Penistaan agama: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kasus Basuki Tjahaja Purnama (Ahok): Perbaikan kesalahan pengetikan, perbaikan keberpihakan penulis yang kelihatan setuju atas penangkapan buni yani dimana menyebabkan kontra dan tidak kesesuaian dengan artikel kutipan.
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
k Menambah Kategori:Kasus hukum menggunakan HotCat
 
(35 revisi perantara oleh 24 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
'''Penistaan agama''' ({{lang-en|blasphemy}})atau '''penodaan agama''' merupakan tindak penghinaan, penghujatan, atau ketidaksopanan terhadap tokoh-tokoh suci, artefak agama, adat istiadat, dan keyakinan suatu agama yang hanya didasarkan pada pendapat pribadi atau diluar kompetensinya ([[malapraktik]]).<ref>{{Cite book|title = On blasphemy|last = Miriam Díez Bosch and Jordi Sànchez Torrents|publisher = Blanquerna Observatory on Media, Religion and Culture|year = 2015|isbn = 978-84-941193-3-0|location = Barcelona}}</ref><ref>{{cite web|url=http://dictionary.reference.com/browse/blasphemy |title=Blasphemy |publisher=Random House Dictionary |accessdate=12 Januari 2015}}</ref><ref>[http://www.merriam-webster.com/dictionary/blasphemy Blasphemy] Merriam Webster (Juli 2013)</ref><ref>''Blasphemies'', in Webster's New World College Dictionary, 4th Ed.</ref>
 
Beberapa negara memiliki hukum berkenaan dengan penistaan agama.<ref name=wsj>[https://www.wsj.com/articles/blasphemy-divide-insults-to-religion-remain-a-capital-crime-in-muslim-lands-1420673864 Blasphemy Divide: Insults to Religion Remain a Capital Crime in Muslim Lands] The Wall Street Journal (8 Januari 2015)</ref> Pada tahun 2012, hukuman terhadap tindakan penistaan agama berlaku di 32 negara.<ref name=pewres>[http://www.pewforum.org/2012/11/21/laws-penalizing-blasphemy-apostasy-and-defamation-of-religion-are-widespread/ Laws Penalizing Blasphemy, Apostasy and Defamation of Religion are Widespread] Pew Research (21 November 2012)</ref>
 
