Skadron Udara 11: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Cacacantika (bicara | kontrib)
Ismail Syah (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(19 revisi perantara oleh 14 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 3:
| image = [[Berkas:Lambang Skuadron11.png|200px]]
| caption = Lambang Skadron Udara 11
| start_date = '''[[1 Juni]] [[1957]]'''
| country = [[Indonesia]]
| allegiance =
| branch = [[Berkas:LambangInsignia TNIof AUthe Indonesian Air Force.pngsvg|25px]] [[TNI Angkatan Udara]]
| type = Komando Tempur
| role =
| size =
| command_structure = [[Wing Udara 5]]
| garrison =[[Makassar]], [[Sulawesi Selatan]]
| garrison_label =
| nickname = Skadud 11
| patron =
| motto = Bajra Garda Bhuwana
| colors =
| colors_label =
| march =
| mascot =
| equipment =SU-27SK, [[Su-30|SU-30MK/MK2]]
| equipment_label = Pesawat Tempur Operasional
| battles =
Baris 32:
}}
'''Skadron Udara 11''' (atau '''Skadud 11''')
adalah sebuah [[skadronskuadron]] [[angkatan udara|udara]] yang dilahirkan pada 1 Juni 1957 di [[Lanud Andir]] (sekarang bernama [[Bandar Udara Internasional Husein Sastranegara|Lanud Husen Sastranegara]]), [[Bandung]], [[Jawa Barat]]. Sekarang ''skadud'' ini merupakan salah satu unsur pelaksana operasional [[Wing Udara 5]], [[Bandar Udara Sultan Hasanuddin|Lanud Sultan Hasanuddin]] yang juga bagian dari [[Komando Operasi Angkatan Udara II|Komando Operasi Angkatan Udara II]] (KoopsauKoopsud II)]]. ''Skadud'' 11 juga merupakan bagian integral dari kekuatan udara yang dimiliki [[TNI Angkatan Udara]].
 
''Skadud'' ini pernah bermarkas di beberapa tempat, antara lain di [[Lanud Andir]], [[Bandar Udara Internasional Kemayoran|Lanud Kemayoran]], [[Lanud Iswahjudi]] dan saat ini di [[Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin|Lanud Sultan Hasanuddin]], [[Makassar]], [[Sulawesi Selatan]].
Baris 38:
Skuadron ini pernah dilikuidasi pada 4 Maret 1974 dan diaktifkan kembali pada 5 Oktober 1980 hingga saat ini.
 
[[Pesawat tempur]] yang pernah menjadi kekuatan udara skuadron ini antara lain adalah 8 buah pesawat [[De Havilland Vampire|DH-115 Vampire]] dari [[Britania Raya]] sejak tahun 1957. Kemudian skadud ini diperkuat dengan pesawat-pesawat [[Mikoyan-Gurevich MiG-17|MiG-17]], [[Mig-17|MiG-17 PF]] (yang dipergunakan untuk malam hari) dan [[Mig-15|MiG-15]], yang sering kali dipakai juga untuk pesawat latih lanjut. Pesawat-pesawat ini mulai memperkuat ''Skadud'' 11 sejak tahun 1958-an dan dibeli dari [[Polandia]] dan [[Uni Soviet]]. Dengan [[Operasi Alpha]] pada tahun 1980-an, ''skadud'' ini diperkuat dengan 16 pesawat-pesawat [[A-4 Skyhawk dalam TNI Angkatan Udara|A-4 Skyhawk]] bekas operasi AU negara lainIsrael, baik yang bertempat duduk tunggal maupun bertempat duduk ganda. Pesawat-pesawat ini didatangkan dengan operasi rahasia dari [[Israel]]. Sejak tahun 2003, ''Skadud'' ini diperkuat dengan pesawat-pesawat [[Su-27|SU-27SK]], dan [[Su-30|SU-30MK/MK2]] yang dibeli dari [[Rusia]], hingga saat ini.
 
