Majas: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
 
(30 revisi perantara oleh 25 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{disambiginfo|Majas (disambiguasi)}}
'''Majas''' atau '''gaya bahasa''' yaitu pemanfaatan kekayaan [[bahasa]], pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu yang membuat sebuah karya [[sastra]] semakin hidup, keseluruhan ciri bahasa sekelompok [[penulis]] [[sastra]] dan cara khas dalam menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun tertulis.<ref>[[Kamus Besar Bahasa Indonesia]], edisi ketiga. 2002.</ref>
'''Majas''' atau '''gaya bahasa''' yaitu bahasa indonesia
Majas digunakan dalam penulisan karya sastra, termasuk di dalamnya [[puisi]] dan [[prosa]]. Umumnya puisi dapat mempergunakan lebih banyak majas dibandingkan dengan prosa. Majas adalah bahasa kiasan yang dapat menghidupkan sebuah karya sastra dan menimbulkan konotasi tertentu. Penggunaan majas yang tepat akan membantu pembaca untuk memahami makna dalam sebuah karya sastra.<ref> {{cite journal|title= Majas dalam Anak Ini Mau Mengencingi Jakarta? dan Kelayakannya Sebagai Bahan Ajar|authors= Endah Prihastuti, Kahfie Nazaruddin, Edi Suyanto|journal= Jurnal Kata|volume= 5|number= 2|year= 2017|page= 2|url= http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/BINDO1/article/view/14350}} </ref>
'''Majas''' atau '''gaya bahasa''' yaitu pemanfaatan kekayaan [[bahasa]], pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu yang membuat sebuah karya [[sastra]] semakin hidup, keseluruhan ciri bahasa sekelompok [[penulis]] [[sastra]] dan cara khas dalam menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun tertulis.<ref>[[Kamus Besar Bahasa Indonesia]], edisi ketiga. 2002.</ref>
Majas digunakan dalam penulisan karya sastra, termasuk di dalamnya [[puisi]] dan [[prosa]]. Umumnya puisi dapat mempergunakan lebih banyak majas dibandingkan dengan prosa. Majas adalah bahasa kiasan yang dapat menghidupkan sebuah karya sastra dan menimbulkan konotasi tertentu. Penggunaan majas yang tepat akan membantu pembaca untuk memahami makna dalam sebuah karya sastra.<ref> {{cite journal|title= Majas dalam Anak Ini Mau Mengencingi Jakarta? dan Kelayakannya Sebagai Bahan Ajar|authors= Endah Prihastuti, Kahfie Nazaruddin, Edi Suyanto|journal= Jurnal Kata|volume= 5|number= 2|year= 2017|page= 2|url= http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/BINDO1/article/view/14350|access-date= 2020-12-10|archive-date= 2021-01-21|archive-url= https://web.archive.org/web/20210121054941/http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/BINDO1/article/view/14350|dead-url= yes}} </ref>
 
Menurut penjelasan Harimurti Kridalaksana, gaya bahasa (style) mempunyai tiga pengertian, yaitu:<ref>{{Cite book|last=Kridalaksana, Harimurti.|date=2008|url=https://www.worldcat.org/oclc/271724799|title=Kamus linguistik|location=Jakarta|publisher=Gramedia Pustaka Utama|isbn=978-979-22-3570-8|edition=Ed. 4|oclc=271724799}}</ref>
 
1. pemanfaatan atas kekayaan bahasa oleh seseorang dalam bertutur atau menulis;</br />
2. pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu; dan</br />
3. keseluruhan ciri-ciri bahasa sekelompok penulis sastra.</br>
 
