Masjid Mantingan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Relief Mantingan |
k Cagar |
||
(24 revisi perantara oleh 10 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox religious building
|image = Masjid Mantingan Jepara.jpg
|caption = Bagian depan Masjid Mantingan, dengan struktur terasnya yang [[punden berundak|berundak]]
|building_name =
|location = [[Mantingan, Tahunan, Jepara|Mantingan]]
|religious_affiliation = [[Islam]]
|
|architect = ▼
|architecture_type = Masjid
|groundbreaking = 1559
|construction_cost =
|capacity =
|coordinates = {{Coord|-5.7478733|110.2445002|display=inline,title}}
|
|native_name = {{smaller|{{jav|ꦩꦱ꧀ꦗꦶꦢ꧀ꦩꦤ꧀ꦠꦶꦔꦤ꧀}} {{resize|80%|([[Aksara Jawa|Hanacaraka]])}}<br>{{Script/Arabic|مَسْجِد مَانْتِيْڠَان}} {{resize|80%|([[Abjad Pegon|Pegon]])}}}}
|embedded = {{Infobox cagar budaya|child=yes
|
| Image =
| Caption =
| Type = Nasional
| Criteria = Situs
| Location = [[Kabupaten Jepara]], [[Jawa Tengah]]
| Year = 1999
| ownership = {{flag|Indonesia}}
| management = Yayasan Masjid Mantingan Jepara
| Link = http://cagarbudaya.kemdikbud.go.id/cagarbudaya/detail/PO2016051600006/kompleks-mantingan
| embedded =
| locmapin = Indonesia Jepara Regency
| coordinates = {{Coord|-5.7478733|110.2445002}}
| map_caption = Lokasi di [[Kabupaten Jepara]]
}}|architecture_style=[[Tajug]] campuran}}
'''Masjid Mantingan''' ({{Lang-jv| مَسْجِد ْْمَانْتِيْڠَان, ꦩꦱ꧀ꦗꦶꦢ꧀ꦩꦤ꧀ꦠꦶꦔꦤ꧀}}), juga dikenal dengan nama '''Masjid Astana Sultan Hadlirin''',<ref>{{Cite news|last=Perdana|first=Aditya Putra|date=2021-05-17|title=Masjid Mantingan, Potret Akultrasi dan Cikal Bakal Seni Ukir Jepara|url=https://www.kompas.id/baca/nusantara/2021/05/17/masjid-mantingan-potret-akultrasi-dan-cikal-bakal-seni-ukir-jepara/|work=[[Kompas (surat kabar)|Kompas.id]]|access-date=2021-06-06}}</ref><ref>{{Cite news|last=Shani|first=Rhobi|date=2016-06-10|title=Masjid Mantingan, Bangunan Bersejarah Peninggalan Ratu Kalinyamat|url=https://www.medcom.id/ramadan/khas-daerah-ramadan/aNrL9xak-masjid-mantingan-bangunan-bersejarah-peninggalan-ratu-kalinyamat|work=[[Medcom.id]]|access-date=2021-06-06}}</ref> adalah salah satu masjid kuno di [[Indonesia]] yang terletak di [[Mantingan, Tahunan, Jepara|Desa Mantingan]], [[Tahunan, Jepara|Kecamatan Tahunan]], [[Kabupaten Jepara]], [[Jawa Tengah]]. Jaraknya sekitar 5 km arah selatan dari [[Jepara, Jepara|Kecamatan Jepara]]. Secara keseluruhan, Masjid Mantingan merupakan sebuah kompleks yang terdiri dari masjid itu sendiri, permakaman, dan sebuah museum sederhana.
Masjid ini memiliki [[gaya arsitektur]] campuran dari kebudayaan [[Sejarah Nusantara pada era kerajaan Hindu-Buddha|Hindu-Buddha]], [[Arsitektur Jawa|Jawa]], dan [[Budaya Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]]. Contohnya adalah bentuk [[atap]] tumpang dan mustaka yang merupakan [[akulturasi]] dari arsitektur masa [[Majapahit]] dan Tionghoa. Kebudayaan Jawa dapat terlihat dari [[gapura]] masuk masjid dan sebuah [[petilasan]] candi di dekat masjid, meskipun sudah tidak utuh lagi.