Pelbagai [[operasi militer]] pernah didukung oleh ''skadud'' ini, antara lain adalah Operasi Penumpasan Pemberontak [[Republik Maluku Selatan|Republik Maluku Selatan (RMS)]] dan [[Permesta]]. ''Skadud'' ini juga turut aktif dalam [[Operasi Trikora]] dan [[Operasi Dwikora]].
Baris 91:
 
=== Kelahiran ===
Akhir tahun 1955, beberapa penerbang dan teknisi AURI ditugaskan ke Little Rissington dan South Corney di Inggris untuk mempelajari mengoperasikan pesawat pemburu [[De Havilland Vampire]]. Penerbang yang dikirimkan kesana adalah Letnan Udara Satu [[Leo Wattimena]] dan Kapten Udara [[Roesman Noerjadin]]. Sedangkan para teknisi yang dikirimkan antara lain adalah Letnan Udara Dua (LU II) Sarjono, LU II Kamarudin dan Letnan Muda Udara I (LMU I) Setedjo.<ref name=":2">{{Cite web|url=https://angkasa.news/sejarah/detail/meski-kehadirannya-singkat-dh-115-vampire-mengubah-sejarah-tni-au|title=Meski Kehadirannya Singkat, DH-115 Vampire Mengubah Sejarah TNI AU|last=Adrian|first=Beny|date=18 Mei 2019|website=Angkasa.news|language=id-ID|access-date=01 Januari 2020|archive-date=2020-01-01|archive-url=https://web.archive.org/web/20200101173857/https://angkasa.news/sejarah/detail/meski-kehadirannya-singkat-dh-115-vampire-mengubah-sejarah-tni-au|dead-url=yes}}</ref> Hal ini dilakukan untuk memperbaharui armada AURI dengan pesawat-pesawat jet.{{Sfn|Sutisna|2002|p=13 - 17}} Vampire adalah pesawat bermesin jet (dikenal dengan nama "pesawat pancar gas") pertama yang dimiliki oleh AURI. Pesawat-pesawat tersebut ditempatkan di [[Bandar Udara Internasional Husein Sastranegara|Lanud Andir, Bandung]] dan dimasukkan ke Kesatuan Pancar Gas (KPG). Kesatuan ini diresmikan oleh KASAU pada 20 Februari 1956, dan berkekuatan 8 pesawat DH-115 Vampire. KPG ini merupakan embrio Skadron-Skadron Tempur Jet. KPG ini dipimpin oleh Letnan Udara [[Leo Wattimena]].{{Sfn|Group|2003|p=8 - 10}}
 
Pada 20 Maret 1957, berdasarkan Surat Keputusan KASAU Nomor 56, KPG diubah menjadi Skadron Udara XI "Pemburu". Upacara peresmian skadron ini baru dilaksanakan pada 1 Juni 1957 bertempat di Lanud Husein Sastranegara. Dalam upacara itu juga dilantik komandan pertamanya, Letnan Udara 1 [[Leo Wattimena]]. Dalam kesempatan itu pesawat pemburu Vampire resmi menjadi pesawat pertama dari Skadron Udara XI. Dan sejak saat itu, tanggal 1 Juni diperingati sebagai tanggal kelahiran Skadron Udara 11.{{Sfn|Group|2003|p=8 - 10}}
Baris 107:
Beberapa penerbang Vampire angkatan pertama adalah : Soemitro, Narayana, Luly Wardiman, [[Roesman Noerjadin]] dan Musijan. Penomoran skadron ini dengan angka 11 memakai [[Angka Romawi]]. Angka 11 juga bertepatan dengan usia AURI yang ke 11 tahun pada tahun itu.{{Sfn|Group|2003|p=8 - 10}}{{Sfn|Sutisna|2002|p=13 - 17}}
 
Pesawat Vampire di TNI AU mendapatkan nomor registrasi J-701 sampai dengan J-708, dimanadi mana J adalah singkatan dari "Jet", jenis mesin dari pesawat ini. Vampire ini sendiri adalah versi T.55 atau varian ekspor dari T.11 yang digunakan AU Inggris dengan konfirgurasi tempat duduk dua yang saling bersebelahan. Pesawat ini dilengkapi dengan 4 [[kanon]] internal dengan [[Kaliber peluru|kaliber]] 20&nbsp;mm yang terpasang pada bagian bawah badan pesawat.{{Sfn|Maylina|2019|p=206}}
 
