Komselindo: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(124 revisi perantara oleh 12 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox Company
| name =
| logo =
| type = [[Anak perusahaan]] (2003-2007)
| predecessor =
| successor = [[Mobile-8]]
| logo_caption = '''Slogan''': "''The Cellular Expert''"<br>"Sahabat Komunikasi Anda"<ref>[https://www.facebook.com/photo?fbid=1441430892821949&set=gm.10153406530724994 Ada yang masih punya...]</ref>
| fate = [[Merger dan akuisisi|Merger]] dengan Mobile-8
| owner = [[Global Mediacom|Bimantara Citra]] (via [[Elektrindo Nusantara]]) (1995-2003)<br>[[Telkom Indonesia|Telkom]] (1995-2003)<br>[[Mobile-8]] (2003-2007)
|
| parent =
| location = Jalan Tanah Abang II/83 Jakarta<ref>[https://books.google.co.id/books?id=Kt_XAAAAMAAJ&q=komselindo+tanah+abang&dq=komselindo+tanah+abang&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjF_c7h37fuAhU54XMBHfBIBiAQ6AEwAXoECAQQAg Ummat, Volume 1,Masalah 14-19]</ref><br>''Kemudian berpindah ke'':<br>Gedung Elektrindo, Jalan Kuningan Barat 8, [[Jakarta]], [[Indonesia]]▼
| key_people =
▲|
| industry = [[Daftar produk telekomunikasi di Indonesia|Operator
| foundation = 25 Januari 1995
| defunct = 11 Juni 2007
| products = [[AMPS]] (1995-
| revenue =
| net_income =
| homepage = {{webarchive |url=http://web.archive.org/web/20000816220731/http://www.komselindo.co.id/ |date=16 Agustus 2000|title=www.komselindo.co.id }}
}}
'''PT Komunikasi Selular Indonesia''' (disingkat '''Komselindo''') merupakan sebuah perusahaan [[operator seluler]] yang pernah beroperasi di [[Indonesia]]. Menggunakan teknologi [[AMPS]] (berfrekuensi 835-845 dan 880-890 MHz dengan ''bandwith'' 20 MHz)<ref name=pros>[https://123dok.com/document/qok89jky-alokasi-frekuensi-kebijakan-dan-perencan.html Alokasi Frekuensi KEBIJAKAN DAN PERENCAN (1)]</ref> dan [[cdmaOne]] (berfrekuensi 800 MHz), perusahaan yang didirikan pada tahun 1995 ini awalnya dimiliki secara [[perusahaan patungan|patungan]] oleh PT [[Telkom Indonesia|Telekomunikasi Indonesia]] dan PT [[Elektrindo Nusantara]]. Komselindo memiliki visi memberikan nilai lebih pada arus informasi di masyarakat,<ref>[https://web.archive.org/web/19970107223731/http://www.komselindo.co.id/company.html Company Profile]</ref> dengan menjadi operator seluler utama yang memberikan beragam layanan dan fasilitas berteknologi terbaru dalam bentuk jaringan yang baik dan pelayanan yang prima, baik untuk kalangan individu maupun korporasi lokal dan internasional.<ref>{{Cite web |url=http://www.komselindo.co.id/profile_about.htm |title=About The Company |access-date=2002-05-17 |archive-date=2002-05-17 |archive-url=https://web.archive.org/web/20020517133856/http://www.komselindo.co.id/profile_about.htm |dead-url=no }}</ref><Ref name=com7/><ref name=cdm/>
Adapun operasionalnya secara independen berakhir di tahun 2003, setelah diakuisisi oleh PT Mobile-8 Telecom (kini [[Smartfren]]) yang menjadikannya [[anak usaha]] yang mengelola jaringannya dengan sistem baru [[CDMA2000]]. Pada tahun 2007, Komselindo meleburkan diri dengan induknya Mobile-8, yang mengakhiri operasionalnya setelah berdiri selama 12 tahun.
Sebagai bagian dari skema pemerintah saat itu, Komselindo sendiri diberikan hak untuk beroperasi di [[Jawa Barat]], [[Sulawesi Selatan]], [[Jabodetabek]] dan [[Sumatra Utara]] serta [[Aceh]],<ref>[https://books.google.co.id/books?id=c7_XAAAAMAAJ&q=TELESERA+AMPS&dq=TELESERA+AMPS&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjSh_3JjLnuAhWL8XMBHf2YAjs4ChDoATAAegQIARAC Ummat, Volume 2,Masalah 21-26]</ref> dan untuk melayani konsumennya juga membangun jaringan di 18 kota di 12 provinsi di Indonesia seperti [[Bandung]], [[Semarang]], [[Surabaya]], [[Denpasar]], [[Ujungpandang]], [[Kota Yogyakarta|Yogyakarta]], [[Surabaya]] dan [[Banjarmasin]] dengan menggunakan frekuensi 825-835 [[MHz]].<ref>[https://books.google.co.id/books?id=sR8WAQAAMAAJ&q=KOMSELINDO+(+JABOTABEK+)+,+Bandung+...&dq=KOMSELINDO+(+JABOTABEK+)+,+Bandung+...&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjfh4LgzbfuAhUi73MBHWnVCA8Q6AEwAHoECAQQAg Profile of Indonesian Telecommunications Industry & Development]</ref> Dalam tahun pertama beroperasinya, Komselindo sendiri mematok target pelanggan sebesar 95.000 dan menyiapkan modal senilai [[Dolar AS|US$]] 40 juta (dari pinjaman bank asing),<ref>[https://books.google.co.id/books?id=0PMzSVc1EfkC&q=.+year+US+$+40m+financing+deal+for+%D0%A0%D0%A2+Komselindo+,+one+of+Indonesia%27s+analog+cellular+telecommunications+operators+.