sumur. Hajar kemudian bergegas memenuhi wadahnya dengan air dan memberi minum Isma'il.<ref>{{Alkitab|Kejadian 21: 15-18}}</ref> Disebutkan bahwa mereka tinggal di [[Padang gurun Paran|gurun Paran]] ("Faran" dalam ejaan Arab).<ref name="Alkitab|Kejadian 21: 21">{{Alkitab|Kejadian 21: 21}}</ref>
Pada satu ketika, bapanya menerima wahyu daripada Allah supaya membina Kaabah. Perkara itu disampaikan kepada anaknya. Ismail berkata: “Kerjakanlah apa yang diperintahkan Tuhanmu kepadamu dan aku akan membantumu dalam pekerjaan mulia itu.”Ketika membina Kaabah, Nabi Ibrahim berkata kepada Ismail: “Bawakan batu yang baik kepadaku untuk aku letakkan di satu sudut supaya ia menjadi tanda kepada manusia.”Kemudian Jibril memberi ilham kepada Ismail supaya mencari batu hitam untuk diserahkan kepada Nabi Ibrahim.Setiap kali bangun, mereka berdoa: “Wahai Tuhan kami, terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”Bangunan (Kaabah) itu menjadi tinggi dan Ibrahim makin lemah untuk mengangkat batu. Dia berdiri di satu sudut, kini dikenali Makam Ibrahim.
 
Hajar dan Isma'il tetap hidup berdua di sana sampai sekelompok suku Arab Jurhum melewati daerah tersebut. Saat melihat burung berputar-putar di suatu tempat dekat posisi mereka, salah seorang mereka berkata, "Burung ini berputar-putar di tempat itu, pasti karena ada genangan air. Padahal kita mengetahui secara pasti bahwa di lembah ini tidak ada air sama sekali." Akhirnya mereka mengutus orang untuk melihat tempat burung-burung tersebut, yang ternyata adalah tempat Hajar dan Isma'il berdiam di dekat mata air zamzam. Utusan tersebut kemudian mengabarkan hal tersebut pada anggota sukunya yang lain dan mereka semua pindah ke tempat tersebut bersama Hajar dan Isma'il. Mereka juga mengirim utusan kepada keluarga mereka agar tinggal bersama-sama di tempat tersebut. Setelah beranjak belia, Isma'il belajar bahasa Arab dari orang-orang tersebut.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|pp=224-225}} Tempat tersebut di kemudian hari menjadi [[Makkah]]. Disebutkan bahwa Ibrahim beberapa kali mengunjungi Isma'il yang tinggal di Makkah. Sebagian pendapat bahwa Ibrahim menunggang buraq saat hendak mengunjungi putranya tersebut.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=235}}
Nabi Ibrahim sering berulang-alik mengunjungi anaknya. Pada satu hari, beliau tiba di Makkah dan mengunjungi rumah anaknya.Bagaimanapun, Ismail tiada di rumah ketika itu melainkan isterinya. Isteri Ismail tidak mengenali orang tua itu adalah bapa Ismail.Apabila Nabi Ibrahim bertanya isteri Nabi Ismail mengenai suaminya itu, beliau diberitahu anaknya keluar berburu. Seterusnya Nabi Ibrahim bertanya keadaan mereka berdua. Isterinya berkata: “Kami berada dalam kesempitan.”Nabi Ibrahim berkata: “Apakah kamu mempunyai jamuan, makanan dan minuman?“ Dijawab isteri Ismail: “Aku tidak mempunyainya, malah apa pun tiada.”Kelakukan isteri Nabi Ismail itu tidak manis dipandang Nabi Ibrahim kerana kelihatan tidak reda dengan pemberian Allah dan jemu untuk hidup bersama suaminya. Malah, dia kelihatan bersifat kedekut kerana tidak mengalu-alukan kedatangan tetamu.Akhirnya Nabi Ibrahim berkata kepada isteri anaknya: “Jika suamimu kembali, sampaikanlah salamku kepadanya dan katakan kepadanya supaya dia menggantikan pintunya.”
 
