Islamisme: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 3 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(19 revisi perantara oleh 11 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Kotak samping Islamisme}}
{{Templat:Islamisme sidebar}}
{{Gerakan Islam masa kini}}
[[File:2012 Sydney protest.jpg|thumb|Para pengunjuk rasa Muslim membawa tanda-tanda yang bertuliskan "Memenggal semua orang yang menghina Nabi" dan "Orang-orang kita yang telah mati berada di Firdaus. Mati Anda ada di NERAKA!"]]
'''Islamisme''' ({{lang-ur|{{Nastaliq|اسلام پرستی}}}}; {{lang-ar|{{Nastaliq|الإسلام السياسي}}}}), juga dikenal dengan '''Politik Islam''', adalah seperangkat [[ideologi]] yang berkeyakinan bahwa "[[Islam]] harus menjadi pedoman bagi segala segi kehidupan manusia, baik sosial, ekonomi, politik, budaya, serta kehidupan pribadi".<ref name="Berman, S 2003, p. 258">{{cite journal |last=Berman |first=Sheri |title=Islamism, Revolution, and Civil Society |journal=Perspectives on Politics |volume=1 |issue=2 |year=2003 |page=258 |doi=10.1017/S1537592703000197}}</ref> Islamisme adalah konsep yang kontroversial, bukan hanya karena paham ini menganjurkan peran politik Islam yang lebih kuat, akan tetapi juga karena pendukungnya berkeyakinan bahwa apa yang mereka perjuangkan adalah pemahaman Islam yang sebenarnya; bahwa semua gagasan sebaliknya — Islam harus apolitik atau dipisahkan dari politik — adalah salah. Karena itulah kaum pendukung Islamisme secara keras menentang paham [[sekularisme]] yang menyerukan pemisahan antara agama dengan politik (pemerintahan). Kaum pendukung Islamisme dapat memiliki penafsiran yang berbeda dalam menafsirkan ayat-ayat dan surat dalam [[Quran]]. Pandangan Islamisme menekankan pentingnya penerapan [[Syariah]] (hukum Islam); persatuan politik [[Pan-Islamisme]]; serta menyingkirkan secara selektif pengaruh-pengaruh non-Muslim dari [[Dunia Islam]], khususnya pengaruh politik, sosial, ekonomi, dan budaya [[Dunia Barat|Barat]] yang dianggap tidak sesuai dengan Islam.<ref>[http://www.ikhwanweb.com/uploads/lib/N68YF4S6MM9K6TM.pdf Qutbism: An Ideology of Islamic-Fascism] by DALE C. EIKMEIER From ''Parameters'', Spring 2007, pp. 85-98. Accessed 6 February 2012</ref>
Baris 8 ⟶ 7:
Kaum Islamis<ref>{{cite news|url=https://www.middleeastmonitor.com/articles/africa/8087-how-credible-is-the-claim-of-the-failure-of-political-islam|title=How credible is the claim of the failure of political Islam?|date=31 October 2013|author=Rashid Ghannouchi|newspaper=MEMO|access-date=2015-05-08|archive-date=2016-03-04|archive-url=https://web.archive.org/web/20160304104630/https://www.middleeastmonitor.com/articles/africa/8087-how-credible-is-the-claim-of-the-failure-of-political-islam|dead-url=yes}}</ref> umumnya menentang penggunaan isitilah ini, dan mengklaim bahwa sikap dan cita-cita politik ini adalah bentuk ekspresi keislaman mereka semata. Beberapa ahli seperti Bernard Lewis lebih menyukai penggunaan istilah "aktivis Islam",<ref name="ICG">{{cite web |title=Understanding Islamism |work=International Crisis Group |url=http://merln.ndu.edu/archive/icg/Islamism2Mar05.pdf |format=PDF |access-date=2015-05-08 |archive-date=2013-03-07 |archive-url=https://web.archive.org/web/20130307123849/http://merln.ndu.edu/archive/icg/Islamism2Mar05.pdf |dead-url=yes }}</ref><ref name="autogenerated2">[http://www.nybooks.com/articles/4557 Islamic republic] by [[Bernard Lewis]]</ref> atau "politik Islam" (Trevor Stanley),<ref>{{cite web|url=http://www.pwhce.org/islamism.html|title=Trevor Stanley, Definition: Islamism, Islamist, Islamiste, Islamicist, Perspectives on World History and Current Events, July 2005. URL: http://www.pwhce.org/islamism.html Downloaded: 11 June 2007|publisher=Pwhce.org|date=|accessdate=2012-04-21}}</ref> dan beberapa (Robin Wright) telah menyamakan istilah "Islam militan" dengan [[terorisme]].<ref>Wright, Robin, ''Sacred Rage: The Wrath of Militant Islam,''</ref>
 
Tokoh penting Islamisme modern antara lain [[Hasan al-Banna]], [[Sayyid Qutb]],dan [[Abul Ala Maududi]],<ref>Fuller, Graham E., ''The Future of Political Islam'', Palgrave MacMillan, (2003), p. 120</ref> dan [[Ruhollah Khomeini]].