==Etimologi==
{{Anchor|Sejarah}}
 
Dalam kata aslinya, kata "''blasphemy''"
berasal dari kata [[bahasa Inggris Pertengahan]] ''blasfemen'', [[bahasa Prancis Kuno]] ''blasfemer'', dan [[Bahasa Latin Akhir]] ''blasphemare'' dari [[bahasa Yunani]] βλασφημέω, yang terbentuk dari βλασ, "menyakiti" dam φήμη, "ucapan, perbincangan, ujaran". Jika digabungkan, kata-kata ini bermakna sebagai blasphemia, yang berarti "ujaran menyakiti", dan juga blasphemein "berbicara dimana kebencian ada" yang juga menjadi pandanan untuk ''blasphemy'' dan ''blame''<ref>{{cite web|url=http://www.etymonline.com/index.php?allowed_in_frame=0&search=blasphemy|title=Online Etymology Dictionary – Blasphemy|publisher=Etymonline.com|access-date=10 November 2011}}</ref> Kata ini juga dapat merujuk kebada kebencian kepada Tuhan yang dapat ditemukan dalam Ps. 74:18; Isa. 52:5; Rom. 2:24; Rev. 13:1, 6; 16:9, 11, 21. Selain itu, kata ini juga melambangkan sesuatu yang bersifat jahat, menuturkan, ataupun menyalahgunakan sesuatu untuk tujuan menyakiti, merendahkan, dan sebagainya (1 Kings 21:10 [[Septuagint|LXX]]; Acts 13:45; 18:6, dsb.)."<ref>(dari Kamus Alkitab Easton) {{bibleref2|Romans.2:24||9}} – {{bibleref2|Revelation.13:1, 6; Rev.16:9, 11, 21||9}} – {{bibleref2|1Kings.21:10; Acts.13:45; Acts.18:6||9}}</ref>
==Negara dengan peraturan mengenai penistaan agama==
[[File:Blasphemy laws worldwide.svg|thumb|right|
{{legend|#37c837|Hukum notma }}
{{legend|#f9dc36|Hukum daerah}} {{legend|#ec8028|Denda dan hukuman}} {{legend|#e73e21|Dipenjara}} {{legend|#800000|Hukum mati}}]]
{{Main|Hukum penistaan agama}}
Dalam beberapa negara dengan [[agama resmi]], penistaan agama dianggap sebagai tindakan yang melampaui kode kriminalitas.
===Tujuan peraturan mengenai penistaan agama ===
Dalam beberapa negara dan kasus, peraturan ini ditegakkan untuk membatasi ancaman tindakan ataupun perkataan yang menyerang penganut agama mayoritas, sementara di negara lainnya, berfungsi sebagai perlindungan kepercayaan beragama untuk penganut minoritas.<ref name=IceNews/><ref name="Scolnicov2010">{{cite book|last=Scolnicov|first=Anat|title=The Right to Religious Freedom in International Law: Between Group Rights and Individual Rights|date=18 October 2010|publisher=Routledge|language=en|isbn=9781136907050|page=261|quote=A different argument for the retention of the offence of blasphemy (and for its extension to the protection of all religions in the UK [the offence protected only the majority religion]) has been offered by Parekh: a majority religion does not need the protection offered by an offence of blasphemy, but minority religions do because of their vulnerability in the face of the majority.}}</ref><ref name="The Copenhagen Post">{{cite news|url=http://cphpost.dk/news14/national-news14/danes-overwhelmingly-support-their-own-blasphemy-law.html|title=Danes overwhelmingly support their own blasphemy law|date=21 September 2012|newspaper=[[The Copenhagen Post]]|language=en|access-date=17 May 2016|quote=Denmark's own blasphemy law makes it an offence to "mock legal religions and faiths in Denmark", and according to a study carried out on behalf of the liberal think-tank CEPOS, 66 per cent of the 1,000 Danes questioned answered that the law should not be repealed.}}</ref> Walaupun dalam beberapa alasan, negara masih dapat memiliki suatu peraturan mengenai penistaan agama walaupun negara tersebut sudah melarang secara total penistaan agama, peraturan ini dapat digunakan untuk menghukum ataupun memperbolehkan yang merasa terhina untuk menghukum pelaku. Peraturan ini mungkin saja diretalasi dan diberlakukan untuk perbuatan ''[[blasphemous libel]]'',<ref>{{cite web | last = Kerr | first = ine | title = Libel and blasphemy bill passed by the Dail |work=The Irish Independent | date = 9 July 2009 | url = http://www.independent.ie/national-news/libel-and-blasphemy-bill-passed-by-the-dail-1813479.html | access-date = 17 November 2009}}</ref> perbuatan menentang norma, melarang seseorang untuk beribadah,<ref>{{cite web|url=http://www.austlii.edu.au/au/legis/qld/consol_act/aa1991204/s124a.html |title=Anti-Discrimination Act 1991 – Sect 124A: Vilification on grounds of race, religion, sexuality or gender identity unlawful |publisher=Austlii.edu.au |access-date=10 November 2011}}</ref><ref>{{cite web|url=http://www.police.vic.gov.au/content.asp?document_id=23370 |title=Victoria Police – Racial and religious vilification |publisher=Police.vic.gov.au |access-date=10 November 2011 |url-status=dead |archive-url=https://web.archive.org/web/20110927090124/http://www.police.vic.gov.au/content.asp?document_id=23370 |archive-date=27 September 2011}}</ref> perilaku merendahkan agama,<ref>{{cite web |url=http://merlin.obs.coe.int/redirect.php?id=11512 |title=European Commission for Democracy through Law (Venice Commission), ''Report on the relationship between freedom of expression and freedom of religion: the issue of regulation and prosecution of blasphemy, religious insult and incitement to religious hatred'', 17–18 October 2008, Doc. No. CDL-AD(2008)026 |publisher=Merlin.obs.coe.int |access-date=10 November 2011 |archive-date=2 October 2011 |archive-url=https://web.archive.org/web/20111002221825/http://merlin.obs.coe.int/redirect.php?id=11512 |url-status=dead }}</ref> ataupun juga untuk [[ujaran kebencian]].
==Penggunaan hiperbolis untuk ''blasphemy'' ataupun ''penistaan agama''==
{{anchor | Hyper }}
 
