Sundaland: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rahmie Sabine (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Inayubhagya (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Pengembalian manual
 
(23 revisi perantara oleh 12 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Judul miring}}
{{kegunaanlain|Paparan Sunda|Paparan Sahul}}
[[Berkas:Map of Sunda and Sahul.png|400px|jmpl|[[Paparan Sahul]] dan [[Paparan Sunda]] saat ini. Wilayah di antaranya disebut "[[Wallacea]]".]]
[[Berkas:Sundaland Hotspot 2005 Print.tif|300px|jmpl|Peta wilayah ''Sundaland'' (kawasan Sunda).]]
 
'''''Sundaland''''' (juga[[bahasa disebutIndonesia]]: <nowiki/>'''WilayahKawasan Sunda''') adalah suatu wilayah [[biogeografi]]s di [[Asia Tenggara]] yang juga mengacu kepada sebuah daratan yang lebih luas yang pernah ada selama [[Pleistosen|2,6 juta tahun]] ketika permukaan air laut lebih rendah. Wilayahnya mencakup [[SemenanjungAsia Malaya]]Tenggara di daratan Asia,seperti serta[[Semenanjung pulau-pulau besar sepertiMalaka]], [[KalimantanSumatra]], [[Jawa]], dan [[SumatraKalimantan]], ditambahdan pulau-pulau kecil di sekitarnya.
 
== Etimologi ==
Nama ''Sundaland'' (dalam [[bahasa Belanda]]: ''Soendaland'') merupakan istilah yang diciptakan pada tahun [[1919]] oleh [[w:en:Gustaaf Adolf Frederik Molengraaff|Gustaaf Adolf Frederik Molengraaff]], seorang ahli [[geologi]] dari [[Hindia Belanda]]. Pada tahun [[1921]] Gustaaf Molengraaff, dalam penelitiannya mengemukakan bahwa kedalaman laut yang hampir seragam dari paparan ini menunjukkan terdapat peneplain atau dataran yang dibentuk oleh [[erosi]] berkepanjangan yang merupakan hasil dari peristiwa banjir besar saat lapisan es mencair, dengan setiap peristiwa banjir yang berturut-turut.<ref name=":9">{{Cite journal|last=Molengraaff|first=G. A. F.|date=1921|title=Modern Deep-Sea Research in the East Indian Archipelago|jstor=1781559|journal=The Geographical Journal|volume=57|issue=2|pages=95–118|doi=10.2307/1781559}}</ref>
 
Nama ''Sundaland'' muncul kembali dalam [[historiografi]] biogeografis yang merujuk ke daratan Asia Tenggara dengan istilah yang sama dan digunakan kembali oleh [[Reinout Willem van Bemmelen]] pada tahun [[1949]] dalam bukunya yang berjudul ''Geography of Indonesia''. Peta Sundaland yang dijelaskan oleh Molengraaff juga dipetakan kembali oleh Tjia pada tahun [[1980]]<ref name=":5">{{Cite journal|last=Heaney|first=Lawrence R.|date=1984|title=Mammalian Species Richness on Islands on the Sunda Shelf, Southeast Asia|jstor=4217198|journal=Oecologia|volume=61|issue=1|pages=11–17|pmid=28311380|doi=10.1007/BF00379083|bibcode=1984Oecol..61...11H|citeseerx=10.1.1.476.4669|s2cid=4810675}}</ref> dan dijelaskan secara lengkap oleh Emmel dan Curray pada tahun [[1982]] dengan lebih terperinci.<ref>{{Cite journal|last1=Moore|first1=Gregory F.|last2=Curray|first2=Joseph R.|last3=Emmel|first3=Frans J.|title=Sedimentation in the Sunda Trench and forearc region|journal=Geological Society, London, Special Publications|volume=10|issue=1|pages=245–258|doi=10.1144/gsl.sp.1982.010.01.16|year=1982|bibcode=1982GSLSP..10..245M|s2cid=130052162}}</ref><ref name=":7">''The physical geography of Southeast Asia'' by Avijit Gupta, 2005, {{ISBN|0-19-924802-8}}, page 403</ref>
 
== Demografi ==
Sejarah mengenai ''Sundaland'' hingga sekarang masih belum sepenuhnya bisa dijelaskan. Penelitian awal menunjukkan bahwa penduduk kawasan Sunda secara genetis memiliki kesamaan dengan penduduk asli [[Asia Tenggara]], terutama yang tinggal di wilayah kepulauan. Secara bahasa mereka juga sebagai bagian dari [[rumpun bahasa Austronesia]].<ref name="Oppenheimer">{{Cite book|title=Eden in the East : the drowned continent of Southeast Asia|url=https://archive.org/details/edenineastdrowne00oppe|last=Oppenheimer|first=Stephen|date=1999|publisher=Phoenix|isbn=978-0-7538-0679-1}}</ref>
 
Terdapat kajian linguistik yang menunjukkan suatu arus migrasi dengan istilah teori ''"Out of Sundaland"''. Teori ini diusulkan oleh Stephen Oppenheimer<ref name="Oppenheimer"/>, ahli genetika lulusan [[Balliol College, Oxford]]. Ia tergolong sebagai tokoh kontroversial dalam studi sejarah manusia. Ia berpendapat bahwa Kawasan Sunda (''Sundaland'') sebagai benua cikal bakal migrasi manusia.
 