 
== Definisi ==
Baris 14 ⟶ 13:
* "Paham yang percaya bahwa Islam harus menjadi pedoman bagi kehidupan sosial, politik, dan pribadi."<ref name="Berman, S 2003, p. 258"/>
* Gerakan "pendukung pemerintah yang sesuai dengan hukum syariah [dan] memandang Quran sebagai model politik." ([[Associated Press]]'s (AP) original definition of "Islamist")
* Sebutan [[peyoratif]] terhadap "[[ekstremis Muslim]]" atau jenis Muslim yang "tidak disukai" media Barat.("[[Council on American–Islamic Relations]] complaint about old AP definition of Islamist)
* "Ideologi [Islam] yang menjadi pedoman bagi masyarakat secara keseluruhan, dan [mengajarkan] bahwa hukum harus sesuai dengan syariat Islam",<ref>Shepard, W. E. ''Sayyid Qutb and Islamic Activism: A Translation and Critical Analysis of Social Justice in Islam''. Leiden, New York: E.J. Brill., (1996). p. 40</ref>
* Sebuah gerakan fleksibel yang tidak berkelanjutan... bahwa segalanya untuk semuanya: alternatif pemenuhan tuntutan sosial bagi massa yang miskin; mimbar "kemarahan" bagi kaum muda yang kecewa; seruan terompet perang yang menyerukan 'kembali ke agama yang murni' bagi mereka yang mencari identitas; sebuah "dasar agama progresif" bagi kaum yang makmur dan liberal; ... dan pada ujung ekstrem; sebuah wahana kekerasan bagi kaum rejeksionis dan radikal.<ref name=Osman.p111>Osman, Tarek, ''Egypt on the brink'', 2010, p.111</ref>
Baris 28 ⟶ 27:
Islamis moderat dan reformis menerima demokrasi dan bekerja dalam koridor proses demokrasi, seperti partai [[Gerakan Ennahda]] di Tunisia. [[Jamaat-e-Islami Pakistan|Jamaat-e-Islami]] Pakistan pada dasarnya adalah partai sosial-politik dan partai pelopor yang memiliki pengaruh melalui kudeta militer pada masa lalu.<ref name=Roy-24/> Kelompok Islamis seperti [[Hezbollah]] di [[Lebanon]] dan [[Hamas]] di [[Palestina]] berpartisipasi dalam proses politik secara demokratis tetapi juga melalui serangan bersenjata, untuk menghancurkan negara [[Israel]]. Organisasi [[Islam radikal]] seperti [[al-Qaeda]] dan [[Jihad Islam Mesir]], serta kelompok seperti [[Taliban]], sepenuhnya menolak [[demokrasi]], dan sering menuduh Muslim pendukung demokrasi sebagai ''[[kafir|kuffar]]'' (lihat ''[[takfirisme]]''), serta menyerukan kekerasan/serangan jihad dan melancarkan serangan terorisme berdasarkan alasan keagamaan.
