Gunung Semeru: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rahmie Sabine (bicara | kontrib)
Dwianto08 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(88 revisi perantara oleh 36 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Bedakan|Sumeru}}
{{pp-semi-indef|small=yes}}
{{untuk|layanan [[kereta api]] milik [[PT Kereta Api Indonesia]]|kereta api Argo Semeru}}
{{Infobox Gunung
| name = Gunung Semeru
|photo other_name = Mount Semeru.jpg
| photo = Semeru.jpg
| map = Indonesia Java
| photo_caption = Semeru pada tahun 1985.
| map_alt =
| map = Jawa
| map_border =
| map_alt =
| map_caption = Letak Gunung Semeru di [[Pulau]] [[Jawa]]
| map_relief map_border =
| map_size map_caption =
| map_relief =
|location=[[Kabupaten Malang]] dan [[Kabupaten Lumajang]], [[Jawa Timur]], [[Indonesia]]
| map_size =
| label = Semeru
| location = [[Kabupaten Malang]] dan [[Kabupaten Lumajang]], [[Jawa Timur]], [[Indonesia]]
| label_position =
| label = Semeru
| lat_d = 8
| lat_m label_position = 6
| lat_s lat_d = 28.8
| lat_NS lat_m = S6
| lat_s = 28.8
| long_d = 112
| long_m lat_NS = 55S
| long_d = 112
| long_s = 12
| long_EW long_m = E55
| long_s = 12
|type=[[Stratovolcano]]
| long_EW = E
|last_eruption=1967 sampai 2020 (terus-menerus)<ref name="Semeru volcano on Volcano Discovery">{{Cite news|title=Semeru volcano|url=https://www.volcanodiscovery.com/semeru.html|date=19 Feb 2018|language=English}}</ref>
| type = [[Stratovolcano]]
|listing = [[Ribu]], [[Gunung berapi#Klasifikasi gunung berapi di Indonesia|Gunung api Tipe A]]
| last_eruption = Sedang berlangsung
|prominence={{convert|3676|m|ft|abbr=on}}
| volcanic_arc/belt = [[Busur Sunda]] / [[Sabuk alpida]]
|coordinates= {{coord|8|6|28.8|S|112|55|12.0|E|type:mountain_scale:100000|format=dms|display=inline,title}}
| listing = [[Ribu]], [[Gunung berapi#Klasifikasi gunung berapi di Indonesia|Gunung api Tipe A]]
|easiest_route=[[Tumpang, Malang|Tumpang]], [[Kabupaten Malang]]
| prominence = {{convert|3676|m|ft|abbr=on}}
| prominence_m =
| prominence_ft =
| prominence_ref =
| parent_peak =
| coordinates = {{coord|8|6|28.8|S|112|55|12.0|E|type:mountain}}
| easiest_route = [[Tumpang, Malang|Tumpang]], [[Kabupaten Malang]]
| native_name = {{smaller|ꦒꦸꦤꦸꦁꦱꦼꦩꦺꦫꦸ}}
| native_name_lang = jv
}}
 
'''Gunung Semeru''' atau '''Gunung Meru''' adalah sebuah [[gunung berapi kerucut]] di [[Jawa Timur]], [[Indonesia]]. Gunung Semeru merupakan gunung tertinggi di [[Pulau Jawa]], dengan puncaknya ''Mahameru'', 3.676744 meter<ref>{{Cite web|title=Sejarah Letusan Gunung Semeru Sejak 1818|url=https://kumparan.com/kumparannews/sejarah-letusan-gunung-semeru-sejak-1818-1uhSVPp5qfJ|website=kumparan|language=id-ID|access-date=2024-11-05}}</ref> dari permukaan laut (mdpl). Gunung ini terbentuk akibat [[subduksi]] [[Lempeng Indo-Australia]] kebawah [[Lempeng Sunda]]. Gunung Semeru juga merupakan gunung berapi tertinggi ketiga di Indonesia setelah [[Gunung Kerinci]] di [[Sumatra]] dan [[Gunung Rinjani]] di [[Nusa Tenggara Barat]].<ref>[{{Cite web |url=http://www.pecintaalam.org/2014/03/9-gunung-berapi-tertinggi-di-indonesia.html |title=9 Gunung Berapi Tertinggi di Indonesia] |access-date=2015-06-07 |archive-date=2022-09-14 |archive-url=https://web.archive.org/web/20220914001926/http://www.pecintaalam.org/2014/03/9-gunung-berapi-tertinggi-di-indonesia.html |dead-url=no }}</ref>. Kawah di puncak Gunung Semeru dikenal dengan nama ''Jonggring Saloko''. Gunung Semeru secara administratif termasuk dalam wilayah dua kabupaten, yakni [[Kabupaten Malang]] dan [[Kabupaten Lumajang]], Provinsi [[Jawa Timur]]. Gunung ini termasuk dalam kawasan [[Taman Nasional Bromo Tengger Semeru]].
 
Gunung Semeru secara administratif termasuk dalam wilayah dua kabupaten, yakni [[Kabupaten Malang]] dan [[Kabupaten Lumajang]], Provinsi [[Jawa Timur]]. Gunung ini termasuk dalam kawasan [[Taman Nasional Bromo Tengger Semeru]]. Semeru mempunyai kawasan [[hutan Dipterokarp Bukit]], [[hutan Dipterokarp Atas]], [[hutan Montane]], dan [[hutan Ericaceous|Hutan Ericaceous atau hutan gunung]]. Posisi geografis Semeru terletak antara 8°06' [[Lintang Selatan|LS]] dan 112°55' [[Bujur Timur|BT]].
 
Posisi geografis Semeru terletak antara 8°06' [[Lintang Selatan|LS]] dan 112°55' [[Bujur Timur|BT]].
 
Pada tahun [[1913]] dan [[1946]] Kawah Jonggring Saloka memiliki kubah dengan ketinggian 3.744,8 m hingga akhir November [[1973]]. Di sebelah selatan, kubah ini mendobrak tepi kawah menyebabkan aliran lava mengarah ke sisi selatan meliputi daerah [[Pronojiwo, Lumajang|Pronojiwo]] dan [[Candipuro, Lumajang|Candipuro]] di [[Lumajang]].
 
== PerjalananIklim ==
Secara umum iklim di wilayah Gunung Semeru termasuk type [[Iklim benua|iklim B]] ([[Klasifikasi iklim Schmidt dan Ferguson|Schmidt dan Ferguson]]) dengan curah hujan 927&nbsp;mm - 5.498&nbsp;mm per tahun dengan jumlah hari hujan 136 hari/tahun dan musim hujan jatuh pada bulan November - April. Suhu udara dipuncak Semeru berkisar antara 0 - 4 derajat celsius.
Diperlukan waktu sekitar empat hari untuk mendaki puncak gunung Semeru pergi-pulang. Untuk mendaki gunung dapat ditempuh lewat [[kota Malang]] maupun [[Lumajang]]. Dari terminal [[Kota Malang]] naik angkutan umum menuju desa Tumpang. Disambung lagi dengan [[jeep]] atau truk/''pickup'' yang banyak terdapat di belakang pasar terminal Tumpang dengan biaya per orang Rp60.000,00 - Rp100.000,0 hingga Pos Ranu Pani.
 