&dq=.+year+US+$+40m+financing+deal+for+%D0%A0%D0%A2+Komselindo+,+one+of+Indonesia%27s+analog+cellular+telecommunications+operators+.&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjw_ffV98LuAhVO73MBHZX7BGEQ6AEwAHoECAAQAg International Financing Review: IFR., Masalah 1110-1113]</ref> ditambah dengan kerjasama dengan sejumlah pabrikan ponsel seperti [[Motorola]], [[Ericsson]] dan [[Nokia]] dan kerjasama ''[[roaming]]'' dengan perusahaan telekomunikasi asing seperti [[Telstra]] dari [[Australia]].<Ref>[https://jawawa.id/newsitem/pt-komselindo-prepares-intl-roaming-service-1447893297 JP/PT Komselindo prepares int'l roaming service]</ref> Pada tahun 1997, Komselindo tercatat sudah memiliki 152 [[Base Transceiver Station|BTS]] di berbagai wilayah, sehingga operasinya meluas ke hampir seluruh Indonesia dan tercatat memiliki pelanggan sebanyak 166.500. Karena itulah, Komselindo dianggap sebagai perusahaan komunikasi bersistem AMPS terbesar di Indonesia.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=Jt7sAAAAMAAJ&q=KOMSELINDO+(+JABOTABEK+)+,+Bandung+...&dq=KOMSELINDO+(+JABOTABEK+)+,+Bandung+...&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjfh4LgzbfuAhUi73MBHWnVCA8Q6AEwAXoECAYQAg Informasi, Masalah 203-208]</ref> Komselindo juga dikenal sebagai operator yang cukup inovatif, misalnya pada 1997 menandatangani kesepakatan dengan [[MbF]] [[Mastercard]] untuk membentuk kerjasama [[kartu kredit]] serta mempunyai sistem proteksi sejak Oktober 1995.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=3NIqAAAAMAAJ&q=Komselindo+MBF&dq=Komselindo+MBF&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwj5-5fU0LfuAhVa7XMBHZtkAkoQ6AEwAnoECAEQAQ Eksekutif, Masalah 211-216]</ref>▼
==Sejarah==
===Pendirian===
Komselindo didirikan pada 25 Januari 1995, sebagai perusahaan patungan yang dimiliki oleh PT [[Elektrindo Nusantara]] (anak perusahaan [[Bimantara Citra]] yang dimiliki oleh [[Bambang Trihatmodjo]]) sebesar 65% dan [[Telkom]] sebesar 35%. Mulai beroperasi sejak 1 Juni 1995, perusahaan ini memiliki izin sebagai [[operator jaringan seluler|operator seluler]] dengan sistem [[AMPS]]. Adapun pengguna layanan perdananya adalah eks-pengguna jaringan Elektrindo (sekitar 49.000)<Ref>[https://books.google.co.id/books?id=cdsTAQAAMAAJ&q=KOmselindo-AMPS&dq=KOmselindo-AMPS&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjwp8nKk4X-AhWYxjgGHZxKB0UQ6AF6BAgDEAI Indonesia Business Weekly, Volume 3,Masalah 12-28]</ref> yang dialihkan ke Komselindo sejak Maret 1995.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=dtrsAAAAMAAJ&q=genggam+milik+PT+Elektrindo+Nusantara+sejak+Maret+1995+.+Dan+diharapkan+mulai+1+Juli+1995+seluruh+kegiatan+bisnis+telepon+...&dq=genggam+milik+PT+Elektrindo+Nusantara+sejak+Maret+1995+.+Dan+diharapkan+mulai+1+Juli+1995+seluruh+kegiatan+bisnis+telepon+...&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjHq7-syLfuAhU8_XMBHVElDLEQ6AEwAHoECAAQAg Informasi, Volume 16,Masalah 183-186]</ref><ref>[https://books.google.co.id/books?id=NvjZDwAAQBAJ&pg=PT249&dq=Komselindo+1995&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwi4gKDKxrfuAhW77XMBHae_BqEQ6AEwAHoECAUQAg#v=onepage&q=Komselindo%201995&f=false Untold Story IPO Telkom di NYSE & BEJ]</ref>
Akar bisnisnya dapat ditarik ketika di tanggal 26 November 1988, PT Elektrindo (yang merupakan sebuah perusahaan telekomunikasi) diberi izin oleh [[Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia|Deparpostel]] (sekarang Kemenparekraf) untuk membangun jaringan AMPS bagi [[telepon mobil]] (istilah resminya STKB-N, Sistem Sambungan Telepon Kendaraan Bermotor Nasional) di sejumlah kota-kota besar, seperti Semarang, Medan, dan Jakarta menggunakan skema [[bagi hasil]] bersama Telkom. Pembangunannya dimulai sejak September 1990, awalnya di Jakarta dan Bandung (dengan kapasitas untuk 25.000 pengguna) yang memakan biaya US$ 30 juta, dan mulai beroperasi pada November 1991. Selanjutnya, ekspansi dilakukan ke Medan dan Ujungpandang.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=CUjvAAAAMAAJ&q=elektrindo+amps+november1991&dq=elektrindo+amps+november1991&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjc3LO8s6HvAhVj7HMBHTpNCikQ6AEwAHoECAAQAg The APT Yearbook]</ref><ref>[https://books.google.co.id/books?id=oQ7pAAAAMAAJ&q=Proyek+bernilai+jutaan+dollar+ini+diawali+dengan+kontrak+persetujuan+pada+bulan+September+1990&dq=Proyek+bernilai+jutaan+dollar+ini+diawali+dengan+kontrak+persetujuan+pada+bulan+September+1990&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwi48cj5r6HvAhVVb30KHVeIBeAQ6AEwAHoECAQQAg Eksekutif, Masalah 145-150]</ref><ref>[https://books.google.co.id/books?hl=id&id=MyJYAAAAMAAJ&dq=AMPS+ELEKTRINDO+1991&focus=searchwithinvolume&q=elektrindo Warta ekonomi: mingguan berita ekonomi & bisnis, Volume 7,Masalah 33-38]</ref> Adapun frekuensi yang digunakan memiliki ''[[bandwith]]'' 10 MHz, sedangkan untuk infrastrukturnya disuplai oleh [[Motorola]].