Artha Graha Network: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Mengembalikan suntingan oleh 36.85.3.242 (bicara) ke revisi terakhir oleh 118.97.91.229 Tag: Pengembalian |
|||
(50 revisi perantara oleh 34 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{peacock}}
{{Infobox_Company |
company_name = Artha Graha Network|
company_logo = AG Network.png|
company_type = Kelompok usaha|
former_name = |
company_slogan = |
foundation =
founder = [[Tomy Winata]]<br>[[Yayasan Kartika Eka Paksi]]|
location = [[Gedung Artha Graha]] Lt. 10<br>[[Jalan Jenderal Sudirman (Jakarta)|Jl. Jend. Sudirman]] Kav. 52-53<br>[[Jakarta]], [[Indonesia]]|
Baris 13 ⟶ 14:
homepage = {{URL|https://arthagraha.net/}}
}}
'''Artha Graha Network''' (disingkat '''AG Network'''), atau sering juga disebut '''[[Artha Graha Group]]''', adalah salah satu [[konglomerat|konglomerasi]] atau kelompok bisnis (grup) di [[Indonesia]]. Kelompok yang dirintis oleh [[Tomy Winata]] dan yayasan [[ABRI]] (dibantu juga oleh rekan Tomy, [[Sugianto Kusuma]]) ini dianggap sebagai salah satu konglomerasi besar di Indonesia, dengan lingkup bisnis melingkupi properti, keuangan, [[agroindustri]], perhotelan, [[pertambangan]], media & hiburan, [[retail]], IT & telekomunikasi dan lainnya.
==Sejarah==
Kelompok ini bermula dari sebuah [[bank]] yang bernama [[Bank Artha Graha]] (bedakan dari [[Bank Artha Graha Internasional]] yang baru, karena bank ini dahulu bernama Bank Interpacific). Bank Artha Graha awalnya bernama Bank Propelat yang dimiliki oleh salah satu [[yayasan]] [[ABRI]], yaitu [[Yayasan Siliwangi]] di [[Jawa Barat]].
Kelompok ini bermula dari sebuah [[bank]] yang bernama [[Bank Artha Graha]] (bedakan dari [[Bank Artha Graha Internasional]] yang baru, karena bank ini dahulu bernama Bank Interpacific). Bank Artha Graha awalnya bernama Bank Propelat yang dimiliki oleh salah satu [[yayasan]] [[ABRI]], yaitu [[Yayasan Siliwangi]] di [[Jawa Barat]]. Pada tahun 1986, Bank Propelat mengalami kesulitan keuangan dan hampir saja ditutup oleh [[Daftar Menteri Keuangan Indonesia|Menkeu]] [[Radius Prawiro]]. Menghadapi kesulitan ini, ABRI kemudian meminta bantuan seorang pengusaha [[Tionghoa]] dari [[Pontianak]], bernama Tomy Winata. Kebetulan, beberapa petinggi ABRI (khususnya [[Angkatan Darat]]) seperti [[TB Silalahi]] dan [[Edi Sudradjat]] mengenal pengusaha muda ini, yang awalnya hanya sebagai kontraktor dan penyuplai berbagai kebutuhan AD di [[Kalimantan Barat]]. Tomy kemudian menyetujui hal tersebut, dan pada 1989 Tomy dengan dana bantuan dari rekannya, yaitu Sugianto Kusuma (Aguan) (yang ia kenal setelah pindah ke [[Jakarta]] pada tahun 1983)<ref>[http://gosipnya.blogspot.com/2012/12/tommy-winata.html Tomy Winata]</ref> mengakuisisi dan menyehatkan bank ini. Tomy dan Aguan mendapatkan 60% saham, sedangkan yayasan lain yang juga di bawah ABRI, yaitu [[Yayasan Kartika Eka Paksi]] (YKEP) mendapat 40% sisanya. Uang tersebut semuanya dari kocek Tomy sedangkan ABRI tidak mengeluarkan uang satu sen pun. Pada 16 Mei 1989, Bank Propelat kemudian berganti nama menjadi Bank Artha Graha, dan dibawah kendali Tomy, bank tersebut menjadi sehat dan mulai berekspansi ke berbagai bidang dan daerah.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=ZgYoAAAAMAAJ&q=bank+artha+graha++16+mei+1989&dq=bank+artha+graha++16+mei+1989&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwj4_6OcxvLuAhUUjuYKHRsJAq0Q6AEwAHoECAMQAg Warta ekonomi: mingguan berita ekonomi & bisnis, Volume 4,Masalah 23-3]</ref> Nama Artha Graha berarti ''rumah uang'',<Ref>[https://books.google.co.id/books?id=TTI9QUfBmU4C&q=bank+artha+graha+rumah+uang&dq=bank+artha+graha+rumah+uang&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjbpJDqxvLuAhWg7HMBHWR2DxQQ6AEwAHoECAIQAg Yudhagama, Masalah 46]</ref> yang kemungkinan diambil Tomy dari nama orang tua angkatnya di [[Sukabumi]] bernama Bisri '''Arta'''winata.<Ref>[https://tirto.id/sejarah-persinggungan-tommy-winata-dengan-tentara-ee2a Sejarah Persinggungan Tommy Winata dengan Tentara]</ref>▼