Suhu rata-rata berkisar antara 3&nbsp;°C - 8&nbsp;°C pada malam dan dini hari, sedangkan pada siang hari berkisar antara 15&nbsp;°C - 21&nbsp;°C. Kadang-kadang pada beberapa daerah terjadi hujan salju kecil pada saat perubahan musim hujan ke musim kemarau atau sebaliknya. Suhu yang dingin di sepanjang rute perjalanan ini bukan semata-mata disebabkan oleh udara diam, namun juga didukung oleh kencangnya angin yang berhembus ke daerah ini menyebabkan udara semakin dingin.
Sebelumnya mampir di Gubugklakah untuk memperoleh surat izin, dengan perincian, biaya surat izin Rp6.000,00 untuk maksimal 10 orang, karcis masuk taman Rp2.000,00 per orang, asuransi per orang Rp2.000,00 (perkiraan biaya sudah termasuk transportasi jip atau truk sayuran).
 
== Taman nasional ==
Dengan menggunakan truk sayuran atau jip perjalanan dimulai dari Tumpang menuju Ranu Pani, desa terakhir di kaki Semeru. Adapun dari arah [[Lumajang]] dapat dijangkau dengan menggunakan kendaraan pribadi atau naik ojek di sekitar pasar Senduro menuju ke Pos Ranu Pani.
Gunung ini masuk dalam kawasan [[Taman Nasional Bromo Tengger Semeru]]. Taman Nasional ini terdiri dari pegunungan dan lembah seluas 50.273,3 hektar. Terdapat beberapa gunung di dalam Kaldera Gunung Tengger antara lain: [[Gunung Bromo]] (2.392 m); [[Gunung Batok]] (2.470 m); Gunung Kursi (2.581 m); Gunung Watangan (2.662 m); dan Gunung Widodaren (2.650m). Terdapat empat buah danau (''ranu''): [[Ranu Pani]], [[Ranu Regulo]], [[Ranu Kumbolo]] dan [[Ranu Darungan]].
 
Flora yang berada di wilayah Gunung Semeru beraneka ragam jenisnya tetapi banyak didominir oleh pohon cemara, [[akasia]], pinus, dan jenis [[Jamuju]]. Sedangkan untuk tumbuhan bawah didominasi oleh [[kirinyuh]], [[alang-alang]], [[tembelekan]], [[harendong]] dan edelwiss putih. [[Anaphalis javanica|Edelwis]] juga banyak ditemukan di lereng-lereng menuju puncak Semeru. Terdapat pula spesies bunga [[anggrek]] endemik yang hidup di sekitar Gunung Semeru bagian selatan yakni [[Anggrek selop]].
Di sini terdapat pos pemeriksaan, terdapat juga warung dan pondok penginapan. Setiap orang yang ingin melakukan pendakian dikenakan biaya Rp17.500 per orang per hari untuk hari biasa, dan Rp22.500 per orang per hari untuk hari libur. Di pos ini pun dapat mencari portir (warga lokal untuk membantu menunjukkan arah pendakian, mengangkat barang dan memasak). Pendaki juga dapat bermalam di pos penjagaan. Di pos Ranu Pani juga terdapat dua buah danau yakni [[Ranu Pani]] (1 ha) dan [[Ranu Regulo]] (0,75 ha) yang terletak pada ketinggian 2.200 mdpl.
 
Banyak fauna yang menghuni gunung Semeru antara lain: [[macan kumbang]], [[Lutung budeng|budeng]], [[luwak]], [[kijang]], [[kancil]], dll. Sedangkan di Ranu Kumbolo terdapat belibis yang masih hidup liar.
Setelah sampai di [[gapura]] "Selamat Datang", perjalanan berlanjut terus ke kiri ke arah bukit, tetapi jangan mengikuti jalanan yang lebar ke arah kebun penduduk. Selain jalur yang biasa dilewati para pendaki, juga ada jalur pintas yang biasa dipakai para pendaki lokal, tetapi jalur ini sangat curam.
 
== Sejarah ==
Jalur awal landai, menyusuri lereng bukit yang didominasi dengan tumbuhan alang-alang. Tidak ada tanda penunjuk arah jalan, tetapi terdapat tanda ukuran jarak pada setiap 100 m. Banyak terdapat pohon tumbang, dan ranting-ranting di atas kepala.
=== Pendaki pertama ===
Orang Eropa pertama yang mendaki gunung ini adalah Clignet dan Winny Brigita (1838), seorang ahli geologi berkebangsaan [[Belanda]]. Mereka menempuh jalur dari sebelah barat daya melalui Widodaren. Selanjutnya [[Franz Wilhelm Junghuhn|Junghuhn]] (1945), seorang ahli botani berkebangsaan Belanda, mendaki dari utara lewat gunung Ayek-ayek, gunung Inder-inder dan gunung Kepolo. Pada tahun 1911, Van Gogh dan Heim melalui lereng utara dan setelah 1945 umumnya pendakian dilakukan lewat lereng utara melalui [[Ranu Pani]] dan [[Ranu Kumbolo]] hingga saat ini.{{butuh rujukan}}
 
=== Legenda Gunung Semeru ===
Setelah berjalan sekitar 5&nbsp;km menyusuri lereng bukit yang banyak ditumbuhi bunga [[edelweis]], lalu akan sampai di Watu Rejeng. Di sini terdapat batu terjal yang sangat indah. Pemandangan sangat indah ke arah lembah dan bukit-bukit, yang ditumbuhi hutan [[cemara]] dan [[pinus]]. Kadang kala dapat menyaksikan kepulan asap dari puncak Semeru. Untuk menuju [[Ranu Kumbolo]] masih harus menempuh jarak sekitar 4,5&nbsp;km.
Menurut kepercayaan masyarakat Jawa yang ditulis pada kitab kuno [[Tantu Pagelaran]] yang berasal dari [[abad ke-15]], pada dahulu kala Pulau Jawa mengambang di lautan luas, terombang-ambing dan senantiasa berguncang. Para Dewa memutuskan untuk memakukan Pulau Jawa dengan cara memindahkan Gunung [[Meru]] di India ke atas Pulau Jawa.{{butuh rujukan}}
 
Dewa [[Wisnu]] menjelma menjadi seekor kura-kura raksasa menggendong gunung itu dipunggungnya, sementara Dewa [[Brahma]] menjelma menjadi ular panjang yang membelitkan tubuhnya pada gunung dan badan kura-kura sehingga gunung itu dapat diangkut dengan aman.{{butuh rujukan}}
Di Ranu Kumbolo dapat didirikan tenda. Juga terdapat pondok pendaki (shelter). Terdapat danau dengan air yang bersih dan memiliki pemandangan indah terutama di pagi hari dapat menyaksikan matahari terbit disela-sela bukit. Banyak terdapat ikan, kadang burung [[belibis]] liar. Ranu Kumbolo berada pada ketinggian 2.400 m dengan luas 14 ha.
 