Dalam bahasa kontemporer, notasi pengartian dari penistaan agama biasanya [[hiperbola|hiperbolis]] (dalam cara yang sangat tidak baik). Hal ini menyebabkan beberapa ahli bahasa tertarik pada pandangan seperti ini dari orang-orang, sehingga ''penistaan agama'' dan ''blasphemy'''' menjadi istilah yang sering digunakan untuk tujuan ilustratif.<ref>
Recanati, F. (1995) The alleged priority of literal interpretation. Cognitive Science 19: 207–32.
:[[Robyn Carston|Carston, R.]] (1997) Enrichment and loosening: complementary processes in deriving the proposition expressed? Linguistische Berichte 8: 103–27.
:Carston, R. (2000). Explicature and semantics. UCL Working Papers in Linguistics 12: 1–44. Revised version to appear in Davis & Gillon (forthcoming).
:Sperber, D. & D. Wilson (1998) The mapping between the mental and the public lexicon. In Carruthers & Boucher (1998: 184–200).
:Glucksberg, S. (2001) Understanding Figurative Language: From Metaphors to Idioms. Oxford: Oxford University Press.
:Wilson, D. & D. Sperber (2002) Truthfulness and relevance. Mind 111: 583–632.
</ref>
 
== Penistaan Agama di Indonesia ==
Sepanjang tahun 1965-2017, di Indonesia terdapat 97 kasus penistaan agama. Di antaranya, 76 perkara diselesaikan melalui jalur hukum (persidangan) dan sisanya di luar persidangan (non-yustisia).<ref>{{cite news |last=wardah |first=fathiyah |date=2017-05-12 |title= Setara Institute: 97 Kasus Penistaan Agama Terjadi di Indonesia |url= https://www.voaindonesia.com/a/setara-institute-terjadi-97-kasus-penistaan-agama-/3848448.html |work=VOA Indonesia |location=Washington DC, USA |access-date=2017-10-16 }}</ref>. Beberapa di antara kasus-kasus hukum penistaan agama yang mendapatkan sorotan media yang cukup intensif.
 
===== Cerpen "Langit Makin Mendung" karya Ki Pandji Kusmin =====
{{utama|Langit Makin Mendung}}
Pertama kali diterbitkan pada tahun 1968, ''Langit Makin Mendung'' berkisah tentang [[Muhammad|Nabi Muhammad]] yang mempunyai keinginan untuk melakukan [[Isra Mikraj|mikraj]] ke langit sekali lagi. Bersama-sama dengan [[Jibril]] yang sudah tua, Nabi Muhammad menghadap Tuhan. Tuhan pada saat itu sedang memakai kacamata hitam di depan meja marmer. Tuhan pun mengizinkan Nabi Muhammad dan Jibril melakukan mikraj lagi dengan [[burak]] yang dulu Nabi pakai. Dalam perjalanan menuju angkasa, burak tersebut bertabrakan dengan roket Rusia.
 