▲
Sejak saat itu, bisnis Tomy-ABRI ini terus berjalan dengan baik dan berbuah manis. Tomy tidak lagi berkontak dengan prajurit AD dalam proyek ABRI, namun kemudian langsung berkongsi dengan yayasannya dalam sejumlah proyek besar. Dengan sokongan dari Edi Sudradjat dan TB Silalahi, yang keduanya merupakan petinggi ABRI-AD pada masa itu, Tomy kemudian mengembangkan bisnisnya ke bidang properti. Awalnya, bisnisnya di bidang ini bermula ketika di awal 1990-an, ketika Artha Graha terlibat dalam pengambilalihan sebuah perusahaan [[BUMN]] bernama [[Jakarta International Hotels & Development]] (JIHD) yang mengelola [[Hotel Borobudur Jakarta]]. Selanjutnya, Artha Graha berekspansi membangun penginapan mewah di [[Bali]] dan [[Pulau Matahari]], [[Kepulauan Seribu]]. Namun, yang paling mengejutkan adalah pada Februari 1992,<Ref>[https://books.google.co.id/books?id=TaW2AAAAIAAJ&q=PT+Jakarta+International+Hotel+Development+danayasa+1991&dq=PT+Jakarta+International+Hotel+Development+danayasa+1991&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjK9Mq-yvLuAhWDgUsFHUn7CD4Q6AEwAnoECAEQAg World Markets in]</ref> ketika JIHD mengakuisisi sebuah perusahaan yang bernama [[Danayasa Arthatama]] yang melakukan pembangunan [[Sudirman Central Business District]] (SCBD) di Jakarta. Pada akhir 1990-an proyek tersebut berhasil mendapatkan kesuksesan dengan berhasil dibangunnya sejumlah gedung [[pencakar langit]] yang ada sampai sekarang, seperti gedung [[Bursa Efek Jakarta]], Plaza [[Bapindo]], [[Gedung Artha Graha]], hotel-hotel dan apartemen mewah dan lainnya. Proyek ini memakan [[Dolar AS|US$]] 3,25 miliar dan dilakukan di 40 hektar lahan, dan dalam pendanaannya Tomy menggandeng [[Taspen]] dan [[Danareksa]] untuk berinvestasi di bisnis barunya.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=RdxDDwAAQBAJ&pg=PA348&dq=artha+graha+SCBD+ABRI&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiM5u-jyPLuAhXxjuYKHaddAoIQ6AEwAXoECAYQAg#v=onepage&q=artha%20graha%20SCBD%20ABRI&f=false Kekuatan-Kekuatan Politik Indonesia]</ref><Ref>[https://books.google.co.id/books?id=6-HUDwAAQBAJ&pg=PA16&dq=bank+artha+graha+tomy+1989&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwib6sTFw_LuAhVEfH0KHaBsA8wQ6AEwA3oECAYQAg#v=onepage&q=bank%20artha%20graha%20tomy%201989&f=false Investigasi - "Mafia Bisnis" Tommy Winata]</ref> ▼
▲Sejak saat itu, bisnis Tomy-ABRI ini terus berjalan dengan baik dan berbuah manis. Tomy tidak lagi berkontak dengan prajurit AD dalam proyek ABRI,
Bisnis Tomy, yang awalnya hanya sebatas properti dan bank, kemudian menggurita ke berbagai bidang. Di bidang [[asuransi]], ia mengakuisisi [[Artha Graha Insurance|Asuransi Tjahjana]] dan mengubah namanya menjadi Artha Graha General Insurance.<Ref>[https://www.aggi.co.id/id/aboutus Lebih Dari 20 Tahun of Dedikasi..]</ref> Di bidang telekomunikasi, Artha Graha punya saham di PT Danatel Pratama, PT Artha Graha Telekomindo dan [[Satelindo]] (lewat PT [[Bimagraha Telekomindo]]),<ref>[https://mediacom.co.id/files/tinymce_files/Prospektus/EN/EN-9.pdf Prospektus Bimantara Citra 1995]</ref> di bidang [[perikanan]] ada PT Tingsheen Bande Sejahtera, dan di bidang industri [[elektronik]] Artha Graha mengambil alih bisnis yang dulu pernah ditangani rekan Tomy, Aguan dalam produksi dan manufaktur terutama [[televisi]] [[Sony]].