Shengnü: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rescuing 2 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8 |
|||
(8 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{judul miring}}
{{periksa terjemahan|en|Sheng nu}}
'''''Shengnü''''' ({{Lang-zh|s=[[wikt:剩女|剩女]]|p=shèngnǚ}}; terjemahan umum: "wanita sisa" atau "perempuan sisa") adalah sebuah [[istilah ejekan]] yang dipopulerkan oleh [[Federasi Wanita Seluruh Tiongkok]] tentang klasifikasi wanita yang masih belum menikah pada usia
== Latar belakang ==
[[Berkas:Sex ratio at birth in mainland China.png|jmpl|upright=2|
[[Kebijakan satu anak]] (Program Keluarga Berencana) dan [[aborsi selektif jenis kelamin]] di Tiongkok menyebabakan meningkatnya ketimpangan dalam [[sex ratio manusia|keseimbangan gender]] di negara tersebut.<ref name="BBC" /><ref name="DM" /> Sejak tahun 1979, saat kebijakan satu anak diperkenalkan, sekitar 20 juta laki-laki lahir melebihi perempuan, atau 120 laki-laki dari 100 kelahiran perempuan,<ref>{{cite news |script-title=zh:英国网民热议中国"剩女":结婚越早离婚率越高_雅虎资讯 |last=花勇军 |date=23 February 2013 |work=[[Yahoo! News]] |publisher=[[China Radio International]] |language=Chinese |url=http://news.cn.yahoo.com/ypen/20130223/1620574.html |accessdate=23 April 2013 |archive-date=2013-06-30 |archive-url=https://archive.today/20130630205438/http://news.cn.yahoo.com/ypen/20130223/1620574.html |dead-url=yes }}</ref><ref name=ATL>{{cite news |last=Subramanian |first=Sushma |last2=Lee |first2=Deborah Jian |title=For China's Educated Single Ladies, Finding Love Is Often a Struggle |date=19 October 2011 |work=[[The Atlantic]] |url=https://www.theatlantic.com/international/archive/2011/10/for-chinas-educated-single-ladies-finding-love-is-often-a-struggle/246892/ |accessdate=29 March 2013}}</ref> dan pada tahun 2020, Tiongkok diperkirakan memiliki 24 juta laki-laki melebihi perempuan.<ref>{{cite web |title=China's Bachelors: When Men Outnumber Women |publisher=Pulitzer Center on Crisis Reporting |url=http://pulitzercenter.org/projects/china-population-women-bachelor-marriage}}</ref> Rata-rata global adalah 103 banding 107 perempuan.<ref name=REU>{{cite news |title=In China, signs that one-child policy may be coming to an end |last=Wee |first=Sui-Lee |last2=Li |first2=Hui |date=21 January 2013 |work=[[Reuters]] |location=[[Jiuquan]], China |url=https://www.reuters.com/article/2013/01/21/us-china-population-idUSBRE90K0UV20130121 |accessdate=29 March 2013 |archive-date=2015-09-24 |archive-url=https://web.archive.org/web/20150924173419/http://www.reuters.com/article/2013/01/21/us-china-population-idUSBRE90K0UV20130121 |dead-url=yes }}</ref>
[[Berkas:One child policy.jpg|jmpl|
Menurut ''[[The New York Times]]'', [[Dewan Negara Republik Rakyat Tiongkok]] (Pemerintahan Rakyat Pusat) mengeluarkan sebuah "[[maklumat]]" pada tahun 2007 terkait Program Keluarga Berencana dan Populasi (kebijakan satu anak) untuk melayangkan ketidakseimbangan gender dan menyebutnya sebagai "ancaman stabilitas sosial" yang besar.<ref name="NYT">{{cite news|url=https://www.nytimes.com/2012/10/12/opinion/global/chinas-leftover-women.html?_r=0|title=OP-ED CONTRIBUTOR; China's 'Leftover' Women|last=Fincher|first=Leta Hong|date=12 October 2012|work=[[The New York Times]]|accessdate=29 March 2013}}</ref> Dewan tersebut kemudian mengutip "kualitas populasi yang ditingkatkan (suzhi)" sebagai salah satu tujuan utamanya dan menghimpun [[Federasi Wanita Seluruh Tiongkok]], sebuah badan kenegaraan yang didirikan pada