Pesawat ini juga mampu membawa bom seberat 900 Kg. Vampire di TNI AU, selain sebagai kekuatan udara tempur, juga dipergunakan sebagai pesawat latih lanjut untuk mencetak calon penerbang tempur. Armada Vampire ini bertahan hingga pertengahan tahun 1961, dimanadi mana pemerintah mulai mendatangkan banyak pesawat-pesawat [[Blok Timur]] mulai pertengahan tahun 1958.<ref name=":2" />
 
=== 1958 - 1966 ===
[[Berkas:MiG-17 Indonesian Air Force.jpg|jmpl|355x355px|Satu MiG-17 Skadron Udara XI yang ada di Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala, Yogyakarta|al=]]
{{main|MiG-17 dalam TNI Angkatan Udara}}
Pertengahan tahun 1958, pemerintah mulai mendatangan pesawat-pesawat baru. Pesawat-pesawat itu adalah 30 pesawat [[Mikoyan-Gurevich MiG-15|Mikoyan-Gurevich MiG-15 UTI]] dari [[RusiaUni Soviet]]. Pesawat MiG-15 UTI adalah pesawat jet tempur bertempat duduk ganda yang juga bisa dipergunakan sebagai pesawat latih. Pesawat-pesawat MiG-15 diserahterimakan ke Skadud XI pada 14 Agustus 1958, dari Direktur Pesawat Teknik Udara kepada Komandan Skadud XI. Pesawat ini dipersenjatai dengan 2 buah kanon 23&nbsp;mm yang terletak di bawah hidung pesawat. Di Skadud XI, pesawat-pesawat ini sering kali difungsikan sebagai pesawat latih.{{Sfn|Maylina|2019|p=212 - 219}}
 
Pada awal tahun 1959 pemerintah juga membeli 49 pesawat [[Mikoyan-Gurevich MiG-17]] dari [[Cekoslowakia]] yang dipergunakan sebagai pesawat jet tempur. Selain itu juga membeli pesawat-pesawat [[Mikoyan-Gurevich MiG-17|MiG-17 PF]] dari [[Polandia]]. MiG-17 PF adalah versi malam hari dari MiG-17, yang juga dilengkapi dengan radar. Kedua varian pesawat MiG-17 tersebut merupakan pesawat canggih pada masanya. Pembelian pesawat-pesawat ini dibantu oleh pemerintahan [[Mesir]] dibawah presiden [[Gamal Abdul Nasir]].{{Sfn|Sutisna|2002|p=13 - 17}} Dalam kesempatan itu, AURI juga mengirimkan para penerbang dan teknisi ke tiga negara tadi dan juga ke [[India]], untuk mempersiapkan dan mengoperasikan pesawat-pesawat tersebut.{{Sfn|Group|2003|p=11 - 15}}
Baris 120:
Di awal tahun 1958, Skadron ini mulai melaksanakan operasi udara yang pertama yaitu penumpasan pemberontak [[Republik Maluku Selatan|Republik Maluku Selatan (RMS)]] di [[Maluku]] dan [[Permesta]] di [[Sulawesi Utara]]. Dalam operasi tersebut, 4 pesawat MiG-17 digelar di [[PAU Morotai]] sebagai Pangkalan Operasi.{{Sfn|Group|2003|p=36 - 41}}
 
Pada 12 April 1961, Kapten Udara RoesmanRoesmin Noerjadin resmi menggantikan Letnan Udara Leo Wattimena sebagai Komandan Skadron.{{Sfn|Sutisna|2002|p=13 - 17}} Pada tahun 1962 sebagai dukungan kepada [[Operasi Trikora]], Skadud XI menggelar armada MiG-17 di [[PAU Morotai]], [[Bandar Udara Internasional Pattimura|PAU Amahai]] dan PAU Leftuan. Di setiap pangkalan disiapkan 6 pesawat MiG-17 sebagai unsur Pertahanan Udara Operasi Trikora. Sehingga di 3 PAU tersebut digelar total 18 pesawat MiG-17. Sebelumnya di PAU Morotai, sudah ada 4 MiG-17 untuk penumpasan pemberontak Permesta dan RMS.{{Sfn|Group|2003|p=36 - 41}}
 