=== Khitan ===
Selepas itu Nabi Ibrahim beredar dari situ. Sejurus kemudian, Nabi Ismail pulang ke rumah dengan hati gembira kerana dia menganggap tiada perkara tidak diingini berlaku sepanjang ketiadaannya di rumah. Nabi Ismail bertanya isterinya: “Apakah ada orang datang menemui kamu?“Isterinya berkata: “Ya, ada orang tua kunjungi kita.” Ismail berkata: “Apakah dia mewasiatkan sesuatu kepadamu?“ Isterinya berkata: “Ya, dia menyuruhku menyampaikan salam kepadamu dan memintaku mengatakan kepadamu supaya menggantikan pintumu.”Ismail berkata: “Dia adalah bapaku. Sesungguhnya dia menyuruhku supaya menceraikanmu, maka kembalilah kepada keluargamu.”Selepas menceraikan isterinya, Nabi Ismail berkahwin lain, kali ini dengan seorang lagi wanita daripada kaum Jurhum. Isteri baru itu mendapat keredaan bapanya kerana pandai menghormati tetamu, tidak menceritakan perkara yang menjatuhkan maruah suami dan bersyukur dengan nikmat Allah. Ismail hidup bersama isteri barunya itu hingga melahirkan beberapa anak.
Alkitab menyebutkan bahwa Allah memberikan perintah pada Ibrahim dan pengikutnya yang laki-laki untuk ber[[sunat]]/khitan pada saat Ibrahim berusia 99 tahun. Isma'il yang saat itu berusia tiga belas tahun juga disunat bersama semua laki-laki dalam rumah tangga Ibrahim. Pelaksanaan sunat ini dilangsungkan sebelum Isma'il diungsikan dari Palestina. Sebagai catatan, Alkitab menyebutkan bahwa Isma'il diungsikan pada saat usia sekitar enam belas tahun, berbeda dengan sumber-sumber Muslim yang berpendapat bahwa Isma'il dibawa ke gurun saat masih menyusu.<ref>{{Alkitab|Kejadian 17: 1-27}}</ref> Al-Qur'an tidak memberikan keterangan mengenai waktu dan tempat saat Isma'il bersunat.
 
=== Pengorbanan ===
Nabi Ismail mempunyai 12 anak lelaki dan seorang anak perempuan yang dikahwinkan dengan anak saudaranya, iaitu Al-’Ish bin Ishak. Daripada keturunan Nabi Ismail lahir Nabi Muhammad s.a.w. Keturunan Nabi Ismail juga mewujudkan bangsa Arab Musta’ribah.
[[Berkas:Timurid Anthology Zhertva.jpg|jmpl|kiri|''Ibrahim mengorbankan Isma'il''<br>Salah satu koleksi [[Naskah beriluminasi|iluminasi]] dari Kisah Para Nabi.]]
Dalam surah Ash-Shaffat disebutkan bahwa dalam mimpi, Ibrahim melihat dirinya menyembelih putranya dan hal ini ditafsirkan sebagai wahyu. Ibrahim bertanya pada anaknya, "Wahai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah pendapatmu." Anaknya menjawab, "Wahai bapakku, kerjakanlah yang diperintahkan kepadamu, insya Allah engkau mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar." Maka keduanya kemudian melaksanakan mimpi tersebut. Saat Ibrahim membaringkan putranya tersebut dan siap menyembelihnya, ada sebuah suara menyeru, "Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu." Kemudian putranya tersebut diganti dengan hewan sembelihan yang besar.<ref>Ash-Shaffat (37): 101-107</ref>
 
Al-Qur'an tidak menyebutkan mengenai nama anak yang disembelih dan para ulama berbeda pendapat terkait masalah tersebut. Sebagian ulama berpendapat bahwa anak tersebut adalah Isma'il dan ini juga menjadi keyakinan umat Muslim pada umumnya, sedangkan sebagian ulama lain berpendapat bahwa Ishaq adalah anak yang dimaksud dalam Al-Qur'an.
=== Nabi Ismail sebagai Qurban ===
Nabi Ibrahim dari masa ke semasa pergi ke Makkah untuk mengunjungi dan menjenguk Ismail di tempat pengasingannya bagi menghilangkan rasa rindu hatinya kepada puteranya yang ia sayangi serta menenangkan hatinya yang selalu rungsing bila mengenangkan keadaan puteranya bersama ibunya yang ditinggalkan di tempat yang tandus, jauh dari masyarakat kota dan pengaulan umum.
 
Ibnu Katsir berpendapat bahwa anak tersebut adalah Isma'il berdasarkan redaksi Al-Qur'an bahwa setelah mengisahkan mengenai penyembelihan, baru disebutkan bahwa Allah kemudian memberi kabar gembira dengan kelahiran Ishaq. Pendapat ini sebagaimana yang dikatakan oleh Mujahid, Said, Asy-Sya'bi, Yusuf bin Mihran, Atha', dan ulama lain yang meriwayatkan dari Ibnu 'Abbas.
Sewaktu Nabi Ismail mencapai usia remajanya Nabi Ibrahim a.s. mendapat mimpi bahwa ia harus menyembelih Ismail puteranya. Dan mimpi seorang nabi adalah salah satu dari cara-cara turunnya wahyu Allah, maka perintah yang diterimanya dalam mimpi itu harus dilaksanakan oleh Nabi Ibrahim. Ia duduk sejurus termenung memikirkan ujian yang maha berat yang ia hadapi. Sebagai seorang ayah yang dikurniai seorang putera yang sejak puluhan tahun diharap-harapkan dan didambakan, seorang putera yang telah mencapai usia di mana jasa-jasanya sudah dapat dimanfaatkan oleh si ayah, seorang putera yang diharapkan menjadi pewarisnya dan penyampung kelangsungan keturunannya, tiba-tiba harus dijadikan [http://sapi-kambing-qurban.blogspot.com qurban] dan harus direnggut nyawa oleh tangan si ayah sendiri.
 
