Empat Ciri Gereja: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Dikembalikan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
k Perbaikan kesalahan ketik Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android |
||
(6 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
'''Empat Ciri Gereja''' adalah istilah yang terdiri dari empat kata sifat yang menggambarkan [[Gereja]] [[Katolik]] ([[Gereja Katolik Ritus Timur|Timur]] maupun [[Gereja Katolik Roma|Barat]]) seperti yang didirikan oleh [[Yesus Kristus]]. Keempat ciri ini diterima oleh beberapa denominasi Kristen dengan dimasukkannya mereka ke dalam kredo-kredo. Ciri-ciri ini sering kali diurutkan sebagai berikut:
# [[tunggal|satu]],
Baris 7:
Keempatnya merujuk pada empat aspek yang sangat hakiki dari Gereja sejati: persatuan, kesucian, keuniversalan dan kerasulan.
[[Syahadat]] iman [[Gereja Katolik]] dirumuskan dalam [[
Di dalam rumusan syahadat panjang itu pada bagian akhir dinyatakan ke empat sifat atau ciri [[Gereja Katolik]]: ''satu, kudus, Katolik dan apostolik.'' Gereja percaya akan kehendak Allah, sebagaimana tertulis dalam
Demikianlah Petrus ditugaskan untuk menggembalakan domba-domba dengan cinta sehingga St. Ignatius dari Antiokia menyebut Gereja Roma sebagai “pemimpin cinta kasih”. Memang secara historis juga menjadi bagian dari kepercayaan bahwa para Paus merupakan pengganti Petrus (Paus yang pertama), yang memimpin Gereja bersama semua Uskup seluruh dunia secara kolegial disebut sebagai successio apostolica. [[Konsili Vatikan II]] menegaskan corak kolegial tugas penggembalaan ini yang bertanggungjawab bagi pelakasanaan tugas-tugas Gereja: memimpin/melayani, mengajar, dan menguduskan. Akhir-akhir ini dialog ekumenis dengan Gereja-Gereja Angklikan, [[Ortodoks]], dan [[Protestan]] menunjukkan semakin dirasakannya kebutuhan membangun kesatuan dalam penghayatan iman dan kerjasama sebagai murid-murid Kristus.
Baris 15:
Ciri yang kedua dari Gereja adalah kekudusannya, ''Gereja itu kudus.'' [[Gereja Katolik]] meyakini diri kudus bukan karena tiap anggotanya sudah kudus tetapi lebih-lebih karena dipanggil kepada kekudusan oleh Tuhan, “Hendaklah kamu sempurna sebagaimana Bapamu di surga sempurna adanya.” (Mat 5:48) Perlu diperhatikan juga bahwa kategori kudus yang dimaksud terutama bukan dalam arti moral tetapi teologi, bukan soal baik atau buruknya tingkah laku melainkan hubungannya dengan Allah. Ini tidak berarti hidup yang sesuai dengan kaidah moral tidak penting. Namun kedekatan dengan yang Ilahi itu lebih penting, sebagaimana dinyatakan, “kamu telah memperoleh urapan dari Yang Kudus, (1Yoh 2:20) yakni dari Roh Allah sendiri. (bdk. Kis 10:38) Diharapkan dari diri seorang yang telah terpanggil kepada kekudusan seperti itu juga menanggapinya dalam kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan kaidah-kaidah moral.
Ciri yang ketiga dari Gereja adalah [[Katolik]] (dari kata Latin: ''catholicus'' yang berarti universal atau umum). Nama yang sudah dipakai sejak awal abad ke II M. pada masa St. Ignatius dari Antiokia menjadi Uskup. Ciri ini juga sering berlaku untuk Gereja Angklikan dan Ortodoks. Ciri Katolik ini mengandung arti
Ciri yang terakhir dari Gereja Katolik adalah apostolik. Dengan ciri ini mau ditegaskan adanya kesadaran bahwa Gereja “dibangun atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru” (Ef. 2:20). Gereja Katolik mementingkan hubungan historis, turun temurun, antara para rasul dan pengganti mereka, yaitu para uskup. Dengan demikian juga menjadi jelas mengapa Gereja Katolik tidak hanya mendasarkan diri dalam hal ajaran-ajaran dan eksistensinya pada Kitabsuci melainkan juga kepada Tradisi Suci dan Magisterium Gereja sepanjang masa.
Baris 28:
# [[Perumpamaan pohon ara yang tidak berbuah]]
# [[Pengguna:Admaiorem#Refleksi Ad Maiorem Dei Gloriam|Refleksi Ad Maiorem Dei Gloriam]]
▲{{Katolik-stub}}
[[Kategori:Doktrin dan teologi Katolik]]
[[Kategori:Istilah dalam Gereja Katolik Roma]]
{{Katolik-stub}}
|