<ref>[https://books.google.co.id/books?id=jakTAQAAMAAJ&q=amcol+sony+sugianto&dq=amcol+sony+sugianto&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiCpISmzfLuAhUJSX0KHZShC1EQ6AEwAXoECAIQAg Warta ekonomi: mingguan berita ekonomi & bisnis, Volume 11,Masalah 46-52]</ref> Perusahaan-perusahaan elektronika itu kemudian disatukan dalam PT Artha Graha Investama Sentral (kemudian setelah dijual ke [[Bhakti Investama]] menjadi PT [[Agis]] Tbk, lalu terakhir menjadi PT Sigmagold)<ref>[https://www.cnbcindonesia.com/market/20191107140741-17-113463/dari-mnc-hingga-dapen-bni-ini-jejak-pemegang-saham-tmpi Dari MNC hingga Dapen BNI, Ini Jejak Pemegang Saham TMPI]</ref> yang mencatatkan sahamnya di [[Bursa Efek Jakarta]].<Ref>[https://books.google.co.id/books?id=ZRHkAAAAMAAJ&q=PT+Artha+Citra+Gallery+,+PT+Artha+Graha+Wahana+,+and+PT+Mahameru+...&dq=PT+Artha+Citra+Gallery+,+PT+Artha+Graha+Wahana+,+and+PT+Mahameru+...&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjD8dSMzfLuAhUOgdgFHSGzDmYQ6AEwAHoECAQQAg Indonesian Capital Market Directory]</reF><ref>[https://books.google.co.id/books?id=jakTAQAAMAAJ&q=amcol+sony+sugianto&dq=amcol+sony+sugianto&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiCpISmzfLuAhUJSX0KHZShC1EQ6AEwAXoECAIQAg Tempo, Volume 28,Masalah 17-18]</ref> Lalu, di bidang [[penerbangan]] bisnis Artha Graha terlihat pada sebuah maskapai bernama [[Transwisata Prima Aviation]], [[media massa]] dengan menerbitkan [[majalah]] ekonomi ''[[Pilar]]''<ref>[https://books.google.co.id/books?id=HLUVAQAAMAAJ&q=pilar+artha+graha&dq=pilar+artha+graha&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwialp-WzvLuAhUBVH0KHSg3D1wQ6AEwA3oECAMQAg Indonesian Commercial Newsletter, Volume 30,Masalah 403-410]</ref> dan berbagai bidang lain seperti konstruksi.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=lEGrOWWEvswC&pg=PA152&dq=Danatel+Pratama.&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwj6nbiPzPLuAhVr7XMBHZhMCQcQ6AEwAnoECAUQAg#v=onepage&q=Danatel%20Pratama.&f=false Tokoh-tokoh etnis Tionghoa di Indonesia]</ref> Totalnya, perusahaan di bawah ''holding'' Artha Graha saat itu mencapai 40 perusahaan.<ref>[https://tirto.id/sejarah-persinggungan-tommy-winata-dengan-tentara-ee2a Sejarah Persinggungan Tommy Winata dengan Tentara]</ref> Tidak hanya memiliki Bank Artha Graha, Tomy kemudian juga membeli dua bank lain: pada tahun 1997 membeli Bank Arta Prima (kemudian menjadi [[Bank Arta Pratama]], dan dimerger dengan Bank Artha Graha miliknya) dan selanjutnya mengakuisisi Bank Interpacific di tahun 2003, yang lalu berganti namanya menjadi Bank Artha Graha Internasional setelah merger dengan Bank Artha Graha yang lama melalui peleburan terbalik (reverse merger).<ref>[https://majalah.tempo.co/read/investigasi/95645/sebuah-bank-termurah-di-dunia Sebuah Bank Termurah Dunia]</ref><Ref>[http://encyclopedia.jakarta-tourism.go.id/post/tommy-winata-alias-oe-suat-hong--tokoh?lang=id Tommy Winata Alias Oe Suat Hong, Tokoh]</ref> Selain itu, ada juga persinggungan kelompok ini dengan raksasa properti [[Agung Sedayu Group]] yang dimiliki oleh Aguan, rekan Tomy. Walaupun keduanya tidak menjadi satu grup, namun bekerjasama dalam beberapa kesempatan.▼
▲Bisnis Tomy, yang awalnya hanya sebatas properti dan bank, kemudian menggurita ke berbagai bidang. Di bidang [[asuransi]], ia mengakuisisi [[Artha Graha Insurance|Asuransi Tjahjana]] dan mengubah namanya menjadi Artha Graha General Insurance.<
Seakan tidak terpengaruh dengan krisis ekonomi dan perubahan politik di Indonesia pasca 1998, Tomy dan kelompok Artha Grahanya terus berekspansi. Misalnya, Artha Graha pernah menjadi agen tunggal pemegang merek [[Kia]] (PT Kia Mobil Indonesia)<ref>[https://books.google.co.id/books?id=zayNAAAAMAAJ&q=PT+Kia+Mobil+Indonesia+artha+graha&dq=PT+Kia+Mobil+Indonesia+artha+graha&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwihx86in6HvAhWfIbcAHTolA8YQ6AEwAHoECAIQAg Kembar siam penguasa politik dan ekonomi Indonesia: investigasi korupsi sistemik bagi aktivis dan wartawan]</ref> dan berencana membangun tambang [[marmer]], jalan raya dan perkebunan [[kelapa sawit]] di [[Morowali]], [[Sulawesi Tengah]].