Masjid Al-Alam Marunda: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rusudiyanto (bicara | kontrib)
k Menambah Kategori:Masjid di Jakarta menggunakan HotCat
Dzhalina (bicara | kontrib)
k Dzhalina memindahkan halaman Masjid Al Alam Marunda ke Masjid Al-Alam Marunda
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(14 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Berkas:Masjid Al-Alam Marunda.jpg|jmpl|400px|Masjid Al-Alam]]
{{wikify}}
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh
 
'''Masjid Jami' Al-Alam Marunda''' adalah salah satu [[masjid]] tertua dan bersejarah di [[Indonesia]]. Terletak di Jalan Marunda No.1, [[Marunda, Cilincing, Jakarta Utara|Marunda]], [[Cilincing, Jakarta Utara|Cilincing]], [[Kota Administrasi Jakarta Utara|Jakarta Utara]], atau tepatnya di pinggiran Pantai Marunda. Pada tahun 1975 [[DKI Jakarta|Pemerintah Provinsi DKI Jakarta]] menetapkan masjid yang memiliki peranan penting dalam penyebaran [[Islam|Agama Islam]] di Tanah Jawa ini sebagai [[Cagar budaya|Bangunan Cagar Budaya]].
Masjid Al alam Marunda Dikenal Sebagai Masjid WALI Allah Atau Masjid Wali Keturunan Bangsa Melayu Karena Orang di Sekelilingnya Berbahasa Melayu Betawi.
 
Masjid ini adalah Salah Satu yang tertua di Indonesia di Bangun Sekitar ABAT 10 Masehi. Yang Terbuat dari Material Tanah dan kapur Dengan Susunan Batu Sungai
 
Kenapa Di Bilang Masjid Tertua di Indonesia. Karena pada Masa itu Belum Ada Bahan Material Semen.
 
Berdasarkan pembuktian perna ada jembatan beton terbuat dari bahan Semen cor berbentuk bulat tepatnya di Marunda kongsi. dan jembatan itu Tertulis dengan jelas tahun pembuatannya 1218 Masehi, yang di cetak langsung pada saat pengecoran.
 
Masjid Ini didirikan oleh orang Bangsa Melayu untuk penyebaran agama Islam di pula jawa. yang pada masa itu penduduk Jawa dan Sunda mayoritas beragama Hindu Budha dan kepercayaan
 
Dan masjid ini pun menjadi saksi sejarah datangnya kerajaan MALAKA dari Bangsa Melayu Salah satu yang Masih tertinggal yaitu kampung Malaka sebelah Selatan dari masjid Al alam.
 
Masjid Al alam Marunda memiliki Empat Tiang Pilar, salah satu tiang pilar itu ada yang berbentuk bengkok. itu menandakan Ada Empat Masjid Yaitu.
 
(Masjid kurung batang)
 
(Masjid alam celincing)
 
(Masjid alam Marunda) dan
 
(Masjid alam Muara Gembong
Salah satu Tiang masjid Al alam Marunda yang bengkok adalah masjid Al alam muara gembong yang baru jadi tiang pilar nya saja.
 
Masji Al alam celincing dahulu berada di pelabuhan Tanjung Priok tepatnya di sebelah makam Mbah Priok. Lalu Pada jaman Belanda masjid itu di pindahkan karena mengganggu aktivitas pelabuhan yang ingin solat berjamaah. Di pelabuhan Priuk hanya tinggal makam nya saja.
 
Karena Ke Tiga Masjid Yang lain Banyak Campur tangan Sejarah Jadi masjid Al Alam Marunda Lah Yang Menjadi Saksi Sejarah...
 
