Tradisi Suci: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k rv Tag: Pengembalian |
|||
(47 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
'''Tradisi Suci''' adalah istilah teologis yang digunakan sebagai sebutan bagi landasan kewenangan doktrinal dan spiritual [[Kekristenan]] maupun [[Alkitab]]. Istilah ini digunakan di
Umat Kristen percaya bahwa ajaran-ajaran [[Yesus Kristus]] dan [[Para rasul|rasul-rasulnya]] terlestarikan
Menurut [[teologi Ortodoks Timur|teologi Kristen Ortodoks Timur]], Tradisi Suci adalah wahyu Allah yang terilhamkan, dan merupakan ajaran [[
Menurut pemahaman [[teologi|teologis]] Gereja-Gereja tersebut, Kitab Suci adalah bagian tersurat dari tradisi yang lebih besar, yakni rekam penghayatan komunitas Gereja (sekalipun kadang-kadang lewat karya tulis pujangga-pujangga Gereja secara perorangan) akan [[Allah
== Pemakaian istilah ==
Istilah ''tradisi'' berasal dari kata kerja [[Latin]] ''tradere'' yang berarti "memindahtangankan, menyerahterimakan, atau mewariskan".<ref>{{Cite web|last=Hardon|first=John|date=12
== Sejarah ==
Salah satu contoh tertua penggunaan Tradisi Suci sebagai acuan teologis adalah tanggapan Kekristenan [[Orthodoksi|ortodoks]] purba terhadap [[Gnostisisme]], sebuah gerakan keagamaan yang menggunakan
== Gereja Ortodoks Timur ==
Menurut pemahaman Gereja Ortodoks Timur, hanya ada satu Tradisi, yakni Tradisi Gereja, yang mencakup Kitab Suci maupun ajaran Bapa-[[Bapa Gereja]]. Di dalam ''Surat Pertama kepada Serapion'', Atanasius mengimbau, "hendaklah kita memperhatikan tradisi, ajaran, dan iman Gereja katolik sejak semula, yang dikaruniakan (''edoken'') Sang Logos, diwartakan (''ekeriksan'') rasul-rasul, dan dilestarikan (''efilaksan'') Bapa-Bapa Gereja. Di atasnyalah Gereja didirikan (''tetemeliotai'')".<ref name="goarch">{{Cite web|url=https://www.goarch.org/-/tradition-in-the-orthodox-church|title=Tradition in the Orthodox Church - Theology - Greek Orthodox Archdiocese of America|website=www.goarch.org|access-date=5 Januari 2021}}</ref>
Bagi Gereja Ortodoks Timur, Tradisi Suci adalah khazanah iman yang dikaruniakan [[Yesus]] kepada [[para rasul]] dan diwariskan di dalam Gereja dari satu generasi ke generasi berikutnya tanpa ditambah-tambahi, diubah-ubah, maupun dikurang-kurangi. [[Vladimir Lossky]] menyifatkan tradisi sebagai "riwayat hidup Roh Kudus di dalam Gereja."<ref>"Tradition and Traditions", dalam Leonid Ouspensky dan Vladimir Lossky, ''The Meaning of Icons'', (Olten, Switzerland: Urs Graf-Verlag, 1952), 17, dalam edisi revisi (Crestwood, NY: St Vladimir's Seminary Press, 1982), 15.</ref> Tradisi Suci bersifat dinamis dalam hal penerapan tetapi tidak berubah dalam hal [[dogma]]. Tradisi Suci bertumbuh dalam hal ekspresi tetapi senantiasa sama dalam hal esensi. Umat Kristen Otrodoks Timur percaya bahwa Tradisi Suci adalah iman yang sekali dikaruniakan sebagaimana yang dipahami di dalam konteks sejarah yang dilalui. Tradisi Suci adalah karunia Roh Kudus, suatu pengalaman hidup, yang dihidupkan dan diperbaharui kembali seiring berjalannya waktu. Padri [[Georges Florovsky]] mengemukakan di dalam tulisannya sebagai berikut:
