Parameswara: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rehan cingkrek (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Dikembalikan VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
ArfanSulaiman (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(60 revisi perantara oleh 19 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Refimprove-bio-tokohmuslim}}
{{Infobox raja
| name = Parameswara
| title = Parameswara Mauli Warmadewa
|title =Raja Singapura </br> Raja Malaka
| image = Retrato de Parameswara.jpg
| caption =
| succession = [[Kerajaan Singapura|Raja Singapura ke-5]]
|reign =[[Indonesia]]: [[ca.]] 1399–1401{{br}}[[Kesultanan Malaka|Malaka]]: [[ca.]] 1405–1414
| reign = 1389-1398 M
|othertitles = Sri Maharaja
|full regnal name = Parameswara
| birth name =
| native_lang1 =
| native_lang1_name1 =
| predecessor = [[Sri Rama WikramaMaharaja]]
| successor = ''TIdak ada''
| suc-type =
| birth_name = Dharmaraja Sri Parameswara Mauli Warmadewa
|spouse 1 =
| birth_date = 1344
|spouse 2 =
| birth_place = Singapura
|spouse 3 =
| spouse 41 =
| spouse 52 =
| spouse 63 =
| spouse 74 =
| spouse 85 =
| spouse 96 =
| spouse 107 =
| spouse 18 =
|issue =
| spouse 29 =
|royal house =
| spouse 310 =
|dynasty =[[Sang Sapurba]]
| spouse = Putri Ratna Kemala binti [[Sultan Zainal Abidin I Pasai]]
|royal anthem =
| issue = [[Megat Iskandar Syah dari Melaka|Sultan Megat Iskandar Syah]]
|father =
| royal house =
|mother =
|date ofroyal birthanthem =
| house = Mauli
|place of birth = {{flagicon|Indonesia}} [[Palembang, Indonesia]]
|othertitles father = [[Sri Maharaja]]
|date of death =
| mother =
|place of death = {{flagicon|Melaka}} [[Malaka, Malaysia]]
| succession1 = [[Kesultanan Melaka|Raja Melaka ke-1]]
|date of burial =
| reign1 = 1400-1414
|place of burial =
| predecessor1 = ''Kerajaan didirikan''
|}}
| successor1 = [[Megat Iskandar Syah dari Melaka|Sultan Megat Iskandar Syah]]
'''Parameswara''' (1344 - 1414) atau '''Iskandar Shah''' ([[aksara Jawi]]: إسكندر شه) adalah raja terakhir dari Singapura yang memerintah dari tahun 1389 sampai 1398. Dia melarikan diri dari Singapura setelah invasi angkatan laut Majapahit pada tahun 1398, dan ia kemudian mendirikan benteng barunya pada muara Sungai Malaka pada tahun 1402. Dalam beberapa dekade, kota baru tersebut tumbuh pesat menjadi ibukota [[Kesultanan Melaka]].
| dynasty = [[Kesultanan Melaka|Melaka]]
| date of birth =
| date of death =
| date of burial =
| place of burial = |
|}}
'''Parameswara''' (1344 - 14141344–1414) atau '''Iskandar ShahSyah''' ([[aksara Jawi]]: إسكندر شه) adalah raja terakhir dari [[Kerajaan Singapura|Singapura]] yang memerintah dari tahun 1389 sampai 1398. Dia melarikan diri dari Singapura[[Palembang]] setelah invasi angkatan laut Majapahit pada tahun 1398, dan ia kemudian mendirikan benteng barunya pada muara Sungai MalakaMelaka pada tahun 1402. Dalam buku ''The History of Malaya A.D.'' 1400-1959, disebutkan bahwa Parameswara melarikan diri ke Malaka sebab invasi dari Kerajaan Siam yang salah satu pemimpinnya dibunuh oleh Parameswara.<ref>{{Cite book|last=Andaya|first=Leonard Y.|date=2019|title=Selat Malaka: Sejarah Perdagangan dan Etnisitas|location=Depok|publisher=Komunitas Bambu|url-status=live}}</ref> Dalam beberapa dekade, kota baru tersebut tumbuh pesat menjadi ibukota [[Kesultanan Melaka]].
 