Dan Di Sebelah Masjid Terdapat Sumur Air Tiga Rasa yaitu
(Manis.Asam.Asin)
 
Apabila Orang Yang Mencoba Air itu Yang Bernasib Baik
Maka Akan Menjadi Air Satu Rasa Yaitu Rasa Air ANTA
 
(ANTA Artinya Adalah ARAB)
 
Dan Apa Arti MELAYU BETAWI
Jika kita Singkat adalah (MALAWI) Yaitu Melayu Betawi Jadi Intinya
 
(ARAB Kota MALAWI dekat KABAH)
 
Dan semoga kalian bisa menunaikan rukun Islam yang kelima.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh
 
.https://web.archive.org/web/20161024094128/http://www.panoramio.com/photo/76869709
 
Hasil Pengetahuan
Foto
Foto
Foto
Foto
Foto
Foto
Foto
Foto
Foto
Foto
Foto
Foto
Foto
Foto
Foto
Foto
Foto
Foto
Foto
Foto
Lihat semua
MASJID AL ALAM MARUNDA SEJARAH
4,6
(642)
Masjid di Jakarta Utara
RINGKASAN
ULASAN
FOTO
TENTANG
 
Tutup untuk sementara
 
Jl. Marunda RT.09 / RW.01, Marunda, Cilincing, RT.3/RW.7, Marunda, Kec. Cilincing, Kota Jkt Utara, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 14150
Peta masjid al alam marunda
Sarankan edit
Anda pemilik bisnis ini? Klaim sekarang
Tambahkan nomor telepon
Tambahkan jam kerja
Tambahkan situs web
DeskripsiMasjid Al alam Marunda dikenal sebagai Masjid WALI Allah atau masjid wali keturunan bangsa Melayu Karena orang di sekelilingnya berbahasa Melayu Betawi. masjid ini adalah Salah Satu yang tertua di ... Wikipedia
Provinsi: Jakarta
Didirikan: 1975
Pengelolaan: Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta
796+ Foto
SOROTAN
Diberi rating tinggi
RINGKASAN ULASAN
5
4
3
2
1
4,6
642 ulasan
Maulidia Octarini "Dekat pantai, terdengar suara kapal lalu lalang"
Maulana Malik "Turun di plang dekat jalan museum pitung lalu jalan kaki sekitar 15 menit."
H. Sobirin Assalfi "Perlu di lestarikan sebagai cagar budaya Islam Indonesia nusantara"
Ulasan Google lainnya
ORANG LAIN JUGA MENELUSURI
Museum Kebaharian Jakarta Rumah Si Pitung
Museum Kebaharian J...
Rumah Si Pitung
Rumah Si Pitung
Marunda Pulo
Marunda Pulo
Marunde Beach
Marunde Beach
Masjid Tua
Masjid Tua
Masjid Jami' Annawier
Masjid Jami' Annawier
Masjid Jami Angke
Masjid Jami Angke
Masjid Al Makmur
Masjid Al Makmur
Lihat semua
HASIL WEB
RINGKASAN ULASAN GOOGLE
5
4
3
2
1
4,6
642 ulasan
ULASAN GOOGLE
Paling relevan
 
