Wayang klithik: Perbedaan antara revisi

Jelajahi riwayat secara interaktif

Konten dihapus Konten ditambahkan

VisualTeks wiki

Revisi per 3 November 2008 17.17 sunting Feri istanto (bicara \| kontrib) 2.071 suntingan ←Membuat halaman berisi ''''Wayang Klithik''' pertama kali diciptakan oleh Pangeran Pekik dari Surabaya dari bahan kulit dan berukuran kecil sehingga lebih sering disebut dengan Wayang Krucil...'		Revisi terkini sejak 20 Juni 2023 07.14 sunting balikkan Matabulanhari (bicara \| kontrib) 6.440 suntingan Tidak ada ringkasan suntingan
(40 revisi perantara oleh 19 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: ~~'''Wayang Klithik''' pertama kali diciptakan oleh Pangeran Pekik dari Surabaya dari bahan kulit dan berukuran kecil sehingga lebih sering disebut dengan [[Wayang Krucil]].~~ [[Berkas:Wayang Punakawan.jpg\|jmpl\|Punakawan]] Sunan Paku Buwana II menciptakan wayang klithik yang terbuat dari kayu yang pipih (dua dimensi). Tangan wayang ini dibuat dari kulit yang ditatah. Berbeda dengan wayang lainnya, wayang Klithik memiliki gagang yang terbuat dari kayu. Apabila pentas menimbulkan bunyi "klithik, klithik" yang diyakini sebagai asal mula istilah penyebutan Wayang Klithik.▼ '''Wayang klithik''' adalah [[wayang]] yang terbuat dari [[kayu]]. Berbeda dengan [[wayang golek]] yang mirip dengan [[boneka]], wayang klitik berbentuk pipih seperti [[wayang kulit]]. ▲~~Sunan~~Wayang ~~Paku~~ini ~~Buwana~~pertama kali diciptakan oleh [[Pangeran Pekik]], [[adipati]] [[Surabaya]], dari bahan [[kulit]] dan berukuran kecil sehingga lebih sering disebut dengan '''[[wayang krucil]]'''. Munculnya [[wayang menak]] yang terbuat dari [[kayu]], membuat Sunan [[Pakubuwana II]] kemudian menciptakan wayang klithik yang terbuat dari kayu yang pipih (dua dimensi). Tangan wayang ini dibuat dari kulit yang ditatah. Berbeda dengan wayang lainnya, wayang ~~Klithik~~klithik memiliki gagang yang terbuat dari kayu. Apabila pentas menimbulkan bunyi "klithik, klithik" yang diyakini sebagai asal mula istilah penyebutan ~~Wayang~~wayang ~~Klithik~~klithik. Di daerah Jawa Tengah wayang Klithik memiliki bentuk yang mirip dengan wayang gedog. Tokoh-tokohnya memakai dodot rapekan, berkeris, dan menggunakan tutup kepala tekes (kipas). Sedangkan, di Jawa Timur tokoh-tokohnya banyak yang menyerupai wayang kulit purwa , raja-rajanya bermahkota dan memakai praba. Di Jawa Tengah, tokoh-tokoh rajanya bergelung Keling atau Garuda Mungkur saja.▼ ▲Di ~~daerah~~ [[Jawa Tengah]] wayang ~~Klithik~~klithik memiliki bentuk yang mirip dengan [[wayang gedog]]. Tokoh-tokohnya memakai [[dodot]] rapekan, ~~berkeris~~ber[[keris]], dan menggunakan tutup kepala tekes (kipas). ~~Sedangkan, di~~Di [[Jawa Timur]] tokoh-tokohnya banyak yang menyerupai [[wayang ~~kulit~~ purwa ]], raja-rajanya bermahkota dan memakai [[praba]]. Di Jawa Tengah, tokoh-tokoh rajanya bergelung [[Keling]] atau [[Garuda Mungkur]] saja. Cerita yang dipakai dalam wayang Klithik umumnya mengambil dari zaman Panji Kudalaleyan di Pajajaran hingga zaman Prabu Brawijaya di Majapahit. Namun, tidak menutup kemungkinan wayang krucil memakai cerita wayang purwa dan wayang menak, bahkan dari babad tanah jawa sekalipun.