Asal-usul istilah tersebut tak diketahui secara pasti, tetapi banyak sumber yang mengutipnya saat muncul pada tahun 2006.<ref>{{cite book|url=https://books.google.ca/books?id=7YJKCAAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=%22sheng+nu%22+coined&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwjYrPD8prXOAhVqK8AKHSA6CegQ6AEIHTAA#v=onepage&q=origins%20term&f=false|last=To|first=Sandy|title=China's Leftover Women: Late Marriage among Professional Women and its Consequences|date=2015|publisher=Routledge|isbn=9781317934189}}</ref> Pada tahun 2011, ''[[China Daily]]'' mengabarkan bahwa Xu Wei, ketua penyunting ''[[Cosmopolitan (majalah)|Cosmopolitan Magazine China]]'', mencanangkan istilah tersebut.<ref>{{cite news|url=http://usa.chinadaily.com.cn/life/2011-03/13/content_12166529.htm|title=A woman's way|last=Tian|first=Gan|date=13 March 2011|work=[[China Daily]]|accessdate=7 April 2013}}</ref> Istilah tersebut, ''shengnü'', secara harfiah diterjemahkan menjadi "perempuan sisa" atau "wanita sisa".<ref name=ATL /><ref>{{cite web|url=http://world.time.com/2013/02/08/chinese-relatives-pressuring-you-to-marry-try-a-rent-a-boyfriend/|title=Chinese Relatives Pressuring You to Marry? Try a Rent-a-Boyfriend|author=Sorcha Pollak|date=8 Feb 2013|publisher=''[[TIME]]''|accessdate=2015-03-12}}</ref><ref name="UOC">{{cite web|url=http://www.cam.ac.uk/research/news/chinas-leftovers-are-rejects-in-a-mans-world|title=China's "leftovers" are rejects in a man's world|last=To|first=Sandy|date=28 Feb 2013|publisher=[[University of Cambridge]]|accessdate=23 April 2013}}</ref> Pada tahun 2007, [[Kementerian Pendidikan Republik Rakyat Tiongkok]] merilis sebuah pernyataan resmi yang mendefinisikan ''shengnü'' sebagai "wanita yang belum menikah di atas usia 27 tahun" dan menambahkannya pada [[lexicon]] nasional.<ref name="NYT" /> Kementerian tersebut meluaskan pengartiannya menjadi "gagal menemukan suami" karena "terlalu berekspekstasi tinggi untuk pasangan pernikahan" dalam pernyataan berikutnya.<ref name=TDM2>{{cite news |last1=Simpson|first1=Peter|last2=De Lacey |first2=Martha |date=28 February 2013 |title='Chinese men want wives who are easier to control': How China's high-flying single women are rejected because male suitors are intimidated by their successes |work=[[Mail Online]] |url=http://www.dailymail.co.uk/femail/article-2285865/Chinese-men-want-wives-easier-control-How-Chinas-high-flying-single-women-rejected-male-suitors-intimidated-successes.html |accessdate=29 March 2013}}</ref> Menurut beberapa sumber, pemerintah memandatkan Federasi Wanita Seluruh Tiongkok untuk menerbitkan serangkaian artikel yang menstigatisasikan wanita yang belum menikah yang berusia akhir dua puluhan tahun.<ref name="BBC" /><ref name="NYT" /><ref>{{cite news|url=http://www.iol.co.za/business/business-news/china-stigmatises-educated-single-women-as-leftovers-1.1476068#.UWEoUKt26Fc|title=China stigmatises educated single women as 'leftovers'|date=25 February 2013|work=[[The Independent]]|accessdate=7 April 2013}}</ref>
Pada Maret 2011, Federasi Wanita Seluruh Tiongkok mengeluarkan sebuah artikel kontroversial berjudul 'Wanita Sisa Tak Memperdulikan Simpati Kami'
== Tiongkok ==
Baris 18:
=== Budaya dan statistik ===
[[Berkas:Lin Chi-Ling (cropped).jpg|jmpl|kiri|Model, superstar film, dan televisi [[Lin Chi-ling]], kelahiran tahun 1974, mewakili "wanita kualitas A" yang kaya, sukses secara finansial, dan terdidik di universitas yang masih belum menikah di atas usia akhir dua puluh tahunan.]]