Sedangkan ulama yang berpandangan bahwa anak yang dimaksud adalah Ishaq di antaranya adalah As-Suhaili, Ibnu Qutaibah, dan Ath-Thabari. As-Suhaili berpendapat bahwa dalam Al-Qur'an disebutkan "maka tatkala anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersama-sama Ibrahim," padahal Isma'il sudah diungsikan ke gurun sejak kecil bersama Hajar sehingga tidak mungkin dia hidup berdampingan dan berusaha bersama-sama Ibrahim.<ref>At-Ta'rif wal I'lam, hlm. 274-275</ref>{{sfn|Ibnu Katsir|2014|pp=233-236}}
Namun ia sebagai seorang Nabi, [[pesuruh Allah]] dan pembawa [[agama]] yang seharusnya menjadi contoh dan teladan bagi para pengikutnya dalam bertaat kepada Allah, menjalankan segala perintah-Nya dan menempatkan cintanya kepada Allah di atas cintanya kepada anak, isteri, harta benda dan lain-lain. Ia harus melaksanakan perintah Allah yang diwahyukan melalui mimpinya, apa pun yang akan terjadi sebagai akibat pelaksanaan perintah itu.
 
Sumber Yahudi dan Kristen pada umumnya sepakat bahwa Ishaq adalah putra yang hendak disembelih Ibrahim. Disebutkan dalam Alkitab bahwa Allah berfirman kepada Ibrahim, "Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishaq, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu." Namun saat hendak disembelih, malaikat menyerunya dan Allah berfirman, "Jangan bunuh anak itu dan jangan kauapa-apakan dia, sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku." Lalu Allah memberikan seekor domba jantan sebagai kurban.<ref>{{Alkitab|Kejadian 22: 1-19}}</ref>
Sungguh amat berat ujian yang dihadapi oleh Nabi Ibrahim, namun sesuai dengan firman Allah yang bermaksud: "Allah lebih mengetahui di mana dan kepada siapa Dia mengamanatkan risalahnya". Nabi Ibrahim tidak membuang masa lagi, berazam (niat) tetap akan menyembelih Nabi Ismail puteranya sebagai qurban sesuai dengan perintah Allah yang telah diterimanya. Dan berangkatlah serta merta Nabi Ibrahim menuju ke Makkah untuk menemui dan menyampaikan kepada puteranya apa yang Allah perintahkan.
 
Akan tetapi, para penafsir modern memandang identitas putra Ibrahim yang hendak disembelih ini tidak begitu penting bila dibandingkan pelajaran moral yang termuat dalam kisah tersebut.<ref>Glasse, C., "Ishmael", ''Concise Encyclopedia of Islam''</ref> Narasi Al-Qur'an terkait penyembelihan ini menjadikan putra Ibrahim yang bersangkutan sebagai percontohan bagi tindakan keikhlasan dan kepatuhan, karena sang anak sepenuhnya sadar akan upaya Ibrahim untuk mengorbankannya dan tetap menyetujuinya. Persetujuannya menjadi keteladanan terkait penyerahan diri pada kehendak Allah yang merupakan karakteristik penting dalam Islam.<ref name="Academic Search Premier">{{cite journal|last=Akpinar|first=Snjezana|title=I. Hospitality in Islam|journal=Religion East & West|year=2007|volume=7|pages=23–27}}</ref>
Nabi Ismail sebagai anak yang soleh yang sangat taat kepada Allah dan bakti kepada orang tuanya, ketika diberitahu oleh ayahnya maksud kedatangannya kali ini tanpa ragu-ragu dan berfikir panjang berkata kepada ayahnya:
:"Wahai ayahku! Laksanakanlah apa yang telah diperintahkan oleh Allah kepadamu. Engkau akan menemuiku insya-Allah sebagai seorang yang sabar dan patuh kepada perintah. Aku hanya meminta dalam melaksanakan perintah Allah itu, agar ayah mengikatku kuat-kuat supaya aku tidak banyak bergerak sehingga menyusahkan ayah, kedua agar menanggalkan pakaianku supaya tidak terkena darah yang akan menyebabkan berkurangnya pahalaku dan terharunya ibuku bila melihatnya, ketiga tajamkanlah parangmu dan percepatkanlah perlaksanaan penyembelihan agar menringankan penderitaan dan rasa pedihku, keempat dan yang terakhir sampaikanlah salamku kepada ibuku berikanlah kepadanya pakaian ku ini untuk menjadi penghiburnya dalam kesedihan dan tanda mata serta kenang-kenangan baginya dari putera tunggalnya."
 
