Mappatammaq Al-Qur'an: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Sahiiin03 (bicara | kontrib)
RianHS (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(3 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{nocat}}
{{wikify}}
'''Mappatammaq Al-Qur'an''' adalah acara peringatan yang dilakukan oleh masyarakat suku [[Suku Mandar|Mandar]] atas keberhasilan seorang anak untuk mengkhatamkan [[Al-Qur'an]] secara penuh (Qoroan kayyang). Acara ini biasanya dirangkaikan dengan peringatan maulid [[Muhammad|Nabi Muhammad]] dilaksanakan secara meriah. Bagian teristimewa dari acara ini adalah ''sayyang pattu'duq'' yaitu arak-arakan kuda yang dikendarai sang anak. <ref>Dais Dharmawan Paluseri, Shakti Adhima Putra, Hendra Surya Hutama, Mochtar Hidayat, and Ririn Arisa Putri. ''Penetapan Warisan Takbenda Indonesia Tahun 2018''. Edited by Lien Dwiari Ratnawati. 2018.</ref>
 
== Sejarah ==
Mappatamma` berasal dari masa ketika Puang 1 Joleng menjadi kadi pertama di Kerajaan [[Balanipa, Polewali Mandar|Balanipa]] Mandar pada tahun 1605-1633, yaitu pada masa Raja IV Balanipa, Mara`dia (Raja) Kanna Pattang Daetta Tommuane. Saat itu Mara'dia menjanjikan kepada putrinya bahwa ia akan menaikkannya ke kuda ''patu'duq'' dan mengaraknya berkeliling kampung jika putrinya berhasil tamat mengaji.<ref name=":0">{{Cite journal|last=Iswan|first=Iswan|date=2017-03-24|title=Tradisi Mappatamma’ Mangaji pada Masyarakat di Desa Lapeo Kecamatan Campalagian Kabupaten Polewali Mandar|url=http://repositori.uin-alauddin.ac.id/2689/|language=id|publisher=Univeritas Islam Negeri Alauddin Makassar}}</ref> Sejak saat itu, tradisi mappatammaq dilaksanakan oleh masyarakat dengan arak-arakan penunggang kuda.
 
== Prosesi Acaraacara ==
Acara biasanya dilaksanakan bersama-sama dalam kalangan rumpun keluarga atau seperguruan mengaji. Sang anak yang akan menjalani upacara harus melewati beberapa tahapan seperti dimandikan di dalam perahu yang dilakukan oleh tujuh guru mengaji mereka dan diiringi musik [[rebana]].<ref name=":1">{{Cite web|url=http://bontang.prokal.co/read/news/9773-mappatamma-tradisi-khataman-massal-khas-sulbar.html|title=Mappatamma’, Tradisi Khataman Massal Khas Sulbar {{!}} Bontang Post|last=prokal.co|website=bontang.prokal.co|language=Indonesian|access-date=2019-03-03|archive-date=2019-03-06|archive-url=https://web.archive.org/web/20190306043232/http://bontang.prokal.co/read/news/9773-mappatamma-tradisi-khataman-massal-khas-sulbar.html|dead-url=yes}}</ref> Sebelum upacara dimulai, seorang ''totamma''’ (anak yang khatam Qur'an) akan dirias. Anak laki-laki akan dipakaikan baju Haji atau pakaian orang Arab, dengan jubah panjang dan ikat kepala, sedangkan anak perempuan biasanya menggunakan baju pengantin (dalam adat Mandar) dan baju pokko.<ref name=":0" />
 
Setelah itu dilakukan marratasi baca (mempertemukan bacaan) antara totamma` dengan sang guru mengaji sampai 30 juz, kegiatan ini dimulai malam hari sebelum acara inti. Selanjutnya ''totamma'' akan diarak menggunakan kuda menari (''patu'duq''). Meskipun demikian, di beberapa daerah yang tidak memiliki kuda, seorang ''totamma''' akan diarak dengan cara dipanggul.<ref name=":1" /> Makanan yang biasanya hadir adalah ''buwaken'' (telur rebus yang ditusuk), ''atupe nabi'' (ketupat kecil berbentuk segi enam) yang dihiasi dan ditancapkan pada batang pisang, ''sokkol'' (makanan yang terbuat dari beras ketan dicampur dengan santan), ''balukande'' (''sokkol'' yang dibungkus daun kelapa), kue ''golla kambu'', dan makanan khas lainnya.<ref name=":0" />
 
== Referensi ==
{{reflist}}
 
[[Kategori:Tradisi Islam di Indonesia]]