<ref>[https://books.google.co.id/books?id=XbhwAAAAMAAJ&q=artha+graha+morowali&dq=artha+graha+morowali&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiug_2zo6HvAhVT7HMBHcP6BRoQ6AEwAHoECAIQAg Suara dari Poso: kerusuhan, konflik, dan resolusi]</ref><reF>[https://books.google.co.id/books?hl=id&id=T3iJAAAAMAAJ&dq=artha+graha+morowali&focus=searchwithinvolume&q=artha Menelusuri akar otoritarianisme di Indonesia]</ref> Sejak 2005, lewat sejumlah [[undang-undang]], praktis [[TNI]] tidak boleh lagi berbisnis sehingga seluruh saham yayasan mereka kemudian dilepaskan ke Tomy, menjadikannya seperti memiliki kendali penuh atas grup bisnis ini.<ref>[https://finance.detik.com/bursa-dan-valas/d-429917/yayasan-kartika-eka-paksi-jual-sahamnya-di-bank-artha-graha Yayasan Kartika Eka Paksi Jual Sahamnya di Bank Artha Graha]</ref> Namun, Tomy masih memegang erat hubungan dengan sejumlah jenderal TNI yang dulu pernah berkongsi dengannya dalam grup ini, seperti mantan [[Panglima TNI]] [[Gatot Nurmantyo]]<Ref>[https://independensi.com/2018/04/02/gatot-nurmantyo-persahabatan-saya-dengan-tomy-winata-melebihi-yang-lain/ Gatot Nurmantyo: Persahabatan Saya dengan Tomy Winata Melebihi yang Lain]</ref> dan [[Kiki Syahnakri]] yang menjadi pejabat penting di beberapa perusahaan Artha Graha Network, seperti menjadi [[Presiden]] [[Komisaris]] Bank Artha Graha Internasional.<ref>[http://www.arthagraha.com/dewan-komisaris Dewan Komisaris]</ref> Pada tahun 2006, Tomy dengan AG Network dikabarkan terjun dalam bisnis [[padi]] hibrida dengan menggandeng perusahaan asal [[Tiongkok]] bernama Guo Hao Seed Industry Co Ltd. untuk mengembangkan varietas padi dari negeri Tirai Bambu itu di Indonesia.<ref>[https://economy.okezone.com/read/2008/01/26/19/78349/liku-liku-penangkaran-benih Liku-Liku Penangkaran Benih]</ref> Tomy juga pernah berusaha berperan dalam pembangunan [[Jembatan Selat Sunda]]<Ref>[http://encyclopedia.jakarta-tourism.go.id/post/tommy-winata-alias-oe-suat-hong--tokoh?lang=id Tommy Winata Alias Oe Suat Hong, Tokoh]</ref> dan reklamasi [[Teluk Benoa]] di [[Bali]] yang cukup kontroversial (walaupun kedua proyek raksasa ini tidak berhasil dimulai).<ref>[https://ekonomi.bisnis.com/read/20130903/107/160564/artha-graha-reklamasi-teluk-benoa-rp30-triliun Artha Graha Reklamasi Teluk Benoa Rp30 Triliun]</ref>▼
▲Seakan tidak terpengaruh dengan krisis ekonomi dan perubahan politik di Indonesia pasca 1998, Tomy dan kelompok Artha Grahanya terus berekspansi. Misalnya, Artha Graha pernah menjadi agen tunggal pemegang merek [[Kia]] (PT Kia Mobil Indonesia)<ref>[https://books.google.co.id/books?id=zayNAAAAMAAJ&q=PT+Kia+Mobil+Indonesia+artha+graha&dq=PT+Kia+Mobil+Indonesia+artha+graha&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwihx86in6HvAhWfIbcAHTolA8YQ6AEwAHoECAIQAg Kembar siam penguasa politik dan ekonomi Indonesia: investigasi korupsi sistemik bagi aktivis dan wartawan]</ref> dan berencana membangun tambang [[marmer]], jalan raya dan perkebunan [[kelapa sawit]] di [[Morowali]], [[Sulawesi Tengah]].<ref>[https://books.google.co.id/books?id=XbhwAAAAMAAJ&q=artha+graha+morowali&dq=artha+graha+morowali&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiug_2zo6HvAhVT7HMBHcP6BRoQ6AEwAHoECAIQAg Suara dari Poso: kerusuhan, konflik, dan resolusi]</ref><
==Unit usaha==
=== Saat ini ===
*
*
*
* PT Artha Graha Telekomindo
* PT [[Danayasa Arthatama]]▼
* PT Pasifik Agro Sentosa
* PT Danatel Pratama
*
* PT Multiagro Pangan Lestari
* PT [[Makmur Elok Graha]]
* PT Sumber Agro Semesta
* UAF Jaminan Kredit
* Berbagai properti di seluruh Indonesia, seperti [[Pacific Place]], [[Menara Global]], [[
* PT Tirta Wahana Bali Internasional
* PT Qoin Digital Indonesia
Dan masih banyak lagi.