<ref>[https://books.google.co.id/books?id=D7gVAQAAMAAJ&pg=PA119&dq=ELEKTRINDONUSANTARA+AMPS&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjNzu6v4LjuAhVo63MBHYsxBqYQ6AEwAHoECAAQAg#v=onepage&q=ELEKTRINDONUSANTARA%20AMPS&f=false 50 tahun peranan pos & telekomunikasi]</ref><ref>[https://books.google.co.id/books?id=1zxRAQAAIAAJ&q=ELEKTRINDONUSANTARA+motorola&dq=ELEKTRINDONUSANTARA+motorola&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwi9q67Ap_HuAhVJfSsKHRDKDvYQ6AEwBXoECAQQAg Telecommunications Reports, Volume 56,Bagian 2]</ref> Selama 4 tahun beroperasi, PT Elektrindo sudah memiliki 27.000 pengguna AMPS, yang akan bertambah seiring rencana pembangunan jaringan berkapasitas 13.000 dengan modal Rp 40 miliar.<Ref>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=hrXpAAAAMAAJ&dq=27+ribu+EN+akan+menambah+13+ribu+SST+dengan+investasi+Rp+40+milyar+.+using+di+bandung&focus=searchwithinvolume&q=nusan- Eksekutif, Masalah 191-194]</ref> Belakangan, pada bulan Agustus 1994, antara Telkom dan Elektrindo tercapai kesepakatan untuk mentransformasikan kerjasama bagi hasil ini menjadi perusahaan patungan,<ref>[https://books.google.co.id/books?id=GREWAQAAMAAJ&q=ELEKTRINDO+NUSANTARA&dq=ELEKTRINDO+NUSANTARA&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwih4tuRqfHuAhVVeH0KHZJIBkY4FBDoATAHegQICRAC Accelerated Progress, Indonesian Telecommunications: 50th Indonesia Anniversary]</ref> dan selanjutnya divisi Elektrindo yang menjalankan jasa operator AMPS digabungkan ke Komselindo.
Masalah lain yang membelit Komselindo adalah efek krisis ekonomi sehingga membuat perusahaan ini terjerat hutang, sebesar Rp 126 M, US$ 143 juta dan [[Dolar Singapura|Sin$]] 13.356. Sementara itu, di situasi sulit tersebut, PT Telkom yang merupakan pemegang saham 35% di Komselindo justru ingin menjual sahamnya karena ingin fokus pada bisnis utamanya.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=tCEWAQAAMAAJ&q=Komselindo+METROSEL&dq=Komselindo+METROSEL&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjOo4aW1LfuAhWf63MBHaIqCXw4ChDoATACegQIBRAC On becoming a customer-centric company: transformasi Telkom menjadi perusahaan berbasis pelanggan]</ref> Dalam menangani masalahnya, pemegang saham utama Komselindo [[Bimantara Citra]] melakukan restrukturisasi hutang Komselindo pada Juli 2002 yang mencapai US$ 172 juta, mengajukan perdamaian ([[PKPU]]) kepada 41 kreditor dan meminta pengalihan hutang menjadi saham.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=cbt1DwAAQBAJ&pg=PA27&dq=komselindo+utang&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwi9_sWN1bfuAhWD4nMBHdcEC00Q6AEwAXoECAYQAg#v=onepage&q=komselindo%20utang&f=false Ekonomi Politik Media Penyiaran]</ref><ref>[https://www.hukumonline.com/berita/baca/hol5103/komselindo-dan-bakrie-finance-ajukan-pkpu/ Komselindo dan Bakrie Finance Ajukan PKPU]</ref> Dalam perkembangannya, Bimantara kemudian memutuskan untuk melanjutkan proses konversi AMPS Komselindo menjadi CDMA karena dianggap lebih prospektif, dan selanjutnya, pada 8 Agustus 2003 perusahaan yang terafiliasi dengan Bimantara, PT Centralindo Pancasakti Cellular dan Telkom sepakat melakukan pertukaran saham: Telkom menjual seluruh sahamnya di Komselindo kepada PT Centralindo sebesar 14,20% (ditambah 20,17% saham Metrosel dan 100% saham [[Telesera]]) dengan biaya Rp 185,10 M, dan sebagai gantinya, PT Centralindo menyerahkan saham PT [[Transvision|Indonusa Telemedia]] (penyelenggara [[televisi berlangganan|TV kabel]] TelkomVision) sebesar 35% dan memberi hak untuk membeli 16,85% sahamnya di [[Pasifik Satelit Nusantara]] pada Telkom. Manajemen sendiri menyediakan dana sebesar Rp 900 M untuk menuntaskan transaksi ini, yang berakhir dengan akuisisi seluruh saham Telkom sebesar 35% di Komselindo di tahun yang sama.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=UcQTAQAAMAAJ&q=.+Sebelumnya+,+Bimantara+berikutnya+,+Bimantara+akan+mengakuisisi+PT+Komunikasi+Selular+Indonesia+(+Komselindo+)+dan+PT+Metro+Selular+...&dq=.