=== Pembangunan Ka'bah ===
Kemudian dipeluknyalah Ismail dan dicium pipinya oleh Nabi Ibrahim seraya berkata: "Bahagialah aku mempunyai seorang putera yang taat kepada Allah, bakti kepada orang tua yang dengan ikhlas hati menyerahkan dirinya untuk melaksanakan perintah Allah".
[[Berkas:Kaaba Masjid Haraam Makkah.jpg|jmpl|ka|[[Ka'bah]], [[Makkah]]]]
Dalam Al-Qur'an disebutkan bahwa bersama Isma'il, Ibrahim meninggikan pondasi [[Ka'bah]].<ref>Al-Baqarah (02): 127</ref> As-Suddiy menyatakan bahwa tatkala diperintahkan Allah untuk membangun Ka'bah, Ibrahim dan Isma'il tidak mengetahui tempat yang cocok untuk tempat pembangunan tersebut, Allah mengutus angin yang menyapu segala hal yang ada di sekitar tempat yang akan dibangun Ka'bah. Saat Ka'bah sudah mulai tinggi, Ibrahim menggunakan batu pijakan agar dapat menggapai bagian atas Ka'bah. Batu pijakan tersebut kemudian disebut "[[Maqam Ibrahim]]" dan di sana terdapat bekas pijakan kaki Ibrahim. Pada masa [[Umar bin Khattab|'Umar bin Khaththab]], maqam Ibrahim yang awalnya menempel ke dinding Ka'bah kemudian digeser menjauh dari dinding agar tidak menghalangi orang yang sedang [[thawaf]]. Tatkala pondasinya telah sempurna, Ibrahim memerintahkan Isma'il untuk mencari batu untuk diletakkan di sudut Ka'bah. Namun sebelum Isma'il tiba, Malaikat Jibril membawakan batu tersebut. Batu tersebut adalah "[[Hajar Aswad|hajar aswad]]."{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=248}}
 
Setelah usai, Ibrahim kemudian diperintahkan menyeru manusia untuk melaksanakan ibadah [[haji]]<ref>Al-Hajj (22): 26-27</ref> dan mengajarkan tata caranya.<ref>Al-Baqarah (02): 128</ref>{{sfn|Peters|1994|pp=4-7}} Haji tetap terus dijalankan setelah Ibrahim dan Isma'il wafat. Menurut sejarawan Marshall Hodgson (1922–1968), [[umat Kristen Arab]] juga melaksanakan haji pada masa pra-Islam.<ref>Marshall G. S. Hodgson, ''The Venture of Islam: Conscience and History in a World Civilization'', University of Chicago Press, hlm. 156</ref>
Saat penyembelihan yang mengerikan telah tiba. Diikatlah kedua tangan dan kaki Ismail, dibaringkanlah ia di atas lantai, lalu diambillah [[parang]] tajam yang sudah tersedia dan sambil memegang parang di tangannya, kedua mata nabi Ibrahim yang tergenang air berpindah memandang dari wajah puteranya ke parang yang mengilap di tangannya, seakan-akan pada masa itu hati beliau menjadi tempat pertarungan antara perasaan seorang ayah di satu pihak dan kewajiban seorang rasul di satu pihak yang lain. Pada akhirnya dengan memejamkan matanya, parang diletakkan pada [[leher]] Nabi Ismail dan penyembelihan di lakukan . Akan tetapi apa daya, parang yang sudah demikian tajamnya itu ternyata menjadi tumpul dileher Nabi Ismail dan tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya dan sebagaimana diharapkan.
 