Dengan demikian, majas bisa juga dikatakan sebagai bahasa indah yang digunakan untuk mempercantik susunan kalimat. Tujuannya yaitu untuk memperoleh efek tertentu agar tercipta sebuah kesan imajinatif bagi penyimak atau pendengarnya, baik secara lisan maupun tertulis.<ref>{{Cite web|last=Karnesyia|first=Annisa|date=02 Oktober 2021|title=4 Jenis Majas dan Contohnya untuk Diajarkan ke Anak, Bunda Perlu Tahu|url=https://www.haibunda.com/parenting/20211001113549-61-243430/4-jenis-majas-dan-contohnya-untuk-diajarkan-ke-anak-bunda-perlu-tahu|website=HaiBunda|access-date=8 November 2021}}</ref><br />
 
== Jenis-jenis majas ==
Baris 15 ⟶ 19:
:Contoh: Perjalanan hidup manusia seperti sungai yang mengalir menyusuri tebing-tebing, yang kadang-kadang sulit ditebak kedalamannya, yang rela menerima segala sampah, dan yang pada akhirnya berhenti ketika bertemu dengan laut.
* [[Alusio]]: Mengungkapkan suatu hal dengan kiasan yang memiliki kesamaan dengan yang telah terjadi sebelumnya.
:Contoh: -Megawati berhasil menjadi Kartini modern karena menjadi presiden wanita pertama di Indonesia.<ref>{{Cite web|last=Team|first=TeknoBae com|title=40 Contoh Majas Alusio Lengkap dengan Penjelasannya|url=https://www.teknobae.com/2022/06/contoh-majas-alusio-lengkap-dengan-penjelasannya.html|website=TeknoBae.com|language=id|access-date=2022-07-07|archive-date=2022-07-07|archive-url=https://web.archive.org/web/20220707063321/https://www.teknobae.com/2022/06/contoh-majas-alusio-lengkap-dengan-penjelasannya.html|dead-url=yes}}</ref>
:Contoh: Megawati berhasil menjadi Kartini modern karena menjadi presiden wanita pertama di Indonesia.
:-Jika bertemu selalu bertengkar mirip kartun Tom & Jerry
* [[Simile]]: Pengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan kata depan dan penghubung, seperti ''layaknya, bagaikan, umpama, ibarat,'' dll.
:Contoh: Kau umpama air aku bagai minyaknya, bagaikan Qais dan Laila yang dimabuk cinta berkorban apa saja.
* [[Metafora]]: Gaya Bahasa yang membandingkan suatu benda dengan benda lain karena mempunyai sifat yang sama atau hampir sama.
:Contoh: [[Cuaca]] mendung karena sang [[raja]] [[siang]] enggan menampakkan diri. Totok itu seperti ananta.
:
* [[Antropomorfisme]]: Metafora yang menggunakan kata atau bentuk lain yang berhubungan dengan manusia untuk hal yang bukan manusia.
* [[Sinestesia]]: Majas yang berupa suatu ungkapan rasa dari suatu indra yang dicurahkan lewat ungkapan rasa indra lainnya.
Baris 26 ⟶ 32:
* [[Aptronim]]: Pemberian nama yang cocok dengan sifat atau pekerjaan orang.
* [[Metonimia]]: Pengungkapan berupa penggunaan nama untuk benda lain yang menjadi merek, ciri khas, atau atribut.
:Contoh: Karena sering menghisapmengisap ''jarum'', dia terserang penyakit [[paru-paru]].(Rokok merek [[Djarum]])
* [[Hipokorisme]]: Penggunaan nama timangan atau kata yang dipakai untuk menunjukkan hubungan karib.
:Contoh: Lama <u>Otok</u> hanya memandangi ikatan bunga biji mata itu, yang membuat <u>Otok</u> kian terkesima.
* [[Litotes]]: Ungkapan berupa penurunan kualitas suatu fakta dengan tujuan merendahkan diri.