Pada awalnya Melaka bukanlah sebuah Kerajaan beragama Islam. Hal ini berubah ketika Parameswara menikah dengan Putri Ratna Kemala, Putri Sultan Zainal Abidin dari [[Kesultanan Samudera Pasai|Samudera Pasai]] dan masuk Islam pada tahun 1406, ia mengubah namanya menjadi '''Sultan Iskandar Syah''' <ref name=":7">Pengaruh Islam Dalam Sastra Melayu (1976) "Pengaruh Islam Dalam Sastra Melayu" Seminar
Kebudayaan Islam Dan Kebudayaan Melayu. UKM.</ref>.
 
Dengan masuk dan berkembangnya Islam di Kesultanan Melaka merupakan cikal bakal berkembangnya agama Islam di kawasan Nusantara, hal ini karena Kesultanan Melaka merupakan aspek penting dalam kehidupan masyarakat di Nusantara. Karena dari kawasan Melaka pemakaian bahasa dan penyebaran kebudayaan
Melayu Islam tersebar dihampir keseluruh kawasan Nusantara. Apa yang kita gunakan sebagai alat komunikasi di Nusantara saat ini merupakan hasil yang positif dari keagungan Melaka sebagai jantung kebudayaan Melayu Islam di Nusantara <ref name=":7">Pengaruh Islam Dalam Sastra Melayu (1976) "Pengaruh Islam Dalam Sastra Melayu" Seminar
Kebudayaan Islam Dan Kebudayaan Melayu. UKM.</ref>.
 
== Etimologi ==
Parameswara {{Sanskerta|परमेश्वर}} adalah sebuah nama yang berasal dari [[bahasa Sanskerta]]. ''Parama'' berarti "paling berkuasa", dan ''Iswara'' berarti "raja". ''Parameswara'' juga merupakan nama lain untuk [[Siwa]], salah satu dewa utama dalam agama [[Hindu]].
 
Hanya satu catatan yang secara rinci menulis tentang [[Kerajaan Singapura]] dan MalakaMelaka, yakni kitab [[Sulalatus Salatin]] (''Malay Annals'') yang ditulis pada masa kejayaan MalakaMelaka dan kembali disusun pada tahun 1612 oleh pengadilan [[Johor]]. Inilah kitab yang menulis secara terperinci mengenai pendirian MalakaMelaka, suksesi penguasa, dan masa-masa kejatuhannya. Catatan penting lainnya ialah [[Suma Oriental]] yang ditulis setelah penaklukan [[Portugis]] atas MalakaMelaka. Keduanya, Suma Oriental dan Sulalatus Salatin memang mengandung cerita serupa tentang seorang pangeran [[Kerajaan Sriwijaya|Sriwijaya]] yang melarikan diri dan tiba di [[Singapura]], serta tentang raja terakhir dari Singapura yang melarikan diri ke pantai barat [[Semenanjung Melayu]] dan tiba di MalakaMelaka. Namun kedua catatan tersebut sangat berbeda, Suma Oriental mengatakan bahwa pangeran yang melarikan diri dan raja terakhir Singapura sebagai orang yang sama yang dikenal sebagai Parameswara. Di sisi lain, Sulalatus Salatin lebih rinci mengidentifikasi pangeran yang melarikan diri dan raja terakhir Singapura sebagai dua orang yang berbeda, dipisahkan oleh lima generasi. Suma Oriental mencatat bahwa pangeran Sriwijaya yang melarikan diri itu merebut tahta Singapura dari raja muda [[Kerajaan Siam|Siam]] bernama Temagi yakni sekitar tahun 1390-an. Namun hal ini dibantah oleh satu-satunya penulis Tiongkok pada abad ke-14, Dao Yi Zhi Lue yang kemudian ditulis oleh Wang Dayuan, yang secara eksplisit menyebutkan bahwa pada masa itu Singapura diperintah oleh pemerintah lokal.<ref>{{harvnb|Taylor|2000|p=199}}</ref>
 
Terlepas apakah Parameswara merupakan pendiri Kesultanan Melaka, ada dua penguasa lain dari garis keturunan yang sama yang menggunakan Parameswara sebagai gelar mereka. Mereka ialah [[Sang Nila Utama]], pendiri Singapura kuno (dengan gelar "Sri Maharaja Sang Utama Parameswara Batara Sri Tri Buana") dan Abu Syahid Shah, Sultan keempat MalakaMelaka (dengan gelar "Raja Sri Parameswara Dewa Shah").
 