+Sebelumnya+,+Bimantara+berikutnya+,+Bimantara+akan+mengakuisisi+PT+Komunikasi+Selular+Indonesia+(+Komselindo+)+dan+PT+Metro+Selular+...&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwj3tIaF17fuAhU04XMBHe4fAS4Q6AEwAHoECAEQAg Tempo, Volume 31,Masalah 48-52]</ref><ref>[https://books.google.co.id/books?id=utjsAAAAMAAJ&q=185+10+PASIFIK+METROSEL&dq=185+10+PASIFIK+METROSEL&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwj4xM_uhLnuAhXIT30KHWuZB7QQ6AEwAHoECAAQAg Warta ekonomi: mingguan berita ekonomi & bisnis, Volume 15,Masalah 18-26]</ref> Sebelumnya, Komselindo juga berusaha menarik investor strategis, namun tampaknya masih sulit di tengah penurunan pasar dan telah menyiapkan anggaran US$ 150 juta pada 2000 untuk melanjutkan proyek CDMA-nya bersama perusahaan dari [[Kanada]].<ref>[https://books.google.co.id/books?id=V7m1AAAAIAAJ&q=komselindo+CDMA&dq=komselindo+CDMA&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwi-s5rZ0bfuAhXRlOYKHfcNCmoQ6AEwBnoECAEQAg AsiaCom: Asia-Pacific TV, Cable, Satellite, and Telecommunications, Volume 6]</ref> Proyek konversi ke CDMA-nya kemudian direncanakan dimulai kembali pada Mei 2001 di Jabodetabek dan Bandung, walaupun kemudian tetap saja mereka kurang berhasil seiring masalah yang muncul.▼
Sebagai bagian dari skema pemerintah saat itu, Komselindo diberikan hak untuk beroperasi di [[Aceh]], [[Sumatera Utara]], [[Sumatera Barat]], [[Jabodetabek]], [[Jawa Barat]], [[Sulawesi Utara]], [[Sulawesi Tengah]], [[Sulawesi Selatan]] dan [[Sulawesi Tenggara]]<ref>[https://books.google.co.id/books?id=c7_XAAAAMAAJ&q=TELESERA+AMPS&dq=TELESERA+AMPS&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjSh_3JjLnuAhWL8XMBHf2YAjs4ChDoATAAegQIARAC Ummat, Volume 2,Masalah 21-26]</ref> dengan menggunakan frekuensi 825-835 [[MHz]]. Namun, demi memenuhi kepuasan penggunanya, layanan AMPS Komselindo juga dapat menerima dan melakukan panggilan ke 18 kota di 12 provinsi di Indonesia (termasuk yang bukan wilayah operasionalnya) seperti [[Bandung]], [[Semarang]], [[Surabaya]], [[Denpasar]], [[Kota Makassar|Ujungpandang]], [[Kota Yogyakarta|Yogyakarta]], [[Surabaya]] dan [[Banjarmasin]].<ref>[https://books.google.co.id/books?id=sR8WAQAAMAAJ&q=KOMSELINDO+(+JABOTABEK+)+,+Bandung+...&dq=KOMSELINDO+(+JABOTABEK+)+,+Bandung+...&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjfh4LgzbfuAhUi73MBHWnVCA8Q6AEwAHoECAQQAg Profile of Indonesian Telecommunications Industry & Development]</ref> Hal ini bisa terjadi berkat kerjasama ''[[roaming]]'' dengan dua operator AMPS lainnya di dalam negeri, [[Metrosel]] dan [[Telesera]].<ref name=cdm/>
Namun pada akhirnya rencana untuk mengembangkan Komselindo sendiri tidak dilanjutkan oleh manajemen Bimantara, melainkan mereka memutuskan untuk membangun merek baru dengan melanjutkan pembangunan jaringan CDMA yang disiapkan Komselindo. Perusahaan baru itu dikenal dengan nama [[Mobile-8]] Telecom yang didirikan akhir 2002, dan sebagai persiapannya Bimantara menjadikan dua perusahaan komunikasi yang telah diakusisinya, yaitu Metrosel dan [[Telesera]] serta Komselindo menjadi anak perusahaan Mobile-8.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=rPwNWb1M64YC&pg=PA103&dq=komselindo+metrosel&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjg2_TS4rTuAhVCH7cAHaYCBaEQ6AEwBHoECAYQAg#v=onepage&q=komselindo%20metrosel&f=false Telecommunications Reform in the Asia-Pacific Region]</ref><ref>[https://books.google.co.id/books?id=UcQTAQAAMAAJ&q=komselindo+bimantara&dq=komselindo+bimantara&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwj7hqqx47TuAhXLdCsKHdVSC8EQ6AEwBXoECAcQAg Tempo, Volume 31,Masalah 48-52]</ref><ref>[https://books.google.co.id/books?id=NDvjAAAAMAAJ&q=BIMANTARA+METROSEL&dq=BIMANTARA+METROSEL&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjb3u_V47TuAhUQ7XMBHRCpCvMQ6AEwA3oECAEQAg Gamma, Volume 3,Masalah 6-14]</ref> Pada akhirnya, sebagai "penerus" Komselindo adalah Fren yang diluncurkan pada 8 Desember 2003 yang berbasis CDMA 2000 dengan modal awal salah satunya adalah bekas pelanggan AMPS Komselindo yang dipindah menjadi CDMA, yang pada saat itu sudah menurun drastis menjadi hanya 23.485 pengguna.<ref>[https://books.google.co.id/books?hl=id&id=bZ-1AAAAIAAJ&dq=ELEKTRINDONUSANTARA+AMPS&focus=searchwithinvolume&q=elektrindo Yearbook of asia-pacific telecommunications]</ref> Sejak saat itu, Komselindo hanya menjadi anak perusahaan Mobile-8 yang tidak terlalu aktif, namun tetap kadang-kadang digunakan misalnya untuk mengikuti tender jaringan [[3G]] pada 2006.<ref>[https://bisnis.tempo.co/read/73364/komselindo-dan-samoerna-mundur-dari-tender-3g Komselindo dan Samoerna Mundur dari Tender 3G]</ref> Pada akhirnya, PT Komunikasi Selular Indonesia di[[merger]] dengan induknya, Mobile-8 pada 11 Juni 2007.<ref>[https://finance.detik.com/bursa-dan-valas/d-792154/merger-tiga-anak-usaha-mobile-8-efektif Merger Tiga Anak Usaha Mobile-8 Efektif]</ref>▼