Saat bangsa Arab perlahan mulai jatuh dalam kemusyrikan, ibadah haji masih bertahan,{{sfn|Haykal|2008|p=35}} tetapi tercampuri ritual pengagungan pada berhala-berhala dan di sekitar Ka'bah didirikan banyak berhala. Pada masa Nabi Muhammad, ibadah haji kemudian dikembalikan untuk pengagungan Allah semata sebagaimana pada masa Ibrahim dan berhala-berhala di sekitar Ka'bah dihancurkan.{{sfn|Haykal|2008|pp=439-440}}
Kejadian tersebut merupakan suatu mukjizat dari Allah yang menegaskan bahwa perintah perkorbanan Ismail itu hanya suatu ujian bagi Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail sampai sejauh mana cinta dan taat mereka kepada Allah. Ternyata keduanya telah lulus dalam ujian yang sangat berat itu. Nabi Ibrahim telah menunjukkan kesetiaan yang tulus dengan perkorbanan puteranya. untuk berbakti melaksanakan perintah Allah sedangkan Nabi Ismail tidak sedikit pun ragu atau bimbang dalam memperagakan kebaktiannya kepada Allah dan kepada orang tuanya dengan menyerahkan jiwa raganya untuk dikorbankan, sampai-sampai terjadi seketika merasa bahwa parang itu tidak lut memotong lehernya, berkatalah ia kepada ayahnya:" Wahai ayahku! Rupa-rupanya engkau tidak sampai hati memotong leherku karena melihat wajahku, cubalah telangkupkan aku dan laksanakanlah tugasmu tanpa melihat wajahku. "Akan tetapi parang itu tetap tidak berdaya mengeluarkan setitik [[darah]] pun dari daging Ismail walau ia telah ditelangkupkan dan dicuba memotong lehernya dari belakang.
 
=== Dua istri ===
Dalam keadaan bingung dan sedih hati, kerana gagal dalam usahanya menyembelih puteranya, datanglah kepada Nabi Ibrahim wahyu Allah dengan firmannya: "Wahai Ibrahim! Engkau telah berhasil melaksanakan mimpimu, demikianlah kami akan membalas orang-orang yang berbuat kebajikkan". Kemudian sebagai tebusan ganti nyawa, Ismail telah diselamatkan itu, Allah memerintahkan Nabi Ibrahim menyembelih seekor [[kambing]] yang telah tersedia di sampingnya dan segera dipotong leher kambing itu oleh beliau dengan parang yang tumpul di leher puteranya Ismail itu. Dan inilah asal permulaan sunnah berqurban yang dilakukan oleh umat Islam pada tiap [[Hari Raya Idul Adha]] di seluruh pelosok dunia.
Disebutkan bahwa Isma'il kemudian menikah. Suatu hari Ibrahim mendatangi rumahnya, tetapi Isma'il sedang tidak ada di rumah. Ibrahim kemudian bertanya pada istri Isma'il perihal suaminya dan istrinya, tidak mengetahui bahwa itu adalah Ibrahim, berkata pada suaminya sedang bekerja. Saat Ibrahim menanyakan keadaannya, istri Isma'il mengeluh, "Kami banyak mengalami keburukan dan hidup kami penuh kesempatan ekonomi, serta penuh dengan penderitaan yang berat." Setelah mendengar hal tersebut, Ibrahim menitipkan salam dan pesan pada istri Isma'il agar suaminya mengganti gawang pintunya. Saat istri Isma'il menyampaikan pesan tersebut pada suaminya, Isma'il menjelaskan bahwa dia tadi adalah ayahnya dan maksud pesannya tadi adalah agar Isma'il menceraikan istrinya.
 
Beberapa waktu kemudian, Isma'il menikah dengan perempuan lain. Ibrahim kembali berkunjung saat Isma'il sedang tidak berada di rumah. Saat Ibrahim menanyakan mengenai keadaan istri Isma'il yang saat itu ada di rumah, istri Isma'il menjawab, "Kami senantiasa dalam kebaikan dan cukup," sembari memuji berbagai nikmat Allah yang dikaruniakan pada mereka. Kemudian Ibrahim menitipkan pesan pada Isma'il melalui istrinya untuk memperkokoh gawang pintunya. Saat kemudian istri Isma'il menyampaikan pesan tersebut pada suaminya, Isma'il menjelaskan bahwa dia tadi adalah ayahnya dan maksud pesannya tadi adalah agar Isma'il mempertahankan istrinya.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|pp=225-226}}
{{Nabi-nabi}}
 
Ada beberapa pendapat terkait identitas istri-istri Isma'il. Ibnu Katsir menyebutkan bahwa istri pertama Isma'il berasal dari Bani Amaliq dan bernama Ammarah binti Sa'ad bin Usamah bin Akil, sedangkan istri kedua Isma'il adalah As-Sayyidah binti Mudhadh bin Amru Al-Jurhumi. Ada yang berpendapat bahwa As-Sayyidah adalah istri ketiga Isma'il.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=320}}
[[Kategori:Tokoh Al-Qur'an]]
 
Alkitab tidak menyebutkan kisah tentang dua istri Isma'il dan hanya menyebutkan bahwa Hajar menikahkan Isma'il dengan seorang perempuan dari Mesir.<ref name="Alkitab|Kejadian 21: 21"/> ''Legenda Bangsa Yahudi'' menyebutkan bahwa Isma'il menikah dengan perempuan Mesir dan mereka memiliki empat putra dan satu putri. Saat Isma'il pergi, Ibrahim mengunjungi tenda kediamannya. Saat Ibrahim meminta air pada istri Isma'il yang ada di tenda, istri Isma'il mengatakan bahwa dia tidak memiliki air maupun roti. Dia tetap duduk di tenda dan tidak menyambut Ibrahim, juga tidak menanyakan identitas tamunya tersebut. Istri Isma'il juga sibuk memukul anaknya, juga mencela anaknya dan Isma'il. Ibrahim tidak senang dengan pemandangan tersebut dan menitipkan pesan untuk istri Isma'il agar suaminya mengganti pasak tendanya. Saat pesan tersebut disampaikan pada Isma'il, Isma'il menjelaskan pada istrinya bahwa itu adalah ayahnya dan dia meminta Isma'il menceraikan istrinya.
 