<blockquote>"Tradisi bukanlah prinsip berusaha memulihkan masa lampau, menggunakan masa lampau sebagai kriteria bagi masa kini. Konsep tradisi semacam ini ditolak sejarah itu sendiri dan ditolak kesadaran Gereja Ortodoks. Tradisi adalah keberdiaman konstan Sang Roh dan bukan sekadar ingatan akan kata-kata. Tradisi adalah peristiwa karismatis, bukan peristiwa historis". (Florovsky, Georges. "The Catholicity of the Church" dalam ''Bible, Church, Tradition'', hlm. 47)<ref name=goarch/></blockquote>
== Gereja Katolik ==
Gereja Katolik memandang Tradisi Suci dengan cara yang sama dengan Gereja Ortodoks Timur, yakni sebagai pewarisan iman apostolik yang sama. Meskipun demikian, ada perbedaan penting dengan pandangan Gereja Ortodoks Timur, yaitu Gereja Katolik berpendirian bahwa sekali iman itu dikaruniakan, pemahaman akan iman tersebut terus-menerus bertambah dalam dan matang seiring berjalannya waktu melalui karya [[Roh Kudus]] di dalam sejarah Gereja dan di dalam usaha umat Kristen untuk memahami iman tersebut, meskipun esensi dan substansinya tetap sama.<ref name=ppvi/> Selain itu, pemahaman akan iman dapat terus-menerus bertumbuh dan diperkaya pada masa-masa mendatang, bukan hanya melalui pengalaman mistik, melainkan juga melalui pengamalan ilmu [[filsafat]] dan ilmu [[teologi]] dengan tuntunan Roh Kudus, contohnya adalah para filsuf [[Skolastika]] seperti [[Thomas Aquinas|Santo Tomas Aquinas]], [[Duns Scotus]], dan [[William dari Ockham|Gulielmus Occamus]] pada [[Puncak Abad Pertengahan]]. Benih jamak digunakan sebagai metafora untuk menjelaskan pendirian ini. Benih itu sendiri tidak bercabang dan berdaun, tetapi begitu ditanam di tanah yang subur, lambat laun akan tumbuh dan berkembang menjadi sebatang pohon ek yang tinggi menjulang, tetapi sepanjang masa hidupnya pohon itu tetap merupakan jenis tumbuhan yang sama dengan benih yang dulu ditanam.
Di bidang teologi moral, [[Mark D. Jordan]] mengemukakan bahwa teks-teks Abad Pertengahan tampaknya tidak konsisten. Menurut beberapa pihak, sebelum abad ke-6, ajaran-ajaran Gereja mengenai moralitas tidak koheren.<ref name="Keenan">{{Cite book | url=https://books.google.com/books?id=KWbtc5XPMw0C&q=Giovanni+Cappelli+catholic&pg=PA45 | title=A History of Catholic Moral Theology in the Twentieth Century: From Confessing Sins to Liberating Consciences| isbn=9780826429292| last1=Keenan| first1=James F|page=45| date=2010-01-17}}</ref> Menurut John T. Noonan, "sejarah tidak memungkinkan suatu prinsip atau ajaran tak tersentuh, tiap-tiap penerapan prinsip tersebut pada suatu situasi akan mempengaruhi pemahaman kita akan prinsip tersebut."<ref name=Keenan/>
=== ''Dei Verbum'' ===
Ajaran [[Konsili Vatikan II]] mengenai Tradisi Suci, Kitab Suci, dan Magisterium tertuang dalam dokumen ''[[Dei verbum]]'' nomor 10:
{{quote|Tradisi Suci dan Kitab Suci merupakan satu perbendaharaan keramat sabda Allah yang dipercayakan kepada Gereja. Dengan berpegang teguh padanya seluruh Umat suci bersatu dengan para Gembala mereka dan tetap bertekun dalam ajaran para Rasul dan persekutuan, dalam pemecahan roti dan doa-doa (lih. {{Alkitab|Kisah Para Rasul 2:24|Kis. 2:42}}). Dengan demikian dalam mempertahankan, melaksanakan dan mengakui iman yang diturunkan itu timbullah kerukunan yang khas antara para Uskup dan kaum beriman.