▲* PT [[JAKTV|Danapati Abinaya Investama]]
==Artha Graha Peduli==
Kelompok Artha Graha juga memiliki sebuah [[yayasan]] sosial sebagai perwujudan [[CSR]] (''corporate social responsibility'') dari kelompok bisnis ini. Yayasan yang dikenal dengan nama '''Artha Graha Peduli''' ini bergerak dalam berbagai bidang sosial dan pelestarian lingkungan. Pilar-pilar dari yayasan ini adalah bantuan dalam penanggulangan bencana, pelestarian lingkungan, sosial, penguatan masyarakat dan keamanan. Bersama kerjasama dengan lembaga seperti [[BNPB]], [[Badan Narkotika Nasional]], [[Taman Safari Indonesia]], [[TNI]] dan lembaga lainnya,
{{Cite web |url=https://arthagrahapeduli.org/profile/ |title=PRofile </ Walaupun Tomy banyak dianggap sebagai pengusaha yang memang tekun dan ulet membangun bisnisnya sejak usia muda, namun banyak juga yang menganggap bahwa bisnis Tomy ini lebih banyak merupakan hasil [[kolusi]] dengan kekuatan [[militer]] di Indonesia. Kejayaan Tomy ini dianggap tidak jauh berbeda dengan [[Soeharto]]-[[Sudono Salim]]/[[Bob Hasan]] yang sama-sama membangun kerajaan bisnisnya dari bantuan militer.<
Selain itu, tingkah bisnis Tomy juga
▲==Kontroversi Artha Graha==
▲Walaupun Tomy banyak dianggap sebagai pengusaha yang memang tekun dan ulet membangun bisnisnya sejak usia muda, namun banyak juga yang menganggap bahwa bisnis Tomy ini lebih banyak merupakan hasil [[kolusi]] dengan kekuatan [[militer]] di Indonesia. Kejayaan Tomy ini dianggap tidak jauh berbeda dengan [[Soeharto]]-[[Sudono Salim]]/[[Bob Hasan]] yang sama-sama membangun kerajaan bisnisnya dari bantuan militer.<Ref>[https://majalah.tempo.co/read/investigasi/95047/anatomi-kolusi-pengusaha-militer Anatomi Kolusi Pengusaha-Militer]</ref> Selain itu, Tomy dan kerajaan bisnisnya ini, sering ditimpa rumor tidak sedap. Pada akhir 1990-an, Tomy dikabarkan dengan sejumlah pengusaha (yang dikenal dengan nama 9 [[naga]]) berperan besar dalam bisnis haram seperti [[perjudian]], [[narkoba]], [[prostitusi]] dan lain-lain yang sudah mendunia. Bahkan, pada [[2000]], yang "menunjuk" bahwa Tomy terlibat dalam bisnis perjudian ini adalah [[presiden Indonesia|Presiden]] [[Abdurrahman Wahid]] (Gus Dur) yang menuduhnya membangun pusat judi di Kepulauan Seribu.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=8RNYAAAAMAAJ&q=amcol+sony+sugianto&dq=amcol+sony+sugianto&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiCpISmzfLuAhUJSX0KHZShC1EQ6AEwAHoECAMQAg Warta ekonomi: mingguan berita ekonomi & bisnis, Volume 11,Masalah 46-52]</ref> Walaupun demikian, memang sampai sekarang tidak ada bukti nyata bahwa hal-hal yang dituduhkan itu 100% benar. Juga, Tomy selalu membantah rumor tersebut dan menyatakan ketidaktahuannya akan "9 naga" tersebut, misalnya ketika [[surat kabar]] [[Australia]] ''[[The Age]]'' melaporkan hal tersebut pada 2011.<ref>[https://news.detik.com/berita/d-1591662/tomy-winata-saya-bingung-dengan-istilah-9-naga Tomy Winata: Saya Bingung dengan Istilah 9 Naga]</ref> Dalam wawancara dengan [[wartawan]] senior [[Karni Ilyas]], Tomy menyatakan walaupun ia dituduh sebagai [[mafia]], ia menikmati saja karena dengan hal itu berarti ia diperhitungkan di masyarakat.<ref>[https://www.harianaceh.co.id/2020/09/30/karni-ilyas-wawancarai-tommy-winata-bahas-rumor-mafia-bos-narkoba-dan-bisnis-haram/ Karni Ilyas Wawancarai Tommy Winata Bahas Rumor Mafia, Bos Narkoba dan Bisnis Haram]</ref><ref>[https://tokoh.id/biografi/2-direktori/bos-grup-artha-graha/ Bos Grup Artha Graha]</ref><Ref>[http://gosipnya.blogspot.com/2012/12/tommy-winata.html http://gosipnya.blogspot.com/2012/12/tommy-winata.html]</ref>