== Asal usul keturunan ==
Baik ''Malay Annals dan suma oriental mengandung cerita serupa seorang pangeran yang berasal dari sriwijaya yang melarikan diri'' Berdasarkan kronik Tiongkok masa [[Dinasti Ming]] disebutkan pendiri Melaka (Malaka) adalah ''Pai-li-mi-su-la'' (Parameswara), mengunjungi [[Kaisar Yongle]] di [[Nanjing]] pada tahun 1405 dan 1409. Sementara dalam [[Sulalatus Salatin]], tidak dijumpai nama tokoh ini, namuntetapi kemudian beberapa sejarahwansejarawan merujuk tokoh ini dengan ''Raja Iskandar Syah'', dalam Sulalatus Salatin disebutkan sebagai pendiri MalakaMelaka. Sebelumnya ''Raja Iskandar Syah'' merupakanadalah Raja [[Singapura]], namun karena serangan [[Jawa]] dan [[Siam]] menyebabkan Raja Singapura memindahkan pusat pemerintahannya ke MalakaMelaka.<ref>Raffles, T.S., (1821), ''Malay annals'', (translated from the Malay language, by the late Dr. John Leyden)</ref>
 
Sang Nila Utama, penerusketurunan rajaRaja-Raja [[Sriwijaya]],<ref>{{cite book|last = Singapore. Ministry of Culture, Singapore. Ministry of Communications and Information. Information Divisionl|title = [[Singapore facts and pictures]]|publisher = [[Ministry of Culture]]|year= 1973|pages = [https://archive.org/details/singaporeillustr0000unse/page/9 9]|isbn = 9971750295 }}</ref>, memiliki putra bernama Paduka Sri PekermaWikrama Wira Diraja (1372 – 1386). Sri PakermaWikrama Wira kemudian memiliki putra bernama PadukaSri SeriRana Wikrama. Sri Rana WiraWikram Kermakemudian (1386memiliki putra 1399)bersama Sri Maharaja. Parameswara adalah putra dari Seri Rana WiraSri KermaMaharaja.<ref>{{cite web |last = Buyers |first = Christopher |title = The Ruling House of Malacca - Johor |url=http://www.royalark.net/Malaysia/malacca.htm|accessdate = 2009-06-13 }}</ref>
 
== Kehidupan ==
=== Jatuhnya Singapura ===
Pada tahun 1389, [[Sri Maharaja Singapura]] digantikan oleh putranya, Iskandar ShahParameswara. Meskipun menggunakan gelar [[Persia]], namuntetapi tidak ada bukti yang mengatakan bahwa ketika itu dia telah memeluk agama Islam. Namun dalam catatan ''Malay Annals'', pengaruh Islam di Singapura telah ada sejak masa pemerintahan Sri Rana Wikrama, ketika ia pertama kali menjalin hubungan dengan kerajaan muslim SumateraSumatra, [[Kerajaan Perlak|Perlak]].<ref name="Tsang 2011 120">{{harvnb|Tsang|Perera|2011|p=120}}</ref> Salah satu sumber mengklaim bahwa Parameswara memiliki isteriistri seorang wanita muslim dan kemudian ia mengubah agamanya menjadi muslim.<ref>{{cite web|url=http://www.sabrizain.org/malaya/parames.htm |title=Parameswara |publisher=Sejarah Melayu |accessdate=21 Mei 2013}}</ref>
 