== Sejarah
Masjid Mantingan diperkirakan berdiri pada tahun 1559 berdasarkan [[prasasti]] yang ditemukan di [[mihrab]]. Prasasti ini berisi sebuah [[candrasengkala]] yang berbunyi ''rupa brahmana warna sari'', menunjukkan arti angka tahun 1481 [[Tahun Saka|Saka]] (1559 [[Masehi]]). Riwayat masjid ini juga berkaitan dengan [[Ratu Kalinyamat]] dan suaminya, [[Sultan Hadlirin]], yang dimakamkan di sana. Menurut tradisi Jawa, Ratu Kalinyamat adalah putri dari [[Kesultanan Demak|Sultan Demak]] ketiga [[Trenggana|Pangeran Trenggana]].{{Sfn|Sugiyanti|1999|p=160}} Konon, kompleks masjid tersebut dibangun oleh Ratu untuk mengatasi kesedihannya ketika suaminya dibunuh oleh [[Arya Panangsang]] terkait penerusan [[takhta]] Demak.<ref name=":0">{{Cite web|last=Rizqa|first=Hasanul|date=2020-04-18|title=Masjid Mantingan Jepara, Akulturasi Tiga Budaya|url=https://www.republika.co.id/berita/q8zdur458/masjid-mantingan-jepara-akulturasi-tiga-budaya|website=[[Republika Online]]|language=id|access-date=2021-02-10}}</ref>{{External media|width=200px|float=left|image1=[https://archive.org/stream/in.gov.ignca.37053#page/13/mode/2up Foto-foto Kompleks Masjid Mantingan dalam laporan ''Oudheidkundig Verslag 1930''] dari Internet Archive}}
Menurut cerita tradisional setempat, arsitek masjid ini adalah Chi Hui Gwan (Tjie Wie Gwan) atau yang lebih dikenal dengan julukannya, Patih Sungging Badarduwung. Patih ini merupakan ayah angkat Sultan Hadlirin yang membantu Ratu Kalinyamat dan masyarakat setempat dalam mendirikan masjid dan makam tersebut.<ref name=":2">{{Cite web|last=Efendi|first=Ivan|date=2018-10-05|title=Masjid Mantingan, Persembahan Sang Ratu untuk Sang Suami|url=https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/dpk/masjid-mantingan-persembahan-sang-ratu-untuk-sultan-hadiri/|website=Direktorat Pelindungan Kebudayaan|language=id-ID|access-date=2021-02-12}}</ref> Masyarakat setempat memperkirakan bahwa ukiran-ukiran kayu yang terdapat di makam adalah karya Chi Hui Gwan.{{Sfn|Handinoto|Hartono|2007|p=38}}
Antara tahun 1977 dan 1978, [[Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia|Departemen Pendidikan dan Kebudayaan]] [[Jawa Tengah]] melakukan pemugaran terhadap Masjid Mantingan melalui proyek yang bernama "Proyek Pembinaan dan Pemeliharaan Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jawa Tengah". Dalam pemugaran tersebut, ditemukan enam panel relief, sejumlah balok batu putih, dan fondasi bangunan kuno.{{Sfn|Sugiyanti|1999|p=160}}{{Sfn|Anom dkk.|1996|p=119}}<ref name=":2" />
== Arsitektur
Akulturasi
Menurut [[Pramoedya Ananta Toer]] dalam ''[[Arus Balik]]'', masjid ini didirikan dengan lantai tinggi yang ditutup dengan ubin dan [[Punden berundak|undak-undakannya]] yang berasal dari [[Makau]]. Dinding luar dan dalam dihiasi dengan piring tembikar bergambar biru.{{Sfn|Handinoto|Hartono|2007|p=35}}
== Relief ==▼
Masjid Mantingan memiliki hiasan-hiasan berupa panel relief yang terdapat di dinding depan bangunan induknya. Panel-panel ini terbuat dari [[Tanah padas|batu padas]] dengan motif relief bercorak Tionghoa.{{Sfn|Handinoto|Hartono|2007|p=35}} Selain di bangunan induk, panel relief ini juga terdapat di dinding belakang dan dinding pembatas antara ruangan tengah dengan samping kiri dan kanan, sehingga jumlah panel relief yang
Penelitian-penelitian selanjutnya mengungkapkan penemuan enam panel lainnya dengan relief di kedua sisinya, membuktikan adanya perubahan dari kesenian Hindu-Buddha ke Islam di masjid ini.<ref>{{Cite web|last=|first=|date=|title=Kompleks Mantingan|url=https://spkt.kemdikbud.go.id/kompleks-mantingan|website=spkt.kemdikbud.go.id|access-date=2021-02-12}}{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
Bentuk panel-panel ini beragam antara [[persegi]], [[lingkaran]], [[heksagon]], hingga berbentuk [[kelelawar]]. Dalam panel ini terdapat relief [[wikt:id:sulur|sulur]], untaian tali, [[bunga]], [[daun]], dan binatang yang distilir (disamarkan).
