Aspartam: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8
Adnan Chaldun (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(8 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 69:
Aspartam telah dinyatakan aman digunakan baik untuk penderita [[penyakit kencing manis|kencing manis]], wanita hamil, wanita menyusui bahkan anak-anak. Pengecualiannya hanya satu, penderita fenilketonuria. Menurut US Food and Drug Administration (FDA), The Joint Expert Committee on Food Additives ([[JECFA]]), Americam Medical association ([[AMA]]), The American Council On Sience and Health ([[ACSH]]) aspartam merupakan bahan makanan yang aman bagi kesehatan, hanya berpengaruh pada rasa manis.
 
Penelitian yang menggunakan aspartam secara [[bolus]] sebesar 34  mg/kg berat badan memperlihatkan bahwa walaupun hasil metabolisme aspartam dapat melewati [[sawar darah]] [[plasenta]], jumlahnya tidak bermakna untuk sampai dapat menimbulkan gangguan saraf pada [[janin]]. Penelitian besar yang dilakukan terhadap manusia, bukan hewan tikus menjelaskan bahwa tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa [[minuman soda]] yang mengandung pemanis aspartam dapat meningkatkan risiko terjadinya [[kanker]]. Aspartam dapat diurai oleh tubuh menjadi kedua asam amino tersebut dan termasuk pemanis nutritif. Hanya, aspartam tidak tahan suhu tinggi, karena pada suhu tinggi aspartam terurai menjadi senyawa yang disebut [[diketopiperazin]] yang meskipun tidak berbahaya bagi tubuh, tetapi tidak lagi manis. Karena itu, aspartam tidak dipakai dalam produk pembuat kue dan dipakai hanya untuk minuman, [[es krim]], dan [[yoghurt]]. Jika dicerna secara normal oleh tubuh, aspartam akan menghasilkan asam aspartat dan fenilalanina. Dengan demikian, aman untuk dikonsumsi.
Fenilketonuria adalah penyakit di mana penderita tidak dapat memetabolisme fenilalanina secara baik karena tubuh tidak mempunyai enzim yang mengoksida fenilalanina menjadi tirosina dan bisa terjadi kerusakan pada otak anak. Dan karena itu perlu untuk mengontrol asupan fenilalanina yang didapatnya. Penyakit ini tidak pernah ditemukan di Indonesia, tetapi pada orang kulit putih, itupun kejadiannya hanya satu per 15.000 orang. Bukan hanya aspartam, tetapi juga segala macam makanan yang mengandung fenilalanina termasuk nasi, daging dan produk susu. Karena itu, pada setiap produk yang mengandung aspartam ada tanda peringatan untuk penderita fenilketonuria bahwa produk yang dikonsumsi tersebut mengandung fenilalanina.
 
Untuk meningkatkan faktor keamanan dalam penggunaannya, FDA pun memberikan batas-batas pemakaian yang dianjurkan. Istilah yang dipakai adalah Acceptable Daily Intake ([[ADI]]) yang berarti asupan harian yang diperbolehkan. Ukuran yang dipergunakan adalah jumlah pemanis per kilogram berat badan per hari yang dapat dikonsumsi secara aman sepanjang hidupnya tanpa menimbulkan risiko. ADI adalah tingkat yang konservatif, yang umumnya menggambarkan jumlah 100 kali lebih kecil dibandingkan tingkat maksimal yang tidak memperlihatkan efek samping dalam penelitian binatang. ADI untuk aspartam adalah 40  mg/kg berat badan.
 
== Kontroversi aspartam ==
 
Belakangan ini muncul isu-isu mengenai aspartameaspartam, seperti aspartameaspartam dapat mengakibatkan efek samping mulai dari pusing, tumor, atau limpoma, dimanadi mana isu tersebut merupakan nyata.{{ citation needed}}
 
Aspartam merupakan salah satu pemanis, yang merupakan golongan protein (asam amino fenilalanin & asam aspartat). Asam amino ini secara alami juga terdapat dalam makanan yang mengandung protein, seperti daging, ikan, ayam, biji bijian, dan produk susu. Aspartam aman dan telah banyak dibuktikan melalui lebih dari 200 studi ilmiah. Penggunaan aspartameaspartam pada produk pangan pun telah disetujui oleh Regulatory Authorities di lebih dari 100 negara di dunia termasuk Indonesia (Badan Pengawasan Obat dan Makanan), FDA, The Center For Disease Control, The European Commision’s scientific Committee on Foods dan ahli-ahli dari United Nation of Food and Agriculture Organization, dan WHO.
 
AspartameAspartam telah beberapa kali dijadikan issueisu oleh inidviduindividu yang tidak bertanggung jawab, dengan membawa nama Badanbadan dan organisasi. Adapun issueisu ini sudah diklarifikasi dan dinyatakan aman oleh BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan).<ref>{{Cite web|date=2013-04-27|title=Badan Pengawas Obat dan Makanan|url=http://www.pom.go.id/index.php/home/press_release/62|website=web.archive.org|access-date=2022-11-07|archive-date=2013-04-27|archive-url=https://web.archive.org/web/20130427054403/http://www.pom.go.id/index.php/home/press_release/62|dead-url=unfit}}</ref>
 
[http://www.pom.go.id/index.php/home/press_release/62 PRESS RELEASE BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG BANTAHAN ATAS BERITA TERKAIT DENGAN KEAMANAN ASPARTAM Nomor: KH.00.01.1.0800 Jakarta, 12 Februari 2010] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20130427054403/http://www.pom.go.id/index.php/home/press_release/62 |date=2013-04-27 }}
 
== Lihat pula ==
Baris 98 ⟶ 96:
== Pranala luar ==
 
* [http://www.ramazzini.it/fondazione/foundation.asp The European Foundation of Oncology and Environmental Sciences] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070503181143/http://www.ramazzini.it/fondazione/foundation.asp |date=2007-05-03 }}
 
[[Kategori:Pemanis]]