Dalam operasi Trikora, pesawat MiG-17 yang ada di PAU Morotai menjadi bagian dari pertahanan udara dengan tugas menyergap pesawat [[Hawker Hunter]] maupun [[Lockheed P-2 Neptune]] Belanda yang menyusup ke wilayah udara RI. Armada dari Skadron ini juga bertugas melindungi konsentrasi pasukan yang berada di area Ambon dan Amahai. Selain itu, skadron ini juga bertugas melindungi pusat konsentrasi kapal perang [[Komando Mandala|ALLA (Angkatan Laut Mandala)]] yang ada di Kepulauan Peleng.{{Sfn|Maylina|2019|p=106 - 113}}
Baris 161:
Pada tanggal 18 Januari 1976, Mayor Pnb. Sukirwan dan Lettu Pnb. Sutadi gugur di desa Cangkringan di kaki [[Gunung Lawu]] karena pesawat T-33 yang sedang dipakai untuk latihan rutin jatuh dan hancur. Pada tanggal 29 September 1976, Lettu Pnb. Ari Prasetya dan Lettu Pnb. Juliarto gugur di desa Cangkringan di kaki [[Gunung Lawu]] karena pesawat T-33 yang sedang dipakai untuk latihan rutin jatuh dan hancur.{{Sfn|Group|2003|p=95 - 96}}
 
Pada tahun 1978 pesawat T-33 dilengkapi dengan persenjataan 2 tabung roket LAU-68 untuk roket [[FFAR|FFAR (''Folding Fin Aerial Rocket'')]]<ref>{{Cite web|url=https://news.detik.com/berita/d-2741763/keren-ini-roket-asli-buatan-indonesia|title=Keren! Ini Roket Asli Buatan Indonesia|date=07 November 2014|website=detiknews|access-date=04 Januari 2020}}</ref> dan 2 bom udara, masing-masing seberat 50 Kg serta dua senapan 12,7&nbsp;mm, yang masing-masing berisikan 250 peluru.{{Sfn|Poerwoko|2006|p=68 - 69}} Modifikasi ini dilakukan oleh tim [[TNI AU|Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI AU]] ([[TNI AU|Dislitbangau]]). Persenjataan ini digunakan oleh 6 pesawat T-33 Thunderbird dalam [[Operasi Cakar Garuda]] di [[Timor Timur]].<ref>{{Cite web|url=https://arsip-interaktif.kompas.id/Pemersatu%20Bangsa,%20Penggentar%20Lawan|title=Pemersatu Bangsa, Penggentar Lawan|website=Arsip Interaktif Kompas|access-date=04 Januari 2020}}{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Sebelum operasi dilaksanakan, para penerbang berlatih untuk melakukan penembakan dari udara-ke-darat di AWR Pulung, [[Ponorogo]], memakai berbagai persenjataan dan pelbagai bom. Selain itu, mereka juga dilatih untuk melakukan misi CAS (''Closed Air Support''), atau dukungan serangan udara serta taktik agar selamat seandainya harus melewati AAA (''Anti Aircraft Artilery'') - senjati Artileri Anti Pesawat Udara. Karena persenjataan yang dipasang adalah hasil dari sebuah modifikasi maka tidak ada prosedur dan parameter tembakan (''mils setting'') yang sama antara satu pesawat dengan pesawat lainnya. Sehingga para penerbang harus rajin saling bertukar informasi setting tersebut atas setiap pesawat yang berbeda.{{Sfn|Poerwoko|2006|p=68 - 69}}
 
