Sidrotun Naim: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Penambahan konten Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Ubah sedikit Tag: Pengembalian manual |
||
(22 revisi perantara oleh 13 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Peacock}}
[[Berkas:Felipe.JPG|jmpl|ka|Sidrotun Naim bersama [[Raja Felipe VI]] dari [[Spanyol]] saat penganugerahan Prince of Asturias Pin]]
'''Sidrotun Naim''', S.Si., M.Mart.St., MS., M.S., M.P.A., Ph.D. ({{lahirmati||29|5|1979}}) adalah seorang ilmuwan dan cendekiawan muslim dari [[Indonesia]] yang berkarir di IPMI International Business School. Selain itu, dia adalah Tenaga Ahli Menteri Kesehatan, inovator diagnostik udang dari Cekolam.id; serta Wakil Sekretaris Jenderal dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama masa khidmat 2022-2027.
Keterlibatan Naim di NU secara langsung dimulai saat memulai pengajian nahdliyin di Brisbane, Australia pada tahun 2004-2005. Komunitas nahdliyin di Brisbane ikut melahirkan lahirnya Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU Australia - Selandia Baru). Ketika kuliah dan bekerja di Amerika Serikat 2009-2016, Naim berkhidmat untuk PCINU Amerika Serikat - Kanada. Setelah pulang ke Indonesia, selain menjadi Wakil Sekretaris Jenderal PBNU, Naim tercatat sebagai mustasyar PCINU Amerika Serikat - Kanada.
Naim berstatus sebagai staf pengajar dan peneliti di program studi agribisnis dan menjabat sebagai Direktur Pusat Studi Budidaya Berkelanjutan dan Patologi (AquaPath) di [[Surya University]], [[Tangerang]], [[Banten]] sejak Maret 2013. Direktorat Kesehatan Ikan dan Lingkungan, Kementerian Kelautan dan Perikanan juga menunjuknya sebagai salah satu tim ahli untuk penyakit udang. Sebagai seorang ilmuwan perempuan, Naim aktif dalam banyak kegiatan untuk memotivasi lebih banyak remaja perempuan tertarik ke bidang sains dan teknik. Di bidang kajian sosial, Naim adalah dewan pakar di Indonesia Strategic Institute (INSTRAT), Bandung.▼
Pendidikan pada jenjang universitas dijalani di Institut Teknologi Bandung (ITB), University of Queensland (UQ), University of Arizona, Harvard University, dan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah (UIN Jakarta). Pendidikan yang beragam membuat Naim memiliki kepakaran di bidang kesehatan udang dan lingkungan sehingga dikenal sebagai Dokter Udang, juga di bidang Bioteknologi Kesehatan, Kepemimpinan Adaptif (Adaptive Leadership) dikaitkan dengan pengambilan keputusan (Decision Making), juga dalam bidang Pengkajian Islam khususnya interaksi antara Sains dan Agama.
Naim mendapatkan gelar doktornya dari Universitas Arizona di Tucson, [[Arizona]], [[Amerika Serikat]] pada [[2012]], dilanjutkan dengan bekerja sebagai peneliti post-doctoral di Harvard Medical School, Boston. Naim adalah satu dari lima belas peneliti muda tingkat dunia penerima anugerah UNESCO-L’Oréal For Women in Science di markas UNESCO, Paris. Setelah kembali ke Indonesia selama 2014/2015 untuk mengajar di Surya University, gelar Master in Public Administration dari Harvard University John F. Kennedy School of Government & Political Science diselesaikan pada tahun 2016. Naim adalah lulusan teladan untuk kelas angkatannya, penerima penghargaan "The Lucius N. Littauer Award for Academic Excellence and Significant Impact" karena kemampuan akademik, dedikasi dan kontribusi pemikirannya untuk memperkaya diskusi fenomena sosial menggunakan pendekatan dan perspektif scientific (sains dan matematik) yang dipahaminya. Prestasi ini melanjutkan kekonsistenan Naim dalam bidang akademik dan dunia professional dengan penghargaan yang tak putus sejak 2009.▼
Naim adalah staf pengajar sekaligus menjabat sebagai Direktur Akademik (Wakil Rektor I) di [http://ipmi.eximiuslearning.com/ Sekolah Tinggi Institut Pengembangan Manajemen Indonesia (IPMI International Business School)] yang kampusnya berada di kawasan Jakarta Selatan. Dirinya menjadi bagian penting dalam pengembangan kurikulum inovasi bisnis dan manajemen bisnis pangan (Food Business Management) di IPMI.