Adapun tugas untuk menafsirkan secara otentik sabda Allah yang tertulis atau diturunkan itu dipercayakan hanya kepada Wewenang Mengajar Gereja yang hidup, yang kewibawaannya dilaksanakan atas nama Yesus Kristus. Wewenang Mengajar itu tidak berada di atas sabda Allah, melainkan melayaninya, yakni dengan hanya mengajarkan apa yang diturunkan saja, sejauh sabda itu, karena perintah ilahi dan dengan bantuan Roh Kudus, didengarkannya dengan khidmat, dipeliharanya dengan suci dan diterangkannya dengan setia; dan itu semua diambilnya dari satu perbendaharaan iman itu, yang diajukannya untuk diimani sebagai hal-hal yang diwahyukan oleh Allah.
Maka jelaslah Tradisi suci, Kitab Suci dan Wewenang Mengajar Gereja, menurut rencana Allah yang Mahabijaksana, saling berhubungan dan berpadu sedemikian rupa, sehingga yang satu tidak dapat ada tanpa kedua lainnya, dan semuanya bersama-sama, masing-masing dengan caranya sendiri, di bawah gerakan satu Roh Kudus, membantu secara berdaya guna bagi keselamatan jiwa-jiwa. —(''[[Dei verbum]]'', No. 10)}}
Jadi seluruh ajaran Gereja Katolik bersumber dari Tradisi Suci dan Kitab Suci, atau dari tafsir Tradisi Suci dan Kitab Suci yang dihasilkan Magisterium. Kedua sumber tersebut, yakni Tradisi Suci dan Kitab Suci, dipandang dan diperlakukan sebagai satu sumber tunggal Wahyu Allah, yang mencakup perbuatan-perbuatan Allah maupun perkataan-perkataan Allah:
{{quote|Tata perwahyuan itu terlaksana melalui perbuatan dan perkataan yang amat erat terjalin, sehingga karya, yang dilaksanakan oleh Allah dalam sejarah keselamatan, memperlihatkan dan meneguhkan ajaran serta kenyataan-kenyataan yang diungkapkan dengan kata-kata, sedangkan kata-kata menyiarkan karya-karya dan menerangkan rahasia yang tercantum di dalamnya. —(''[[Dei verbum]]'', No. 2)}}
[[Magisterium]] berperan memutuskan berdasarkan kewenangannya kebenaran-kebenaran apa saja yang merupakan bagian dari Tradisi Suci.