Setelahnya, Isma'il menikah dengan perempuan dari [[Syam]]. Saat Isma'il pergi, Ibrahim kembali mengunjungi tenda kediaman putranya. Istri Isma'il keluar tenda dan menyambutnya, juga mempersilakannya masuk. Ibrahim menolak karena akan melanjutkan perjalanan, tapi dia meminta air. Istrinya kemudian bergegas memberikan air dan roti pada Ibrahim. Kemudian Ibrahim menitipkan pesan pada Isma'il melalui istrinya bahwa pasak tendanya bagus sehingga jangan membuangnya. Saat kemudian istri Isma'il menyampaikan pesan tersebut pada suaminya, Isma'il menjelaskan bahwa dia tadi adalah ayahnya dan maksud pesannya tadi adalah agar Isma'il mempertahankan istrinya. Kemudian Isma'il bersama keluarganya berkunjung ke kediaman Ibrahim di Palestina selama beberapa hari.{{sfn|Ginzberg|1909|pp=266-269}} Ada yang berpendapat bahwa nama istri pertama Isma'il adalah Meriba, sedangkan yang kedua bernama Malchut.
 
== Wafat ==
Alkitab menyebutkan bahwa Isma'il turut memakamkan Ibrahim di Gua Makhpela bersama Ishaq.<ref>{{Alkitab|Kejadian 25: 9}}</ref> Isma'il sendiri disebutkan wafat pada usia 137 tahun.<ref>{{Alkitab|Kejadian 25: 17}}</ref>
 
Ibnu Katsir dan beberapa tradisi Islam menyebutkan bahwa Isma'il dimakamkan di Al-Hijr Isma'il di samping makam Hajar.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=320}} Namun sebagian pendapat menolak keyakinan tersebut karena tidak ada keterangan pasti dari Nabi Muhammad.<ref>{{Cite web|url=https://konsultasisyariah.com/28468-asal-usul-hijr-ismail.html|title=Hijr Isma'il|last=Baits|first=Ammi Nur|date=17 Oktober 2016|website=Konsultasi Syariah|access-date=}}</ref> Pendapat lain menyatakan bahwa Hijr Isma'il sebenarnya adalah bekas kamar Isma'il dan Hajar.<ref>{{Cite web|url=https://islami.co/sejarah-hijir-ismail-pintu-angin-surga-di-dunia/|title=Hijr Isma'il|last=Utami|first=Wahyu Tri|date=27 November 2018|website=Islami.co|access-date=}}</ref>
 
== Sudut pandang ==
=== Islam ===
Isma'il dipandang sebagai nabi dan rasul.<ref name="Maryam 19: 54"/> Ibnu Katsir menyebutkan bahwa Isma'il diutus untuk berdakwah pada penduduk Makkah dan sekitarnya, seperti kabilah Jurhum, Amaliq, dan penduduk Yaman.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=320}}
 
Penyebutan Isma'il dalam Al-Qur'an seringnya tidak terkait kisahnya. Kisah Isma'il yang terdapat dalam Al-Qur'an sendiri adalah sepintas tentang haji dan pembangunan Ka'bah<ref>Al-Baqarah (02): 125, 127</ref> serta, menurut sebagian ulama, penyembelihannya. Bagian kisah Isma'il yang lain diambil dari sumber non-Qur'an, seperti riwayat hadits, tafsiran ulama, dan sumber-sumber Yahudi dan Kristen. Dalam Al-Quran, nama Isma'il hampir selalu dirangkaikan dengan para nabi yang lain. Disebutkan bahwa Isma'il (dan beberapa nabi yang lain) dilebihkan derajatnya di atas umat yang lain, sosok pilihan Allah, dan dianugerahi petunjuk ke jalan yang lurus.<ref>Al-An'am (06): 86-87</ref> Dia juga disebut sebagai sosok yang benar janjinya dan seorang yang diridhai Allah.<ref>Maryam (19): 54-55</ref> Isma'il juga disifati sebagai orang yang sabar<ref>Al-Anbiya' (21): 85</ref> dan termasuk orang-orang yang terbaik.<ref>Shad (38): 48</ref>
 