Angka-angka [[Biro Statistik Nasional Republik Rakyat Tiongkok]] (NBS) dan sensus negara melaporkan sekitar 1 dari 5 wanita yang berusia antara 25-29 tahun masih belum menikah.<ref name="BBC" /> Sebaliknya, proporsi pria yang lebih menikah pada rata-rata usia tersebut berjumlah lebih tinggi, berkisar 1 dari 3.<ref name="PULITZER" /> Dalam sebuah Survei Pernikahan Nasional Tiongkok tahun 2010, mereka mengabarkan bahwa 9 dari 10 pria meyakini bahwa wanita harus menikah sebelum mereka berusia 27 tahun.<ref name="BBC" /> 7.4% wanita Tiongkok yang berusia antara 30-34 tahun belum menikah dan persentasenya jatuh menjadi 4.6% antara usia 35–39.<ref name="UCDM" /> Dalam perbandingan dengan negara-negara tetangga lainnya dengan nilai-nilai tradisional yang sama, angka-angka tersebut membuat Tiongkok memiliki peringkat pernikahan perempuan tertinggi di dunia.<ref name="UCDM" />
Sebuah kajian dari pasangan berumah tangga di Tiongkok menyatakan bahwa pria memutuskan untuk menikahi [[ketidaksetaraan ekonomi|pasangan yang lebih rendah secara sosio-ekonomi]].<ref name="PULITZER" /> "Terdapat sebuah opini bahwa pria-pria kualitas A akan menemukan wanita kualitas B, pria-pria kualitas B akan menemukan wanita kualitas C, dan pria kualitas C akan menemukan wanita kualitas D," kata Huang Yuanyuan.<ref name="BBC" /> "Masyarakat menyisakan wanita kualitas A dan pria kualitas D. Sehingga jika kamu menjadi wanita sisa, kamu adalah kualitas A."<ref name="BBC" /> Seorang [[demografer]] [[University of North Carolina]] yang mengkaji ketidakseimbangan gender di Tiongkok, Yong Cai, lebih lanjut menyatakan bahwa "pria di bawah masyarakat meninggalkan pasar pernikahan, dan susunan yang sama tersebut datang untuk membuat wanita berada di puncak masyarakat".<ref name="ATL" />
[[Berkas:Adia Chan.jpg|jmpl|190px|ka|Aktris [[Hong Kong]] [[Adia Chan]] membintangi serial dalam [[Tiongkok]]-[[Singapura]] ''[[You Are the One (serial TV Singapura)|You Are the One]]''
Tiongkok, dan beberapa negara Asia lainnya, berbagi sejarah panjang pandangan pernikahan konservatif dan [[patriakhal]] dan struktur keluarga meliputi pernikahan di usia muda dan [[hipergami]].<ref name="PULITZER" /><ref name="TDM2" /><ref name="BW">{{cite news|url=http://www.businessweek.com/articles/2012-08-22/chinas-leftover-ladies-are-anything-but|title=China's 'Leftover Ladies' Are Anything But|last=Larson|first=Christina|date=23 August 2012|work=[[Bloomberg Businessweek]]|accessdate=29 March 2013|location=China}}</ref> Tekanan dari masyarakat dan keluarga telah menjadi sumber kritikan, permaluan, penyudutan sosial dan [[kecemasan sosial]] bagi beberapa wanita yang belum menikah.<ref name="PULITZER" /> Chen, wanita lain yang diwawancara oleh BBC, menyebut bahwa ''shengnü'' "takut bila teman-teman dan tetangga-tetangga mereka akan menganggapku tidak normal. Dan orangtuaku juga merasa mereka akan benar-benar kehilangan muka, saat teman-teman mereka semua memiliki cucu".<ref name="BBC" /> Sentimen serupa telah dialami wanita lainnya di Tiongkok, terutama di kalangan lulusan universitas. Sebuah laporan dari [[CNN]] mengutip survei 900 lulusan universitas perempuan di 17 universitas Tiongkok dimana sekitar 70 persen dari mereka yang disurvei berkata "kekhawatiran terbesar mereka adalah menjadi perempuan 3S".<ref>{{cite news|url=http://travel.cnn.com/shanghai/life/shanghai-graduates-greatest-fear-becoming-3s-lady-455776|title=Shanghai women's biggest fear: Life without a man|date=25 August 2010|work=[[CNN]]|accessdate=29 March 2013}}</ref>