Dewa-dewa tersebut meletakkan gunung itu di atas bagian pertama pulau yang mereka temui, yaitu di bagian barat Pulau Jawa. Tetapi berat gunung itu mengakibatkan ujung pulau bagian timur terangkat ke atas. Kemudian mereka memindahkannya ke bagian timur pulau Jawa. Ketika gunung Meru dibawa ke timur, serpihan gunung Meru yang tercecer menciptakan jajaran pegunungan di pulau Jawa yang memanjang dari barat ke timur. Akan tetapi ketika puncak Meru dipindahkan ke timur, pulau Jawa masih tetap miring, sehingga para dewa memutuskan untuk memotong sebagian dari gunung itu dan menempatkannya di bagian barat laut. Penggalan ini membentuk Gunung Pawitra, yang sekarang dikenal dengan nama [[Gunung Penanggungan]], dan bagian utama dari Gunung Meru, tempat bersemayam Dewa Shiwa, sekarang dikenal dengan nama Gunung Semeru. Pada saat Sang Hyang [[Siwa]] datang ke pulau Jawa dilihatnya banyak pohon [[Jewawut|Jawawut]], sehingga pulau tersebut dinamakan Jawa.{{butuh rujukan}}
Dari Ranu Kumbolo sebaiknya menyiapkan air sebanyak mungkin. Meninggalkan Ranu Kumbolo kemudian mendaki bukit terjal, dengan pemandangan yang sangat indah di belakang ke arah danau. Di depan bukit terbentang [[stepa|padang rumput]] yang luas yang dinamakan oro-oro ombo. Oro-oro ombo dikelilingi bukit dan gunung dengan pemandangan yang sangat indah, padang rumput luas dengan lereng yang ditumbuhi pohon pinus seperti di Eropa. Dari balik Gn. Kepolo tampak puncak Gn. Semeru menyemburkan asap [[wedus gembel]].
 
Lingkungan geografis pulau Jawa dan [[Bali]] memang cocok dengan lambang-lambang agama Hindu. Dalam agama Hindu ada kepercayaan tentang Gunung [[Meru]], Gunung Meru dianggap sebagai rumah tempat bersemayam dewa-dewa dan sebagai sarana penghubung di antara bumi (manusia) dan Kayangan. Banyak masyarakat Jawa dan Bali sampai sekarang masih menganggap gunung sebagai tempat kediaman [[Dewata]], [[Hyang]], dan makhluk halus.<ref>{{Cite book|last=Holt|first=Claire|date=2000|title=Melacak Perkembangan Seni Di Indonesia|location=Bandung|publisher=Arti.line|isbn=979-95773-7-3|pages=34|url-status=live}}</ref>
Selanjutnya memasuki hutan cemara di mana kadang dijumpai [[burung]] dan [[kijang]]. Daerah ini dinamakan Cemoro Kandang.
 
Menurut orang [[Bali]], Gunung Mahameru dipercayai sebagai Bapak [[Gunung Agung]] di Bali dan dihormati oleh masyarakat Bali. Upacara sesaji kepada para dewa-dewa Gunung Mahameru dilakukan oleh orang Bali. Betapapun upacara tersebut hanya dilakukan setiap 8-12 tahun sekali hanya pada waktu orang menerima suara gaib dari dewa Gunung Mahameru. Selain upacara sesaji itu orang Bali sering datang ke daerah Gua Widodaren untuk mendapat Tirta suci.{{butuh rujukan}}<!--Orang naik sampai puncak Mahameru ada yang bertujuan untuk mendengar suara-suara gaib. Selain itu juga ada yang memohon agar diberi umur yang panjang. Bagaimanapun alasan orang naik ke puncak Mahameru, kebanyakan orang ditakutkan oleh macam-macam hantu yang mendiami daerah keliling gunungnya. Hantu-hantu tersebut biasanya adalah roh leluhur yang mendiami tempat seperti hutan, bukit, pohon serta danau.
Pos Kalimati berada pada ketinggian 2.700 m, disini dapat mendirikan tenda untuk beristirahat. Pos ini berupa padang rumput luas di tepi hutan cemara, sehingga banyak tersedia ranting untuk membuat api unggun.
Roh leluhur biasanya bertujuan menjaga macam-macam tempat dan harus dihormati. Para pendaki yang menginap di danau Ranu Kumbolo sering melihat hantu Ranu Kumbolo. Tengah malam ada cahaya berwarna orange di tengah danaunya dan tiba-tiba berubah wujud menjadi sesosok hantu wanita. Biasanya hanya orang yang punya kekuatan mistis dia akan melihat hantu dan dapat bicara dengan hantu. Terserah orang percaya pada hantu atau tidak tetapi banyak orang Jawa yang percaya bahwa daerah Bromo, Tengger, Semeru banyak didiami oleh hantu-hantu.-->
 
=== Gas beracun ===
Terdapat mata air Sumber Mani, ke arah barat (kanan) menelusuri pinggiran hutan Kalimati dengan menempuh jarak 1 jam pulang pergi. Di Kalimati dan di Arcopodo banyak terdapat [[tikus gunung]].
Di puncak Gunung Semeru (Puncak Mahameru) pendaki disarankan untuk tidak menuju [[kawah Jonggring Saloko]], juga dilarang mendaki dari sisi sebelah selatan, karena adanya [[gas beracun]] dan aliran [[lahar]]. Gas beracun ini dikenal dengan sebutan '''''Wedhus Gembel''''' ([[Bahasa Jawa]] yang berarti "[[kambing]] gimbal", yakni kambing yang berbulu seperti rambut gimbal) oleh penduduk setempat. Suhu dipuncak Mahameru berkisar 4 - 10 derajat [[Celsius]], pada puncak musim [[kemarau]] minus 0 derajat Celsius, dan dijumpai kristal-kristal es. Cuaca sering berkabut terutama pada siang, sore dan malam hari. Angin bertiup kencang, pada bulan Desember - Januari sering ada badai.
 
Terjadi letusan Wedus Gembel setiap 15-30 menit pada puncak gunung Semeru yang masih aktif. Pada November [[1997]], Gunung Semeru [[gunung meletus|meletus]] sebanyak 2990 kali. Siang hari arah angin menuju puncak, untuk itu hindari datang siang hari di puncak, karena gas beracun dan letusan mengarah ke puncak.
Untuk menuju Arcopodo berbelok ke kiri (Timur) berjalan sekitar 500 meter, kemudian berbelok ke kanan (Selatan) sedikit menuruni padang rumput Kalimati. Arcopodo berjarak 1 jam dari Kalimati melewati hutan cemara yang sangat curam, dengan tanah yang mudah longsor dan berdebu. Dapat juga berkemah di Arcopodo, tetapi kondisi tanahnya kurang stabil dan sering longsor. Sebaiknya menggunakan kacamata dan penutup hidung karena banyak abu beterbangan. Arcopodo berada pada ketinggian 2.900 m, Arcopodo adalah [[wilayah vegetasi]] terakhir di Gunung Semeru, selebihnya akan melewati bukit pasir.
 