 
Salah satu perpecahan besar dalam gerakan Islamisme adalah seperti yang dijelaskan [[Graham E. Fuller]]; yakni antara "penjaga tradisi" ([[Salafi]], seperti gerakan [[Wahhabi]]) dan "pelopor perubahan dan reformasi Islam" berpusat di gerakan [[Ikhwanul Muslimin]].<ref>Fuller, ''The Future of Political Islam'', (2003), p.194-5</ref> [[Olivier Roy]] berpendapat bahwa gerakan "Pan-Islamisme Sunni mengalami pergeseran hebat pada paruh kedua abad ke-20" ketika gerakan [[Ikhwanul Muslimin]] yang berfokus pada Islamisasi gerakan [[Pan-Arabisme]] tersaingi dan dikalahkan oleh gerakan [[Salafi]] yang menekankan pada "syariah daripada membangun pranata Islam," dan penolakan kepada kaum Islam Syiah.<ref>Roy, Olivier, ''The Politics of Chaos in the Middle East'', Columbia University Press, (2008), p.92-3</ref> Setelah [[Kebangkitan dunia Arab]], Roy menggambarkan Islamisme "kian saling tergantung" dengan demokrasi di banyak negara Arab, sedemikian sehingga, "keduanya tidak dapat bertahan tanpa satu sama lain." Walaupun budaya politik Islam sendiri mungkin tidak demokratik, kelompok Islamis memerlukan pemilihan umum demokratis untuk menjaga legitimasi politik mereka. Pada saat yang bersamaan, popularitas mereka tetap terjaga, karena tidak ada pemerintah yang berhak menyebut dirinya demokratis, jika mengecualikan kelompok Islamis utama dalam dunia politik negara.<ref name="foreignpolicy1"/>
 
== Perkembangan Islamisme ==
Sebagai negara dengan penduduk beragama Islam terbanyak di dunia,<ref>{{Cite journal|date=2021-02-13|title=Agama di Indonesia|url=https://wiki-indonesia.club/w/index.php?title=Agama_di_Indonesia&oldid=17973605|journal=Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas|language=id}}</ref> perkembangan Islamisme dapat dirunut dari sejarah perkembangan Islam di Indonesia. Pendapat yang paling banyak diterima adalah masuknya Islam pada kisaran abad ke-7 hingga abad ke-11.<ref>{{Cite book|last=Husain|first=Sarkawi B.|date=2017-01-01|url=https://books.google.co.id/books?id=QsOCDwAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=sejarah+masyarakat+islam+di+indonesia&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwj4vO7b0ITvAhUJSX0KHXtZDlgQ6AEwAHoECAYQAg#v=onepage&q=sejarah%20masyarakat%20islam%20di%20indonesia&f=false|title=Sejarah Masyarakat Islam Indonesia|publisher=Airlangga University Press|isbn=978-602-6606-47-1|language=id}}</ref> Sejak saat itu, Islam diterima secara mendalam oleh masyarakat Indonesia, terutama karena adanya beberapa kesamaan spiritual dari antara Islam dan kepercayaan-kepercayaan lokal di beberapa tempat.<ref>{{Cite book|date=2006|url=https://books.google.co.id/books?id=yUfXAAAAMAAJ&q=islam+dan+kepercayaan+lokal&dq=islam+dan+kepercayaan+lokal&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwjT_dzV0YTvAhWa7HMBHSWMCKYQ6AEwAXoECAEQAg|title=Agama, religi & kepercayaan lokal: penelitian di Jawa Timur dan Nusa Tenggara Timur|publisher=Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia|isbn=978-979-26-2476-2|language=id}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Sumpena|first=Deden|date=2012|title=Kajian Islam dan Budaya Lokal: Kajian terhadap Interelasi Islam dan Budaya Sunda|url=https://media.neliti.com/media/publications/63623-ID-islam-dan-budaya-lokal-kajian-terhadap-i.pdf|journal=Ilmu Dakwah|volume=6|issue=19|pages=103}}</ref> Bersamaan dengan datangnya bangsa Barat yang kemudian memulai misi menyebarkan ajaran Kristen,<ref>{{Cite journal|date=2016-03-15|title=Kekristenan dan kolonialisme|url=https://wiki-indonesia.club/w/index.php?title=Kekristenan_dan_kolonialisme&oldid=11430323|journal=Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas|language=id}}</ref> maka muncullah perebutan kekuasaan dengan cara masing-masing demi kepentingan ideologi yang dibawa.