Dalam Operasi Cakar Garuda, pesawat T-33 tidak dapat berkomunikasi dengan pasukan di darat dikarenakan perbedaan frekuensi radio. Pesawat T-33 mempergunakan frekuensi [[VHF|VHF-AM]] sedangkan pasukan darat mempergunakan frekuensi VHF-FM. Tanpa ada komunikasi, maka pasukan darat tidak akan bisa menuntun pesawat untuk melakukan penembakan dari udara-ke-darat atas sasaran yang dimaksudkan. Kendala ini diatasi dengan cara penerbang yang duduk di belakang terbang dengan memangku radio PRC-77 dan baru dioperasikan ketika pesawat mendekati sasaran. Radio PRC-77 sendiri memiliki frekuensi VHF-FM sehingga bisa dipergunakan untuk berkomunikasi dengan pasukan darat.{{Sfn|Poerwoko|2006|p=68 - 69}}
Baris 190:
Pada 20 Juli 1987, salah satu Skyhawk dengan nomor seri TT-0408, yang sedang diawaki Lettu Pnb [[Agus Supriatna|Agus "''Dingo''" Supriatna (''Thunder'' 73)]] dan bersiap mendarat di Lanud Iswahjudi, tidak keluar roda pendaratan sebelah kirinya. Pelbagai cara sudah dilakukan untuk mengeluarkannya, namun gagal. Komandan Lanud Iswahjudi, [[Marsekal Pertama]] F.X. Suyitno memerintahkan "''Dingo''" untuk terbang ke Selatan untuk melakukan ''[[Kursi lontar|eject]]'' dan meninggalkan pesawat. Perintah itu ditolak "''Dingo''" yang lebih memilih untuk melakukan ''belly landing'' (pendaratan tanpa menurunkan roda pendaratan). Persiapan untuk ''belly landing'' dilakukannya dengan terbang berputar-putar, menghabiskan bahan bakar sehingga hanya tersisa untuk 30 detik saja. "''Dingo''" akhirnya berhasil melakukan ''belly landing'' dengan selamat dan pesawatnya hanya mengalami kerusakan pada drop tanknya saja.{{Sfn|Setiawan|2016|p=36 - 38, 139 - 173}}
 
Pada 6 Agustus 1987, A-4 dengan nomor seri TT-0407 mengalami kondisi "''Throttle stuck open, power''" (kondisi dimanadi mana daya dorong tidak bisa diubah pada kondisi maksimum, sehingga Skyhawk tidak bisa dikendalikan), mengakibatkan pesawatnya jatuh di ujung landasan [[Lanud Iswahyudi]]. Penerbangnya, [[S. Hirsan Habib|S. Hirsan "''Wild Crow''" Habib (''Thunder 79'')]], berhasil ''eject'' (melontarkan dirinya dari pesawat) dengan selamat, namun pesawatnya hancur.{{Sfn|Poerwoko|2001|p=170-171}}[[Berkas:A-4 Skyhawk Air Refuelling TNI-AU.jpg|jmpl|350x350px|Dua A-4 Skyhawk sedang melakukan pengisian bahan bakar dari sebuah pesawat [[Lockheed Martin KC-130|KC-130 BT]] dari [[Skadron Udara 32|Skadud 32]].]]
Di bulan Nopember 1987, satu ''flight'' (4 buah pesawat) A-4 Skyhawk melaksanakan [[Operasi Sriti Samber]] di [[Timor Timur]] yang merupakan operasi jarak jauh pertama (Madiun - Timor Timur) dari Skadud ini. Dalam operasi ini A-4 Skyhawk melaksanakan pengisian bahan bakar di udara dari pesawat tanker [[Lockheed Martin KC-130|Lockheed Martin KC-130 BT]] dari [[Skadron Udara 32]]. Operasi dimulai dengan terbang dari Lanud Iswahjudi dengan konfigurasi penuh. Pesawat kemudian melakukan pengisian bahan bakar di udara di atas [[Pulau Lombok]] dan melakukan serangan pada sasaran di Timor-Timur dan akhirnya mendarat di [[Bandar Udara Baucau]].{{Sfn|Group|2003|p=47 - 49}}
 
Pada tahun 1987 Skadud 11 juga turut dalam [[Operasi Seroja]] dan bertugas untuk melakukan serangan udara menghalau pasukan Australia yang memasuki wilayah Timor Timur yang kala itu masih menjadi bagian dari Indonesia. Dalam beberapa serangan, ada personil pasukan Australia yang tumbang akibat serangan udara tersebut.<ref>{{Cite web|url=https://news.detik.com/berita/d-3446997/cerita-thunder-family-halau-musuh-saat-ops-timtim-dengan-skyhawk|title=Cerita Thunder Family Halau Musuh Saat Ops Timtim dengan Skyhawk|last=Retaduari|first=Elza Astari|date=15 Maret 2017|website=detiknews|access-date=05 Januari 2020}}</ref>
 