== Denominasi-denominasi Protestan ==
== Lihat pula ==▼
Kebanyakan denominasi Protestan mengklaim bahwa Alkitab sajalah satu-satunya sumber doktrin Kristen. Pendirian ini tidak memungkiri bahwa Yesus maupun para rasul berkhotbah secara langsung, bahwa kisah-kisah dan ajaran-ajaran mereka diwariskan secara lisan pada masa-masa awal sejarah Kekristenan, maupun bahwa kebenaran juga ada di luar Alkitab. Meskipun demikian, bagi umat Kristen penganut ajaran ''[[sola scriptura]]'' sekarang ini, ajaran-ajaran tersebut terlestarikan di dalam Alkitab sebagai satu-satunya medium yang diwahyukan. Karena umat Kristen penganut ajaran ''sola scriptura'' berpandangan bahwa bentuk-bentuk lain dari tradisi tidak eksis dalam bentuk tetap yang terus-menerus diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya dan tidak dapat dirujuk atau dikutip dalam bentuknya yang murni, maka menurut mereka tidak ada cara untuk memastikan bagian mana dari "tradisi" yang autentik dan bagian mana yang tidak autentik.<ref>{{Cite web |url=http://vintage.aomin.org/SANTRAN.html |title=White, James. "Does The Bible Teach Sola Scriptura?", Alpha & Omega Ministeries |access-date=2021-03-26 |archive-date=2017-06-15 |archive-url=https://web.archive.org/web/20170615114648/http://vintage.aomin.org/SANTRAN.html |dead-url=yes }}</ref>
Para sarjana Alkitab seperti [[Craig A. Evans]], [[James A. Sanders]],<ref>{{Cite web|last1=Evans|first1=Craig A.|last2=Sanders|first2=James A.|date=4 Mei 2001|title=Luke and Scripture: The Function of Sacred Tradition in Luke-Acts|url=https://books.google.com/books?id=hJhKAwAAQBAJ&dq=Sacred+tradition&source=gbs_navlinks_s|access-date=5 Januari 2021|publisher=Wipf and Stock Publishers|via=Google Books|isbn=9781579106072}}</ref> dan [[Stanley E. Porter]]<ref>[http://www.bakerpublishinggroup.com/books/sacred-tradition-in-the-new-testament/377280 Porter, Stanley. ''Sacred Tradition in the New Testament'', Baker Publishing Group], {{ISBN|9780801030772}}</ref> telah mempelajari tentang bagaimana Tradisi Suci di dalam Alkitab Ibrani dipahami dan digunakan para penulis Perjanjian Baru untuk menyifatkan Yesus.
Gereja Anglikan menerima tradisi apostolik, yang terdapat di dalam karya-karya tulis peninggalan bapa-bapa Gereja terdahulu, keputusan-keputusan tujuh Konsili Ekumene, syahadat-syahadat, dan ibadat liturgis Gereja.<ref name="Novak">{{cite web | url=https://virtueonline.org/scripture-tradition-and-deposit-faith-victor-e-novak | last=Novak | first=Victor E. | title=Scripture, Tradition, and the Deposit of Faith | publisher=Virtueonline | date=5 Agustus 2011 | access-date=14 Agustus 2019 }}</ref>
* ''[[Prima scriptura]]'', pandangan yang menghargai Tradisi Suci tetapi mendahulukan Alkitab
* [[Taurat lisan]], padanan Tradisi Suci dalam [[agama Yahudi]]
* [[Hadis]], padanan Tradisi Suci dalam [[agama Islam]]
* [[Magisterium]]
== Referensi ==
{{reflist}}
== Bahan bacaan lanjutan ==
* {{Cite book
| last1 = Agius | first1 = George
| title = Tradition and the Church
| publisher = Tan Books and Publishers, Inc.
| location = Rockford, Illinois
| year = 2005
| isbn = 978-0-89555-821-3
}}
* Petley, D.A., penyunting. (1993). ''Tradition: Received and Handed on: [makalah yang disajikan dalam] Konferensi Teologi yang diselenggarakan di Gereja Katedral [Anglikan] Saint Peter, Charlottetown, P.E.I., 27 Juni - 01 Juli 1993''. Charlottetown, P.E.I.: St. Peter Publications. {{ISBN|0-921747-18-7}}
== Pranala luar ==
* WELS Topical Q&A: [https://web.archive.org/web/20050930223227/http://www.wels.net/cgi-bin/site.pl?1518&cuTopic_topicID=39&cuItem_itemID=8174 Tradisi Apostolik] (sebuah perspektif [[Lutheran Konfesional]])
{{Catholicism}}
{{Kristen footer}}
[[Kategori:Doktrin dan teologi Katolik]]
[[Kategori:Istilah Kristen]]
[[Kategori:Teologi Ortodoks Timur]]
[[Kategori:Tradisi Kristen]]
|