:Contoh: Terimalah kado yang tidak berharga ini sebagai tanda terima kasihku.
* [[HiperbolaHiperbol]]: Pengungkapan yang melebih-lebihkan kenyataan sehingga kenyataan tersebut menjadi tidak masuk akal.
:Contoh: Gedung-gedungBanyak perkantoran di kota-berbagai kota besar telah mencapai langitangkasa.
* [[Personifikasi]]: Pengungkapan dengan menggunakan perilaku manusia yang diberikan kepada sesuatu yang bukan manusia.
:Contoh: HembusanEmbusan [[angin]] di tepi [[pantai]] membelai rambutku.
* [[Depersonifikasi]]: Pengungkapan dengan membuat manusia menjadi memiliki sifat-sifat sesuatu bukan manusia.
:Contoh: Hatinya telah membatu, padahal semua orang sudah berusaha menasihatinya.
Baris 51 ⟶ 57:
* [[Eponim]]: Menyebutkan nama seseorang yang memiliki hubungan dengan sifat tertentu yang ingin diungkapkan.
:Contoh: Kami berharap kau belajar yang giat agar menjadi Einstein.
* [[Simbolik]]: Melukiskan sesuatu dengan menggunakan [[simbol]] atau lambang untuk menyatakan maksud.
:Contoh: 1) Ia terkenal sebagai ''buaya darat''. 2) Rumah itu hangus dilalap ''si jago merah''. 3) Ia sangat cantik di desanya sehingga Ia disebut sebagai "kembang desa".
* [[Asosiasi]]: perbandingan terhadap dua hal yang berbeda, namun dinyatakan sama.
:Contoh: Masalahnya rumit, susah mencari jalan keluarnya seperti benang kusut.
Baris 58 ⟶ 65:
{{utama|Majas sindiran}}
* [[Ironi]]: Sindiran dengan menyembunyikan fakta yang sebenarnya dan mengatakan kebalikan dari fakta tersebut.
:Contoh: Suaramu merdu seperti <u>kaset kusut</u>. Makmur sekali negara ini sampai sampai para tikus pun pakai dasi
* [[Sarkasme]]: Sindiran langsung dan kasar.
:Contoh: Kamu tidak dapat mengerjakan soal yang semudah ini? Dasar <u>otak udang</u>, isi kepalamu!
* [[Sinisme]]: Ungkapan yang bersifat mencemooh pikiran atau ide bahwa kebaikan terdapat pada manusia (lebih kasar dari ironi).
:Contoh: Kamu kan sudah pintar ? Mengapa harus bertanya kepadaku ?
* [[Satire]]: Ungkapan yang menggunakan sarkasme, ironi, atau parodi, untuk mengecam atau menertawakan gagasan, kebiasaan, dlldan lain-lain. Contoh : "Muka nyengir. Hati pengen nyatir"
* [[Innuendo]]: Sindiran yang bersifat mengecilkan fakta sesungguhnya.
 
=== Majas penegasanPenegasan ===
{{utama|Majas penegasan}}
* [[Apofasis]]: Penegasan dengan cara seolah-olah menyangkal yang ditegaskan.
* [[Pleonasme]]: Menambahkan keterangan pada pernyataan yang sudah jelas atau menambahkan keterangan yang sebenarnya tidak diperlukan.
:Contoh: Saya naik tangga <u>ke atas</u>.
Baris 105 ⟶ 110:
* [[Paradoks]]: Pengungkapan dengan menyatakan dua hal yang seolah-olah bertentangan, namun sebenarnya keduanya benar.
* [[Oksimoron]]: Paradoks dalam satu frasa.
Contoh: Hal yang tetap dalam dunia ini adalah perubahan.
* [[Antitesis]]: Pengungkapan dengan menggunakan kata-kata yang berlawanan arti satu dengan yang lainnya.
* [[Kontradiksi interminus]]: Pernyataan yang bersifat menyangkal yang telah disebutkan pada bagian sebelumnya.
* [[Anakronisme]]: Ungkapan yang mengandung ketidaksesuaian dengan antara peristiwa dengan waktunya.
 
== Referensi ==