Genetika perilaku: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
RajarFtfrf (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
Rescuing 6 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.5 |
||
(6 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
'''Genetika perilaku''' merupakan bidang studi ilmiah yang secara khusus menyelidiki pengaruh [[genetika]] terhadap karakter individu khususnya perilaku dalam suatu lingkungan. Korelasi genetika perilaku telah dipelajari sejak tahun 1920-an oleh seorang [[ilmuwan]] [[Inggris]] bernama [[Francis Galton]]. Melalui sebuah studi awal dengan model penelitian kepada sepasang anak kembar, ilmuwan tersebut kemudian menciptakan sebuah ungkapan baru yaitu ''nature and nurture.'' Studi tersebut kemudian menjadi pionir pertama dari sebuah kemajuan besar penelitian [[genetika molekuler]] yang membukakan penemuan ilmiah baru pada tahun-tahun berikutnya. Penemuan ini pun menjadi dasar dari studi pemodelan perilaku yang memakai penyilangan tertentu pada manusia dan makhluk hidup lain.<ref name=":0">{{Cite web|url=https://www.britannica.com/science/behaviour-genetics|title=behavior genetics {{!}} Definition, History, & Methods|website=Encyclopedia Britannica|language=en|access-date=2019-11-09|archive-date=2021-04-17|archive-url=https://web.archive.org/web/20210417115212/https://www.britannica.com/science/behaviour-genetics|dead-url=no}}</ref>
Hingga tahun 1980-an, genetika perilaku menjadi salah satu penemuan terpenting yang mempengaruhi pemahaman modern tentang peran pengaruh genetik dan lingkungan terhadap perilaku individu. Dari penelitian lain yang mempelajari anak kembar dengan anggota keluarga lainnya, studi perilaku menunjukkan bahwa genetika memegang peranan yang signifikan dalam pembentukan karakter individu. Bukti ilmiah tersebut dihitung dari hasil penelitian yang setengahnya menunjukan terjadi perbedaan pada perilaku saat dilakukan tes kepribadian. Bahkan yang lebih menarik lagi, adalah dari hasil penelitian tes [[Intelligence quotient|IQ]] menunjukan lebih banyak perubahan yang terjadi akibat genetika.<ref>{{Cite web|url=https://www.psychologytoday.com/blog/the-human-beast/201509/what-behaviors-do-we-inherit-genes|title=What Behaviors Do We Inherit Via Genes?|website=Psychology Today|language=en-US|access-date=2019-11-09}}</ref> Sementara itu, studi anggota keluarga memperlihatkan bahwa pengaruh lingkungan yang besar justru akan membentuk karakter setiap individu menjadi semakin berbeda-beda. Penelitian tersebut pada akhirnya telah berhasil memaparkan sebuah bukti ilmiah bahwa lingkungan dan genetika memberikan pengaruh signifikan pada karakter kepribadian, [[psikopatologi]] maupun kemampuan [[Kognisi|kognitif]] seseorang secara signifikan.<ref>{{Cite journal|last=Plomin|first=Robert|last2=Daniels|first2=Denise|date=2011-6|title=Why are children in the same family so different from one another?|url=https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3147063/|journal=International Journal of Epidemiology|volume=40|issue=3|pages=563–582|doi=10.1093/ije/dyq148|issn=0300-5771|pmc=3147063|pmid=21807642}}</ref>
Penelitian-penelitian lanjutan kemudian memberikan pemahaman bahwa selain faktor lingkungan, genetika juga memiliki relasi dengan pembentukan sikap hidup seseorang. Korelasi genetik dan pengalaman hidup tersebut lalu membentuk identitas diri dan mempengaruhi perangai seseorang dalam suatu lingkungan. Kedua hal ini dicerminkan melalui perilaku individu spesifik seperti cara bicara, respon terhadap kegagalan serta cara menjalin sebuah hubungan interpersonal.<ref>{{Cite web|url=https://www.khanacademy.org/test-prep/mcat/behavior/behavior-and-genetics/a/genes-environment-and-behavior|title=Genes, environment, and behavior|website=Khan Academy|language=en|access-date=2019-11-09}}</ref> Korelasi kemudian semakin dikembangkan seiring dengan perkembangan zaman. Salah satu pengembangan lain tersebut adalah memfokuskan penelitian genetika perilaku pada identifikasi gen spesifik yang dinilai dapat mempengaruhi dimensi perilaku individu.