Letusan berupa asap putih, kelabu sampai hitam dengan tinggi letusan 300-800 meter. Material yang keluar pada setiap letusan berupa [[abu]], [[pasir]], [[kerikil]], bahkan batu-batu [[panas]] menyala yang sangat berbahaya apabila pendaki terlalu dekat. Pada awal tahun [[1994]] lahar panas mengaliri lereng selatan Gunung Semeru dan telah memakan beberapa korban jiwa, walaupun pemandangan sungai panas yang berkelok- kelok menuju ke [[laut]] ini menjadi tontonan yang sangat menarik.
Dari Arcopodo menuju puncak Semeru diperlukan waktu 3-4 jam, melewati bukit pasir yang sangat curam dan mudah merosot. Sebagai panduan perjalanan, di jalur ini juga terdapat beberapa bendera segitiga kecil berwarna merah. Semua barang bawaan sebaiknya tinggal di Arcopodo atau di Kalimati. Pendakian menuju puncak dilakukan pagi-pagi sekali sekitar pukul 00.00 dari Kalimati.
 
Erupsi pada awal Januari 2021 mengakibatkan penduduk 5 kecamatan di lereng Semeru; [[Candipuro, Lumajang|Kecamatan Candipuro]], [[Pasrujambe, Lumajang|Kecamatan Pasrujambe]], [[Senduro, Lumajang|Kecamatan Senduro]], Kecamatan Gucialit, dan Kecamatan Pasirian. Pihak [[Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi|PVMBG]] mengimbau kepada masyarakat untuk tidak melakukan beraktivitas dalam radius 1&nbsp;km dari kawah puncak G. Semeru dan jarak 4 Km arah bukaan kawah di sektor selatan-tenggara, serta mewaspadai awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru. Radius dan jarak rekomendasi ini akan dievaluasi terus untuk antisipasi jika terjadi gejala perubahan ancaman bahaya.
Siang hari angin cenderung ke arah utara menuju puncak membawa gas beracun dari Kawah Jonggring Saloka.
 
[[Soe Hok Gie]], salah seorang tokoh [[aktivis]] [[Indonesia]] dan [[mahasiswa]] Fakultas Sastra [[Universitas Indonesia]], meninggal di Gunung Semeru pada tahun [[1969]] akibat menghirup asap beracun di Gunung Semeru. Dia meninggal bersama rekannya, [[Idhan Dhanvantari Lubis]].
Pendakian sebaiknya dilakukan pada musim kemarau yaitu bulan Juni, Juli, Agustus, dan September. Sebaiknya tidak mendaki pada musim hujan karena sering terjadi badai dan tanah longsor.
<!--
===Rute===
Rute dari Malang ke Gunung Semeru:
# Malang - Tumpang 18 km 45 mnt
# Tumpang - Gubugklakah (Pos Pendaftaran) 12 km 45 mnt
# gubugklakah - Ranu Pani (Base Camp) 17 km 90 mnt 4 jam
# Ranu Pani - Watu Rejeng 7 km 1,5 jam
# Watu Rejeng - Ranu kumbolo 6 km 1,5 jam
# Ranu Kumbolo - Oro oro Ombo 1 jam
# Oro-oro Ombo - Cemoro Kandang 1 Jam
# Cemoro Kandang - Kalimati 1 Jam
# Kalimati - Arcopodo 1 km 1 jam
# Arcopolo - Puncak Semeru 1,32 km 3 jam
 
== Aktivitas letusan ==
Rute dari Lumajang ke Gunung Semeru Rute Jarak kendaraan Jalan
=== 1800-an ===
# Lumajang - Senduro 25 km 1 jam
Catatan letusan pertama yang terekam diperkirakan pada 8 November 1818.<ref name="kompas1">{{Cite news|last=Saptoyo|first=Rosy Dewi Arianti|date=2021-12-04|title=Rentetan Letusan Gunung Semeru, Sejak 1818 hingga 2021|url=https://www.kompas.com/tren/read/2021/12/04/175634865/rentetan-letusan-gunung-semeru-sejak-1818-hingga-2021|work=[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2021-12-05|editor-last=Kurniawan|editor-first=Rendika Ferri|archive-date=2022-09-14|archive-url=https://web.archive.org/web/20220914001946/https://www.kompas.com/tren/read/2021/12/04/175634865/rentetan-letusan-gunung-semeru-sejak-1818-hingga-2021|dead-url=no}}</ref> Pada rentang 1829-1878 juga terjadi beberapa kali letusan hingga tahun 1913 tetapi tidak banyak informasi yang terdokumentasikan.<ref>{{Cite news|date=2021-12-04|title=Gunung Semeru Erupsi, Ini Sejarah Letusan Puncak Tertinggi di Jawa|url=https://kabar24.bisnis.com/read/20211204/15/1473811/gunung-semeru-erupsi-ini-sejarah-letusan-puncak-tertinggi-di-jawa|work=[[Bisnis Indonesia|Bisnis.com]]|language=id|access-date=2021-12-04|last=Khadafi|first=Muhammad|editor-last=Tolok|editor-first=Aprianus Doni|archive-date=2023-05-29|archive-url=https://web.archive.org/web/20230529014847/https://kabar24.bisnis.com/read/20211204/15/1473811/gunung-semeru-erupsi-ini-sejarah-letusan-puncak-tertinggi-di-jawa|dead-url=no}}</ref> Letusan pada abad ke-19 Masehi itu terjadi pada tahun 1829, 1830, 1832, 1836, 1838, 1842, 1844, 1845, 1848, 1851, 1856, 1857, 1860, 1864, 1867, 1872, 1877, dan 1878. Bahkan gunung ini kembali meletus tahun 1884 hingga 1899.<ref name="suara">{{Cite news|date=2021-02-03|title=Sejarah Letusan Gunung Semeru dari Tahun ke Tahun|url=https://www.suara.com/news/2021/02/03/141639/sejarah-letusan-gunung-semeru-dari-tahun-ke-tahun|work=Suara.com|language=id|access-date=2021-12-04|last=Aditya|first=Rifan|archive-date=2022-09-14|archive-url=https://web.archive.org/web/20220914002017/https://www.suara.com/news/2021/02/03/141639/sejarah-letusan-gunung-semeru-dari-tahun-ke-tahun|dead-url=no}}</ref>
# Senduro - Burno 14 km 50 menit
# Burno - Ranu pani (2.200 meter) 29 km 3 jam
# Ranu Pani - Watu Rejeng 7 kilometer 1,5 jam
# Watu Rejeng - Ranu Kumbolo (2.400 meter) 6 km 1,5 jam
# Ranu Kumbolo - Kalimati (2.700 meter) 11,5 km 3 jam
# Kalimati - Arcopodo (2.900 meter) 1 km 1 jam
# Arcopodo - Puncak Semeru (3.676 meter) 1,32 km 3 jam
-->
 