===Pengembangan teknologi dan operasional===
▲
Komselindo juga berusaha mengembangkan teknologinya menjadi sistem [[digital]], yaitu [[AMPS digital|D-AMPS]], yang selanjutnya akan ditingkatkan lagi menjadi [[CDMA]] (spesifiknya, IS-95 atau [[cdmaOne]]) yang direncanakan dimulai sejak Agustus 1997. Ujicoba dengan sistem CDMA ini pertama kali dilakukan pada September 1995 di Bandung, bekerjasama dengan [[American Telephone & Telegraph|AT&T]].<ref>[https://books.google.co.id/books?id=LG8eAQAAIAAJ&q=ELEKTRINDO+NUSANTARA+KOMSELINDO&dq=ELEKTRINDO+NUSANTARA+KOMSELINDO&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwiS55OK1LnuAhUDcCsKHW1ABQA4ChDoATAEegQIAhAC Cellular Communications: Worldwide Market Development]</ref><ref>[https://jawawa.id/newsitem/komselindo-to-upgrade-its-networks-into-cdma-1447893297 JP/Komselindo to upgrade its networks into CDMA]</ref><ref name=cdm/> Selanjutnya, demi memajukan proyek tersebut, Komselindo menggandeng [[Lucent|Lucent Technologies]] (sebuah perusahaan telekomunikasi AS) dan New T&T (dari [[Hong Kong]]) untuk membangun sistemnya. Rencananya pihak Komselindo akan membangun jaringan berkapasitas 750.000 pelanggan dan 300 [[Base Transceiver Station|BTS]], demi melayani target awal 65.000 pelanggan yang tersebar di [[Jakarta]], [[Bandung]], serta sebagian [[Sulawesi]] dan [[Sumatra]].<ref>[https://books.google.co.id/books?id=ZjOit5T3iZIC&pg=RA27-PA7&dq=Komselindo++lucent&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiBoZLVx7fuAhUSheYKHUn1CM8Q6AEwAXoECAAQAg#v=onepage&q=Komselindo%20%20lucent&f=false Indonesia, News & Views, Volume 7]</ref><ref>[https://www.afr.com/politics/lucents-256m-asian-coups-19970226-k7bkt Lucent's $256m Asian coups]</ref> Proyek ini memakan biaya US$ 105 juta, yang berusaha didanai dengan melakukan [[Kredit sindikasi|sindikasi kredit]] dengan sejumlah bank asing dan lokal.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=PkMWAQAAMAAJ&q=komselindo+1998&dq=komselindo+1998&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwit34vm9sLuAhUKVH0KHbhqC2M4HhDoATAIegQICRAC Project and Trade Finance, Masalah 165-170]</ref><ref>[http://julianhutabarat.blogspot.com/2009/02/perkembangan-restrukturisasi-kredit.html?m=11 Perkembangan Restrukturisasi Kredit Macet Grup Bimantara]</ref> Pendanaan juga berusaha didapat dengan menggandeng investor strategis menjelang akhir 1997, dengan saat itu sudah ada [[Singapore Telecom]] (Singtel) yang terpilih dari beberapa pesaing seperti [[Hutchison Whampoa]] dan [[First Pacific]] (perusahaan [[Grup Salim]]). Diperkirakan, Singtel akan membeli 25% saham Komselindo seharga US$ 225-400 juta.<ref name=fare>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=hU-vAAAAIAAJ&dq=komselindo+had+dropped&focus=searchwithinvolume&q=komselindo Far Eastern Economic Review, Volume 162]</ref>
Tercatat di tahun 1997, sudah ada beberapa tempat yang berhasil dipasang jaringan cdmaOne Komselindo, dan sebagai bentuk percobaan, ada sekitar 170 pelanggan yang menggunakan jaringan ini secara terbatas di tahun tersebut. Angka ini meningkat menjadi 240 pada 1998 dan 400 di tahun 1999, meskipun masih sangat sedikit jika dibandingkan dengan pengguna AMPS-nya.<ref name=cdm/> Jika berhasil diluncurkan (sesuai rencana) pada Oktober 1999,<ref name=temcom>[https://books.google.co.id/books?id=R8gTAQAAMAAJ&q=komselindo+tidak+sukses&dq=komselindo+tidak+sukses&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjBhbaY0rfuAhUX9nMBHaoQAwIQ6AEwAHoECAQQAg Tempo, Volume 32,Masalah 12-18]</ref><ref>{{Cite web |url=http://www.komselindo.co.id/profile_teknology.htm |title=Website Komselindo |access-date=2002-11-10 |archive-date=2002-11-10 |archive-url=https://web.archive.org/web/20021110050945/http://www.komselindo.co.id/profile_teknology.htm |dead-url=no }}</ref> maka Komselindo dapat menjadi operator berbasis CDMA pertama di Indonesia.<Ref>[https://i-portal.inti.co.id/post/687 CDMA, Kue Bisnis Telekomunikasi yang Banyak Diperebutkan]</ref> Adapun teknologi tersebut dinilai memiliki banyak kelebihan dibanding AMPS yang digunakan selama ini, seperti anti-penggandaan (''cloning''), hemat energi, suara yang lebih jernih, tidak ada ''drop call'' dan suara robot, serta memberikan fitur baru seperti [[Layanan pesan singkat|SMS]], ''voice mail'', dan ''call forward''. Selain itu, adaptasi teknologi CDMA juga dianggap sebagai langkah baik demi menghadapi perkembangan teknologi ''[[pita lebar|broadband]]''.<ref name=cdm/>