Isma'il juga erat kaitannya dengan Ka'bah yang menjadi kiblat umat Islam. Meski beberapa tradisi mencatat Ka'bah sudah dibangun sebelumnya (sebagian pendapat menyatakan pendirinya adalah [[Adam]], sebagian menyatakan para malaikat), Ibrahim dan Isma'il berperan sebagai pembangun ulang. Keduanya juga mengajarkan syariat haji dan rukun Islam kelima ini menjadi ibadah yang sarat kenangan dan keteladanan akan sosok Ibrahim, begitu juga dalam hari raya [[Idul Adha]].<ref name="SUNY">{{cite book |last1=Firestone |first1=Reuven |title=Journeys in Holy Lands: The Evolution of the -Ishmael Legends in Islamic Exegesis |date=1990 |publisher=SUNY Press |page=98 |url=https://books.google.com/?id=O69zjVnjL10C&pg=PA105&dq=Ishmael+sacrifice#v=onepage&q=Ishmael%20sacrifice&f=false|isbn=978-0791403310 }}</ref>
 
=== Yahudi dan Kristen ===
Kedudukan Isma'il sebagai "penemu bangsa Arab" pertama kali dinyatakan oleh [[Flavius Yosefus]].<ref>Millar, Fergus, 2006. ‘Hagar, Ishmael, Josephus, and the origins of Islam’. In Fergus Millar, Hannah H. Cotton, and Guy MacLean Rogers, Rome, the Greek World and the East. Vol. 3. The Greek World, the Jews and the East, 351-377. Chapel Hill: University of North Carolina Press.</ref> Saat Islam terbentuk, sosoknya dan keturunannya kerap dikaitkan, bahkan disamakan, dengan istilah "Arab" pada literatur Yahudi dan Kristen awal.<ref name=Ephal1976>{{cite journal|last=Ephʿal |first=I. |title="Ishmael" and "Arab(s)": A Transformation of Ethnological Terms |journal=Journal of Near Eastern Studies|year=1976 |volume=35 |issue=4 |pages=225–235 |doi=10.1086/372504}}</ref>
 
Isma'il dicitrakan dalam beberapa cara dalam sumber Yahudi dan Kristen. Namun setelah masa Muhammad, Isma'il cenderung digambarkan dengan buruk dan menjadi lambang bagi "orang lain" dalam kedua agama tersebut.<ref name=Bakhos2006>{{cite book|last=Bakhos|first=Carol|title=Ishmael on the Border: Rabbinic Portrayals of the First Arab|year=2006|publisher=State University of NY Press|location=Albany, NY |url=https://books.google.com/books?id=OmmizYwOtTIC |isbn=9780791467602}}</ref>{{rp|2–3}} Saat umat Islam menjadi lebih kuat, [[midras]] Yahudi tentang Isma'il diubah sehingga penggambarannya lebih buruk untuk menantang sudut pandang umat Islam terkait Isma'il.<ref name=Bakhos2006/>{{rp|130}} Perkembangan Islam menciptakan tekanan bagi Muslim untuk melakukan pembedaan dari Yahudi dan Kristen, dan karenanya, garis keturunan Isma'il kepada orang Arab lebih ditekankan.<ref name=Bakhos2006/>{{rp|117}}
 
Dalam sejumlah tafsiran, Isma'il melambangkan tradisi Yahudi lama yang ditinggalkan, sedangkan Ishaq melambangkan tradisi Kristen baru yang harus dianut.<ref name="EoR-Ishmael">Encyclopedia of Religion (2nd). (2005). Ed. Lindsay Jones. MacMillan Reference Books.</ref> [[Rasul Paulus]] tidak mempersoalkan status Isma'il atau Ishaq secara harafiah, melainkan dalam konteks dua jenis kepercayaan dalam ajaran [[Kristen]], yaitu terus mengikuti ajaran [[Taurat]] atau dibebaskan dari hukum [[Taurat]] di dalam hukum kasih [[Yesus]] [[Kristus]],<ref name="EoC-Isaac">Encyclopedia of Christianity(Ed. John Bowden), Isaac</ref> seperti yang ditulisnya dalam [[Surat Galatia]].<ref>{{Alkitab|Galatia 4:21-31}}</ref>
 
Pada masa modern, sebagian umat Kristen percaya bahwa Allah memenuhi janjinya atas Isma'il dengan memberkati negara-negara Arab dengan minyak<ref>[http://www.ctsfw.net/media/pdfs/fryinvitationtoishmael.pdf An invitation to Ishmael] oleh C. George Fry.</ref> dan kekuatan politik.<ref>[http://citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/download?doi=10.1.1.600.8502&rep=rep1&type=pdf#page=60 The Ishmael Promise and Contextualization Among Muslims] oleh Jonathan Culver</ref>
 