Peningkatan jumlah wanita yang belum menikah di Tiongkok sering kali dikaitkan dengan pertumbuhan [[kelas menengah]] terdidik.<ref name="TID" /> Wanita lebih bebas dan hidup mandiri dibandingkan generasi-generasi sebelumnya.<ref name="TID" /> Pada tahun 2013, ''[[Forbes]]'' mengabarkan bahwa, "11 dari 20 wanita berdikari terkaya di dunia adalah Tionghoa".<ref>{{cite news|url=http://articles.timesofindia.indiatimes.com/2012-10-21/special-report/34626853_1_richest-self-made-women-chinese-women-leftover-women|archive-url=https://web.archive.org/web/20131215051809/http://
Sebuah gerakan di Tiongkok agar kata tersebut dicekal dari sebagian besar situs web pemerintahan, termasuk situs web Federasi Wanita Seluruh Tiongkok, secara marginal sukses.<ref name="DM" /> Pemakaian kata tersebut diubah menjadi "wanita tua yang belum menikah", tetapi ''shengnü'' masih merebak dan menjadi gagasan umum.<ref name="DM" /> Istilah tersebut juga dikecam oleh beberapa feminis dengan pembukaan klub-[[klub sosial]] ''shengnü''.<ref name="PULITZER" /> Dalam sebuah wawancara dengan penyunting fashion Sandra Bao oleh ''[[Pulitzer Center on Crisis Reporting]]'', Bao menyatakan bahwa "beberapa wanita lajang modern di Tiongkok menikmati kemerdekaan mereka dan merasa nyaman memegang hak pria, bahkan saat mereka beranjak tua." Ia kemudian menjelaskan, "Mereka tak ingin membuat kompromi karena usia atau tekanan sosial".<ref name="PULITZER" />
Antara 2008 dan 2012, sosiolog Sandy To, saat di [[University of Cambridge]], memakai kajian 'metode teori menurun; di Tiongkok terkait topik tersebut.<ref name="UOC" /> Riset To berfokus pada "pilihan mitra rumah tangga" oleh wanita profesional Tiongkok dalam bentuk [[tipologi psikologi|tipologi]] dari empat "strategi pilihan mitra" yang berbeda.<ref name="UOC" /> Temuan utama dari kajian tersebut menemukan bahwa kepercayaan masyarakat bahwa wanita lajang dan berpendidikan tinggi yang masih belum menikah, atau tak ingin mengambil peran tradisional dalam pernikahan, karena niat sendiri berseberangan dengan mereka yang umumnya berniat untuk menikah dan tantangan utama mereka ada;lah sikap patriarkhal tradisional.<ref name="UOC" /> Kajian tersebut juga menekankan bahwa di negara-negara Asia lainnya seperti [[Jepang]], [[Singapura]], [[Korea Selatan]], dan [[Taiwan]],
=== Media ===