Memasuki tahun 2003, Tomy diberitakan oleh majalah ''[[Tempo (majalah)|Tempo]]'' bahwa ia seperti berada di belakang kebakaran [[Pasar Tanah Abang]] pada 2003, karena ia sudah mengajukan proposal renovasi pasar itu sebelum terjadinya kebakaran.<ref>[https://majalah.tempo.co/read/nasional/85648/ada-tomy-di-tenabang ADA TOMY DI 'TENABANG']</ref><ref>[https://books.google.co.id/books?id=HPtkAAAAMAAJ&q=tomy+tanah+abang&dq=tomy+tanah+abang&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwj0r5e95_LuAhXS8HMBHfBSBy0Q6AEwAHoECAMQAg Setengah abad pergulatan etika pers]</ref> Laporan yang ditulis oleh wartawan [[Bambang Harymurti]], Ahmad Taufik dan Teuku Iskandar Ali ini menimbulkan kontroversi dan Tomy sempat mempidanakan wartawan ''Tempo'' atas pencemaran nama baik.<ref>[https://www.hukumonline.com/berita/baca/hol9099/ini-dia-saksisaksi-kasus-pidana-tomy-winata-vs-tempo/ Ini Dia, Saksi-Saksi Kasus Pidana Tomy Winata vs Tempo]</ref><ref>[https://news.detik.com/berita/d-181415/wartawan-tempo-dituntut-2-tahun Wartawan Tempo Dituntut 2 Tahun]</ref> Menurut [[aktivis]] [[George Junus Aditjondro]] juga, bahwa Artha Graha (dan Tomy) sebenarnya pada 2004 dibekingi oleh presiden SBY dan pada saat itu berusaha mencari untung dalam rekonstruksi pasca [[Gempa bumi dan tsunami Samudra Hindia 2004|gempa bumi di Aceh]] 2004 dan [[gempa bumi Sumatra 2005|gempa bumi Nias 2005]].<ref>[https://books.google.co.id/books?id=yofXCqhGW_8C&dq=korupsi+kepresidenan&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjzlN3B6vLuAhUEIbcAHagKAAAQ6AEwAHoECAYQAg Korupsi kepresidenan: reproduksi oligarki berkaki tiga : istana, tangsi, dan partai penguasa]</ref> Di tahun akhir 2000-an juga, ia dituduh melanggar hak [[masyarakat adat]] [[Papua]] lewat PT Kurnia Tama Sejahtera yang melakukan [[pembalakan liar]] di [[hutan]]-hutan Papua namun tidak memberi ganti rugi yang cukup.<ref>
▲Selain itu, tingkah bisnis Tomy juga seringkali menimbulkan kontroversi. Misalnya, pada akhir 1990-an Tomy terlibat sengketa dengan Hartono Setyawan (yang dianggap sebagai [[mucikari]] besar). Bermula pada 1996 ketika Hartono hendak membangun [[resort]] bernama [[Planet Bali]], namun kemudian proyek itu disita oleh pengadilan (dan diduga dibantu oleh preman-preman dan aparat militer yang dekat dengan Tomy) akibat Hartono dianggap menunggak hutangnya ke bank Tomy, Bank Artha Graha. Dalam beberapa gugatan, Hartono kemudian bisa memenangkan haknya, namun kemudian sampai sekarang tidak terdengar lagi. Lalu pada 1997, ketika Artha Graha mengakuisisi Bank Arta Prima, pemegang saham awal (dari grup [[Gunung Agung]]) dituduh telah dipaksa menyerahkan banknya tersebut kepada Bank Indonesia dan Tomy telah mendapat bantuan dana senilai Rp 1 miliar dari [[Bank Indonesia]] dan diizinkan membeli bank tersebut dengan harga murah. Lalu, ketika membangun SCBD, Tomy dituduh oleh beberapa pihak yang menuduhnya mengambil lahan tanpa kompensasi yang memadai.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=6-HUDwAAQBAJ&pg=PA16&dq=bank+artha+graha+tomy+1989&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwib6sTFw_LuAhVEfH0KHaBsA8wQ6AEwA3oECAYQAg Investigasi - "Mafia Bisnis" Tommy Winata]</ref><ref>[https://books.google.co.id/books?id=Ex2VAAAAMAAJ&q=tomy+winata+gunung+agung&dq=tomy+winata+gunung+agung&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwj-l8fj3PLuAhXIAnIKHdAfD18Q6AEwBHoECAEQAg Pergulatan tanpa henti, Volume 3]</ref>