Kiprah secara profesional juga dijalaninya sebagai Tenaga Ahli (TA) Menteri Kesehatan. Sebagai Tenaga Ahli Menteri Kesehatan, dirinya terlibat aktif membantu Menteri dan jajarannya dalam merumuskan agenda Transformasi Kesehatan Indonesia 2020 - 2024. Keahliannya di bidang akuakultur juga membuatnya dipercaya menjadi dokter udang di sebuah perusahaan rintisan (start-up) bernama [https://www.cekolam.id Cekolam.id] - yang bergerak di bidang kesahatan udang dan pengembangan alat diagnostik (diagnostic kit) serta bioteknologi udang. Pengembangan teknologi ini pertama kalinya yang seratus persen buatan Indonesia.
▲Sebelum mengajar di IPMI International Business School, Naim
▲Naim mendapatkan gelar doktornya dari Universitas Arizona di Tucson, [[Arizona]], [[Amerika Serikat]] pada [[2012]], dilanjutkan dengan bekerja sebagai peneliti post-doctoral di Harvard Medical School, Boston. Naim adalah satu dari lima belas peneliti muda tingkat dunia penerima anugerah UNESCO-L’Oréal For Women in Science di markas UNESCO, Paris.
Kecintaan Naim terhadap ilmu merupakan tradisi dalam keluarga selama puluhan, bahkan ratusan tahun. Leluhurnya mengabdi di keraton setidaknya sejak zaman Kesultanan Demak. Setelah berubah menjadi Mataram, leluhurnya adalah ulama untuk keraton Kasunanan Surakarta secara turun temurun. Meskipun tidak melanjutkan tradisi sebagai ulama atau guru agama, Naim meneruskan tradisi keilmuwan di keluarga dengan menjadi scientist.
Baris 17 ⟶ 26:
* SD Makamhaji 3 [[Kartasura]]
* Madrasah Diniyah Awaliyah dan Wustha Syarif, Kartasura (1985-1994)
* SMP 9 [[Surakarta]]/[[Solo]]
* SMA 3 [[Surakarta]]
Baris 28 ⟶ 37:
* Edward S. Mason Certificate in Public Policy and Management, Harvard University John F. Kennedy School of Government, 2016.
* Certificate in Management, Leadership, and Decision Sciences, Harvard University John F. Kennedy School of Government, 2016.
* Sedang menjalani studi Doktoral di bidang Kajian Islam di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2021 hingga sekarang).
== Riwayat Hidup ==
Sidrotun Naim dilahirkan
Keluarga besarnya vakum, menjaga jarak dengan penguasa selama masa Pakubuwana VII dan VIII. Pada masa Pakubuwana IX (anak dari Pakubuwana VI), keluarga kembali menjadi ulama keraton lewat menantu Imam Rozi, K.H.M.Zahid bin Jayan Iman bin Iman Puro. Dua putera Kyai Zahid (K.H.M. Idris dan K.H.M.Irsam/R.M.Reksodipuro, panewu Katib keraton kasunanan) membangun kembali dan mengajar di Pondok Jamsaren. Pada masa Pakubuwana X, selain menjadi ulama keraton, keduanya juga mengajar di sekolah Mambaul Ulum (dirintis 1905). Kyai Idris menjadi kepala sekolah kedua setelah Kyai Bagus Arfah. Di sekolah Mambaul Ulum, dua putera Kyai Irsam ikut mengajar, yaitu Kyai Dimyati (R.Ng.Condrowiyoto), dan K.H.Achmad Sanusi, kakek buyut dari Naim dari jalur bapak. Begitu juga K.H.Jalal Suyuti bin Kyai Kasan Dulkarim, kakek buyut dari jalur ibu.