Oppenheimer beranggapan bahwa orang-orang [[Asia Tenggara]] adalah leluhur bagi orang [[Asia]]. Pada [[1999]], ia menerbitkan buku yang berjudul ''"Eden in the East: The Drowned Continent of Southeast Asia"''.<ref name="Oppenheimer"/> Ia melakukan pendekatan multidisiplin dalam mengembangkan teorinya. Salah satunya ia menggunakan pendekatan mitologi, cerita banjir besar yang melegenda kemudian tersaji dalam cerita legenda dan [[mitos]] di tengah masyarakat secara beragam.
 
Namun kesimpulan Oppenheimer masih sebatas teori yang tidak terbukti dan mendapat tentangan dari teori ''"Out of Taiwan"''.<ref name=science1>{{cite journal| author = Gray, R. D. | coauthors = A. J. Drummond, S. J. Greenhill | date = 2009 | title = Language Phylogenies Reveal Expansion Pulses and Pauses in Pacific Settlement. | journal = Science | volume = 323 | pages = 479 - 483 }}</ref> Lembaga biologi molekuler Eijkman Institute yang melakukan penelitian tentang mtDNA dan kromosom Y dengan teori ''"Out of Taiwan"''. Hasilnya, leluhur orang Asia Tenggara berasal dari Asia Timur. Semakin ke wilayah timur, jejak mtDNA Taiwan semakin menipis karena percampuran dengan orang [[Melanesia]].
 
Eijkman mengungkapkan bahwa usulan teori ''"Out of Sundaland"'' secara arkeologis tidak terbukti. Teori tersebut tidak dapat menjelaskan bagaimana cara dan sebab manusia bermigrasi. Sedangkan data mtDNA, studi linguistik dan beberapa bukti arkeologi menjadi dasar teori ''"Out of Taiwan"''. Mereka meneliti data genom dari 31 populasi yang tinggal di [[Indonesia]] dan 25 populasi di berbagai negara [[Asia]].<ref name="meacham1984">{{cite journal |last1=Meacham |first1=William |title=On the improbability of Austronesian origins in South China |journal=Asian Perspective |date=1984–1985 |volume=26 |pages=89–106 |access-date=25 December 2018 |archive-date=9 November 2019 }}</ref><ref name="Solheim">{{cite book |last1=Solheim |first1=Wilhelm G., II |title=Archaeology and culture in Southeast Asia : Unraveling the Nusantao |date=2006 |publisher=University of the Philippines Press |isbn=978-9715425087}}</ref> Studi ini lebih komprehensif yang mempertimbangkan data arkeologi dan menggunakan pendataan statistik perkawinan campur yang terjadi di Asia dan relasi lainnya.
 
== Ukuran ==
Wilayah Sundaland meliputi [[Paparan Sunda]], sebuah perpanjangan landas kontinen Asia Tenggara yang stabil secara tektonik dan pernah ada selama [[periode glasial]] 2 juta tahun yang lalu.<ref name=":4">{{Cite book|title=Phillipps's Field Guide to the Mammals of Borneo and Their Ecology: Sabah, Sarawak, Brunei, and Kalimantan|url=https://archive.org/details/phillippsfieldgu0000phil|last=Phillipps|first=Quentin|last2=Phillipps|first2=Karen|publisher=Princeton University Press|year=2016|isbn=978-0-691-16941-5|location=Princeton, New Jersey, USA|pages=}}</ref><ref name=":14">{{Cite journal|last=de Bruyn|first=Mark|last2=Stelbrink|first2=Björn|last3=Morley|first3=Robert J.|last4=Hall|first4=Robert|last5=Carvalho|first5=Gary R.|last6=Cannon|first6=Charles H.|last7=van den Bergh|first7=Gerrit|last8=Meijaard|first8=Erik|last9=Metcalfe|first9=Ian|date=2014-11-01|title=Borneo and Indochina are Major Evolutionary Hotspots for Southeast Asian Biodiversity|url=https://academic.oup.com/sysbio/article/63/6/879/2847663/Borneo-and-Indochina-are-Major-Evolutionary|journal=Systematic Biology|volume=63|issue=6|pages=879–901|doi=10.1093/sysbio/syu047|issn=1063-5157}}</ref>
 