Dengan konfigurasi penuh, sebuah A-4 Skyhawk, dilengkapi dengan 2 tangki cadangan dan membawa 8 bom [[Mark 82|Mark 82 (Mk-82)]] dimanadi mana setiap bom beratnya 250 Kg. Dengan konfigurasi seperti itu, 1 flight A-4 mampu meratakan kota sebesar [[Madiun]] hanya dalam waktu kurang dari 120 detik. 6 bom Mk-82 terpasang di MER-''Multiple Ejector Rack'' (gantungan bom yang bisa diisi dengan beberapa bom) di bagian tengah pesawat atau ''station'' (tempat untuk menggantung bom atau tangki cadangan bahan bakar) nomor 3. 2 bom lainnya digantung di ''station'' nomor 1 (bagian ujung kiri sayap) dan nomor 5 (ujung kanan sayap). Dua tangki bahan bakar cadangan berisikan 400 galon, digantung di ''station'' nomor 2 dan 4. Dengan konfigurasi seperti itu, A-4 mampu terbang sejauh 2.000 mil dan ditambah dengan pengisian bahan bakar di udara, ia bisa terbang hingga sejauh 3.000 mil atau setara dengan terbang terus menerus selama 4 jam 30 menit.{{Sfn|Poerwoko|2006|p=148 - 150}}
 
Di bulan Desember 1987, satu ''flight'' A-4 dengan konfigurasi penuh disiagakan untuk satu operasi rahasia. Misi rahasia ini dipersiapkan sebagai dukungan udara terkait berita lepasnya Kolonel [[Gregorio Ballesteros Honasan]], pemimpin kudeta kepada Presiden [[Filipina]], [[Corazon Aquino]]. Pada saat itu di [[Manila]] sedang diadakan [[KTT ASEAN]] yang dihadiri oleh Presiden Indonesia, [[Soeharto]]. Misi rahasia ini akhirnya hanya berlangsung secara ''standby'' (berjaga-jaga di Lanud Iswahjudi) dan dibatalkan ketika pesawat kepresidenan memasuki kembali ruang udara Indonesia.{{Sfn|Poerwoko|2006|p=148 - 150}}
Baris 201:
Pada 22 Januari 1988, dalam tugas penerbangan ''ferry'' (penerbangan jarak jauh) [[Ambon]] - [[Madiun]], pesawat dengan nomor seri TT-0406 memasuki [[awan kumulonimbus]] dan jatuh di [[Laut Banda]]. Penerbangnya, [[S. Hirsan Habib|S. Hirsan "''Wild Crow''" Habib (''Thunder 79'')]], tidak ditemukan jenasahnya dan dinyatakan gugur dalam tugas.{{Sfn|Saragih|2018|p=20-24}}
 
Pada Januari 1989, skadud ini melaksanakan Operasi Boyong untuk memindahkan armada A-4 Skyhawk dari Lanud Iswahjudi ke Lanud Sultan Hasanuddin, [[MakassarUjung Pandang]], [[Sulawesi Selatan]].{{Sfn|Group|2003|p=57 - 65}}
 
Sejak tahun 1990 komandan skadud ini dipimpin oleh Letkol Pnb. Teddy Sumarno.{{Sfn|Group|2003|p=47 - 49}}
 
Sejak tahun 1991 hingga akhir masa operasinya bersama Skadud ini, armada A-4 melaksanakan operasi militer terjadwal dengan sandi operasi "Alpha". Dalam operasi ini, daerah operasinya adalah wilayah Timur Indonesia. Dalam operasi ini pesawat A-4 melakukan patroli udara dalam rangka melakukan identifikasi akan kapal laut asing ataupun pesawat udara asing yang melakukan pelanggaran dengan masuk ruang Indonesia dengan tidak sah. Pangkalan operasinya antara lain di Lanud El Tari, Kupang; [[Bandar Udara Internasional Sam Ratulangi|Lanud Sam Ratulangi]], Manado; [[Lanud Wolter Monginsidi]]Mongisidi, Kendari dan [[Pangkalan TNI Angkatan Udara Manuhua|Lanud Manuhua]], Biak.{{Sfn|Group|2003|p=47 - 49}}
 
