KRI Ardadedali (404): Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Cacacantika (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
kTidak ada ringkasan suntingan |
||
(13 revisi perantara oleh 10 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{|{{Infobox ship begin}}
{{Infobox ship image
|Ship image=Indonesian_Naval_Academy_cadets_inspects_KRI_Ardadedali-404.jpg
|Ship caption=Taruna [[Akademi Angkatan Laut]] Indonesia meninjau KRI ''Ardadedali'' di Surabaya, Februari 2021
}}
{{Infobox ship career
Baris 18:
|Ship recommissioned=
|Ship decommissioned=
|Ship homeport=[[Surabaya]]
|Ship namesake=[[Arjuna|Anak panah milik Arjuna]]
|Ship identification=404
|Ship status=Aktif}}
{{Infobox ship characteristics
|Hide header=
Baris 30:
|Ship beam= {{convert|6.2|m|ft}}
|Ship draft={{convert|5.7|m|ft}}
|Ship propulsion=* 4 x Generator diesel MTU 12V493
|Ship
* {{convert|21.5|kn}} menyelam
|Ship endurance=▼
|Ship range=* {{convert|11,000|nmi|abbr=on}} pada {{convert|10|kn|abbr=on}} saat di permukaan,
|Ship test depth=▼
* {{convert|8,000|nmi|abbr=on}} pada {{convert|10|kn|abbr=on}} [[Snorkel kapal selam|snorkeling]],
* {{convert|400|nmi|abbr=on}} pada {{convert|4|kn|abbr=on}}, saat menyelam
▲|Ship endurance=50 hari
▲|Ship test depth={{convert|500|m|abbr=on}}
|Ship boats=
|Ship capacity=
|Ship complement=40 awak kapal
|Ship time to activate=
|Ship sensors=* Sistem manajemen pertempuran Kongsberg MSI-90U Mk 2
* Sonar aktif dan pasif [[Atlas Elektronik]] CSU-90
* Rangkaian sonar [[Elac|ELAC]] KaleidoScope
* Deretan sonar sayap
* Sistem Pegasso RESM
* Radar Aries
* Sistem navigasi dan taktis terintegrasi ECPINS-W
* Sistem manajemen platform terintegrasi MAPPS L3
* Sistem navigasi inersia Sigma 40XP Safran
* Periskop Hensoldt SERO 400 & OMS 100
* Penanggulangan torpedo akustik ZOKA
|Ship EW=
|Ship armament=* 8 × [[tabung torpedo]] {{convert|21|in|mm|abbr=on|0|order=flip}}
* 14 [[Black Shark (torpedo)|Torpedo Black Shark]]
|Ship armor=
|Ship aircraft=
Baris 50 ⟶ 65:
}}
|}
'''KRI ''Ardadedali'' (404)''' adalah sebuah [[kapal selam]] milik [[Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut]]. Kapal selam ini merupakan bagian dari [[kapal selam kelas Chang Bogo|kelas ''Chang Bogo'']] yang ditingkatkan, identik dengan [[Kapal selam Tipe 209|U-209]].<ref>{{cite news|url=https://hot.grid.id/read/181683205/prabowo-bandingkan-kapal-selam-indonesia-vs-singapura-begini-spesifikasi-dan-kemampuan-kedua-alutsista-bawah-laut-itu?page=all|title=Prabowo Bandingkan Kapal Selam Indonesia Vs Singapura, Begini Spesifikasi dan Kemampuan Kedua Alutsista Bawah Laut Itu|author=Seto Ajinugroho|work=Hot.Grid.id|date=31 Maret 2019|accessdate=8 Januari 2020}}</ref> KRI Ardadedali (404) tiba di Dermaga Kapal Selam Koarmada II Ujung, [[Surabaya]], [[Jawa Timur]] pada 17 Mei 2018. Kapal selam tempur ini merupakan hasil produksi dari galangan [[Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering|Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering Co.Ltd]], (DSME) [[Korea Selatan]].<ref name="tempo">{{
== Nama ==