 
Konflik-konflik beratasnamakan agama pun bermunculan. Banyak di antaranya yang juga mengusung isu-isu penguasaan sumber-sumber ekonomi, perubahan arus kebudayaan, hingga semangat kebangsaan.<ref>{{Cite book|last=Bertrand|first=Jacques|date=2004|url=https://books.google.co.id/books?id=2oZQRuT78JIC&printsec=frontcover&dq=konflik+agama+di+indonesia&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwirooiU14TvAhUNbn0KHT_FAsgQ6AEwA3oECAAQAg#v=onepage&q=religion&f=false|title=Nationalism and Ethnic Conflict in Indonesia|publisher=Cambridge University Press|isbn=978-0-521-52441-4|language=en}}</ref><ref>{{Cite book|last=Panggabean|first=Syamsu Rizal|date=2015|url=https://books.google.co.id/books?id=yDW5jwEACAAJ&dq=konflik+agama+di+indonesia&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwirooiU14TvAhUNbn0KHT_FAsgQ6AEwAnoECAMQAQ|title=Policing Religious Conflicts in Indonesia|publisher=Center for the Study of Religion and Democracy, Paramadina Foundation|isbn=978-979-772-050-6|language=en}}</ref> Hal ini berimplikasi pada masa-masa di mana semangat Islamisme mulai berakar kuat di Indonesia, yakni ketika ajaran Islam, terutama Quran dan Hadis, mengalami tafsir-tafsir politik.<ref name=":0">{{Cite book|last=Bayat|first=Asef|date=2013-08-01|url=https://books.google.co.id/books?id=HNTjBZ2yxvoC&printsec=frontcover&dq=post+islamism&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwj7u4WH2YTvAhXVX3wKHQD4BwgQ6AEwAHoECAMQAg#v=onepage&q=post%20islamism&f=false|title=Post-Islamism: The Many Faces of Political Islam|publisher=OUP USA|isbn=978-0-19-976606-2|language=en}}</ref> Pengaruh Islamisme cukup kuat untuk didayagunakan sebagai perlawanan terhadap penjajah, sekaligus ideologi yang dibawa, yakni modernisme dan kapitalisme. Sejarah panjang ini meninggalkan jejak yang bisa dilihat sampai saat ini sehingga terjadilah reproduksi tafsir-tafsir politik untuk memusuhi Barat dan [[Sekularisme]].
 
Diberlakukannya [[Politik Etis]] pada tahun 1901 hingga 1942 merupakan masa transisi yang penting di Indonesia karena dinilai mampu memperjuangkan segelintir hak-hak masyarakat pribumi untuk menyejahterakan diri.<ref>{{Cite book|date=2005|url=https://books.google.co.id/books?id=GCvbAAAAMAAJ&pg=PA2012&dq=politik+etis&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwik3JCB24TvAhVOAHIKHRdFD3sQ6AEwAXoECAcQAg#v=onepage&q=politik%20etis&f=false|title=Profil 100 Tahun Departemen Pertanian, Republik Indonesia|publisher=Ministry of Agriculture of the Republic of Indonesia|language=id}}</ref> Politik etis kemudian mematik pergerakan intelektual untuk memperbaiki kualitas hidup masyarakat Indonesia sekaligus mencanangkan agenda mengenai semangat kebangsaan dan kemerdekaan.<ref>{{Cite book|date=2005|url=https://books.google.co.id/books?id=oVxwAAAAMAAJ&q=politik+etis&dq=politik+etis&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwjf6fXU24TvAhUCU30KHb0dBeU4ChDoATACegQIARAC|title=Ensiklopedi Jakarta: culture & heritage|publisher=Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Dinas Kebudayaan dan Permuseuman|isbn=978-979-8682-51-3|language=id}}</ref> Munculnya peluang pergerakan itu turut memuat semangat perjuangan Islam seperti yang tampak pada [[Piagam Jakarta]] yang sila pertamanya berbunyi: "Ketuhanan dengan berkewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”. Sila ini kemudian menuai protes dan diubah menjadi “Ketuhanan yang Maha Esa” untuk menghilangkan bias agama sebagai bentuk dari perwujudan intisari Eka Sila, yakni gotong royong.