Di awal 2010-an, nama Artha Graha menjadi kontroversi kembali setelah berusaha melakukan [[reklamasi]] Teluk Benoa, Bali yang mendapat penolakan dari masyarakat Bali. Dalam proyek ini, anak perusahaan Artha Graha bernama PT Tirta Wahana Bali Internasional (TWBI) merencanakan akan membangun resor, hotel, mal dan fasilitas mewah dengan alasan bahwa pantai di Teluk Benoa sudah tidak bisa lagi menghasilkan ikan. Dalam proyek senilai Rp 30 triliun ini, pihak TWBI berjanji akan mengembalikan dan merevitalisasi kawasan ini menjadi lebih baik. Namun, proyek yang sudah mulai direncanakan sejak 2012 ini dianggap bisa merusak lingkungan Teluk Benoa, dan juga pesisir [[Lombok]] [[NTB]] yang menjadi sumber pasir bagi proyek reklamasi.<ref>[https://tirto.id/menguruk-benoa-bKUN Menguruk Benoa]</ref> Tomy Winata berpendapat, sudah seharusnya proyek ini didukung karena untuk pariwisata Bali, berbasis ''green project'' dan bahkan ia menuduh ada "[[konspirasi]]" negara asing untuk menghambat kemajuan Bali.<
▲Memasuki tahun 2003, Tomy diberitakan oleh majalah ''[[Tempo (majalah)|Tempo]]'' bahwa ia seperti berada di belakang kebakaran [[Pasar Tanah Abang]] pada 2003, karena ia sudah mengajukan proposal renovasi pasar itu sebelum terjadinya kebakaran.<ref>[https://majalah.tempo.co/read/nasional/85648/ada-tomy-di-tenabang ADA TOMY DI 'TENABANG']</ref><ref>[https://books.google.co.id/books?id=HPtkAAAAMAAJ&q=tomy+tanah+abang&dq=tomy+tanah+abang&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwj0r5e95_LuAhXS8HMBHfBSBy0Q6AEwAHoECAMQAg Setengah abad pergulatan etika pers]</ref> Laporan yang ditulis oleh wartawan [[Bambang Harymurti]], Ahmad Taufik dan Teuku Iskandar Ali ini menimbulkan kontroversi dan Tomy sempat mempidanakan wartawan ''Tempo'' atas pencemaran nama baik.<ref>[https://www.hukumonline.com/berita/baca/hol9099/ini-dia-saksisaksi-kasus-pidana-tomy-winata-vs-tempo/ Ini Dia, Saksi-Saksi Kasus Pidana Tomy Winata vs Tempo]</ref><ref>[https://news.detik.com/berita/d-181415/wartawan-tempo-dituntut-2-tahun Wartawan Tempo Dituntut 2 Tahun]</ref> Menurut [[aktivis]] [[George Junus Aditjondro]] juga, bahwa Artha Graha (dan Tomy) sebenarnya pada 2004 dibekingi oleh presiden SBY dan pada saat itu berusaha mencari untung dalam rekonstruksi pasca [[Gempa bumi dan tsunami Samudra Hindia 2004|gempa bumi di Aceh]] 2004 dan [[gempa bumi Sumatra 2005|gempa bumi Nias 2005]].<ref>[https://books.google.co.id/books?id=yofXCqhGW_8C&dq=korupsi+kepresidenan&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjzlN3B6vLuAhUEIbcAHagKAAAQ6AEwAHoECAYQAg Korupsi kepresidenan: reproduksi oligarki berkaki tiga : istana, tangsi, dan partai penguasa]</ref> Di tahun akhir 2000-an juga, ia dituduh melanggar hak [[masyarakat adat]] [[Papua]] lewat PT Kurnia Tama Sejahtera yang melakukan [[pembalakan liar]] di [[hutan]]-hutan Papua namun tidak memberi ganti rugi yang cukup.<ref>[https://pusaka.or.id/2014/11/seramnya-bisnis-pembalakan-kayu-arta-graha-di-teluk-wondama/ Seramnya Bisnis Pembalakan Kayu Arta Graha di Teluk Wondama]</ref>