Nama "Ardadedali" yang diberikan untuk kapal selam ini diambil dari salah satu nama senjata panah yang dimiliki oleh tokoh [[wiracarita]] [[Mahabharata]] [[Arjuna]].<ref name="tempo"/> Senjata panah Ardadedali (Ardhadhedhali) ini digambarkan memiliki ujung seperti burung dan memiliki jiwa. Paruh burung tersebut akan mematuk musuh yang ditujunya ketika dilepaskan.<ref>{{cite web|url=https://wayangku.id/pusaka-wayang-panah-ardhadhedhali-ardadedali/|title=Pusaka Wayang: Panah Ardhadhedhali (Ardadedali)|publisher=Informasi Wayang Nusantara|accessdate=8 Januari 2020}}{{Pranala mati|date=Februari 2023 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Pemberian nama sekaligus peresmian kapal selam ini dilakukan oleh Menteri Pertahanan Republik Indonesia, [[Ryamizard Ryacudu]] pada 25 April 2018 di Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering Co.Ltd (DSME), [[Okpo, Geoje|Okpo]], Korea Selatan.<ref>{{cite web|url=https://www.kemhan.go.id/2018/04/25/kapal-selam-kri-ardadedali-404-resmi-perkuat-tni-al.html|title=Kapal Selam KRI Ardadedali – 404 Resmi Perkuat TNI AL|publisher=[[Kementerian Pertahanan Republik Indonesia]]|date=25 April 2018|accessdate=9 Januari 2020}}</ref>
== Spesifikasi ==
KRI Ardadedali (404) memiliki panjang {{convert|61.3|m|ft}}, diameter {{convert|6.2|m|ft}}, dengan [[sarat air|sarat air lambung kapal]] (''draft'') {{convert|5.7|m|ft}} yang mampu menampung 40 awak kapal. Kapal selam ini memiliki kecepatan mencapai {{convert|12|knot|kph}} di permukaan dan {{convert|21|knot|kph}} ketika menyelam. Untuk menunjang fungsi operasionalnya, kapal selam ini dirancang mampu berlayar lebih dari 50 hari. Bobot kapal selam ini saat berada di permukaan adalah 1.280 ton dan mencapai 1.400 ton saat menyelam. Dengan dukungan empat mesin diesel MTU 12V493, kapal selam ini memiliki jarak jelajah yang mampu mencapai {{convert|18,520|km|nmi}}.<ref name="jpnn"/>
KRI Ardadedali (404) dilengkapi dengan [[tabung torpedo|peluncur torpedo]] berdiameter 53 cm dengan panjang {{convert|7.2|m|ft}}, dan berat 2.000 kilogram dan juga memiliki [[peluru kendali]] penghancur kapal permukaan, yang merupakan modernisasi armada kapal selam [[Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut]].<ref>{{
== Sejarah ==
Pembangunan kapal selam ini berawal dari kontrak yang disepakati pada 20 Desember 2011, meliputi pembelian dua kapal selam yang dibangun di Galangan DSME, Korea Selatan dan satu unit kapal selam lainnya dibangun di galangan [[PAL Indonesia (perusahaan)|PT PAL Indonesia (Persero)]], Surabaya sebagai perwujudan kerja sama transfer teknologi. Salah satu dari dua kapal selam yang dibuat di Galangan DSME, sudah selesai dibuat dan telah bergabung dengan kesatuan TNI-AL pada 2 Agustus 2017, yakni [[KRI Nagapasa (403)]]. KRI Ardadedali (404) mulai berlayar berangkat dari Korea Selatan menuju Indonesia pada 25 April 2018.<ref>{{cite news|url=https://www.goodnewsfromindonesia.id/2018/04/28/menanti-kedatangan-kri-ardadedali-404|title=Menanti Kedatangan KRI Ardadedali-404|work=Good News From Indonesia|author=Bagus Ramadhan|date=28 April 2018|accessdate=9 Januari 2020}}</ref> Pembangunan kapal selam pertama yakni KRI Nagapasa (403) dilakukan oleh teknisi Korea Selatan, sementara pengerjaan kapal selam kedua yakni KRI Ardadedali (404) merupakan hasil kerja sama para teknisi Indonesia yang telah dilatih dan diluncurkan pada 24 Oktober 2016.<ref>{{
==Komandan==
# Letkol Laut (P) Widya Poerwandanu (2018-2021)
# Letkol Laut (P) Ansori, M.H., M.Tr.Hanla. (2021)
#
# Letkol Laut (P) Hendra Siregar, M.Tr.Opsla. (2022-Sekarang)
== Referensi ==
{{reflist}}
Baris 71 ⟶ 89:
{{DEFAULTSORT:Ardadedali (404)}}
[[Kategori:KRI]]
[[Kategori:Kapal selam kelas Chang Bogo]]
[[Kategori:Kapal tahun 2016]]
|