▼ Repertoar cerita wayang klitik juga berbeda dengan wayang kulit. Di mana repertoar cerita wayang kulit diambil dari wiracarita [[Ramayana]] dan [[Mahabharata]], repertoar cerita wayang klitik diambil dari siklus cerita [[Panji]], seperti [[Panji Asmarabangun]], [[Damarwulan\|Damarwulan, dsb]] Gamelan yang dipergunakan untuk mengiringi pertunjukan wayang ini amat sederhana, berlaras slendro dan berirama playon bangomati (srepegan). Namun, ada kalanya wayang krucil menggunakan gendhing-gendhing besar, seperti wayang krucil keraton Surakarta yang seluruh badannya terbuat dari kulit.▼ ▲Cerita yang dipakai dalam wayang ~~Klithik~~klithik umumnya mengambil dari zaman [[Panji Kudalaleyan]] di [[Pajajaran]] hingga zaman Prabu [[Brawijaya]] di [[Majapahit]]. Namun, tidak menutup kemungkinan wayang krucil memakai cerita wayang purwa dan wayang menak, bahkan dari ~~babad~~[[Babad ~~tanah~~Tanah ~~jawa~~Jawi]] sekalipun. ~~[sunting] Tokoh-tokoh~~ ▲[[Gamelan]] yang dipergunakan untuk mengiringi pertunjukan wayang ini amat sederhana, berlaras [[slendro]] dan berirama ''playon bangomati'' (''srepegan''). ~~Namun, ada kalanya~~Adakalanya wayang ~~krucil~~klithik menggunakan ~~gendhing~~gending-~~gendhing~~gending besar~~, seperti wayang krucil keraton Surakarta yang seluruh badannya terbuat dari kulit~~. Beberapa tokoh wayang krucil adalah:▼ ▲~~Beberapa~~== Tokoh-tokoh wayang klithik/krucil ~~adalah:~~== * Damarwulan▼ {{col\|2}} * Menakjingga▼ ▲ * [[Damarwulan]] * Layangseta▼ ▲ * [[Menakjingga]] * Layang Kumitir▼ ▲ * [[Layangseta]] * Logender ▲ * [[Layang Kumitir]] * Prabu Kencanawungu▼ * Patih ~~Udara~~[[Logender]] ▲ * Prabu [[Kencanawungu]] * Wahita▼ * [[Patih Udara]] * Puyengan▼ ▲ * [[Wahita]] * Adipati Sindura▼ ▲ * [[Puyengan]] * Menak Koncar▼ ▲ * [[Adipati Sindura]] * Ranggalawe▼ ▲ * [[Menak Koncar]] * Buntaran▼ ▲ * [[Ranggalawe]] * Watangan▼ ▲ * [[Buntaran]] * Anjasmara ▲ * [[Watangan]] * Banuwati▼ * [[Anjasmara (wayang)\|Anjasmara]] * Panjiwulung▼ ▲ * [[Banuwati]] * Sabdapalon▼ ▲ * [[Panjiwulung]] * Nayagenggong▼ ▲ * [[Sabdapalon]] * jaka Sesuruh▼ ▲ * [[Nayagenggong]] * Prabu brawijaya ▲ * ~~jaka~~[[Jaka Sesuruh]] * Angkatbuta▼ * Prabu [[Brawijaya]] * Ongkotbuta▼ ▲ * [[Angkatbuta]] * Dayun▼ ▲ * [[Ongkotbuta]] * Melik▼ ▲ * [[Dayun]] * Klana Candrageni▼ ▲ * [[Melik]] * Klanasura▼ ▲ * [[Klana Candrageni]] * Ajar Pamengger▼ ▲ * [[Klanasura]] * Dewagung Walikrama▼ ▲ * [[Ajar Pamengger]] * Dewagung Baudenda▼ ▲ * Dewagung [[Walikrama]] * Daeng Marewah▼ ▲ * Dewagung [[Baudenda]] * Daeng Makincing▼ ▲ * [[Daeng Marewah]] ▲ * [[Daeng Makincing]] {{end-col}} == Pranala luar == * {{commonscat-inline\|Wayang klitik\|Wayang klithik}} {{Wayang}} [[Kategori:Budaya Jawa]] [[Kategori:Wayang]] [[Kategori:Kesenian Jawa]] {{Wayang-stub}}