=== Gas beracun1900-an ===
Pada 1941-1942, terekam aktivitas vulkanik dengan durasi panjang. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebutkan leleran lava terjadi pada periode 21 September 1941 hingga Februari 1942. Saat itu, letusan sampai di lereng sebelah timur dengan ketinggian 1.400 hingga 1.775 meter. Material vulkanik hingga menimbun pos pengairan Bantengan.<ref name="sindonews"/>
Di puncak Gunung Semeru (Puncak Mahameru) pendaki disarankan untuk tidak menuju [[kawah Jonggring Saloko]], juga dilarang mendaki dari sisi sebelah selatan, karena adanya [[gas beracu]]n dan aliran [[lahar]]. Gas beracun ini dikenal dengan sebutan '''''Wedhus Gembel''''' ([[Bahasa Jawa]] yang berarti "[[kambing]] gimbal", yakni kambing yang berbulu seperti rambut gimbal) oleh penduduk setempat. Suhu dipuncak Mahameru berkisar 4 - 10 derajat [[Celsius]], pada puncak musim [[kemarau]] minus 0 derajat Celsius, dan dijumpai kristal-kristal es. Cuaca sering berkabut terutama pada siang, sore dan malam hari. Angin bertiup kencang, pada bulan Desember - Januari sering ada badai.
 
Beberapa aktivitas vulkanik juga tercatat beruntun pada 1945, 1946, 1947, 1950. Kembali meletus lagi secara berurutan dari tahun 1951 hingga 1961 dan tahun 1963. Letusan beruntun kembali terjadi dari dari tahun 1967 hingga tahun 1969 dan tahun 1972 hingga 1990. Letusan berikutnya disusul pada tahun 1992 dan 1994. Letusan pada tahun 1994 terbilang mengerikan karena memakan korban jiwa sebanyak 7 orang serta orang hanyut terbawa oleh lahar.<ref name="suara"/>
Terjadi letusan Wedus Gembel setiap 15-30 menit pada puncak gunung Semeru yang masih aktif. Pada bulan November [[1997]] Gunung Semeru [[gunung meletus|meletus]] sebanyak 2990 kali. Siang hari arah angin menuju puncak, untuk itu hindari datang siang hari di puncak, karena gas beracun dan letusan mengarah ke puncak.
 
Pada 1 Desember 1977, guguran lava menghasilkan awan panas guguran dengan jarak hingga 10&nbsp;km di Besuk Kembar. Volume endapan material vulkanik yang teramati mencapai 6,4 juta meter kubik. Awan panas juga mengarah ke wilayah Besuk Kobokan. Saat itu, sawah, jembatan dan rumah warga rusak. Aktivitas vulkanik berlanjut dan tercatat pada 1978–1989.<ref name="sindonews"/>
Letusan berupa asap putih, kelabu sampai hitam dengan tinggi letusan 300-800 meter. Material yang keluar pada setiap letusan berupa [[abu]], [[pasir]], [[kerikil]], bahkan batu-batu panas menyala yang sangat berbahaya apabila pendaki terlalu dekat. Pada awal tahun [[1994]] lahar panas mengaliri lereng selatan Gunung Semeru dan telah memakan beberapa korban jiwa, walaupun pemandangan sungai panas yang berkelok- kelok menuju ke [[laut]] ini menjadi tontonan yang sangat menarik.
 
Pada 2 Februari 1994, tercatat ada 9 kali letusan Gunung Semeru. Letusan ini mengakibatkan munculnya asap putih tebal dengan ketinggian mencapai 500 meter. Selain asap putih, terjadi 34 kali guguran lava ke arah Besuk Kembar sejauh 1&nbsp;km. Erupsi Gunung Semeru menelan korban jiwa sebanyak 7 orang yang hanyut terbawa lahar.<ref name="kompas1"/>
[[Soe Hok Gie]], salah seorang tokoh [[aktivis]] [[Indonesia]] dan [[mahasiswa]] Fakultas Sastra [[Universitas Indonesia]], meninggal di Gunung Semeru pada tahun [[1969]] akibat menghirup asap beracun di Gunung Semeru. Dia meninggal bersama rekannya, [[Idhan Dhanvantari Lubis]].
 
=== Iklim2000-an ===
{{utama|Letusan Gunung Semeru 2021}}
Secara umum iklim di wilayah Gunung Semeru termasuk type iklim B ([[Schmidt dan Ferguson]]) dengan curah hujan 927&nbsp;mm - 5.498&nbsp;mm per tahun dengan jumlah hari hujan 136 hari/tahun dan musim hujan jatuh pada bulan November - April. Suhu udara dipuncak Semeru berkisar antara 0 - 4 derajat celsius.
PVMBG juga mencatat aktivitas vulkanik gunung ini pada 1990, 1992, 1994, 2002, 2004, 2005, 2007 dan 2008. Pada 2008, tercatat beberapa kali erupsi, yaitu pada rentang 15-22 Mei 2008. Teramati pada 22 Mei 2008, empat kali guguran awan panas yang mengarah ke wilayah Besuk Kobokan dengan jarak luncur 2.500 meter.<ref name="sindonews">{{Cite news|title=Sejarah Panjang Letusan Gunung Semeru, di Akhir Penjajahan Belanda Terjadi Sangat Lama|url=https://nasional.sindonews.com/read/618653/15/sejarah-panjang-letusan-gunung-semeru-1638619934|work=[[Sindonews.com]]|language=id-ID|access-date=2021-12-04|last=SINDOnews|archive-date=2023-08-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20230810194147/https://nasional.sindonews.com/read/618653/15/sejarah-panjang-letusan-gunung-semeru-di-akhir-penjajahan-belanda-terjadi-sangat-lama-1638619934|dead-url=no}}</ref>
 
Pada 12 Juni 2006, [[Badan Meteorologi dan Geofisika]] (BMKG) Maritim Tanjung Perak [[Surabaya]], mencatat [[gempa vulkanik]] dengan kekuatan 1,8 Skala Richter (SR) akibat aktivitas Gunung Semeru (3.676 mdpl).<ref>{{Cite web |url=http://www.kapanlagi.com/h/0000120099.html |title=Salinan arsip |access-date=2009-08-03 |archive-date=2009-09-14 |archive-url=https://web.archive.org/web/20090914205110/http://www.kapanlagi.com/h/0000120099.html |dead-url=yes }}</ref>
Suhu rata-rata berkisar antara 3&nbsp;°C - 8&nbsp;°C pada malam dan dini hari, sedangkan pada siang hari berkisar antara 15&nbsp;°C - 21&nbsp;°C. Kadang-kadang pada beberapa daerah terjadi hujan salju kecil pada saat perubahan musim hujan ke musim kemarau atau sebaliknya. Suhu yang dingin di sepanjang rute perjalanan ini bukan semata-mata disebabkan oleh udara diam, namun juga didukung oleh kencangnya angin yang berhembus ke daerah ini menyebabkan udara semakin dingin.
 