===Penurunan kinerja===
Sayangnya, perjalanan proyek tersebut kemudian harus terhambat oleh pengaruh [[Krisis finansial Asia 1997|krisis ekonomi 1997-1998]] yang membuat Komselindo terjerat hutang, yang diperkirakan mencapai US$ 100-140 juta.<ref name=fare/><ref name=asikom>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=36W1AAAAIAAJ&dq=komselindo+modest+debt&focus=searchwithinvolume&q=ELEKTRINDO AsiaCom: Asia-Pacific TV, Cable, Satellite, and Telecommunications, Volume 5]</ref> Hal ini belum ditambah sulitnya mengimpor infrastruktur dan perangkat CDMA akibat tingginya nilai dolar saat itu.<ref name=cdm/> Tetap berfokus pada sistem AMPS (ditambah efek krisis) membuat pelanggan Komselindo menurun drastis, dimana dari bulan Juni 1997 sebesar 108.750 pengguna menjadi 51.500 pada Juni 1998,<ref>[https://jawawa.id/newsitem/telkomsels-unpaid-bills-may-total-rp-90-billion-this-year-1447893297 JP/Telkomsel's unpaid bills may total Rp 90 billion this year]</ref> yang kemudian sempat naik ke 77.000 pada Juni 1999<ref name=yearbook>[https://books.google.co.id/books?hl=id&id=irq1AAAAIAAJ&dq=komselindo+jakarta+bandung+semarang+yogyakarta&focus=searchwithinvolume&q=komselindo+ Yearbook of Asia-Pacific Telecommunications]</ref> sebelum menurun lagi menjadi 74.848 pengguna di akhir 2000.<ref name=yirbok/> Hal ini seiring dengan pangsa pasar AMPS yang menurun tajam, dari 48,4% pada 1995 menjadi 4,4% pada 1999 yang disebabkan kalah dengan [[GSM]] yang masif.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=r143AgAAQBAJ&pg=PA197&dq=komselindo+amps+gsm&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiG3L7C0rfuAhUjyzgGHYHpCBA4ChDoATAGegQICBAC#v=onepage&q=komselindo%20amps%20gsm&f=false Towards a Knowledge-based Economy: East Asia's Changing Industrial Geography]</ref> Angka penurunan yang bisa mencapai 55% ini membuat perusahaan merugi sebesar Rp 34,7 miliar pada 1998 dan Rp 39,41 miliar pada 1999.<ref name=cdm>[https://lib.ui.ac.id/detail.jsp?id=20440468# Strategi PT. Komselindo mengaplikasikan CDMA]</ref>
Untuk mengatasi masalah ini, Komselindo sempat menjalin kerjasama dengan perusahaan lain yang juga bergerak di AMPS, yaitu [[Metrosel]] yang beroperasi di [[Jawa Tengah]] dan [[Jawa Timur]] dalam bentuk kerjasama jaringan sehingga biaya pengoperasian jaringan keduanya bisa ditekan hingga 40%. Kedua perusahaan pada awal 2001 bahkan sudah merencanakan untuk merger,<ref>[https://www.telecompaper.com/news/metrosel-komselindo-to-merge--259420Metrosel, Komselindo to merge]</ref> yang kemudian pada pertengahan 2001 berusaha mengikutsertakan [[Telesera]],<Ref>[https://jawawa.id/newsitem/three-cellular-operators-plan-to-merge-this-year-1447893297 JP/Three cellular operators plan to merge this year]</ref> walaupun gagal. Selain itu, pada 1999-2002, Komselindo juga meluncurkan berbagai produk, seperti produk prabayar Gesit (yang diklaim paling murah dibanding operator GSM), kartu Swara,<ref>[https://books.google.co.id/books?id=WcbXAAAAMAAJ&q=komselindo+d+amps&dq=komselindo+d+amps&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjp2eudqu7uAhXJqksFHbKyA7wQ6AEwAXoECAQQAg Ummat, Volume 4,Masalah 17-25]</ref> produk Spirit,<ref name=yearbook1>[https://books.google.co.id/books?id=4M_sAAAAMAAJ&q=ekonomi+mulai+mendera+negeri+ini+,+Komselindo+sempat+kehilangan+sekitar+5+.+000+dari+70&dq=ekonomi+mulai+mendera+negeri+ini+,+Komselindo+sempat+kehilangan+sekitar+5+.+000+dari+70&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiT3crY0rfuAhXfwjgGHfedB34Q6AEwAHoECAAQAg Warta ekonomi: mingguan berita ekonomi & bisnis, Volume 14,Masalah 1-7]</ref> paket pascabayar Nasional, Spada (Selular Paling Beda), Menari dan promosi panggilan Prorata yang bertarif murah.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=ifhWAAAAMAAJ&q=KOMSELINDO+Gesit&dq=KOMSELINDO+Gesit&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjmm8K72LfuAhVBwzgGHchHDuYQ6AEwAXoECAEQAg Panji: majalah berita nasional, Volume 5]</ref><ref name=yearbook/><ref name=temcom/> Ada juga upaya menawarkan 50% sahamnya seharga US$ 150 juta kepada calon investor strategis<ref name=asikom/> setelah gagal menarik Singtel, namun tampaknya masih sulit di tengah penurunan pasar.