Seperti disebutkan dalam Sejarah Melayu, kisah jatuhnya Singapura dan larinya raja terakhir, disebabkan atas tuduhan Iskandar ShahSyah kepada salah satu selirnya yang melakukan perzinaan. Sebagai hukuman, raja menelanjangi selir itu di depan umum. Untuk membalaskan dendamnya, ayah selir itu, Sang Rajuna Tapa yang juga seorang pejabat di pengadilan Iskandar Shah, diam-diam mengirim pesan kepada [[Wikramawardhana]] dari [[Kerajaan Majapahit|Majapahit]], untuk menyerang Singapura. Pada tahun 1398, Majapahit mengirimkan armadanya yang terdiri dari tiga ratus kapal perang utama dan ratusan kapal kecil, membawa tidak kurang dari 200.000 orang. Awalnya, tentara Jawa bertempur di luar benteng dengan penduduk Singapura. Sebelum akhirnya memaksa mereka untuk mundur ke belakang tembok. Kekuatan invasi Jawa terus melakukan pengepungan kota dan berulang kali mencoba untuk menyerang benteng, namuntetapi benteng tak dapat ditembus.<ref>{{harvnb| name="Tsang|Perera| 2011|p= 120}}<"/ref><ref>{{harvnb|Sabrizain|p=[http://www.sabrizain.org/malaya/parames1.htm Palembang Prince or Singapore Renegade?]}}</ref><ref name="A. Samad 1979 69–70">{{harvnb|A. Samad|1979|pp=69–70}}</ref>
 
Setelah sekitar satu bulan, makanan di dalam benteng mulai kehabisan dan pihak yang bertahan berada di ambang kelaparan. Sang Rajuna Tapa kemudian diminta untuk mendistribusikan biji-bijian milik kerajaan kepada masyarakat yang bertahan. Sebagai bentuk balas dendam, menteri berbohong kepada raja, dan mengatakan bahwa gudang kerajaan sedang kosong. Akhirnya orang-orang yang bertahan mengalami kelaparan. Serangan terakhir Majapahit terjadi setelah gerbang akhir dibuka atas perintah seorang menteri. Para prajurit Majapahit bergegas masuk ke benteng dan pembantaian yang mengerikan terjadi.<ref>{{harvnb| name="A. Samad| 1979|pp= 69–70}}<"/ref> Menurut ''Malay Annals'', "darah mengalir seperti sungai" dan noda merah di tanah Singapura disebut-sebut berasal dari darah pembantaian itu.<ref>{{harvnb|Windstedt|1938|p=32}}</ref> Mengetahui kekalahan sudah dekat, Iskandar Shah dan para pengikutnya melarikan diri dari Singapura.
 
=== Mendirikan Malaka ===
Setelah jatuhnya Singapura karena serangan Majapahit, Iskandar Shah atau Parameswara melarikan diri ke utara untuk menemukan sebuah pemukiman baru. Di [[Muar]], Parameswara merenung untuk mendirikan kerajaan baru. Mengetahui bahwa lokasi itu tidak cocok, ia melanjutkan perjalanan ke utara. Dalam perjalanannya dia mengunjungi Sungai Ujong sebelum akhirnya mencapai sebuah desa nelayan di muara Sungai Malaka. Daerah ini kemudian berkembang dari waktu ke waktu menjadi lokasi [[Kota Malaka]] sekarang ini. Menurut ''Malay Annals'', ketika sedang beristirahat di bawah pohon Malaka raja melihat seekor kancil sedang mengecoh anjing. Melihat kecerdikan kancil, dia berpikir bahwa tempat ini adalah tempat yang terbaik untuk mendirikan kerajaan. Saat ini, kancil merupakan salah satu dari lambang Malaka modern. Nama "Malaka" itu sendiri berasal dari nama sebuah pohon ([[bahasa Melayu]]: Pokok Melaka) yang disebut ''Phyllanthus Emblica''.<ref>[{{Cite web |url=http://www.perpustam.gov.my/tyt_portal/tyt_portal/english/history/history/origin.html |title=Origin of Malacca] |access-date=2014-09-26 |archive-date=2020-06-12 |archive-url=https://web.archive.org/web/20200612165036/http://www.perpustam.gov.my/tyt_portal/tyt_portal/english/history/history/origin.html |dead-url=yes }}</ref> Berdasarkan catatan lain, nama Malaka berasal dari [[bahasa Arab]], ''malakat'' (jemaat pedagang). Yang mana selama pemerintahan Muhammad Shah (1424 - 1444), kerajaan ini menjadi rumah bagi banyak komunitas dagang.
 