<ref>{{Cite book|last=Hosen|first=Nadirsyah|date=2007|url=https://books.google.co.id/books?id=JIq9bY1yaSIC&pg=PA1&dq=jakarta+charter&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwj-voai3ITvAhUTjeYKHZTADicQ6AEwA3oECAkQAg#v=onepage&q=jakarta%20charter&f=false|title=Shari'a & Constitutional Reform in Indonesia|publisher=Institute of Southeast Asian Studies|isbn=978-981-230-402-5|language=en}}</ref> Dari sini dapat diketahui bahwa perjuangan pemeluk Islam di Nusantara tidak hanya membawa agenda untuk memerdekakan diri tetapi juga bersama dalam kesepakatan untuk membentuk bangsa yang berdaulat untuk menaungi mereka sebagai umat beragama.
 
Platzdasch (2009:116)<ref>{{Cite book|last=Platzdasch|first=Bernhard|date=2009|url=https://books.google.co.id/books?id=NA_khS1_PaQC&printsec=frontcover&dq=islamism+in+indonesia&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwiA7Ly23YTvAhVPOysKHV1gBCEQ6AEwAHoECAIQAg#v=onepage&q=islamism%20in%20indonesia&f=false|title=Islamism in Indonesia: Politics in the Emerging Democracy|publisher=Institute of Southeast Asian Studies|isbn=978-981-4279-09-3|language=en}}</ref> mengemukakan bahwa sejarah pahit politik Islamisme di Indonesia adalah kepercayaan bahwa sekuleris, intelektual yang dididik dengan paham Barat, dan segala konspirasi [[Zionisme]] Amerika merupakan penghalang masyarakat Indonesia dalam menerima identitas fundamental mereka sebagai muslim dan keinginan untuk mendirikan [[Negara Islam]] Indonesia. Ada pola yang dikemukakan oleh beberapa perwakilan [[Partai Masyumi]] tentang potensi dan dukungan mereka dalam masyarakat, dengan klaim bahwa aspirasi mayoritas Muslim adalah agar negara menjadi aktif dalam menegakkan syariah.
 
Hasan (2013:157)<ref name=":0" /> mengungkapkan bahwa Islamisme adalah wacana politik dan aktivisme yang bertujuan untuk mengubah sistem sekuler masyarakat dan keadaan untuk membentuk sebuah negara Islam dengan mengeksploitasi simbol-simbol dan identitas-identitas religius. Hal ini tampak terutama pada pendukung implementasi syariat (hukum Islam) dan bahkan berjihad pada konflik-konflik komunal. Peristiwa-peristiwa ini cukup sering terjadi sehingga menyadarkan kita akan meningkatnya radikalisme Islam yang bertujuan membuat negara seperti Pakistan, Irak, dan Iran (lihat Aksikas, 2009;<ref>{{Cite book|last=Aksikas|first=Jaafar|date=2009|url=https://books.google.co.id/books?id=6ov4ERFuBtQC&printsec=frontcover&dq=arab+modernities&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwjzkJGX4ITvAhVQOSsKHcVFBNUQ6AEwAHoECAMQAg#v=onepage&q=arab%20modernities&f=false|title=Arab Modernities: Islamism, Nationalism, and Liberalism in the Post-colonial Arab World|publisher=Peter Lang|isbn=978-1-4331-0534-0|language=en}}</ref> Knudsen dan Ezbidi (ed.)., 2014;<ref>{{Cite book|last=Knudsen|first=Are|last2=Ezbidi|first2=Basem|date=2014-09-05|url=https://books.google.co.id/books?id=U7eKDwAAQBAJ&pg=PR16&dq=Popular+Protest+in+The+New+Middle+East:+Islamism+and+Post-Islamism+Politics&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwiYzqnq4ITvAhX18XMBHYcJBJMQ6AEwAHoECAYQAg#v=onepage&q=Popular%20Protest%20in%20The%20New%20Middle%20East:%20Islamism%20and%20Post-Islamism%20Politics&f=false|title=Popular Protest in the New Middle East: Islamism and Post-Islamist Politics|publisher=Bloomsbury