Meskipun menghadapi tantangan, Komselindo tetap berminat untuk mengoperasikan cdmaOne dengan menyiapkan anggaran US$ 100-150 juta<ref name=asiatom>[https://books.google.co.id/books?id=0Lm1AAAAIAAJ&q=komselindo+has+reportedly&dq=komselindo+has+reportedly&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjb_pySpvz9AhVuTmwGHaBhCjMQ6AF6BAgGEAI AsiaCom: Asia-Pacific TV, Cable, Satellite, and Telecommunications, Volume 7]</ref> demi melanjutkan pembangunannya bersama perusahaan [[Kanada]]. Jaringan tersebut akhirnya diluncurkan pada Maret 2000<ref name=asiacom>[https://books.google.co.id/books?id=V7m1AAAAIAAJ&q=komselindo+CDMA&dq=komselindo+CDMA&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwi-s5rZ0bfuAhXRlOYKHfcNCmoQ6AEwBnoECAEQAg AsiaCom: Asia-Pacific TV, Cable, Satellite, and Telecommunications, Volume 6]</ref> dengan nama layanan '''V-CDMA''',<ref name=com5>[https://web.archive.org/web/20020817023930/http://www.komselindo.co.id/komselindo_vcdma.htm V-CDMA ( Code Division Multiple Access )]</ref> yang menjangkau Jabodetabek dan Bandung dengan 220 BTS serta dilengkapi fitur [[Protokol Aplikasi Nirkabel|WAP]].<Ref>[https://books.google.co.id/books?id=vZ61AAAAIAAJ&q=komselindo++77000&dq=komselindo++77000&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjyxbXdpPz9AhUyTmwGHVpAAX8Q6AF6BAgHEAI Yearbook of Asia-Pacific Telecommunications]</ref> Untuk mempromosikannya, Komselindo meluncurkan kampanye "Coba Sendiri V-CDMA" di sejumlah [[mal]] di Jakarta, dan pada Agustus 2000, tercatat sudah ada 1.100 pengguna yang menikmati jaringan tersebut<ref name=cdm/> dari target sebesar 10.000.<ref name=asiatom/> Namun, sayangnya karena cdmaOne memiliki banyak kelemahan dibanding GSM<ref>[http://kuliselular.blogspot.com/2008/04/mengenal-keluarga-cdma.html?m=1 Mengenal keluarga CDMA]</ref> dan masalah keuangan perusahaan (sehingga sulit melakukan pengembangan dan promosi), maka pengoperasiannya dalam perkembangannya kurang sukses.<ref>[http://informasi-dunia-tik.blogspot.com/2012/02/cdma-sebanding-generasi-3-gsm.html?m=1 CDMA Sebanding Generasi 3 GSM]</ref><ref>[https://ariflearning.wordpress.com/2012/09/27/teknologi-seluler-cdma-dan-gsm/amp/ Teknologi Seluler CDMA dan GSM]</ref><ref>[http://telco-articles.blogspot.com/2005/01/perang-operator-cdma-di-wilayah-jabar.html?m=1 Perang Operator CDMA di Wilayah Jabar & Banten]</ref>
Walaupun demikian, proyek konversi ke CDMA tersebut tetap berusaha dilanjutkan (direncanakan bersama investor strategis) oleh manajemennya, karena dianggap sesuai dengan kepentingan pemiliknya, Bimantara Citra.<ref>[https://bisnis.tempo.co/read/8970/bimantara-berharap-utang-komselindo-dialihkan-jadi-modal Bimantara Berharap Utang Komselindo Dialihkan Jadi Modal]</ref> Ditargetkan, jangkauan jaringan CDMA Komselindo akan diperluas ke sepanjang Sumatra di waktu mendatang dalam dua tahap,<ref name=com5/> yang disusul selanjutnya ke [[Sulawesi Selatan]], [[Sulawesi Utara]], [[Sulawesi Tenggara]] dan [[Sulawesi Tengah]].<Ref name=com7>[https://web.archive.org/web/20000930001335/http://www.komselindo.co.id/komselindo_infotek.htm Informasi Teknologi]</ref> Ada juga rencana pembangunan transmisi ''ring'' dari Jakarta-Bandung dan sekitaran Jabotabek demi menjamin kehandalan jaringan Komselindo selama 24 jam.<ref name=cdm/> Tercatat, dalam periode ini Komselindo memiliki 400 pemancar ditambah gedungnya, 10 sentral (baik untuk AMPS maupun cdmaOne), sejumlah kantor cabang di beberapa kota layanannya, dan beberapa fasilitas lainnya.<ref name=cdm/>
▲Masalah lain yang membelit Komselindo adalah efek krisis ekonomi sehingga membuat perusahaan ini terjerat hutang, sebesar Rp 126
===Akuisisi oleh Mobile-8 dan merger===
▲Namun, pada akhirnya rencana untuk mengembangkan Komselindo
Sejak saat itu, Komselindo hanya menjadi anak perusahaan Mobile-8 yang tidak terlalu aktif, namun tetap kadang-kadang digunakan misalnya untuk mengikuti tender jaringan [[3G]] pada 2006.<ref>[https://bisnis.tempo.co/read/73364/komselindo-dan-samoerna-mundur-dari-tender-3g Komselindo dan Samoerna Mundur dari Tender 3G]</ref> Selain itu, Komselindo, Metrosel dan Telesera juga menjadi pemegang izin jaringan CDMA yang dioperasikan oleh Mobile-8. Pada akhirnya, PT Komunikasi Selular Indonesia di[[merger dan akuisisi|merger]] dengan induknya, Mobile-8 pada 11 Juni 2007.<ref>[https://finance.detik.com/bursa-dan-valas/d-792154/merger-tiga-anak-usaha-mobile-8-efektif Merger Tiga Anak Usaha Mobile-8 Efektif]</ref> Merger ini mengakibatkan izin frekuensi Mobile-8, yang sebelumnya salah satunya atas nama Komselindo, kini beralih ke Mobile-8.<ref>[https://idnfinancials.s3-ap-southeast-1.amazonaws.com/financial-statements/FREN/2008/FY_2008_FREN_Smartfren+Telecom+Tbk.pdf Laporan Keuangan Mobile-8 Telecom, 2007]</ref>