=== Memerintah di Malaka ===
Baris 77 ⟶ 91:
 
* 1344 - Lahir sebagai Dharmaraja (Desia Raja), putra Paduka Sri Rana Wira Kerma, Raja [[Kerajaan Singapura|Singapura]] (1386 - 1399). Ibunya adalah putri Tun Perpatih Permuka Berjayar, [[Bendahara]] kerajaan [[Singapura]].<ref>{{cite web |last = Buyers |first = Christopher |title = The Ruling House of Malacca - Johor |url=http://www.royalark.net/Malaysia/malacca5.htm |accessdate = 2009-12-17 }}</ref>
* 1399 - MenggantikanMenjadi ayahnyaRaja denganSingapura gelarmenggantikan Padukaayahnya [[Sri Maharaja Parameswara]].
* 1401 - Terusir dari TumasikSingapura.
* 1402 - Mendirikan [[Kesultanan MalakaMelaka]].
* 1405 - Mengunjungi [[Dinasti Ming]] di [[Tiongkok]].
* 14091406 - Menikah dengan putriPutri Ratna Kemala dari [[Samudera Pasai|Pasai]].
* 1411 - Mengunjungi Dinasti Ming di Tiongkok.
* 1414 - Meninggal pada usia 69 atau 70 tahun.
 
== Lihat pula ==
Baris 99 ⟶ 112:
== Pranala luar ==
 
* {{ms}} [http://sejarahmalaysia.pnm.my/portalBM/detail.php?section=sm01&spesifik_id=1&ttl_id=1 Pemerintah Pertama Melaka: Parameswara di situs web Perpustakaan Negara Malaysia] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20090120084252/http://sejarahmalaysia.pnm.my/portalBM/detail.php?section=sm01&ttl_id=1&spesifik_id=1 |date=2009-01-20 }}
* {{en}} [http://royalasiaticsociety.org/site/ Royal Asiatic Society of Great Britain and Ireland] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20090626010623/http://royalasiaticsociety.org/site/ |date=2009-06-26 }}
 
{{S-start}}
{{S-hou|House ofWangsa [[Srivijaya]]|}}
{{S-reg|}}
{{S-bef|before=[[Paduka SeriSri Maharaja]]}}
{{S-ttl|title=[[Raja]] [[Kerajaan Singapura|Singapura]]|years= 1389–1398}}
{{S-aft|after=Kerajaan jatuh}}
{{S-bef|before=Posisi didirikan}}
{{S-ttl|title=[[Sultan MalakaMelaka]]|years=1402–1414}}
{{S-aft|after=[[Megat Iskandar ShahSyah (Sultandari Malaka)Melaka|Megat Iskandar Shah]]}}
{{end}}
 
{{Sultan-bio-stub}}
{{Persondata <!-- Metadata: see [[Wikipedia:Persondata]]. -->
|NAME = Parameswara
|ALTERNATIVE NAMES =
|SHORT DESCRIPTION =
|DATE OF BIRTH = 1344
|PLACE OF BIRTH =
|DATE OF DEATH = 1414
|PLACE OF DEATH = [[Malacca]], [[Sultanate of Malacca]]
}}
{{DEFAULTSORT:Parameswara}}
{{lifetime|1344|1414|}}
<!-- Bantulah wikipedia menambahkan templat ini pada halaman tokoh muslim yang belum terhimpun di dalam --Kategori:Semua artikel biografi tokoh muslim -- Lihat Templat:Lifetime-Tokoh-Muslim -->
Baris 147 ⟶ 150:
|tempat_makam =
}}
 
{{DEFAULTSORT:Parameswara}}
[[Kategori:Sultan Malaka]]
[[Kategori:Indonesia-Tokoh Malaysia keturunan Indonesia]]
[[Kategori:Raja Singapura]]