Publishing|isbn=978-0-85772-497-7|language=en}}</ref> Shahibzadeh, [[2016]];<ref>{{Cite book|last=Shahibzadeh|first=Yadullah|date=2016-06-01|url=https://books.google.co.id/books?id=4olFDAAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=Islamism+and+Post-Islamism+in+Iran:+An+Intellectual+History&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwiPucr84ITvAhWY73MBHXQfB58Q6AEwAHoECAYQAg#v=onepage&q=Islamism%20and%20Post-Islamism%20in%20Iran:%20An%20Intellectual%20History&f=false|title=Islamism and Post-Islamism in Iran: An Intellectual History|publisher=Springer|isbn=978-1-137-57825-9|language=en}}</ref> Badamchi, 2017<ref>{{Cite book|last=Badamchi|first=Meysam|date=2017-06-22|url=https://books.google.co.id/books?id=k3YpDwAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=Post-Islamic+Political+Theory:+Iranian+Intellectuals+and+Political+Liberalism+in+Dialogue&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwj6tt2S4YTvAhWE7HMBHeIbB1gQ6AEwAHoECAQQAg#v=onepage&q=Post-Islamic%20Political%20Theory:%20Iranian%20Intellectuals%20and%20Political%20Liberalism%20in%20Dialogue&f=false|title=Post-Islamist Political Theory: Iranian Intellectuals and Political Liberalism in Dialogue|publisher=Springer|isbn=978-3-319-59492-7|language=en}}</ref>).
 
== Rujukan ==
{{reflist}}
== Sumber ==
{{refbegin|2}}
* {{cite book|last1=Roy|first1=Olivier|title=The Failure of Political Islam|publisher=Harvard University Press|year=1994|url=https://archive.org/details/failureofpolitic00royo|url-access=registration|access-date=2 April 2015|ref=ORFPI1994|isbn=978-0674291416}}
* {{cite book |author-link=Nazih Ayubi |first=Nazih |last=Ayubi |title=Political Islam |url=https://archive.org/details/politicalislamre0000ayub |place=London |publisher=Routledge |year=1991}}
* {{cite book |author-link=John Esposito |first=John |last=Esposito |title=Islam and Politics |url=https://archive.org/details/islampolitics0000espo |edition=Fourth |publisher=Syracuse University Press |year=1998 |place=Syracuse NY}}
* {{cite book |last1=Grinin |first1=Leonid |last2=Korotayev |first2=Andrey |last3=Tausch |first3=Arno |title=Islamism, Arab Spring, and the Future of Democracy |series=Perspectives on Development in the Middle East and North Africa (MENA) Region |url=https://www.springer.com/gp/book/9783319910765 |publisher=Springer |year=2019 |doi=10.1007/978-3-319-91077-2 |isbn=978-3-319-91076-5 |s2cid=158388148 |place=London}}
* {{cite book |first=Andrea |last=Mura |title=The Symbolic Scenarios of Islamism: A Study in Islamic Political Thought |url=https://www.routledge.com/products/9781472443892 |publisher=Routledge |year=2015 |place=London}}
* {{cite book |editor-first1=Yvonne |editor-last1=Yazbeck Haddad |editor-first2=John |editor-last2=Esposito |title=Islam, Gender, and Social Change |publisher=Oxford University Press |place=New York |year=1998}}
* {{cite book |author-link=Fred Halliday |first=Fred |last=Halliday |title=Islam and the Myth of Confrontation |url=https://archive.org/details/islammythofconfr00hall_0 |url-access=registration |edition=2nd |place=London, New York |publisher=I.B. Tauris |year=2003|isbn=9781850439592 }}
* {{cite book|author-link=Riaz Hassan |last=Hassan |first=Riaz |title=Faithlines: Muslim Conceptions of Islam and Society |url=http://www.us.oup.com/us/catalog/general/subject/ReligionTheology/Islam/?view=usa&ci=9780195799309 |publisher=Oxford University Press |year=2002 }}{{dead link|date=June 2022|bot=medic}}{{cbignore|bot=medic}}