Beberapa kali diterbitkan, Cerpen ini kemudian dihujat<ref>{{cite journal|last=A.Adare|first=Randy|date=2013|title=Delik Penodaan Agama Ditinjau dari Sudut Pandang Hukum Pidana di Indonesia|url=https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/lexetsocietatis|journal=Lex et Societatis: Jurnal Elektronik Bagian Hukum dan Masyarakat Fakultas Hukum Unsrat|volume=1|issue=1|pages=97}}</ref> karena penggambaran Allah, Muhammad, dan Jibril, sehingga dilarang terbit di [[SumatraSumatera Utara]] dan kantor Sastra, majalah yang menerbitkan cerpen ini, di [[Jakarta]] diserang massa. Akhirnya [[Hans Bague Jassin|H.B. Jassin]], kepala editor Sastra, menyatakan permintaan maaf, dan Ki Panji Kusmin juga telah meminta maaf, menurut Sukarsono.<ref>{{Cite web|url=http://ensiklopedia.kemdikbud.go.id/sastra/artikel/Langit_Makin_Mendung|title=Artikel "Langit Makin Mendung" - Ensiklopedia Sastra Indonesia|website=ensiklopedia.kemdikbud.go.id|access-date=2020-05-23}}</ref>. Jassin kemudian dijatuhi hukuman percobaan selama satu tahun.
 
===== Sekte Pondok Nabi =====
Pada bulan November 2003, sekitar 300 pengikut sekte Pondok Nabi<ref>{{cite journal|last=A.Adare|first=Randy|date=2013|title=Delik Penodaan Agama Ditinjau dari Sudut Pandang Hukum Pidana di Indonesia|url=https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/lexetsocietatis|journal=Lex et Societatis: Jurnal Elektronik Bagian Hukum dan Masyarakat Fakultas Hukum Unsrat|volume=1|issue=1|pages=98}}</ref> menunggu terjadinya sebuah [[kiamat]] di sebuah gudang di [[Baleendah, Bandung|Baleendah]], [[Bandung]]. Kebanyakan pengikutnya ini berasal dari [[Indonesia Timur]] seperti [[Ambon]], [[Pulau Flores|Flores]], [[Maluku]], [[Manado]], dan [[Papua]]. Mangapin Sibuea, pendeta sekligus pemimpin sekte tersebut, mengklaim mendapat wahyu dari [[Yesus Kristus]] pada tahun 1988, dan menyebarkan keyakinan bahwa kiamat akan terjadi pada tanggal 10 November 2003.<ref>{{Cite webnews|url=https://www.liputan6.com/news/read/4110327/ratusan-pengikut-sekte-pondok-nabi-menanti-kiamat-16-tahun-lalu|title=Ratusan Pengikut Sekte Pondok Nabi Menanti Kiamat 16 Tahun Lalu|last=Liputan6.comSalim|date=2019-11-14|websitework=liputan6[[Liputan6.com]]|language=id|access-date=2020-05-23|first=Hanz Jimenez|editor-last=Ayuningtyas|editor-first=Rita}}</ref>
 
Kepolisian kemudian datang menggerebek sekte tersebut dengan menahan Sibuea beserta rasulnya yang ia angkat, dan mengevakuasi paksa para pengikutnya kembali ke rumahnya masing-masing. 6 April 2004, Sibuea divonis dua tahun penjara oleh [[Pengadilan Negeri]] Bale Bandung.<ref>{{Cite webnews|url=https://m.medcom.id/nasional/metro/ybD7GgmN-dari-gereja-setan-sampai-si-cecep|title=Dari Gereja Setan Sampai Si Cecep|last=developerIskandar|first=medcom idFitra|date=2014-04-07|websitework=medcom[[Medcom.id]]|language=id|access-date=2020-05-23}}</ref>
 
===== Kasus Survei Tabloid Monitor =====
{{Utama|Kontroversi angket Majalah Monitor}}
 
Tabloid ''Monitor'' pernah memuat hasil [[jajak pendapat]] di edisi 15 Oktober 1990 dengan judul ''50 Tokoh Yang Dikagumi Pembaca''. Jajak tersebut dilakukan dengan cara mengirimkan kartu pos ke redaksi. Dari 33.963 kartu pos yang dikirimkan, [[Soeharto]] menduduki peringkat pertama tokoh yang dikagumi sebanyak 5.003 kartu pos pembaca, sementara terdapat nama [[Nabi Muhammad]] di peringkat 11 yang hanya dikagumi 616 kartu pos pembaca.<ref name="Tirto.id">{{Cite webnews|url=https://tirto.id/arswendo-atmowiloto-sejarah-kontroversi-survei-tabloid-monitor-eeEu|title=Arswendo Atmowiloto & Sejarah Kontroversi Survei Tabloid Monitor|websitework=tirto[[Tirto|Tirto.id]]|language=id|access-date=2020-05-23}}</ref>
 