== Keluarga ==
=== Orangtua ===
'''Ayah''' — '''[[Ibrahim]]'''
 
'''Ibu''' — '''[[Hajar]]'''
 
=== Keturunan ===
* [[Nebayot]]/Nabit
* [[Kedar]]/Qaidzar
* [[Adbeel]]
* [[Mibsam]]
* [[Misyma]]
* [[Mahalat]]/[[Basmat]] (perempuan)
* [[Duma]]
* [[Masa bin Ismael|Masa]]
* Hadad
* [[Tema bin Ismael|Tema]]
* [[Yetur]]
* [[Nafish]]
* [[Kedma]]
 
Beberapa sumber menyatakan bahwa Nabi Muhammad keturunan Nebayot, sebagian lain berpendapat keturunan Kedar. Keturunan Isma'il biasanya disebut ''`Arab al-Musta`ribah'' ("Arab yang di-Arab-kan"), karena mereka bukan asli Arab dan mempelajari bahasa Arab dari penduduk asli setempat.{{sfn|Chalil|2001|pp=18-19}}<ref>{{cite book|title=Chiefdom Madinah: Salah Paham Negara Islam|first=Abdul|last=Aziz|url=http://books.google.co.id/books?id=BFjul8gkZHYC&pg=PA159&dq=Arab+yang+di-Arabkan&hl=en&sa=X&ei=xSDSU6DQPMmzuASumIDABg&ved=0CC0QuwUwAg#v=onepage&q=Arab%20yang%20di-Arabkan&f=false|publisher=Pustaka Alvabet|year=2011|id= ISBN 978-979-3064-98-7}}, hlm. 159.</ref>
 
== Lihat pula ==
* [[Nabi dan Rasul|25 Nabi]], di antaranya:
** [[Ibrahim]]
** [[Luth]]
** [[Ishaq]]
* [[Ismael]]
* [[Hajar]]
 
== Catatan ==
{{notelist}}
 
== Rujukan ==
{{reflist}}
 
=== Daftar pustaka ===
* {{cite book |last1=Ginzberg |first1=Louis |authorlink= |translator=Henrietta Szold |title=The Legends of the Jews |url=https://ia800302.us.archive.org/8/items/legendsofjews01ginz/legendsofjews01ginz.pdf |year=1909 |publisher=Jewish Publication Society |location=[[Philadelphia]] |isbn= |ref=harv}}
* {{cite book |last=Haykal |first=Muhammad Husayn|authorlink=Muhammad Husayn Haykal |title=The Life of Muhammad |url=https://books.google.com/books?id=fOyO-TSo5nEC&pg=PA29 |year=2008 |publisher=Islamic Book Trust |location=[[Selangor]] |isbn=978-983-9154-17-7 |ref=harv}}
* {{cite book |last1=Ibnu Katsir |first1= |authorlink=Ibnu Katsir |translator=Muhammad Zaini |title=Kisah-Kisah Para Nabi |year=2014 |publisher=Insan Kamil Solo |location=[[Kota Surakarta|Surakarta]] |isbn=978-602-6247-11-7 |url= |ref=harv}}
 
== Pranala luar ==
* {{id}} [http://almanhaj.or.id/content/2579/slash/0/pembangunan-kabah/ Pembangunan Kabah di Almanhaj.co.id]
* {{id}} [http://www.jurnalhaji.com/wijhat/tempat-ibadah/pembangunan-kabah-dan-kelahiran-ishak.html Pembangunan Kabah dan Kelahiran Ishaq]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
 
{{Nabi-nabi}}
{{Anak Ismael}}
{{Authority control}}
 
[[Kategori:Tokoh yang disebutkan dalam Al-Qur'an]]
[[ar:إسماعيل]]
[[caKategori:IsmaelRasul]]
[[cs:Izmael]]
[[da:Ismael]]
[[de:Ismael]]
[[en:Ishmael]]
[[eo:Iŝmael]]
[[es:Ismael]]
[[fa:اسماعیل]]
[[fi:Ismael]]
[[fr:Ismaël]]
[[he:ישמעאל]]
[[it:Ismaele]]
[[ja:イシュマエル]]
[[ms:Nabi Ismail a.s.]]
[[nl:Ismaël]]
[[no:Ismail]]
[[pl:Izmael (syn Abrahama)]]
[[pt:Ismael]]
[[ro:Ismael]]
[[ru:Измаил (в Библии)]]
[[simple:Ishmael]]
[[sv:Ismael]]
[[tr:İsmail]]
[[uk:Ізмаїл (міфологія)]]
[[ur:اسماعیل علیہ السلام]]
[[zh:伊希梅尔]]