Media Tiongkok telah sering memakai materi subyek tersebut dengan acara televisi, [[video viral]], surat kabar dan artikel majalah, serta [[pundit]]-pundit yang sangat mengkritik wanita yang "menunggu seorang pria dengan rumah besar atau mobil mewah".<ref name="ATL" /> Serial komedi televisi ''[[Will You Marry Me and My Family]]'', yang tayang perdana di [[CCTV-8]], mengisahkan tentang konsep utama ''shengnü'' tentang sebuah keluarga yang mencari pasangan yang cocok bagi karakter utama yang telah berusia 30-an tahun.<ref>[http://ent.qq.com/a/20100407/000704.htm 大女当看《大女当嫁》 "大女"称谓取代剩女_娱乐_腾讯网]. Ent.qq.com (2011年09月05日). Retrieved on 2011年10月25日.</ref> Serial ''Old Women Should Get Married'' dan ''[[You Are the One (serial TV Singapura)|You Are the One]]'' ([[MediaCorp Channel 8]]) diakreditasikan dengan istilah-istilah yang disematkan seperti "ekonomi ''shengnü''" dan juga mengirimkan subyek tersebut ke dalam pembiusan dan obsesi masyarakat.<ref name="UCDM" /> ''[[If You Are the One (acara permainan)|If You Are the One]]'' ([[Jiangsu Broadcasting Corporation|Jiangsu Satellite Television]]) adalah sebuah [[acara permainan]] Tiongkok populer, yang berdasarkan pada ''[[Taken Out]]'', yang dikenal karena "obsesi nasional" terhadap ''shengnü''.<ref name="TCD3" /> Antara 2010-2013, acara tersebut menjadi acara permainan yang paling banyak ditonton di Tiongkok.<ref>{{cite news|url=http://www.globaltimes.cn/content/789494.shtml#.UxhA3PmSySo|title=If you are the foreign one|publisher=''[[Global Times]]''|author=Wang Fei|date=18 June 2013|accessdate=2015-03-12|archive-date=2015-04-02|archive-url=https://web.archive.org/web/20150402102652/http://www.globaltimes.cn/content/789494.shtml#.UxhA3PmSySo|dead-url=yes}}</ref>
Dalam membalas sebuah video musik populer berjudul "No Car, No House" tentang para lajang Tiongkok berkerah biru, video musik lainnya yang berjudul "No House, No Car" dibuat oleh sekelompok wanita dan diunggah pada Hari Wanita Internasional.<ref name="UCDM" /> Video tersebut ditonton lebih dari 1.5 juta kali pada dua hari pertama di situs video Tiongkok [[Youku]].<ref name="UCDM" /> Kepentingan komersial lainnya memberi kemajuan dari keadaan tersebut seperti peningkatan populeritas "pacar untuk undangan".<ref name="BBCR">{{cite news|url=http://www.bbc.co.uk/news/world-asia-china-21192131|title=Boyfriends for hire to beat China's wedding pressure|last=Hatton|first=Celia|date=6 February 2013|work=[[BBC News]]|accessdate=29 March 2013|location=Beijing}}</ref> Konsep tersebut telah diangkat ke sebuah serial drama televisi populer berjudul ''Renting a Girlfriend for Home Reunion''.<ref name="BBCR" />
Topik tersebut juga telah menjadi subyek karya-karya sastra. Novel
=== Perpanjangan dan konsekuensi ===
Para pakar lebih lanjut menteorikan tentang keterpanjangan istilah tersebut saat [[Komisi Keluarga Berencana dan Penduduk Nasional]] telah mengeluarkan kebijakan satu anak dalam rangka "kebijakan keluarga berencana yang saintifik dan semestinya (kebijakan satu anak)"
Dalam sebuah artikel dari ''[[South China Morning Post]]'', mereka menyatakan, "dengan tekanan memuncak dan harapan tinggi dari pemenuhan karier dan ambisi pribadi di rumah, bagi wanita seperti Xu menganggap pengemasan dan peninggalan hanya bertumbuh lebih kuat dengan waktu. Meskipun demikian, tanpa wanita sepertinya, [[Tiongkok daratan|daratan utama]]