Baris 38 ⟶ 48:
Pada saat bersekolah di SMA 3 Surakarta (1994-1997), Naim diasuh oleh kakek dan neneknya dari jalur ibu, Muhammad Komar bin K.H. Jalal Suyuti dan Kusniyah binti Muhiddin. Kakeknya, pensiunan naib (penghulu), berjuang mati-matian agar bangunan sekolah bekas Mambaul Ulum tidak digusur untuk perluasan Pasar Klewer oleh Pemerintah Kota. Pada saat itulah, Naim menyaksikan bagaimana kakeknya mencari dukungan dan menggalang kekuatan. Mambaul Ulum memiliki peran penting dalam sejarah pendidikan Islam dan penyebaran Islam di Indonesia. Sekolah Islam pertama yang menggunakan sistem kelas, ada kurikulum, dan ijazah untuk mempersiapkan penghulu, ulama, dan cendekiawan muslim.
Baik dari jalur ibu maupun bapak, Naim memiliki darah sebagai ilmuwan, sesederhana apapun kehidupan mereka. Bapaknya adalah aktivis Pelajar Islam Indonesia (PII) dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Tumbuh dalam lingkungan NU, bapaknya bergabung sebagai kader Muhammadiyah ketika muda dan bahkan menjadi ketua Ikatan
Karier Naim berawal setelah lulus [[ITB]], ia bekerja di Freeport, Papua, di bagian bioremediasi lahan bekas tambang. Di Papua ia
Di [[Aceh]] inilah ketertarikan pada studi penyakit udang dimulai ketika mengalami gagal panen pada tahun 2008 karena serangan penyakit. Jika tidak diatasi, penyakit udang menyebabkan kerugian ekonomi mencapai 4 triliun per tahun, bahkan lebih
Sepanjang 2009-2016, Naim banyak memperoleh penghargaan di Indonesia maupun di luar negeri. Di awal tahun [[2012]], Sidrotun Naim menjadi satu dari lima belas peneliti muda tingkat dunia yang menerima anugerah UNESCO-L’Oréal For Women in Science di markas UNESCO, Paris. Di penghujung 2012, Naim resmi menyelesaikan program doktornya dan langsung berlanjut ke program riset di Harvard Medical School, Boston. Selama di Boston, Naim juga aktif mengikuti kegiatan Harvard Kennedy School (HKS) Women and Public Policy Program, HKS Leadership Program, dan diterima di HKS Master in Public Administration Edward S. Mason Program pada tahun 2014, dan diselesaikan pada tahun 2016. Menurut Naim, ilmuwan perlu memiliki kemampuan dasar kepemimpinan, kebijakan publik, dan pemerintahan, sehingga inovasi sains dan teknologi yang dihasilkan dapat bermanfaat dalam mendorong kemajuan sosioekonomi secara nyata. Tanpa pemahaman yang memadai tentang aspek bisnis, ekonomi, dan hukum yang berlaku terkait dengan inovasi sains, maka sains tidak dapat memberikan dampak luas. Apalagi bidang yang dikajinya terkait dengan budidaya udang dan penyakitnya, berdampak langsung terhadap perekonomian masyarakat pesisir.
Di penghujung [[2014]], Sidrotun Naim
== Pengalaman Penelitian dan Pengabdian ==
== Penghargaan ==▼
* Di bulan Mei 2022, Naim diundang sebagai Pembicara dengan tema "[https://www.worldgovernmentsummit.org/events/2022/session-detail/a0f3z0balancing-transformation-and-stability-how-can-agility-in-government-achieve-this-balance- Balancing Transformation and Stability: How Can Agility in Government Achieve this Balance?"] dalam pertemuan tingkat tinggi World Government Summit yang diselenggarakan di Abu Dhabi.
* Australian Development Scholarship▼
* (September 2020 - Agustus 2021) Naim berpartisipasi sebagai Country Affiliate dalam penelitian mengenai Pandemi Covid-19, Sains dan Pengelolaan Kebijakan Publik (Comparative Covid Response: Crisis, Knowledge and Politics) dikenal juga dengan [https://compcore.cornell.edu/countries/indonesia/ CompCore] yang proyek penelitiannya dikepalai oleh Professor Sheila Jasanoff (Harvard) dan Professor Stephen Hilgartner (Cornell), didanai oleh Schmidt Futures dan dilakukan secara kolaboratif oleh para peneliti yang berjumlah 78 orang dari 23 negara.