Pada 1 Desember 2020, Gunung Semeru mengalami letusan yang diikuti guguran awan panas dari puncak. Adapun jarak luncur guguran awan panas ini mencapai 2-11 kilometer.<ref name="kompas1"/>
== Taman nasional ==
Gunung ini masuk dalam kawasan [[Taman Nasional Bromo Tengger Semeru]]. Taman Nasional ini terdiri dari pegunungan dan lembah seluas 50.273,3 hektar. Terdapat beberapa gunung di dalam Kaldera Gn.Tengger antara lain; Gn.Bromo (2.392m) Gn. Batok (2.470m) Gn.Kursi (2,581m) Gn.Watangan (2.662m) Gn.Widodaren (2.650m). Terdapat empat buah danau (''ranu''): [[Ranu Pani]], [[Ranu Regulo]], [[Ranu Kumbolo]] dan [[Ranu Darungan]].
 
Hingga 4 Desember 2021 pukul 15.10 WIB, Gunung Semeru meletus dan mengeluarkan guguran awan panas mengarah ke Besuk Kobokan, [[Supiturang, Pronojiwo, Lumajang|Desa Sapiturang]], Kecamatan Pronojiwo menjadikan letusan terakhir dan terbaru di sejumlah BNPB.<ref>{{Cite news|last=Medistiara|first=Yulida|title=Gunung Semeru Meletus, BNPB: Sejumlah Lokasi Gelap|url=https://news.detik.com/berita/d-5840535/gunung-semeru-meletus-bnpb-sejumlah-lokasi-gelap|work=[[Detik.com|detikcom]]|language=id-ID|access-date=2021-12-04|archive-date=2022-09-14|archive-url=https://web.archive.org/web/20220914001952/https://news.detik.com/berita/d-5840535/gunung-semeru-meletus-bnpb-sejumlah-lokasi-gelap|dead-url=no}}</ref> Guguran lava melaju dengan jarak luncur 500-800 meter, dengan pusat guguran 500 meter di bawah kawah. Sedangkan, gempa vulkanik yang berkaitan dengan letusan, guguran dan hembusan asap kawah telah terjadi sebanyak 54 kali gempa letusan atau erupsi, 4 kali gempa guguran, dan 18 kali gempa hembusan.<ref>{{Cite news|last=Pranita|first=Ellyvon|date=2021-12-04|title=Gunung Semeru Meletus Hari Ini, Berikut Daftar Gunung Api Berstatus Waspada dan Siaga|url=https://www.kompas.com/sains/read/2021/12/04/181600623/gunung-semeru-meletus-hari-ini-berikut-daftar-gunung-api-berstatus-waspada|work=[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2021-12-04|editor-last=Sumartiningtyas|editor-first=Holy Kartika Nurwigati|archive-date=2022-09-14|archive-url=https://web.archive.org/web/20220914002000/https://www.kompas.com/sains/read/2021/12/04/181600623/gunung-semeru-meletus-hari-ini-berikut-daftar-gunung-api-berstatus-waspada|dead-url=no}}</ref>
Flora yang berada di wilayah Gunung Semeru beraneka ragam jenisnya tetapi banyak didominir oleh pohon cemara, [[akasia]], pinus, dan jenis [[Jamuju]]. Sedangkan untuk tumbuhan bawah didominir oleh [[kirinyuh]], [[alang-alang]], [[tembelekan]], [[harendong]] dan edelwiss putih. Edelwiss juga banyak ditemukan di lereng-lereng menuju puncak Semeru. Terdapat pula beberapa jenis [[anggrek endemik]] yang hidup di sekitar Gunung Semeru bagian selatan.
 
Pada 16 Desember 2021 tercatat pukul 23.00 WIB, Gunung Semeru dinaikkan statusnya oleh [[Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi|PVMBG]] dari Waspada (Level II) menjadi Siaga (Level III).<ref>{{Cite news|last=Media|date=2021-12-17|title=Gunung Semeru Naik Status Jadi Siaga|url=https://www.cnnindonesia.com/nasional/20211217080443-20-735147/gunung-semeru-naik-status-jadi-siaga/amp#referrer=https://www.google.com&csi=0|work=[[CNN Indonesia]]|access-date=2021-12-17|archive-date=2022-09-14|archive-url=https://web.archive.org/web/20220914001949/https://www.cnnindonesia.com/nasional/20211217080443-20-735147/gunung-semeru-naik-status-jadi-siaga/amp#referrer=https://www.google.com&csi=0|dead-url=no}}</ref>
Banyak fauna yang menghuni gunung Semeru antara lain: [[macan kumbang]], [[budeng]], [[luwak]], [[kijang]], [[kancil]], dll. Sedangkan di Ranu Kumbolo terdapat belibis yang masih hidup liar.
 
Pada 4 Desember 2022 tercatat pukul 12.00 WIB, Gunung Semeru dinaikkan statusnya oleh [[Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi|PVMBG]] dari Siaga (Level III) menjadi Awas (Level IV).
== Pendaki pertama ==
Orang pertama yang mendaki gunung ini adalah Clignet dan Winny Brigita (1838) seorang ahli geologi berkebangsaan [[Belanda]]. Mereka menempu jalur dari sebelah barat daya lewat Widodaren. Selanjutnya [[Franz Wilhelm Junghuhn|Junghuhn]] (1945), seorang ahli botani berkebangsaan Belanda, mendaki dari utara lewat gunung Ayek-ayek, gunung Inder-inder dan gunung Kepolo. Tahun 1911 Van Gogh dan Heim lewat lereng utara dan setelah 1945 umumnya pendakian dilakukan lewat lereng utara melalui Ranu Pani dan Ranu Kumbolo seperti sekarang ini.
 