Di kwartal pertama tahun 1992, satu ''flight'' A-4 disiagakan di [[Bandar Udara Internasional El Tari|Lanud El Tari]], [[Kupang]], [[Nusa Tenggara Timur]] untuk mendukung TNI dalam sebuah operasi penghalauan kapal feri Lusitania Expresso - Portugal dari perairan Indonesia. Kapal ini berlayar dari [[Portugal]] dengan membawa wartawan untuk melakukan provokasi kepada Indonesia terkait wacana [[Referendum kemerdekaan Timor Leste 1999|referendum]] pemisahan Timor-Timur dari Indonesia.{{Sfn|Poerwoko|2006|p=168 - 169}} Di waktu yang sama skadron ini mengadakan ''airshow'' (demo terbang pesawat tempur) dan ''static show'' (pameran pesawat tempur statis di suatu pangkalan TNI AU) di sana. ''Airshow''-nya sendiri dilaksanakan ketika pesawatnya sedang persiapan mendarat ataupun tinggal landas dari Lanud El Tari. Acara ini terselenggara sebagai inisiatif dari [[Kolonel|Kolonel Pnb]] [[F. Djoko Poerwoko]] selaku Komandan Lanud El Tari bekerjasama dengan Skadud 11.{{Sfn|Poerwoko|2006|p=175 - 176}}[[Berkas:A-4 Skyhawk Pantai Utara Manado ALKI II.jpg|kiri|jmpl|350x350px|Satu pesawat A-4 Skyhawk sedang terbang membayangi sebuah kapal barang dalam rangka Operasi Pengamanan ALKI II]] Pada 15 April 1993, A-4 dengan nomor seri TL-0415 jatuh di [[Laut Sulawesi]]. Ketika itu, pesawatnya sedang melaksanakan manuver ''vertikal'' (''menanjak lurus ke atas''), ''canopy'' (kaca penutup atas pilot)-nya terlepas dan mengenai ''[[elevator]]''. Penerbangnya Letkol Pnb Junianto "''Griffin''" S. Yogasara (''Thunder'' 53), berhasil ''eject'' dengan selamat. Dalam peristiwa ini Lettu Pnb R. Krisna Hertat (''Thunder'' 120) juga ''eject'' namun gugur karena faktor lainnya.{{Sfn|Saragih|2018|p=20-24}}
 
Pada 15 Desember 1993, pesawat dengan nomor seri TL-0414, yang dipiloti oleh Lettu Pnb [[Edi Komari|Edi "''Black Bird''" Komari (''Thunder'' 97)]] jatuh di [[Laut China Selatan]], pada Latihan Gabungan dengan [[TNI AL]]. Namun dalam peristiwa ini, penerbangnya berhasil ''eject'' dengan selamat.{{Sfn|Saragih|2018|p=20-24}}
Baris 213:
Pada 22 Juni 2000, pesawat A-4 dengan nomor seri TT-0405 mengalami ''[[Stall (penerbangan)|stall]]'' (kehilangan daya angkat ketika proses menanjak) dan masuk ke kondisi ''spiral dive'' (terbang berputar tak terkendali) dan jatuh di [[Laut Sulawesi]], penerbangnya Lettu Pnb. [[Albert L. Mare|Albert Ludwig Inosentus Mare (''Thunder 128'')]] dinyatakan gugur dalam tugas.{{Sfn|Winchester|2004|p=409}}
 
Sejak diberlakukannya [[Alur Laut Kepulauan Indonesia|Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI)]] pada tahun 2002, maka skadud ini juga turut serta dalam Operasi Pengamanan khususnya untuk ALKI II (melintasi [[Laut Sulawesi]], [[Selat Makassar]], [[Laut Flores]] dan [[Selat Lombok]]) dan ALKI III (melintasi [[Samudra Pasifik]], [[Laut Maluku]], [[Laut Seram]], [[Laut Banda]], [[Selat Ombai]], [[Laut Sawu]] dan [[SamudraSamudera Hindia]]). Pada tahun 2002, armada ini juga turut aktif dalam operasi pengamanan wilayah dari udara dengan nama sandi Operasi Oscar.{{Sfn|Group|2003|p=47 - 49}}
 