▲== Relief ==
▲Masjid Mantingan memiliki hiasan-hiasan berupa panel relief yang terdapat di dinding depan bangunan induknya. Selain di bangunan induk, panel relief ini juga terdapat di dinding belakang dan dinding pembatas antara ruangan tengah dengan samping kiri dan kanan, sehingga panel relief yang ada di masjid berjumlah 51. Bentuknya beragam antara [[persegi]], [[lingkaran]], [[heksagon]], hingga berbentuk [[kelelawar]]. Dalam panel ini terdapat ukiran [[wikt:id:sulur|sulur-suluran]], untaian tali, [[bunga]], [[daun]], dan binatang yang distilir (disamarkan).{{Sfn|Anom dkk.|1996|p=119}}
=== Foto
<gallery mode="packed-hover" heights="165">
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Reliëf op de moskee van Mantingan TMnr 60054172.jpg|Relief yang menampilkan pola tanaman yang bersejajar
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Reliëf op de moskee van Mantingan TMnr 60054173.jpg|Relief yang menampilkan bunga-bunga
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Reliëf op de moskee van Mantingan TMnr 60054174.jpg|Relief yang menampilkan pola sulur dan bunga
Baris 52 ⟶ 63:
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Reliëf op de moskee van Mantingan TMnr 60054175.jpg
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Reliëf op de moskee van Mantingan TMnr 60054167.jpg
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Reliëf TMnr 60054176.jpg|Relief dengan bentuk persegi
</gallery>
=== Foto kontemporer ===
<gallery mode="packed-hover" heights="165">
Berkas:Relief Mantingan Bergambar Bangunan.jpg|Relief Mantingan yang menggambarkan sebuah bangunan, dikelilingi oleh candi bentar
Berkas:ReliefMantingan.jpg|Dinding depan yang menampilkan segala bentuk panel
Berkas:Kelompok Relief Mantingan Di Paling Kanan.jpg|Kelompok relief Mantingan di dinding depan paling kanan
</gallery>
== Permakaman ==
[[Berkas:Poort te Djapara, Midden-Java.jpg|jmpl|Gerbang paduraksa makam Ratu Kalinyamat sebelum dipugar. Foto tahun 1930]]
Di halaman belakang masjid, terdapat kompleks makam yang terdiri dari tiga halaman. Seperti dengan makam-makam kuno, halaman ini memiliki tingkatan yang menunjukkan kedudukan sosial yang dimakamkan. Halaman pertama merupakan makam-makam umum. Halaman kedua merupakan makam-makam orang yang statusnya menengah. Sedangkan halaman ketiga adalah makam orang-orang yang statusnya tinggi, terutama yang di dalam [[cangkup]]. Ratu Kalinyamat dan Sultan Hadlirin dimakamkan di sini beserta kerabatnya. Halaman dua dan halaman tiga dibatasi oleh candi [[paduraksa]], sementara halaman pertama dibatasi oleh [[candi bentar]].{{Sfn|Sugiyanti|1999|p=159-160}}<ref name=":1">{{Cite web|title=Makam dan Masjid Mantingan|url=http://tic.jepara.go.id/component/k2/item/185-makam-dan-masjid-mantingan|website=tic.jepara.go.id|language=en-gb|access-date=2021-02-11}}</ref>