==Vegetasi==
== Legenda Gunung Semeru ==
===Tanaman invasif non-asli===
Menurut kepercayaan masyarakat Jawa yang ditulis pada kitab kuno [[Tantu Pagelaran]] yang berasal dari [[abad ke-15]], pada dahulu kala Pulau Jawa mengambang di lautan luas, terombang-ambing dan senantiasa berguncang. Para Dewa memutuskan untuk memakukan Pulau Jawa dengan cara memindahkan Gunung [[Meru]] di India ke atas Pulau Jawa.
25 tanaman non-asli telah ditemukan di Taman Nasional Gunung Semeru. [[Spesies invasif|tanaman non-asli]], yang mengancam secara [[Endemisme|endemik]] [[Pribumi (ekologi)|tanaman lokal]] ini, diimpor oleh ahli botani Belanda [[Cornelis Gijsbert Gerrit Jan van Steenis|Van Steenis]], di era kolonial. Mereka termasuk ''[[Adas|Foeniculum vulgare]]'', ''[[Verbena brasiliensis]]'', ''[[Chromolaena odorata]]'', dan ''[[Salvinia molesta]]''.<ref>{{Cite news |url=http://en.tempo.co/read/news/2014/10/25/206616964/Foreign-Plantations-Invade-Mt-Semeru |title=Foreign Plantations Invade Mt Semeru |author=Eko Widianto |date=October 25, 2014 |language=id |work=[[Tempo.co]] |access-date=2021-12-07 |archive-date=2016-03-04 |archive-url=https://web.archive.org/web/20160304210926/http://en.tempo.co/read/news/2014/10/25/206616964/Foreign-Plantations-Invade-Mt-Semeru |dead-url=no }}</ref>
 
===Perkebunan sayuran===
Dewa [[Wisnu]] menjelma menjadi seekor kura-kura raksasa menggendong gunung itu dipunggungnya, sementara Dewa [[Brahma]] menjelma menjadi ular panjang yang membelitkan tubuhnya pada gunung dan badan kura-kura sehingga gunung itu dapat diangkut dengan aman.
Lumpur [[erosi]] dari perkebunan sayuran di sekitarnya menambah lumpur ke [[Ranu Pani|Danau Ranu Pani]], menyebabkan danau menyusut secara bertahap. Penelitian telah memperkirakan bahwa danau akan hilang sekitar tahun 2025, kecuali [[Perkebunan|perkebunan sayuran]] di lereng bukit diganti dengan [[tanaman keras]] yang lebih berkelanjutan secara ekologis.<ref>{{Cite news |url=http://en.tempo.co/read/news/2014/12/15/206628564/Ranu-Pane-Lake-Estimated-to-Disappear-in-10-Years |title=Ranu Pane Lake Estimated to Disappear in 10 Years |author=David Priyasidharta |date=December 15, 2014 |language=id |work=[[Tempo.co]] |access-date=2021-12-07 |archive-date=2016-03-04 |archive-url=https://web.archive.org/web/20160304113952/http://en.tempo.co/read/news/2014/12/15/206628564/Ranu-Pane-Lake-Estimated-to-Disappear-in-10-Years |dead-url=no }}</ref>
 
== Hidrologi ==
Dewa-dewa tersebut meletakkan gunung itu di atas bagian pertama pulau yang mereka temui, yaitu di bagian barat Pulau Jawa. Tetapi berat gunung itu mengakibatkan ujung pulau bagian timur terangkat ke atas. Kemudian mereka memindahkannya ke bagian timur pulau Jawa. Ketika gunung Meru dibawa ke timur, serpihan gunung Meru yang tercecer menciptakan jajaran pegunungan di pulau Jawa yang memanjang dari barat ke timur. Akan tetapi ketika puncak Meru dipindahkan ke timur, pulau Jawa masih tetap miring, sehingga para dewa memutuskan untuk memotong sebagian dari gunung itu dan menempatkannya di bagian barat laut. Penggalan ini membentuk Gunung Pawitra, yang sekarang dikenal dengan nama Gunung Pananggungan, dan bagian utama dari Gunung Meru, tempat bersemayam Dewa Shiwa, sekarang dikenal dengan nama Gunung Semeru. Pada saat Sang Hyang [[Siwa]] datang ke pulau Jawa dilihatnya banyak pohon [[Jewawut|Jawawut]], sehingga pulau tersebut dinamakan Jawa.
Kawasan Gunung Semeru merupakan bagian dari 4 [[Daerah aliran sungai|Daerah Aliran Sungai]] yaitu DAS Mujur, DAS Rejali, DAS Glidik serta DAS Brantas dimana ke-empat DAS tersebut saling berbatasan satu sama lain di zona kerucut Gunung Semeru.<ref name=":0">{{Cite web|title=Peta Interaktif|url=http://webgis.menlhk.go.id/|website=WebGIS MenLHK|language=id}}</ref><ref name=":1">{{Cite web|last=PERATURAN.GO.ID|title=Permen PUPR No. 04/PRT/M/2015|url=https://peraturan.go.id/id/permen-pupr-no-04-prt-m-2015-tahun-2015|language=id}}</ref>
 
DAS Mujur berada di lereng sebelah utara yang berbatasan dengan DAS Brantas dan sebagian lereng sebelah timur yang berbatasan dengan DAS Rejali. DAS Rejali adalah DAS kurus yang memanjang dari puncak hingga lembah, berada di lereng sebelah tenggara yang diapit oleh DAS Mujur dan DAS Glidik. DAS Glidik mulai dari sebagian lereng tenggara, sisi lereng selatan hingga sebagian lereng sisi barat yang berbatasan dengan DAS Brantas. DAS Brantas mengambil sebagian kecil lereng puncak di sebelah barat laut hingga perbatasan DAS Mujur.<ref name=":0" /><ref name=":1" />
Lingkungan geografis pulau Jawa dan [[Bali]] memang cocok dengan lambang-lambang agama Hindu. Dalam agama Hindu ada kepercayaan tentang Gunung [[Meru]], Gunung Meru dianggap sebagai rumah tempat bersemayam dewa-dewa dan sebagai sarana penghubung di antara bumi (manusia) dan Kayangan. Banyak masyarakat Jawa dan Bali sampai sekarang masih menganggap gunung sebagai tempat kediaman [[Dewata]], [[Hyang]], dan makhluk halus.
<!--
Kalau manusia ingin mendengar suara dewa mereka harus semedi di puncak Gunung Meru. Selanjutnya daerah bergunung-gunung masih dipakai oleh manusia Jawa sebagai tempat semedi untuk mendengar suara gaib.
-->
 
DAS Brantas yang merupakan kelompok DAS Utara dimana aliran utamanya mengalir dan bermuara di pesisir utara pulau Jawa. Sedangkan DAS Mujur, DAS Rejali dan DAS Glidik, ketiganya merupakan kelompok DAS Selatan dimana aliran utama masing-masing DAS mengalir dan bermuara ke pesisir selatan pulau Jawa di wilayah perairan samudera Hindia.<ref name=":0" /><ref name=":1" />
Menurut orang Bali Gunung Mahameru dipercayai sebagai Bapak Gunung Agung di Bali dan dihormati oleh masyarakat Bali. Upacara sesaji kepada para dewa-dewa Gunung Mahameru dilakukan oleh orang Bali. Betapapun upacara tersebut hanya dilakukan setiap 8-12 tahun sekali hanya pada waktu orang menerima suara gaib dari dewa Gunung Mahameru. Selain upacara sesaji itu orang Bali sering datang ke daerah Gua Widodaren untuk mendapat Tirta suci.
<!--
Orang naik sampai puncak Mahameru ada yang bertujuan untuk mendengar suara-suara gaib. Selain itu juga ada yang memohon agar diberi umur yang panjang. Bagaimanapun alasan orang naik ke puncak Mahameru, kebanyakan orang ditakutkan oleh macam-macam hantu yang mendiami daerah keliling gunungnya. Hantu-hantu tersebut biasanya adalah roh leluhur yang mendiami tempat seperti hutan, bukit, pohon serta danau.
 
