Semur jengkol: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
k mengoreksi ejaan |
||
(11 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 2:
{{copy edit|date=Oktober 2016}}
{{refimprove|date=Oktober 2016}}
'''Semur jengkol'''
== Etimologi ==
[[Semur]] berasal dari bahasa Belanda yaitu kata "Smoor" yang artinya masakan
== Sejarah dan asal mula ==
[[Jengkol]] merupakan tumbuhan asli daerah tropis di kawasan [[Asia Tenggara]]. Selain di [[Indonesia]], jengkol tumbuh di [[Malaysia]] dengan nama (jering/jiring), di [[Thailand]] (cha niang), sedangkan [[Myanmar]] (danyin), dan [[Nepal]] (dhinyindi).
Kegemaran masyarakat Nusantara mengkonsumsi jengkol sudah terjadi sejak lama. Wakil Gubernur Hindia Belanda, [[Thomas Stamford Raffles]], dalam [[The History of Java (1817)]], menyebutkan jengkol sebagai bahan makanan di daerah [[Jawa]], selain tumbuhan petai dan komlandingan (lamtoro).
[[Karel Heyne]],
Seperti penulis lainnya, [[Justus Karl Hasskarl]] menyebutkan bahwa kesenangan mengkonsumsi jengkol bisa mengakibatkan bisul dan penyakit kajengkolan (susah dan sakit ketika buang air kecil).
Dokter dan ilmuwan dari [[Belanda]], [[AG Vorderman]], memberikan sebuah keterangan tentang jengkol: “Bijinya, disamping banyak karbohidrat (Zetmeel) mengandung juga minyak atsiri, jika orang makan biji jengkol ini dapat menyebabkan keracunan, dapat menyebabkan hyperaemie ginjal atau pendarahan ginjal dan dapat menyebabkan pengurangan atau penghentian keluarnya air seni serta kejang kandung kemih (Blaaskrampen)
Menurut [[AG Vorderman]], di kota Bogor
Menurut [[Karel Heyne]], keterangan tersebut kurang tepat karena tujuan menanam biji jengkol yang sudah tua justru untuk mengurangi sifat-sifat biji jengkol yang merugikan. Sifat merugikan dari biji jengkol juga dapat berkurang dengan cara diolah menjadi keripik jengkol. Caranya: biji jengkol yang sudah tua direbus, dipukul palu hingga tipis, kemudian dijemur di bawah sinar matahari. Setelah itu digoreng dengan sedikit tambahan garam. “Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa cara tersebut akan mengurangi bahaya karena minyak atsirinya akan menguap sebagai akibat dari cara pengolahan
Olahan dari jengkol yang paling populer di suku [[Betawi]] adalah semur jengkol. Caranya biasanya sama seperti membuat keripik jengkol. Mengenai mengapa semur jengkol akhirnya menjadi kuliner khas suku [[Betawi]]. Karena dahulu, hampir di setiap kebun rumah penduduk [[Betawi]] pasti ditemukan jengkol. Jengkol menjadi bahan panganan lezat yang berharga murah, walaupun sekarang jengkol harganya sudah naik. Dengan demikian orang-orang Betawi lebih suka menggunakan jengkol, tahu, tempe sebagai bahan dasar semur daripada daging
== Variasi Semur Jengkol ==
Baris 40:
http://historia.id/modern/baunya-sejarah-jengkol
[[Kategori:Hidangan Betawi]]
|