DETAIL
Diberi rating tinggi
 
'''Masjid Al Alam Marunda''' adalah salah satu [[masjid]] tertua dan bersejarah di [[Indonesia]]. Terletak di Jalan Marunda No.1, [[Marunda, Cilincing, Jakarta Utara|Marunda]], [[Cilincing, Jakarta Utara|Cilincing]], [[Kota Administrasi Jakarta Utara|Jakarta Utara]], atau tepatnya di pinggiran Pantai Marunda. Pada tahun 1975 [[DKI Jakarta|Pemerintah Provinsi DKI Jakarta]] menetapkan masjid yang memiliki peranan penting dalam penyebaran [[Islam|Agama Islam]] di Tanah Jawa ini sebagai [[Cagar budaya|Bangunan Cagar Budaya]]<ref>{{Cite web|url=https://travel.detik.com/destination/d-1974905/al-alam-masjid-wali Melayu-yang-punya-sumur-3-rasa|title=Al Alam, Masjid Al Alam. yang Punya Sumur 3 Rasa|last=|first=|date=25 Juli 2012|website=detik|publisher=|access-date=8 Maret 2019}}</ref>.[Berkas:Masjid Al Alam.jpg|jmpl|Masjid Al Alam Marunda atau dikenal juga sebagai Masjid [[wali Allah]], tokoh bAngsa Melayu yang lebih di kenal Betawi]]
'''Masjid Al Alam Marunda''' adalah salah satu [[masjid]] tua dan bersejarah di [[Indonesia]]. Terletak di Jalan Marunda No.1, [[Marunda, Cilincing, Jakarta Utara|Marunda]], [[Cilincing, Jakarta Utara|Cilincing]], [[Kota Administrasi Jakarta Utara|Jakarta Utara]], atau tepatnya di pinggiran Pantai Marunda. Pada tahun 1975 [[DKI Jakarta|Pemerintah Provinsi DKI Jakarta]] menetapkan masjid yang memi{{Cite web|url=https://travel.detik.com/destination/d-1974905/al-alam-masjid. Wali Bangsa Melayu-yang-punya-sumur-3-rasa|title=Al Alam, Masjid WALI MELAYU yang Punya Sumur 3 Rasa|last=|first=|date=25 Juli 2012|website=detik|publisher=|access-date=8 Maret 2019}}</ref>.
 
== Sejarah ==
Mengenai siapa sebenarnya pendiri salah satu masjid tertua di Jakarta ini tidak diketahui dengan pasti. Hal demikian dibenarkan Ketua Masjid al-Alam Marunda, H. Atit Fauzi. “Memang benar tidak satu pun dari kami, bahkan orang-orang tua kami tidak tahu persis siapa pendiri masjid ini,” terang H. Atit yang menjadi ketua masjid sejak tahun 1989.<ref name=":1">{{Cite web|url=http://duniamasjid.islamic-center.or.id/1092/masjid-al-alam-marunda/|title=Masjid Al Alam Marunda|website=dunia masjid|access-date=8 Maret 2019}}</ref>.
 
Ada beberapa versi sejarah yang berkembang dalam masyarakat, khususnya warga sekitar terkait kapan tepatnya dan siapakah pendiri masjid ini sesungguhnya. Ada yang menghubungkannya dengan penyerangan Pasukan [[Fatahillah]] ke [[Pelabuhan Sunda Kelapa]] pada tahun 1527, ada juga yang mengkaitkannya dengan penyerbuan tentara [[Kerajaan Mataram (Hindu)|Kerajaan Mataram]] ke [[Batavia]] pada abad ke-17.<ref>{{Cite book|title=Masjid-masjid Bersejarah di Jakarta|last=Setiawan|first=Kartum|publisher=Erlangga|year=2010|isbn=9789790758476|location=Jakarta|pages=56|last2=Hardoyo|first2=Adityo B.}}</ref>.
 
Pada tahun 1527 pasukan Fatahillah menyerang pasukan [[Kolonialisme Portugis di Indonesia|Portugis]]. Fatahillah memilih muara Sungai Cilincing sebagai markas perjuangan sekaligus menjadi basis pertahanannya. Di tempat inilah mereka membangun masjid dan [[surau]] sebagai sarana ibadah. Fatahillah mau tidak mau memilih jalur Sungai [[Cilincing, Jakarta Utara|Cilincing]] karena jalur darat dijaga ketat pasukan [[Kerajaan Sunda]], sedangkan jalur laut juga sudah dikuasai tentara Portugis yang notabene adalah sekutu dari Kerajaan Sunda. Kelak masjid yang dibangun Fatahillah di muara sungai tadi dikenal sebagai Majid Marunda (Al-Alam), sedangkan [[surau]] menjadi Masjid Al Alam Cilincing.
 