* {{cite book |last=Hassan |first=Riaz |title=Inside Muslim Minds |publisher=Melbourne University Press |year=2008}}
* {{cite book |author-link=Peter Mandaville |last=Mandaville |first=Peter |title=Transnational Muslim Politics |year=2007 |place=Abingdon (Oxon), New York |publisher=Routledge}}
* {{cite book |editor-first1=Richard C. |editor-last1=Martin |editor-first2=Abbas |editor-last2=Barzegar |title=Islamism: Contested Perspectives on Political Islam |publisher=Stanford University Press |year=2010}}
* {{cite book |editor-last=Rashwan |editor-first=Diaa |title=The spectrum of Islamist movements |publisher=Schiler |year=2007}}
* {{cite book |first=S. |last=Sayyid |title=A Fundamental Fear: Eurocentrism and Emergence of Islamism |edition=2nd |place=London, New York |publisher=Zed Press |year=2003}}
* {{cite book |first1=Anders |last1=Strindberg |first2=Mats |last2=Wärn |title=Islamism |url=https://archive.org/details/islamismreligion0000stri |publisher=Polity Press |place=Cambridge, Malden MA |year=2011}}
*Valentine, Simon Ross, Force and Fanaticism: Wahhabism in Saudi Arabia and Beyond, (2015), London/New York, Hurst & Co.
* {{Cite book | last=Tausch | first=Arno | author-link=Arno Tausch | title=The political algebra of global value change. General models and implications for the Muslim world. With Almas Heshmati and Hichem Karoui |publisher=Nova Science Publishers, New York|year=2015 | edition=1st | isbn=978-1629488998 |url=https://www.researchgate.net/publication/290349218}}
* {{cite book |last1=Teti |first1=Andrea |last2=Mura |first2=Andrea |title=Sunni Islam and politics |work=Routledge Handbook of Religion and Politics |editor=Jeff Haynes |place=Abingdon (Oxon), New York |publisher=Routledge |year=2009}}
* {{cite book |first=Frédéric |last=Volpi |title=Political Islam Observed |publisher=Hurst |year=2010}}
* {{cite book |editor-first=Frédéric |editor-last=Volpi |title=Political Islam: A Critical Reader |publisher=Routledge |year=2011}}
*{{cite book |last1=Sayej |first1=Caroleen Marji |title=Patriotic Ayatollahs: Nationalism in Post-Saddam Iraq |date=2018 |publisher=[[Cornell University Press]] |page=67|location=Ithaca, NY |isbn=9781501714856 |doi=10.7591/cornell/9781501715211.001.0001 |url=https://cornell.universitypressscholarship.com/view/10.7591/cornell/9781501715211.001.0001/upso-9781501715211}}
*{{cite book |last1=Farzaneh |first1=Mateo Mohammad |title=Iranian Constitutional Revolution and the Clerical Leadership of Khurasani |date=March 2015 |publisher=[[Syracuse University Press]] |location=Syracuse, NY |isbn=9780815633884 |oclc=931494838 |url=https://press.syr.edu/supressbooks/467}}
*{{Cite journal|last=Hermann|first=Denis|date=1 May 2013|title=Akhund Khurasani and the Iranian Constitutional Movement|url=https://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/00263206.2013.783828 |jstor=23471080 |journal=Middle Eastern Studies|volume=49|issue=3|pages=430–453|doi=10.1080/00263206.2013.783828|s2cid=143672216 |issn=0026-3206}}
*Bayat, Mangol (1991). “[https://global.oup.com/academic/product/irans-first-revolution-9780195068221?cc=us&lang=en& Iran's First Revolution: Shi'ism and the Constitutional Revolution of 1905-1909]”. Studies in Middle Eastern History. Oxford, New York: Oxford University Press. <nowiki>ISBN 978-0-19-506822-1</nowiki>.