Tingkat perceraian di [[Shanghai]] dan [[Beijing]], dua pusat ekonomi paling berpenduduk di Tiongkok, makin meningkat sejak 2005 dan mencapai 30% pada 2012.<ref name="IBT1">{{cite news|url=http://www.ibtimes.com/dating-culture-china-beijings-single-leftover-women-bare-branch-men-consider-forgoing-1816114|title=Dating Culture In China: Beijing's Single 'Leftover' Women And 'Bare Branch' Men Consider Forgoing Marriage|publisher=''[[International Business Times]]''|date=13 February 2015|author=Michelle FlorCruz|accessdate=2015-04-21}}</ref> Ini adalah salah satu hal lain yang berkontribusi pada faktor-faktor seperti kencan maya dan mobilisasi orang-orang yang berkaitan dengan penekanan rata-rata usia pernikahan di Tiongkok menjadi usia 27 tahun,<ref name="IBT1" /> ditingkatkan dari usia 20 tahun pada tahun 1950, menjadikannya menyamai tren pernikahan global.<ref name="IBT1" />
Baris 46:
== Dalam budaya lain ==
=== Amerika Serikat ===
Grafik pada sampul ''[[Newsweek]]'' tahun 1986 dan menampilkan artikel yang berkata "wanita yang tak menikah pada usia 40 tahun memiliki keputusan yang bagus untuk dibunuh oleh seorang teroris ketimbang menemukan seorang suami".<ref name="BBC" /><ref>{{cite news|url=http://www.pri.org/stories/2013-01-28/china-investing-big-convincing-leftover-women-get-married|title=China investing big in convincing 'leftover women' to get married|publisher=''[[Public Radio International]]''|date=28 January 2013|accessdate=2014-05-10}}</ref> ''Newsweek'' kemudian meminta maaf atas cerita tersebut dan pada tahun 2010 meluncurkan sebuah kajian yang menemukan 2 dari 3 wanita yang berusia 40 tahun dan lajang pada 1986 telah menikah sejak itu.<ref name="BBC" /><ref name="NWA">{{cite news|url=http://www.newsweek.com/marriage-numbers-110991|title=Marriage by the Numbers|publisher=''[[Newsweek]]''|author=Newsweek Staff|date=5 July 2006|accessdate=2014-05-10}}</ref> Cerita tersebut menyebabkan "arus anksietas" dan beberapa "skeptisisme" di kalangan wanita berpendidikan tinggi dan profesional di [[Amerika Serikat]].<ref name="BBC" /><ref name="NWA" /> Artikel tersebut dikutip beberapa kali dalam film [[Hollywood]] tahun 1993 ''[[Sleepless in Seattle]]'' yang dibintangi oleh [[Tom Hanks]] dan [[Meg Ryan]].<ref name="BBC" /><ref>{{cite news|url=http://www.abc.net.au/science/articles/2008/09/04/2355175.htm|title=Marriage statistics not without a hitch|publisher=''[[ABC News]]''|date=4 September 2008|author=Dr. Karl S. Kruszelnicki|accessdate=2014-05-10}}</ref> ''People's Daily'' dari Tiongkok menyatakan sebuah kajian [[Perserikatan Bangsa-Bangsa]], yang disebutkan pada masa sebelumnya, bahwa di Amerika Serikat pada 2012, hampir setengah dari seluruh wanita antara 25 dan 29 tahun adalah lajang.<ref name="PD" />