=== 2003 - sekarang ===
Baris 220:
== Komandan ==
{{col|2}}
----
'''dibawah Kendali Lanud Iswahyudi'''
----
# Letnan Udara [[Leo Wattimena]] (20 Maret 1957 - 12 April 1961){{Sfn|Group|2003|p=8 - 10}}{{Sfn|Group|2003|p=11 - 15}}⭐⭐
# Kapten Udara [[Roesman Noerjadin]] (12 April 1961 - 8 Agustus 1962){{Sfn|Sutisna|2002|p=13 - 17}}{{Sfn|Group|2003|p=11 - 15}}⭐⭐
Baris 232 ⟶ 235:
# Mayor Pnb. [[Donan Sunanto]] (1982 - 1986){{Sfn|Group|2003|p=88 - 89}}⭐
# Letkol Pnb. [[PA Lumintang]] (1986 - 1990){{Sfn|Group|2003|p=88 - 89}}
----
'''Likuidasi dibawah Jajaran Lanud Hassanudin'''
----
# Letkol Pnb. [[Teddy Sumarno]] (1990 - 1994){{Sfn|Group|2003|p=88 - 89}}⭐⭐
# Letkol Pnb. [[Yunianto S.Y.]] (1994){{Sfn|Group|2003|p=88 - 89}}⭐⭐
Baris 241 ⟶ 247:
# Letkol Pnb. [[Palito Sitorus|Palito Sitorus, S.Ip., M.M.]] (2005-2007)⭐
# Letkol Pnb. [[Moch. Untung Suropati|Moch. Untung Suropati, S.E.]] (2012)⭐
# Letkol Pnb. [[Dedy S.Ilham Suryanto Salam|Dedy Ilham S.Suryanto Salam, S.Sos.]] (2012)⭐
# Letkol Pnb. [[WidyargoAndi IkoputraKustoro]] (20082006-20092008)⭐
# Letkol Pnb. [[MohamadWidyargo Tony Harjono|Toni HarjonoIkoputra]] (2008-2009-2012)⭐⭐
# Letkol Pnb. [[Mohamad Tonny Harjono|Tonny Harjono]] (2009-2012)⭐⭐⭐⭐
# Letkol Pnb. [[Dedy S. Salam]] (2012-2014)
# Letkol Pnb. [[David Y. Tamboto]] (2014-2015)
Baris 250 ⟶ 257:
# Letkol Pnb. [[Anton Pallaguna]] (18 Oktober 2017 - 06 Februari 2019)<ref name=":0" /><ref name=":1" />
# Letkol Pnb. [[Wanda Surijohansyah]] (06 Februari 2019 - 2020)<ref name=":1">{{Cite web|url=https://tni-au.mil.id/letkol-pnb-wanda-russell-surijohansyah-jabat-komandan-skadron-udara-11/|title=Letkol Pnb Wanda “Russell” Surijohansyah Jabat Komandan Skadron Udara 11|last=Lanud Sultan Hasanuddin|first=Penerangan|date=6 Februari 2019|website=TNI Angkatan Udara|language=id-ID|access-date=1 Januari 2020}}</ref>
# Letkol Pnb [[I Gusti Ngurah Sorga]] (28 Februari 2020 - Sekarang21 Juni 2021)
# Letkol Pnb [[Bambang Baskoro Adi]] (21 Juni 2021 - 18 November 2022)
# Letkol Pnb [[Setyo Budi Pulungan]] (18 November 2022 - Sekarang)
{{end-col}}
 
Baris 270 ⟶ 279:
# {{Cite book|title=Kepak Sayap Skadron Udara 14 "1962-2002" : Tentara Langit, Pahlawan Hati|last=Sutisna|first=Yuyu|publisher=Dinas Penerangan TNI AU|year=2002|location=Jakarta}}
# {{Cite book|title=Buku Monumen TNI Angkatan Udara (Revisi I)|last=Tarigan, Dra, Kolonel Sus, M.Si.|first=Lisa|publisher=Subdisjarah Dispenau|year=2015|location=Jakarta}}
# {{Cite book|title=Douglas A-4 Skyhawk: Attack & Close-Support Fighter Bomber|url=https://archive.org/details/a4skyhawkheinema0000winc|last=Winchester|first=Jim|publisher=Pen and Sword|year=2004|isbn=9781844150854|location=|pages=|url-status=live}}
 
== Baca juga ==