*{{Cite journal|last=Nouraie|first=Fereshte M.|date=1975|title=The Constitutional Ideas of a Shi'ite Mujtahid: Muhammad Husayn Na'ini|url=https://www.jstor.org/stable/4310208|jstor=4310208 |journal=Iranian Studies|volume=8|issue=4|pages=234–247|doi=10.1080/00210867508701501 |issn=0021-0862}}
*{{Cite journal|last=Martin|first=V. A.|date=April 1986|title=The Anti-Constitutionalist Arguments of Shaikh Fazlallah Nuri|url=https://www.jstor.org/stable/4283111 |jstor=4283111 |journal=Middle Eastern Studies|volume=22|issue=2|pages=181–196|doi=10.1080/00263208608700658 }}
*{{Cite journal|last=Khalaji|first=Mehdi|date=November 27, 2009|title=The Dilemmas of Pan-Islamic Unity|url=https://www.hudson.org/research/9859-the-dilemmas-of-pan-islamic-unity-|journal=Current Trends in Islamist Ideology|volume=9|pages=64–79}}
*{{Cite journal|last=Fuchs|first=Simon Wolfgang|date=24 May 2021|title=A Direct Flight to Revolution: Maududi, Divine Sovereignty, and the 1979-Moment in Iran|url=https://www.cambridge.org/core/journals/journal-of-the-royal-asiatic-society/article/direct-flight-to-revolution-maududi-divine-sovereignty-and-the-1979moment-in-iran/469BE06D4D083FB575608BB909C40EB7 |journal=Journal of the Royal Asiatic Society|volume=32|issue=2|pages=333–354|doi=10.1017/S135618632100033X|s2cid=236344952 }}
*{{Cite journal|last=Aziz|first=T. M.|date=May 1993|title=The Role of Muhammad Baqir al-Sadr in Shi'i Political Activism in Iraq from 1958 to 1980|url=https://www.jstor.org/stable/164663 |journal=International Journal of Middle East Studies|volume=25|issue=2|pages=207–222|doi=10.1017/S0020743800058499|jstor=164663 |s2cid=162623601 }}
*{{Cite journal|last=Fuchs|first=Simon Wolfgang|date=July 2014|title=Third Wave Shi'ism: Sayyid Arif Husain al-Husaini and the Islamic Revolution in Pakistan|url=https://www.jstor.org/stable/43307315 |journal=Journal of the Royal Asiatic Society|volume=24|issue=3|pages=493–510|doi=10.1017/S1356186314000200|jstor=43307315 |s2cid=161577379 }}
*{{cite book |last1=Rahnema |first1=Ali |title=Pioneers of Islamic Revival |date=November 1, 2005 |publisher=[[Zed Books]] |location=London, UK |isbn=9781842776155 |url=https://www.bloomsbury.com/us/pioneers-of-islamic-revival-9781842776155/}}
*{{cite book |last1=Rahnema |first1=Ali |title=An Islamic Utopian - A Political Biography of Ali Shari'ati|date=2000 |publisher=[[I.B. Tauris]] |location=London, NY |isbn=1860645526 |url=https://www.bloomsbury.com/us/islamic-utopian-9781780768021/}}
*{{Cite journal|last=Bohdan|first=Siarhei|date=Summer 2020|title="They Were Going Together with the Ikhwan": The Influence of Muslim Brotherhood Thinkers on Shi'i Islamists during the Cold War|url=https://www.ingentaconnect.com/content/mei/mei/2020/00000074/00000002/art00005;jsessionid=3669aj37j07cl.x-ic-live-03|journal=The Middle East Journal|volume=74|issue=2|pages=243–262|doi=10.3751/74.2.14 |s2cid=225510058 |issn=1940-3461}}
{{refend}}
 
{{ideologies}}
{{Templat:Islamisme sidebar}}
 
[[Kategori:Islamisme| ]]