== Sejarah ==
[[Berkas:Francis Galton.jpg|jmpl|Francis Galton, tahun 1912]]
Penggunaan metode ''[[
Pada mulanya [[Francis Galton]] sebagai seorang [[polymath]] telah mempelajari banyak mata pelajaran termasuk heritabilitas kemampuan manusia dan karakteristik mental. Salah satu penyelidikan awal melibatkan studi silsilah besar tentang pencapaian sosial dan intelektual di kelas atas Inggris. Pada tahun 1869, 10 tahun setelah [[Charles Darwin|Darwin]] ''[[Asal Usul Spesies|On the Origin of Species]]'' dipublikasikan, Galton menuliskan ''[[
Selama tahun 1920 hingga 1960-an, pertanyaan dan pemikiran mengenai ''nature and nurture'' telah sangat mendominasi perkembangan penerapan teori yang ada
Namun jika dilihat dari sudut pandang negative, penerapan eugenic tersebut dipakai untuk mengurangi dan mencegah kelahiran generasi yang dinilai tidak fit sehingga terjadi pembatasan untuk mengontrol tingkat kesuburan pada angka kelahiran di kategori tertentu. Hal ini diikuti dengan dilakukannya pemisahan dan pengurangan hak untuk berkeluarga. Perkembangan yang telah terjadi melalui metode ini kemudian telah menyebabkan penderitaan yang hebat dan rasa frustasi atas nilai kemanusiaan yang semakin berkembang pesat. Hal ini terjadi setelah adanya berbagai pelajaran kemanusiaan yang diikuti pemahaman dari berbagai pihak. Adapun penerapan ''eugenic'' tersebut dinilai tidak meningkatkan kehidupan generasi yang sudah ada, tidak menerima [[pluralisme]] dan pemahaman [[idealisme]] kesempurnaan manusia. Rangkaian kejadian ini disertai peraturan terburuk yang muncul pada masa itu akibat usaha untuk meningkatkan kualitas populasi manusia melalui [[ideologi]] [[Rasialisme|rasial]] [[Nazisme|Nazi]] ataupun [[Rekayasa sosial (keamanan)|rekayasa sosial]] [[Stalinisme|Stalinist]]. Sepanjang tahun bergulir, pandangan dan pemikiran ''eugenic'' di dunia kemudian berakhir setelah masa [[Perang Dunia I|perang dunia I]] dan [[Perang Dunia II|II]] karena adanya dorongan yang kuat akan keadilan atas kekejaman dan keyakinan yang bermasalah atas dasar kemanusiaan itu sendiri. Setelah masa perang berakhir, pandangan ini pun kemudian hanya didukung oleh kaum politik minoritas yang masih didukung oleh kalangan ilmuwan tertentu.<ref name=":1" />
Baris 17:
Dari apa yang telah terjadi selama setengah abad sebelumnya, pemikiran ''eugenic'' telah secara mendalam mempengaruhi perkembangan [[psikologi]] untuk menjadi pengembangan studi genetika perilaku selama beberapa dekade selanjutnya. Adapun tradisi awal dalam pemahaman psikologi individu yang didasarkan pada teknik kuantitatif genetik, dikembangkan ulang di [[Amerika Serikat]] pada tahun 1960-an. Studi spesifik pertama dipublikasikan oleh [[Arthur R. Jensen|Arthur Jensen]] dalam penulisan studi, terutama dalam hal seberapa jauh manusia dapat meningkatkan potensi IQ terkait prestasi pendidikan. Dari perkembangan ini kemudian tidak ada hasil studi yang dapat diterima secara menyeluruh dan diikuti munculnya berbagai pendekatan lain ke perkembangan psikologi individu.<ref name=":1" />
Sebagai bagian dari reaksi keras
Oleh karena itu studi telah menyimpulkan secara umum tentang proses perkembangan individu ([[ontogeni]]) dari proses evolusi yang dianggap ([[filogeni]]) telah menyebabkan penyebaran pola perilaku secara luas. Selama dua dekade hingga tahun 1980-an, prinsip-prinsip [[psikologi evolusioner]] ini telah diterapkan secara luas dalam studi tentang perilaku manusia terlepas dari berbagai kritik yang ada. Secara garis besar, studi genetika perilaku telah dikukuhkan semenjak era kebijakan dan praktik ''eugenic'' terjadi. Ketetapan tersebut telah membentuk fondasi utama dari dasar ilmiah dan diklaim sebagai dasar pengembangan dari ilmu psikologi perilaku yang telah dipicu dari keprihatinan terhadap praktek ''eugenic''
Pada akhirnya, yang menjadi dasar penolakan utama terhadap peraturan ''eugenic'' adalah riset [[Ilmu|sains]] yang telah menunjukkan bahwa peraturan pemisahan dan [[Sterilisasi paksa|sterilisasi]] pada kategori tertentu adalah sangat tidak layak, dan dianggap tidak akan pernah mencapai tujuan yang dinyatakan sebagai misi di awal era tersebut. Oleh karena itu, pertentangan dari banyak negara telah terjadi semenjak tahun 1930-an dan resmi berakhir pada tahun 1960-an. Namun dari banyak riset dan publikasi yang ada setelah pandangan eugenic berakhir, hasil karya tulis paling signifikan dalam studi genetika perilaku ditandai sejak publikasi buku ''Behavior Genetics'', yang ditulis oleh John. L Fuller dan William Robert Thompson pada tahun 1960. Genetika perilaku mulai diakui sebagai bidang yang teridentifikasi dengan baik setelah buku ini resmi dipublikasikan dan kemudian memicu pertumbuhan besar yang diikuti kemajuan pesat dalam penelitian yang menggunakan DNA selama dekade selanjutnya.<ref>{{Cite web|url=https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6828465/|title=Publication Trends Over 55 Years of Behavioral Genetic Research|last=|first=|date=4/5/2017|website=|access-date=|archive-date=2023-07-31|archive-url=https://web.archive.org/web/20230731010958/https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6828465/|dead-url=no}}</ref> Seiring perkembangan hingga tahun 1980-an, penelitian modern saat ini menjadi lebih berfokus terhadap pemahaman tingkat heritabilitas pada IQ dan karakteristik perilaku lainnya untuk meningkatkan pengetahuan proses pewarisan sifat-sifat lain dengan menyentuh banyak disiplin ilmu.<ref name=":1" />
== Referensi ==
|