=== Tradisi dan kepercayaan ===
Makam ini selalu ramai dikunjungi pada saat [[Haul]] untuk memperingati wafatnya Sultan Hadlirin dengan upacara mengganti kelambu penutup makam Ratu Kalinyamat dan Sultan Hadlirin. Upacara ini diselenggarakan setiap tahunnnya pada tanggal 17 [[Rabiulawal]].<ref name=":1" />
Makam Mantingan sampai sekarang masih dianggap sakral dan mempunyai tuah bagi masyarakat Jepara dan sekitarnya. Konon pohon [[mengkudu]] yang tumbuh di sekitar makam ini dapat menjadi obat bagi Ibu-ibu yang sudah sekian tahun menikah belum dikarunia putra. Tetapi, makannya harus dengan cara mengambil buah mengkudu yang jatuh kemudian dimakan bersama suami. Kepercayaan
▲Kepercayaan lain adalah adanya tuah ''air mantingan'' yang menurut kisahnya ampuh untuk menguji kejujuran seseorang dan membuktikan hal mana yang benar dan yang salah. Biasanya air keramat ini digunakan masyarakat Jepara dan sekitarnya bila sedang menghadapi suatu sengketa. Air ini diberi mantra dan doa lalu diminum.<ref>http://www.ticjepara.com/2008/12/makam-dan-masjid-mantingan.html</ref>
== Referensi ==
Baris 74 ⟶ 89:
* {{Cite book|last=Anom|first=I Gusti Ngurah|date=1996|url=http://pustaka.kebudayaan.kemdikbud.go.id/index.php?p=show_detail&id=851&keywords=hasil+pemugaran+dan+temuan|title=Hasil pemugaran Dan temuan benda cagar budaya Pembangunan Jangka Panjang Pertama (PJP I)|location=Jakarta|publisher=Direktorat Perlindungan dan Pembinaan Peninggal Sejarah dan Purbakala|isbn=|pages=|ref={{harvid|Anom dkk.|1996}}|url-status=live}}
* {{Cite journal|last=Handinoto|first=|last2=Hartono|first2=Samuel|date=2007|title=Pengaruh Pertukangan Cina Pada Bangunan Mesjid Kuno Di Jawa Abad 15-16|url=http://fportfolio.petra.ac.id/user_files/81-005/Dimensi1.pdf|journal=Dimensi Teknik Arsitektur|volume=35|issue=1|pages=|doi=|ref=harv|access-date=2021-02-08|archive-date=2016-04-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20160413033110/http://fportfolio.petra.ac.id/user_files/81-005/Dimensi1.pdf|dead-url=yes}}
* {{Cite book|last=Sugiyanti|first=Sri|date=1999|url=http://pustaka.kebudayaan.kemdikbud.go.id/index.php?p=show_detail&id=1284&keywords=masjid+kuno|title=Masjid Kuno Indonesia|location=Jakarta|publisher=Direktorat Perlindungan dan Pembinaan Peninggalan Sejarah dan Purbakala|isbn=|pages=|ref={{harvid|Sugiyanti dkk.|1999}}|url-status=live}}
{{Commonscat|Mantingan Mosque}}
Baris 82 ⟶ 97:
{{DEFAULTSORT:Mantingan}}
[[Kategori:Sejarah Indonesia]]
[[Kategori:Masjid di
[[Kategori:Arsitektur Jawa]]
[[Kategori:Arsitektur Jepara]]
[[Kategori:Air Keramat dari Jepara]]
[[Kategori:Masjid Kesultanan|Matingan]]
[[Kategori:Cagar budaya di Jawa Tengah]]
|