Dr. '''Bambang Noorsena''' ({{lahirmati|[[Kabupaten Ponorogo|Ponorogo]]|31|3|1964}}) adalah [[teologi|teolog]], [[filologi|filolog]], dan [[sejarawan]] berkebangsaan [[Indonesia]]. Dia adalah pendiri ''Institute for Syriac ChristianCulture Studies'' (ISCS). Sejak akhir 1997, setelah mempelajari dari dekat gereja-gereja [[Arab]] di beberapa negara di [[Timur Tengah]], ia menawarkan [[kekristenan SyriaSuriah]] sebagai wacana dalam menembus "kebuntuan dialog teologis [[Kristen]]-[[Islam"]].<ref>{{Cite web|title=PDDikti - Pangkalan Data Pendidikan Tinggi|url=https://pddikti.kemdikbud.go.id/data_dosen/N0FGNTY1NDItMEQ1My00NDgwLUFDRjEtRjNBQjUwM0I2ODky/4824E5F4-EAEA-40B7-9812-DA839E4D7FCE|website=pddikti.kemdikbud.go.id|access-date=2022-09-13}}</ref>
== Karier ==
Di jagad pemikiran nasional, rekam jejak Bambang Noorsena sebagai seorang intelektual telah menjadi fenomena tersendiri dan ia dikenal sangat konsisten. Bahkan ketika kalangan Kristen dan Muslim mula-mula menolaknya, ia cenderung "melawan arus". Meskipun mula-mula
ia laksana “menempuh jalan sepi”, namun akhirnya pemikiran-pemikirannya
“booming” di aras nasional, dan kini mulai merambah ke forum
internasional. Uniknya, ia tetap menolak menjadi pendeta, sehingga '''''ISCS (Institute for Syriac Culture Studies''''') yang digagasnya, lebih dikenal sebagai '''"komunitas biara tanpa jubah".'''
Bambang Noorsena menulis sejak mahasiswa, bukunya yang terbit pertama '''''Telaah Kristis Injil Barnabas.''''' Pada tahun 1995 dimulai melakukan riset mengenai gereja-gereja Timur di Yordan dan Syria, dan ''The Dead Sea Scrolls'' di Israel, hingga secara khusus mengambil studi di Cairo, Mesir (2003-2005) telah ditanggapi publik Islam dengan cukup baik. Mulai 1998 jagad pemikiran intelektual Islam aras nasional – seperti ''Alm.'' '''Gus Dur (K.H. Abdurrahman Wahid''', mantan Presiden RI ke-4) dan ''Alm.'' '''Cak Nur (Dr. Nurcholish Madjid). Prof. Dr. K.H. Said Aqiel Siradj, MA, Prof. Dr. Jalaluddin Rakhmat, Prof. Dr. Ahmad Syafi’i Ma’arif, Prof. Dr. Komaruddin Hidayat,''' dan masih banyak lagi – menyambut positif pemikiran-pemikiran dan terobosan-terobosan Bambang Noorsena dalam dialog teologis Kristen-Islam.
Pelayanan Bambang Noorsena “passing over” (melintas batas) interdenominasi, interreligius, dan interkultural. Dalam rangka itu, Bambang Noorsena tidak hanya menulis buku-buku rohani, tetapi juga terlibat dalam "pertarungan wacana intelektual", baik dalam
dunia sosial politik, maupun sastra dan budaya. Misalnya, ketika "dunia anak-anak muda Muslim" menggandrungi Kahlil Gibran, ia terpanggil menulis tentang sosok sang penyair, karena jarang orang Indonesia mengetahui bahwa Gibran adalah seorang Kristen. Maka lahirlah buku '''''Kahlil Gibran: Yesus Yang Disalib''''' (Jakarta: Nisita, 2003), yang tak kurang telah diresensi dalam bahasa Prancis oleh Etianne Naveau''', ''“Bambang Noorsena: Un traducteur de Khalil Gibran à la Richerche du Christianisme Oriental”''''' (Bambang Noorsena: Penerjemah Kahlil Gibran dan Kristen Timur” (2005). Sedangkan pemikirannya mengenai dialog Kristen-Islam, telah diapresiasi di dunia internasional oleh guru besar '''INALCO''', Paris, tersebut, melalui artikelnya yang khusus mengangkat sosok Bambang Noorsena, '''''“Le dialogue Islamo-chrétien selon Bambang Noorsena”''''' (Dialog Islam-Kristen ''a la'' Bambang Noorsena”), yang dimuat jurnal '''''Archipel''''', No 81, 2011.