▲== Penghargaan ==
▲* Australian Development Scholarship (ADS)
* Dean’s commendation for high achievement from the Faculty of Biological and Chemical Sciences, University of Queensland, [[Australia]].
* US Department of State (Presidential Fulbright Program), [[Amerika Serikat]].
Baris 69 ⟶ 83:
* The Lucius N. Littauer Award for Academic Excellence and Significant Impact on the Harvard Kennedy School Community
* Perempuan Inspiratif Nova
* [https://apolitical.co/list/en/agile-50-list-2021 Agile 50 - The World's 50 Most Influential People Navigating Disruption]
== Riwayat Organisasi ==
* Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama 2022 - 2027
* Sekretaris Komite Alfa, Akademi dalam bidang Ilmu Pangan dan Gizi, Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia, AIPG-AIPI semenjak 2020 hingga sekarang.
* Anggota dalam organisasi Majelis Alimat Indonesia (MAI) bidang IPTEK semenjak 2020 hingga sekarang.
* Dewan Pakar organisasi Shrimp Club Indonesia (SCI) semenjak 2016 hingga sekarang.
* Dewan Pakar di Lembaga Think-thank Indonesia Strategic Institute (INSTRAT) semenjak 2015 hingga sekarang
== Referensi ==
Baris 76 ⟶ 99:
== Pranala luar ==
* {{id}} [http://www.pikiran-rakyat.com/node/232940 http://www.pikiran-rakyat.com/node/232940] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20141023095325/http://www.pikiran-rakyat.com/node/232940 |date=2014-10-23 }}
* {{id}} [http://nrmnews.com/2013/11/18/loreal-unesco-for-women-in-science-fellows-dari-indonesia-mengubah-pandangan-mengenai-sains/ http://nrmnews.com/2013/11/18/loreal-unesco-for-women-in-science-fellows-dari-indonesia-mengubah-pandangan-mengenai-sains/]
* {{id}} [http://edukasi.kompas.com/read/2012/04/10/03120688/Dari.Virus.Udang.Menuju.Harvard http://edukasi.kompas.com/read/2012/04/10/03120688/Dari.Virus.Udang.Menuju.Harvard]
* {{id}} [http://www.tabloidnova.com/Nova/Profil/Sidrotun-Naim-Doktor-Udang-dari-Sukoharjo/ http://www.tabloidnova.com/Nova/Profil/Sidrotun-Naim-Doktor-Udang-dari-Sukoharjo/] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20141023121107/http://www.tabloidnova.com/Nova/Profil/Sidrotun-Naim-Doktor-Udang-dari-Sukoharjo/ |date=2014-10-23 }}
* {{id}} [http://www.tokohindonesia.com/biografi/article/287-wiki-tokoh/2742-mengobati-si-bongkok-dengan-hati http://www.tokohindonesia.com/biografi/article/287-wiki-tokoh/2742-mengobati-si-bongkok-dengan-hati] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20141012153532/http://www.tokohindonesia.com/biografi/article/287-wiki-tokoh/2742-mengobati-si-bongkok-dengan-hati |date=2014-10-12 }}
* [https://www.youtube.com/watch?v=BCuHkfPY98Y Profil di Youtube]
* [https://www.youtube.com/watch?v=hjeIRxEV8qg Profil di Youtube-VOA]
* [https://www.youtube.com/watch?v=qQCYNC4sMjA Wawancara di TVone]
{{Authority control}}
{{DEFAULTSORT:Sidrotun, Naim}}
[[Kategori:Ilmuwan lingkungan Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh dari Sukoharjo]]▼
[[Kategori:Alumni Institut Teknologi Bandung]]
[[Kategori:
[[Kategori:Ilmuwan perikanan Indonesia]]
[[Kategori:Cendekiawan Muslim]]
[[Kategori:Alumni Harvard University]]
[[Kategori:Alumni University of Arizona]]
[[Kategori:Alumni University of Queensland]]
|