Istilah ''[[bachelorette]]'' dipakai untuk menyebut wanita tak menikah manapun yang masih lajang.<ref>"bachelorette" in the Canadian Oxford Dictionary, Second Edition, Oxford University Press, 2004.</ref> Serial [[televisi realitas]] Amerika populer ''[[The Bachelorette]]'' menampilkan pertandingan [[pengusahawati]] sukses pada usia pertengahan atas akhir dua puluhan tahun dengan [[lajang]] laki-laki layak lainnya.<ref>{{cite web|url=http://www.starpulse.com/Television/Bachelorette,_The/Summary/|title=The Bachelorette Summary|publisher=StarPulse.com|accessdate=29 March 2013|archive-date=2014-04-03|archive-url=https://web.archive.org/web/20140403021530/http://www.starpulse.com/Television/Bachelorette,_The/Summary/|dead-url=yes}}</ref>
Mantan [[deputi walikota]] [[Los Angeles]] Joy Chen, seorang [[Tionghoa-Amerika]], menulis sebuah buku berjudul ''Do Not Marry Before Age 30'' (2012).<ref name="ABCJC">{{cite news|url=http://abcnews.go.com/Lifestyle/chinas-leftover-women-desperate-find-mr/story?id=19631781|title=China's 'Leftover Women' Desperate to Find Mr. Right|publisher=''[[ABC News]]''|author=James, Susan Donaldson|date=11 July 2013|accessdate=2014-05-10}}</ref> Buku Chen, sebuah karya budaya masyarakat berpenjualan terbaik, dikomisikan dan diterbitkan oleh pemerintah Tiongkok sebagai buku bantuan diri bagi wanita yang belum menikah.<ref name="ABCJC" /> Dalam wawancara sebelumnya dengan ''The China Daily'', ia dikutip dengan berkata, "Kalian tak harus berupaya untuk menemukan seorang <nowiki>'</nowiki>''Mr Right Now''<nowiki>'</nowiki> (Pria Baik Saat Ini), namun seorang <nowiki>'</nowiki>''Mr Right Forever''<nowiki>'</nowiki> (Pria Baik Selamanya)".<ref name="UCDM" /> Pada tahun yang sama, Chen diangkat menjadi "Wanita Tahun Ini" oleh Federasi Wanita Seluruh Tiongkok.<ref name="ABCJC" />
Baris 55 ⟶ 54:
=== Negara-negara lain ===
[[Berkas:Lee Kuan Yew.jpg|jmpl|190px|kiri|Mantan [[Perdana Menteri Singapura]] [[Lee Kuan Yew]] mengunjungi [[Amerika Serikat]] pada tahun 2002.]]
[[Singapura]] disebut-sebut melakukan hal yang serupa.<ref name="TCD3" /> Pada 1983, [[Perdana Menteri Singapura]] saat itu, [[Lee Kuan Yew]] menuai 'Debat Pernikahan Besar' saat ia mendorong pria Singapura untuk memilih wanita berpendidikan tinggi sebagai istri.<ref>{{cite book|last=Lee|first=Kuan Yew|title=From Third World to First|url=https://archive.org/details/fromthirdworldto00leek|year=2000|publisher=HarperCollins Publishers, Inc.|isbn=0-06-019776-5|page=[https://archive.org/details/fromthirdworldto00leek/page/136 136]}}</ref> Ia menyoroti bahwa sejumlah besar wanita lulusan belum menikah.<ref name="Lee 2000 140">{{cite book|last=Lee|first=Kuan Yew|title=From Third World to First|url=https://archive.org/details/fromthirdworldto00leek|year=2000|publisher=HarperCollins Publishers, Inc.|isbn=0-06-019776-5|page=[https://archive.org/details/fromthirdworldto00leek/page/140 140]}}</ref> Beberapa bagian dari populasi, termasuk wanita lulusan, dirancang oleh pandangannya.<ref name="Lee 2000 140"/> Selain itu, agensi mak comblang [[Social Development Unit]] (SDU)<ref>{{cite book|last=Lee|first=Kuan Yew|title=From Third World to First|url=https://archive.org/details/fromthirdworldto00leek|year=2000|publisher=HarperCollins Publishers, Inc.|isbn=0-06-019776-5|page=[https://archive.org/details/fromthirdworldto00leek/page/138 138]}}</ref> dihimpun untuk mempromosikan sosialisasi di kalangan lulusan wanita dan pria.