Masalah sejenis dengan proyek Benoa kembali menghinggapi bisnis Tomy pada 2023, ketika pemerintah berusaha memuluskan proyek PSN di [[Pulau Rempang]], [[Kepulauan Riau]] seluas 16.583 ha. Proyek yang sudah dirintis sejak 2004 ini (saat itu berupa Kawasan Wisata Terpadu Eksklusif) belakangan berusaha dihidupkan kembali dengan bantuan investor dari RRC bernama Xinyi Grup yang akan membangun pabrik kaca, di bawah PT Makmur Elok Graha (MEG) dan proyek bernama Rempang Eco City. Ditargetkan PT MEG akan memperoleh hak konsesi pengelolaan selama 80 tahun, dengan membangun kawasan pemukiman, industri dan pariwisata terpadu. Adapun proyek sebelumnya kandas setelah rumor bahwa terjadi praktik korupsi dalam proyek KWTE.<ref>[https://www.bbc.com/indonesia/articles/c6pgejplzj4o Rempang Eco City: Peran Tomy Winata di balik proyek investasi China]</ref> Namun proyek tersebut menuai polemik karena dituduh tidak melibatkan dan terkesan menekan/memaksa warga lokal yang mengklaim dirinya sudah menempati Rempang sejak 1843. Upaya pemerintah menggusur dan memindahkan warga tersebut dengan ganti rugi rumah dan uang, tidak direspon positif, malahan justru memicu ketegangan antara masyarakat dan pemerintah.<ref>[https://www.bbc.com/indonesia/articles/c1djjmmkp53o Pulau Rempang: ‘Kami tidak akan pindah meski kami terkubur di situ’]</ref>
▲Di awal 2010-an, nama Artha Graha menjadi kontroversi kembali setelah berusaha melakukan [[reklamasi]] Teluk Benoa, Bali yang mendapat penolakan dari masyarakat Bali. Dalam proyek ini, anak perusahaan Artha Graha bernama PT Tirta Wahana Bali Internasional (TWBI) merencanakan akan membangun resor, hotel, mal dan fasilitas mewah dengan alasan bahwa pantai di Teluk Benoa sudah tidak bisa lagi menghasilkan ikan. Dalam proyek senilai Rp 30 triliun ini, pihak TWBI berjanji akan mengembalikan dan merevitalisasi kawasan ini menjadi lebih baik. Namun, proyek yang sudah mulai direncanakan sejak 2012 ini dianggap bisa merusak lingkungan Teluk Benoa, dan juga pesisir [[Lombok]] [[NTB]] yang menjadi sumber pasir bagi proyek reklamasi.<ref>[https://tirto.id/menguruk-benoa-bKUN Menguruk Benoa]</ref> Tomy Winata berpendapat, sudah seharusnya proyek ini didukung karena untuk pariwisata Bali, berbasis ''green project'' dan bahkan ia menuduh ada "[[konspirasi]]" negara asing untuk menghambat kemajuan Bali.<reF>[https://www.antaranews.com/berita/490409/tomy-winata-pertanyakan-motif-penolakan-revitalisasi-benoa Tomy Winata pertanyakan motif penolakan revitalisasi Benoa]</ref> Namun, pada akhirnya Tomy menyatakan ia siap jika proyek ini dimoratorium.<Ref>[http://metrobali.com/ini-komentar-taipan-tomy-winata-soal-penolakan-reklamasi-teluk-benoa/ Ini Komentar Taipan Tomy Winata Soal...]</reF> Sampai sekarang, walaupun [[Menteri Kelautan dan Perikanan]] (yang lama), [[Susi Pudjiastuti]] sudah menghentikan proyek ini, namun dari pemerintah sendiri belum ada keputusan yang tegas apakah proyek ini akan berhenti akan tidak, sehingga bisa dikatakan bahwa proyek ini mandek sampai sekarang.<ref>[https://tirto.id/reklamasi-teluk-benoa-susi-vs-luhut-jokowi-yang-gagal-bersikap-ejET Reklamasi Teluk Benoa: Susi Vs Luhut & Jokowi yang Gagal Bersikap]</ref><ref>[https://regional.kompas.com/read/2020/01/27/10533631/warga-kembali-demo-sebut-teluk-benoa-belum-aman-dari-ancaman-reklamasi Warga Kembali Demo, Sebut Teluk Benoa Belum Aman dari Ancaman Reklamasi]</ref>
==Lihat juga==
|