Versi kedua dibangun oleh prajurit Islam dari Kerajaan Mataram. Seperti halnya cerita pertama, sebelum menyerang markas Pemerintahan [[Hindia Belanda|Kolonial Belanda]] atau [[Vereenigde Oostindische Compagnie|VOC]] (Vereenigde Oostindische Compagnie, sekarang menjadi [[Museum Fatahillah|Museum Sejarah Jakarta]]) tentara Mataram yang dipimpin [[Bahureksa|Bahurekso]] menetap terlebih dahulu di Marunda sebagai pusat konsentrasi pasukannya. Tepat itu digunakan juga untuk menyusun taktik penyerangan, sekaligus mendirikan masjid sebagai tempat ibadah. Masjid ini lalu diyakini merupakan Masjid Al Alam Marunda.<ref name=":0">{{Cite web|url=https://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-digest/18/04/16/p79sp0313-masjid-para-tumenggung-mataram|title=Menelusuri Sejarah Masjid-Masjid Tua di Jakarta|date=19 Mei 2018|website=republika|access-date=8 Maret 2019}}</ref>.
 
== Nama Lain ==
Tidak hanya siapa pendirinya, mengapa dinamakan Masjid Al Alam Marunda pun masih spekulatif. Ada yang menamakan Al Alam karena pendiriannya dibantu oleh seorang [[Wali]]. Al Alam memiliki arti [[alam semesta]], sedangkan penamaan Marunda mengacu pada keberadaan [[Kali Marunda]] di dekat sana.<ref name=":0" />.
 
Selain spekulatif, ternyata ada beberapa penyebutan untuk nama masjid ini. Sebut saja Masjid Gaib, Masjid Auliya, dan ada juga yang menyebutnya sebagai Masjid Al Alam . Semua ditambah kata Marunda di belakangnya.
 
Disebut '''Masjid Gaib Marunda''' karena berdasarkan cerita turun-temurun proses pembangunannya hanya dalam tempo satu hari saja. Konon datang pasukan dari (Fatahillah) seusai memenangkan peperangan versus tentara Portugis. Karena sakti mereka tidak membutuhkan waktu lama untuk membangun Masjid Al Alam Marunda.<ref name=":1" />.
 
Meski secara resmi (setidaknya tertera di plang pintu masuk komplek masjid) digelari Masjid Al Alam Marunda, uniknya masyarakat setempat masih ada yang menyebutnya '''Masjid Auliya Marunda,''' atau '''Masjid Agung Auliya Marunda'''. Nama ini dulunya diberikan oleh para sesepuh yang lama tinggal di sekitaran masjid. Auliya menunjuk kepada para pendiri masjid, yang diyakini berilmu tinggi atau sakti.<ref name=":2">{{Cite web|url=http://jakarta.tribunnews.com/2018/06/04/masjid-al-alam-marunda-sejarah-asal-usul-dan-para-pendirinya?page=all|title=Masjid Al Alam Marunda, Sejarah, Asal-usul dan Para Pendirinya|last=Agustino|first=Gerald Leonardo|date=4 Juni 2018|website=tribunnews|access-date=8 Maret 2019}}</ref>.
 
Masjid ini juga pernah digelari sebagai '''Masjid Si Pitung''' atau '''Masjid Al Alam Si Pitung'''. Penyebutan ini karena konon Masjid Al Alam pernah disinggahi Si Pitung. Jawara Betawi asal [[Rawa Belong]] ini datang ke masjid tersebut dalam rangka pelariannya dari kejaran Kompeni Belanda.<ref>{{Cite web|url=https://travel.detik.com/destination/d-2141543/masjid-si-pitung-dan-sumur-3-rasa-di-jakarta-utara|title=Masjid Si Pitung dan Sumur 3 Rasa di Jakarta Utara|last=Puspasari|first=Desi|date=14 Januari 2013|website=detik|publisher=|access-date=8 Maret 2019}}</ref>. Alasan lainnya lantaran lokasi masjid berdekatan dengan [[Rumah Si Pitung]]. Hal ini agar tidak membingungkan, mengingat banyak masjid yang menggunakan nama Al Alam.<ref name=":2" />
 
== Referensi ==
<references />
 
[[Kategori:Masjid di Jakarta|A]]
{{nocat}}
 
[[Kategori:Masjid di Jakarta]]