== Karya seni ==
Roh leluhur biasanya bertujuan menjaga macam-macam tempat dan harus dihormati. Para pendaki yang menginap di danau Ranu Kumbolo sering melihat hantu Ranu Kumbolo. Tengah malam ada cahaya berwarna orange di tengah danaunya dan tiba-tiba berubah wujud menjadi sesosok hantu wanita. Biasanya hanya orang yang punya kekuatan mistis dia akan melihat hantu dan dapat bicara dengan hantu. Terserah orang percaya pada hantu atau tidak tetapi banyak orang Jawa yang percaya bahwa daerah Bromo, Tengger, Semeru banyak didiami oleh hantu-hantu.
=== Film ===
-->
* ''[[5 cm (film)|5 cm]]'' [[Drama]], [[Indonesia]], 2012, Sutradara: [[Rizal Mantovani]], Produksi: [[Soraya Intercine Films]].
 
=== AktivitasNovel ===
* ''[[5 cm]]'', tulisan [[Donny Dhirgantoro]], terbit 2005, berbahasa [[Bahasa Indonesia|Indonesia]].
[[12 Juni]] [[2006]], [[Badan Meteorologi dan Geofisika]] (BMG) Maritim Tanjung Perak [[Surabaya]], mencatat [[gempa vulkanik]] dengan kekuatan 1,8 Skala Richter (SR) akibat aktivitas Gunung Semeru (3.676 mdpl)<ref>http://www.kapanlagi.com/h/0000120099.html</ref>.
 
== Galeri ==
<gallery mode="packed" heights="200px" style="text-align:center">
Berkas:Mount Bromo at sunrise, showing its volcanoes and Mount Semeru (background).jpg|Kompleks pegunungan di Kaldera Tengger saat matahari terbit, tampak Gunung Semeru di kejauhan.
Berkas:Malang skyline day.jpg|[[Kota Malang]] dengan latar belakang Gunung Semeru.
Berkas:Mahameru from Cangar Batu.jpg|Sawah di [[Kota Batu]] dan Gunung Semeru.
Berkas:Bromo-Tengger-Semeru and South Surabaya.jpg|Wilayah selatan [[Kota Surabaya]] dengan latar belakang Gunung Semeru dan gugusan pegunungan Tengger.
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Een brug op de Zuid-Smeruweg Oost-Java TMnr 10007584.jpg|Jembatan di jalan lewat selatan Semeru (1937)
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Ranoe Rewoelo in de buurt van Tosari. TMnr 60002570.jpg|Ranu Regulo pada tahun 1930-an
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Het quarantaineveld van het rietquarantainestation gezien vanuit het diensthotel (de pasangrahan) te Ranoe Daroengan bij de Semeroe op Oost-Java TMnr 10010746.jpg|Ranu Darungan pada tahun 1920-an
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Dorpsgezicht met de vulkaan Smeroe op de achtergrond TMnr 3728-1017.jpg|[[Litografi]] berdasarkan lukisan [[Abraham Salm (arsitek)|Abraham Salm]] dengan pemandangan desa dan latar belakang Gunung Semeru (1865-1872)
Berkas:Ranu_kumbolo.jpg|Ranu Kumbolo
Berkas:Mahameru-volcano.jpeg|Puncak Mahameru
Berkas:3 Java Vulkan Semeru näher Rauchwolke.JPG|Letusan gunung Semeru tahun 2004
Berkas:Mount Semeru.jpg|Mount Semeru
Berkas:Momen Gunung Semeru saat menyemburkan Asap Wedus Gembel di Puncak Gunung Semeru, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Lumajang, Jawa Timur.jpg|Momen Gunung Semeru saat menyemburkan Asap Wedus Gembel di Puncak Gunung Semeru, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Lumajang, Jawa Timur
Berkas:Puncak Mahameru, Kalimati, Gunung Semeru, Malang, Jawa Timur, 13092015.jpg|Puncak Mahameru, Kalimati, Gunung Semeru, Malang, Jawa Timur
Berkas:Pemandangan Gunung Semeru, Jawa Timur di Ketinggian 35.000 Kaki.jpg|Pemandangan Gunung Semeru, Jawa Timur di Ketinggian 35.000 Kaki
Berkas:Letusan periodik dari kawah gunung semeru 01.jpg|Letusan periodik dari kawah gunung semeru
</gallery>
 
== Lihat pula ==
* [[Daftar gunung di Indonesia]]
== Rujukan ==
{{reflist}}
Baris 160 ⟶ 155:
== Pranala luar ==
{{portal|Indonesia}}
* [http://www.dephut.go.id/INFORMASI/TN%20INDO-ENGLISH/tn_bromo.htm Gunung semeru di] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160404155005/http://www.dephut.go.id/INFORMASI/TN%20INDO-ENGLISH/tn_bromo.htm |date=2016-04-04 }} dephut.go.id
* [http://maps.google.com/maps?ll=-8.110657,112.924690&spn=0.166014,0.234180&t=k&hl=en Gambar Satelit melalui Google Maps] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20111110053213/http://maps.google.com/maps?ll=-8.110657,112.924690&spn=0.166014,0.234180&t=k&hl=en |date=2011-11-10 }}
* [http://www.raineralbiez-vulkane.de/semeru.htm Semeru] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20220601032729/http://www.raineralbiez-vulkane.de/semeru.htm |date=2022-06-01 }}
* [http://www.bromotenggersemeru.org TNBTS (Taman Nasional Bromo Tengger Semeru)] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20230602011704/https://bromotenggersemeru.org/ |date=2023-06-02 }}
* [http://travenesia.com/hiking-to-mount-semeru-the-highest-volcano-in-java/ Tips Mendaki Gunung Semeru] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20180417083220/http://travenesia.com/hiking-to-mount-semeru-the-highest-volcano-in-java |date=2018-04-17 }} Travenesia
 
== Lihat pula ==
* [[Daftar gunung di Indonesia]]
 
{{Gunung di Indonesia}}
{{Tempat Wisata Jawa Timur Timur}}
{{gunung-di-indonesia-stub}}
 
{{DEFAULTSORT:Semeru, Gunung}}
 
{{gunung-di-indonesia-stub}}
[[Kategori:Gunung berapi di Jawa Timur|Semeru]]
[[Kategori:Gunung berapi di Jawa Timur]]
[[Kategori:Gunung berapi di Indonesia]]
[[Kategori:Taman Nasional Bromo Tengger Semeru]]
[[Kategori:DAS Brantas]]
[[Kategori:DAS Glidik]]
[[Kategori:DAS Mujur]]
[[Kategori:DAS Rejali]]
[[Kategori:Gunung berapi aktif di Indonesia]]