Sebelumnya, Bambang Noorsena juga menulis buku '''''Religi dan Religiusitas Bung Karno''''' (Kata Pengantar: Presiden RI. ''Alm.'' '''K.H. Abdurrahman Wahid'''), telah secara luas disambut publik lintas agama di Indonesia, dan mendapat perhatian khusus dari koran berbahasa Belanda, '''''De Telegraph''''' (Juni, 2001). Dalam pengembangan wacana kebangsaan, Bambang Noorsena juga sering diundang oleh beberapa media TV nasional '''(“Dialog Aktual” TVRI, “Barometer” SCTV),''' dan wawancaranya mengenai relasi Islam-Kristen di Timur Tengah bersama Duta Besar Palestina, '''Fariz Nafi Al-Mehdawi''' dan '''Prof. Dr. Komaruddin Hidayat''', ditayangkan TVN dan TVRI, 27 Desember 2009). Pada waktu kontroversi Undang-undang Penodaan Agama, Bambang Noorsena menjadi salah satu saksi ahli dalam ''juridical review'' Undang-undang Nomor 1/PNPS/1965 di Makhamah Konstitusi, Maret 2010. Juga menjadi salah satu nara sumber sosialisasi Empat Pilar Bangsa dan Negara di MPR RI, khususnya mengenai pilar '''"Bhinneka Tunggal Ika"''' (Juli, 2011).
Sekalipun ia seorang Kristen, tetapi ia juga sering diundang sebagai narasumber oleh komunitas lintas agama. Keberhasilannya "menembus kebuntuan dialog teologis Kristen-Islam" diakui oleh '''Prof. Karel A. Steenbrink, Ph.D'''., Guru Besar kajian Islam pada Universitas Utrech, Belanda<ref>Komentar Karel Steenbrink dalam bahasa Belanda: "…. ''Bambang Noorsena, bestaat veel draagvlak, juist ook bij Moslims. Hij is daarmee een belangrijk vertegen-woordiger van heel apart soort theologische dialoog geworden”''</ref> − Bambang Noorsena, karya-karyanya jauh lebih luas dan relevan, khususnya di kalangan Muslim. Tampaknya, pendekatannya bisa dipromosikan sebagai model dialog teologis Kristen-Islam '''(www. Interreligieeuze-werplaats.nl/ portal/doc)'''.
Sementara “malang melintang” di dunia lintas agama, Bambang Noorsena terus berakar dan tekun dalam pelayanan antar denominasi gereja, dari memenuhi undangan pelayanan di gereja-gereja Protestan, Kharismatik/Pentakosta, hingga beberapa kali diundang untuk berbicara dalam konteks akademik didalam naungan dan undangan disebuah paroki Gereja Katolik (bukan sebagai 'homili' tapi membawa renungan edukasi), sekalipun ia bukan seorang imam atau pastor. Pemikiran-pemikirannya tidak hanya diterima oleh umat Kristen di tanah air, tetapi juga disambut di negeri-negeri tetangga, seperti Malaysia, Filipina dan Thailand. Beberapa artikelnya diterjemahkan dalam bahasa Thai, '''''Ismael Tirak: Ruam Sang Khasanakati Tidi Nai Khanyuruam kan Kapphukon Tangsanana''''' ''(Mencintai Ismail: Membentuk Paradigma yang lebih baik dalam Hidup Bersama dengan Umat Agama Lain),'' dan menjadi rujukan dialog Kristen-Islam atas dukungan '''''Bangkok Evangelistic Center''''' dan '''''Bethany International Church''','' Bangkok, dan masih banyak lagi sambutan dari dalam dan luar negeri.
== Pendidikan ==
* Dar Comboni Institute for Arabic Studies, Kairo 2005.
* MasterSarjana Hukum Universitas TujuhKristen BelasCipta AgustusWacana Surabaya 20071990.
* Master Hukum Universitas Tujuh Belas Agustus Surabaya 2007..
* Doktor Hukum Pidana di Fakultas Hukum Universitas Brawijaya,Malang 2012.
== Karya tulis ==
{{reflist}}
[[Kategori:Tokoh dari Ponorogo|B]] ▼
== Pranala luar ==
* [http://www.angelfire.com/journal2/iscs/index.htm Situs Institute for Syriac Christian Studies]
* [http://www.bambangnoorsena.com/ Situs Bambang Noorsena Center]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* [http://www.icrp-online.org Indonesian Conference on Religion and Peace]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
{{lifetime|1960||Noorsena, Bambang}}
▲[[Kategori:Tokoh dari Ponorogo|B]]
[[Kategori:Tokoh Kristen Indonesia|B]]
[[Kategori:Tokoh yang berpindah agama dari Islam ke Kristen|B]]
|