<ref name="natgeojan10">{{Cite news|url=http://ngm.nationalgeographic.com/2010/01/singapore/jacobson-text|title=The Singapore Solution|last=Jacobson|first=Mark|date=January 2010|work=[[National Geographic Magazine]]|accessdate=26 December 2009|archive-date=2009-12-19|archive-url=https://web.archive.org/web/20091219160039/http://ngm.nationalgeographic.com/2010/01/singapore/jacobson-text|dead-url=yes}}</ref> Dalam Graduate Mothers Scheme (Skema Ibu-ibu Lulusan), Lee juga mengenalkan insentif-insentif seperti [[rebat pajak]], penyekolahan, dan prioritas perubahan bagi ibu-ibu lulusan yang memiliki tiga atau empat anak, dalam pemulihan kampanye keluarga berencana 'Stop-at-Two' (Berhenti di Dua [Anak]) yang melampaui kesuksesan pada 1960an dan 1970an. Pada akhir 1990an, tingkat kelahiran jatuh menjadi lambat saat penerus Lee [[Goh Chok Tong]] menarik insektif-insektif tersebut kepada seluruh wanita yang berumah tangga, dan memberikan insektif-insiektif lebih, seperti skema 'baby bonus' (bayi tambahan).<ref name="natgeojan10"/> Lee mereafirmasi posisi kontroversialnya dalam memoir pribadinya, ''[[Lee Kuan Yew#Memoir|From Third World to First]]'', "beberapa wanita Singapura yang sangat terdidik tak menikah dan memiliki anak."<ref name="TCD3" />
Dalam kajian PBB tahun 2012 yang dikutip oleh ''People's Daily'' dari Tiongkok mengabarkan bahwa di [[Britania Raya]] 74 persen dan di Jepang 70 persen dari seluruh wanita antara 25 dan 29 tahun adalah lajang.<ref name="PD" /> Sebuah fitur serupa dalam ''People's Daily'' berfokus pada tanggapan terhadap konsep ''shengnü'' dari para [[warganet]] di luar Tiongkok, terutama di Asia, secara khusus Korea, Jepang, dan [[India]].<ref name="PD" /> Seorang warganet Jepang menyatakan bahwa pada 1980an, istilah "[[kue Natal#Jepang|kue Natal]]" umum dipakai untuk menyebut wanita yang belum menikah dan berada di luar rata-rata usia wanita menikah nasional.<ref name="PD" /> Rujuan sebenarnya kepada kue Natal adalah pernyataan, "siapa yang ingin kue Natal setelah 25 Desember".<ref name="PD" /> Kontributor lainnya menulis, "kelas wanita usia 27+ independen berpendidikan tinggi yang memilih untuk menjalani kehidupan yang lebih bebas dan memakai bakat/keterampilan mereka untuk pemakaian baik dalam masyarakat" juga terjadi di India.<ref name="PD" /> "Orang harus membuat pilihan mereka sendiri dan harus singkatnya menolak yang label-label lain dan mewujudkan kebahagiaan," katanya lebih lanjut.<ref name="PD" /> Selain itu, bagi pria di Jepang, istilah [[pria herbivora]] dipakai untuk menyebut pria yang tak berniat untuk menikah atau menemukan pacar.<ref>{{cite news|title=After the end of the world|work=[[San Francisco Chronicle]]|date=2011-03-23|url=http://www.sfgate.com/cgi-bin/article.cgi?f=/g/a/2011/03/23/apop032311.DTL&ao=2|accessdate=2015-12-20|first=Jeff|last=Yang}}</ref><ref>{{cite news|title=Japan's 'grass eaters' turn their backs on macho ways|work=[[the Guardian]]|date=2009-12-27|url=https://www.theguardian.com/world/2009/dec/27/japan-grass-eaters-salaryman-macho|accessdate=2015-12-20|first=Justin|last=McCurry}}</ref>
|