Ukuran Paparan Sunda diperkirakan sama dengan 120&nbsp;meter [[Batimetri|isobath]].<ref name=":2">{{Cite journal|last=Bird|first=Michael I.|last2=Taylor|first2=David|last3=Hunt|first3=Chris|date=2005-11-01|title=Palaeoenvironments of insular Southeast Asia during the Last Glacial Period: a savanna corridor in Sundaland?|journal=Quaternary Science Reviews|volume=24|issue=20–21|pages=2228–2242|doi=10.1016/j.quascirev.2005.04.004|bibcode=2005QSRv...24.2228B}}</ref> Selain [[Semenanjung MalayaMalaka]] dan pulau-pulau di Kalimantan[[Sumatra]], [[Jawa]], dan Sumatra[[Kalimantan]], termasuk [[Laut Jawa]], [[Teluk Thailand]], dan bagian-bagian [[Laut ChinaTiongkok Selatan]].<ref name="Wang 5–39">{{Cite journal|last=Wang|first=Pinxian|date=1999-03-15|title=Response of Western Pacific marginal seas to glacial cycles: paleoceanographic and sedimentological features|journal=Marine Geology|volume=156|issue=1–4|pages=5–39|doi=10.1016/S0025-3227(98)00172-8}}</ref> Secara total, luas wilayah Sundaland sekitar 1.800.000 &nbsp;km<sup>2</sup>,<ref name=":3">{{Cite journal|last=Hanebuth|first=Till|last2=Stattegger|first2=Karl|last3=Grootes|first3=Pieter M.|date=2000|title=Rapid Flooding of the Sunda Shelf: A Late-Glacial Sea-Level Record|jstor=3075104|journal=Science|volume=288|issue=5468|pages=1033–1035|bibcode=2000Sci...288.1033H|doi=10.1126/science.288.5468.1033}}</ref> kira-kiraLuas setaradari Sundaland hampir sama dengan ukuranluas Eropanegara [[Indonesia]].<ref name=":2" /> Luas daratan terbuka di Sundaland telah berfluktuasi selama 2 juta tahun terakhir; luas daratan modern sekitar setengah dari luas maksimumnya.<ref name=":14"/>
 
Batas barat dan selatan Sundaland ditandai dengan jelas oleh perairan yang lebih dalam dari [[Samudra Hindia]].<ref name=":2" /> Batas timur Sundaland adalah [[Garis Wallace]], yang diidentifikasi oleh [[Alfred Russel Wallace]] sebagai batas timur jangkauan fauna [[mamalia]] daratan Asia, yang juga menjadi batas zona ekologi [[Indomalaya]] dan [[alam Australasia|Australasia]]. Pulau-pulau di sebelah timur garis Wallace dikenal sebagai [[Wallacea]], wilayah biogeografis terpisah yang dianggap bagian dari Australasia. Garis Wallace sesuai dengan kanal air dalam yang belum pernah dilalui oleh jembatan darat manapun.<ref name=":2">{{Cite journal|last=Bird|first=Michael I.|last2=Taylor|first2=David|last3=Hunt|first3=Chris|date=2005-11-01|title=Palaeoenvironments of insular Southeast Asia during the Last Glacial Period: a savanna corridor in Sundaland?|journal=Quaternary Science Reviews|volume=24|issue=20–21|pages=2228–2242|doi=10.1016/j.quascirev.2005.04.004|bibcode=2005QSRv...24.2228B}}</ref> Batas utara Sundaland lebih sulit ditentukan dalam istilah [[Batimetri|batimetrisbatimetri]]s; suatu peralihan [[fitogeografi]]s pada sekitar 9ºLU dianggap sebagai batas utaranya.<ref name=":2" />
 
Sebagian besar Sundaland baru-baru saja terbentuk selama [[periode glasial terakhir]] dari sekitar 110.000 sampai 12.000 tahun yang lalu.<ref name=":5">{{Cite journal|last=Heaney|first=Lawrence R.|date=1984|title=Mammalian Species Richness on Islands on the Sunda Shelf, Southeast Asia|jstor=4217198|journal=Oecologia|volume=61|issue=1|pages=11–17|pmid=28311380|doi=10.1007/BF00379083}}</ref><ref name=":3" /> Saat permukaan laut menurun 30-40 meter atau lebih, jembatan darat menghubungkan pulau-pulau Kalimantan, Jawa, dan Sumatra ke Semenanjung Malaya dan daratan [[Asia]].<ref name=":4" /> Karena permukaan laut baru lebih rendah 30 meter (atau lebih) sepanjang 800.000 tahun terakhir, keadaan Kalimantan, Jawa, dan Sumatra sebagai sebuah pulau merupakan keadaan yang relatif jarang pada masa [[Pleistosen]].<ref>{{Cite journal|last=Bintanja|first=Richard|last2=Wal|first2=Roderik S.W. van de|last3=Oerlemans|first3=Johannes|title=Modelled atmospheric temperatures and global sea levels over the past million years|journal=Nature|volume=437|issue=7055|pages=125–128|doi=10.1038/nature03975|year=2005|bibcode=2005Natur.437..125B}}</ref> Sebaliknya, permukaan laut lebih tinggi pada [[Pliosen]] akhir, dan wilayah Sundaland lebih kecil daripada yang diamati saat ini.<ref name=":2" />
 
== Referensi ==
Baris 17 ⟶ 34:
 
== Pranala luar ==
* [http://koenraadelst.bharatvani.org/reviews/atlantis.html Review of Oppenheimer's Eden in the East, about Sundaland] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20060816081952/http://koenraadelst.bharatvani.org/reviews/atlantis.html |date=2006-08-16 }}
{{Benua tenggelam}}
{{Authority control}}
 
[[Kategori:Prasejarah Indonesia]]