== Produk dan layanan ==
Mulanya layanan Komselindo hanya bisa dinikmati secara pascabayar, dengan biaya berlangganan terdiri dari biaya abonemen Rp 65.000<Ref name=com1>[https://web.archive.org/web/19981205132719/http://www.komselindo.co.id/billing.htm Memahami Istilah TAGIHAN HANDPHONE...]</ref> (kemudian menjadi Rp 30.000) ditambah biaya penggunaan berkomunikasi. Untuk memulai penggunaannya pengguna harus membayar biaya Rp 125.000, yang registrasinya dapat dilakukan di agen (bernama Aktivis - Agen Aktivasi Komselindo),<ref>[https://web.archive.org/web/20020820234350/http://www.komselindo.co.id/komselindo_jaringan_distribusi.htm Agen Aktivasi Komselindo (Aktivis)]</ref> distributor atau penjual yang ditunjuk Komselindo.<ref name=com2/> Kelak layanan pascabayar ini diberi nama Spirit, singkatan dari '''S'''elular '''P'''aling '''Irit''', atau '''S'''elular '''Pi'''lihan, '''Ri'''ngan, dan '''T'''erjangkau.<ref name=com2>[https://web.archive.org/web/20020820234823/http://www.komselindo.co.id/komselindo_spirit.htm#MENARI Spirit]</ref>
Belakangan, demi menghadapi penurunan daya beli masyarakat akibat krisis, diperkenalkan varian produk Spirit dengan tarif yang lebih terjangkau, yang awalnya dinamakan "Pro-Kontra" (Program Kontrol Pulsa) sebelum menjadi produk tetap. Adapun varian-variannya meliputi:<ref name=com3>[https://web.archive.org/web/19981206005157/http://www.komselindo.co.id/product.htm Pro - Kontra]</ref><ref name=com2/>
* Dakota (Dalam Kota Saja), dengan jangkauan layanan terbatas di [[Jabodetabek|Jakarta dan sekitarnya]].
* Menari (Menjangkau Betawi dan Parahyangan), dengan jangkauan layanan terbatas di Jakarta dan Jawa Barat.
* Terasa (Terima Saja), yang menawarkan tarif murah bagi pemakaian 3 bulan dan 6 bulan.
Selain itu, mengikuti operator seluler lainnya yang meluncurkan layanan prabayar, Komselindo ikut mengeluarkan produk prabayar bernama Gesit, singkatan dari '''G'''una '''E'''fisien Dari '''S'''pir'''it''' pada akhir 1999.<ref>[https://jawawa.id/newsitem/amps-cell-phone-operators-to-launch-prepaid-service-1447893297 JP/AMPS cell phone operators to launch prepaid service]</ref> Adapun produk ini diciptakan demi pelanggan yang ingin penggunaannya "irit dan terkendali". Di bulan Maret 2001, penggunanya mencapai 22.500,<ref name=yearbook/> dan pada tahun selanjutnya, sudah bisa dinikmati di Jakarta, Bandung, Medan, Manado, Makassar dan [[Kota satelit|daerah penyangga]] kota-kota besar tersebut.<ref>[https://web.archive.org/web/20020826135336/http://www.komselindo.co.id/komselindo_gesit.htm#Tarif%20(Tariff%20) Gesit]</ref> Sempat juga diluncurkan kartu prabayar Swara yang memiliki fasilitas bisa digunakan baik di ponsel pengguna maupun [[telepon umum]].<ref name=cdm/> Selain produk untuk konsumer, tersedia Spin Voice, yang merupakan layanan komunikasi bagi kebutuhan korporat dengan cakupan di Jakarta, Jawa Barat dan Sumatera Utara.<Ref>[https://web.archive.org/web/20020826134814/http://www.komselindo.co.id/komselindo_spin_voice.htm SpiN - Voice]</ref>
Adapun fitur spesial yang ditawarkan dalam setiap produk Komselindo, seperti K-Prosel, ''call waiting'', ''no answer transfer'', ''busy mail'', ''roaming'' internasional dan ''voice mail''.<Ref>[https://web.archive.org/web/20021104221104/http://www.komselindo.co.id/komselindo_info_features.htm Info Features]</ref>
== Manajemen ==
''Pada 2002'':
*Komisaris Utama: Nurhadijono
*Komisaris: Aziz Mochdar
*Komisaris: Kiskendar Suriahardja
*Direktur Utama: Zen Smith
*Direktur Keuangan dan Adminstrasi: Hanny Batuna
*Direktur Teknis: Bambang Soesijanto<ref>{{Cite web |url=http://www.komselindo.co.id/profile_management.htm |title=Management |access-date=2002-11-08 |archive-date=2002-11-08 |archive-url=https://web.archive.org/web/20021108035200/http://www.komselindo.co.id/profile_management.htm |dead-url=no }}</ref>
== Lihat pula ==
Baris 34 ⟶ 79:
* [[Metrosel]]
* [[Telesera]]
* [[Satelindo]], perusahaan operator seluler lainnya yang dimiliki Bimantara
==Referensi==
|