Hasil jajak pendapat tersebut memicu kontroversi di kalangan [[Islam]]. Ormas-ormas berbasis-Islam seperti [[Himpunan Mahasiswa Islam]] dan [[Pemuda Muhammadiyah]] melancarkan protes terhadap tabloid tersebut. Beberapa tokoh Islam seperti [[Amien Rais]] dan [[Nurcholish Madjid]] merasal kesal terhadap Monitor. [[Ketua Majelis Ulama Indonesia]] saat itu, [[Hasan Basri (ulama)|Hasan Basri]], turut mengutuk Monitor, "Angket yang dimuat Monitor telah menjurus ke hal SARA. Keyakinan adalah hal yang sangat hakiki, tidak boleh dibuat suatu gurauan!"<ref>{{Cite web|urlname=https://tirto"Tirto.id"/arswendo-atmowiloto-sejarah-kontroversi-survei-tabloid-monitor-eeEu|title=Arswendo Atmowiloto & Sejarah Kontroversi Survei Tabloid Monitor|website=tirto.id|language=id|access-date=2020-05-23}}</ref>.
 
[[Arswendo Atmowiloto]], pemimpin redaksinya, tidak bisa berbuat apa-apa lagi selain meminta maaf dan menyerahkan diri ke pihak kepolisian. Arswendo divonis 5 tahun penjara dengan Pasal 156a KUHP walaupun ia bebas pada tahun 1993.
 
===== Lia Eden =====
{{Utama|Komunitas Eden|Lia Aminuddin}}
Pimpinan Komunitas Eden, [[Lia Aminuddin]] didakwa telah menistakan agama. Lia diancam hukuman maksimal lima tahun penjara. Demikian diungkapkan jaksa penuntut umum dalam sidang perdana Lia Aminuddin di [[Pengadilan Negeri Jakarta Pusat]]. Ia menanggapinya dengan menyatakan ia tidak melakukan pelanggaran sebagaiman yang ia lakukan. Kasus ini berawal dari laporan seorang warga yang menyebut bahwa [[Komunitas Eden]] berisi [[ajaran sesat]]. Lia bahkan mengaku sebagai [[Malaikat Jibril]].<ref>{{Cite webnews|url=https://www.liputan6.com/news/read/115270/lia-aminuddin-kembali-diperiksa|title=Lia Aminuddin Kembali Diperiksa|last=Liputan6.com|date=2006-01-04|websitework=liputan6[[Liputan6.com]]|language=id|access-date=2020-05-23}}</ref><ref>{{Cite webnews|url=https://www.liputan6.com/news/read/121406/lia-eden-didakwa-menistakan-agama|title=Lia Eden Didakwa Menistakan Agama|last=Liputan6.com|date=2006-04-19|websitework=liputan6[[Liputan6.com]]|language=id|access-date=2020-05-23}}</ref>
 
Kedua kalinya setelah bebas pada tahun 2008, Pengadilan Negeri kembali memvonis hukuman penjara 2 tahun 6 bulan kepada Lia. Dia dinilai terbukti melakukan penistaan dan penodaan agama. Vonis itu setelah polisi menyita ratusan brosur yang dinilai berisi penistaan agama.<ref>{{Cite webnews|url=https://nasional.tempo.co/read/672566/begini-perjalanan-metamorfosa-lia-eden|title=Begini Perjalanan Metamorfosa Lia Eden|last=Kurniawan|date=2015-06-06|websitework=[[Tempo.co]]|language=enid|access-date=2020-05-23|editor-last=Kurniawan}}</ref>
 
===== Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) =====
{{Utama|Gerakan Fajar Nusantara}}
Gerakan Fajar Nusantara adalah sebuah aliran kepercayaan yang melakukan [[sinkretisme]] terhadap [[Islam]], [[Kristen]], dan [[Yahudi]]. Aliran ini didirikan oleh Ahmad Moshaddeq yang mengklaim dirinya adalah [[Mesias]]. Meskipun MUI menyatakan Gafatar merupakan aliran sesat dalam [[Fatwa]] Nomor 4 Tahun 2007, MUI masih terus melakukan pengkajian lebih mendalam terhadap aliran ini, hingga akhirnya Lembaga Penelitian dan Pengkajian Islam (LPPI) membuktikan kesesatan Gafatar.<ref>{{Cite web|url=https://www.beritasatu.com/nasional/343632-gafatar-adalah-penjelmaan-alqiyadah-alislamiyah-yang-dilarang|title=Gafatar Adalah Penjelmaan Al-Qiyadah Al-Islamiyah yang Dilarang|last=BeritaSatu.com|website=beritasatu.com|language=id|access-date=2020-05-23}}</ref>.
 
Sebelumnya, pada tahun 2008, Ahmad Moshaddeq terjerat hukum atas penistaan agama. [[Pengadilan Negeri Jakarta Selatan]] memvonis Moshaddeq empat tahun penjara.<ref>{{Cite webnews|url=https://nasional.kompas.com/read/2016/01/13/17295801/Jejak.Organisasi.Gafatar.di.Indonesia.|title=Jejak Organisasi Gafatar di Indonesia...|last=MediaKuwado|first=KompasFabian CyberJanuarius|websitework=KOMPAS[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2020-05-23|editor-last=Asril|editor-first=Sabrina}}</ref>.
 
===== Tajul Muluk alias Haji Ali Murthado =====
{{Utama|Tajul Muluk}}
Pada tahun 2012, Tajul Muluk dijerat dua pasal oleh [[Jaksa penuntut umum|Jaksa Penuntut Umum]], Sucipto, di Pengadilan Negeri Sampang, [[Madura]]. Pertama, ia dijerat dengan pasal 335 KUHP, di mana Tajul dianggap melawan hukum memaksa orang lain supaya melakukan, tidak melakukan, atau membiarkan sesuatu dengan memakai kekerasan maupun perlakuan tidak menyenangkan. Kedua, Tajul dijerat dengan UU Nomor 1 tahun 1965 tentang pelecehan dan penodaan agama, dengan ancaman penjara maksimal 5 tahun.<ref>{{Cite webnews|url=https://travel.kompas.com/read/2012/04/24/21060418/ketua.syiah.sampang.dituntut.6.tahun.penjara|title=Ketua Syiah Sampang Dituntut 6 Tahun Penjara|last=MediaTaufiqurrahman|firstwork=[[Kompas Cyber|website=KOMPAS.com]]|language=id|access-date=2020-05-23|editor-last=Wahono|editor-first=Tri}}</ref>
 
Tajul Muluk pernah ditetapkan sebagai [[tahanan keyakinan]] oleh [[Amnesty International]].
 
===== Kasus Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) =====
{{Utama|Basuki Tjahaja Purnama#Kontroversi|Kasus Al-Maidah 51|Aksi 4 November|Aksi 2 Desember}}
Pada tanggal 27 September 2016, saat memperkenalkan sebuah proyek pemerintah melalui sebuah pidato di depan warga [[Kepulauan Seribu]], Basuki menghimbau agar warga setempat tetap menerima proyek pemerintah tersebut tanpa harus sungkan meskipun tidak memilihnya.
 
Basuki mengakui dan menyadari bahwa beberapa warga dapat dimengerti jika mereka tidak memilihnya karena mereka "diancam dan ditipu" oleh beberapa kelompok yang menggunakan Surat Al-Maidah Ayat 51 yang mengacu pada sebuah ayat yang oleh beberapa kelompok disebut sebagai alasan untuk menentangnya.<ref>{{Cite web|url=https://news.detik.com/berita/d-3315203/soal-al-maidah-51-ahok-saya-tak-berniat-melecehkan-ayat-suci-alquran|title=Soal Al Maidah 51, Ahok: Saya Tak Berniat Melecehkan Ayat Suci Alquran|last=Iqbal|first=M.|website=detiknews|language=id-ID|access-date=2020-05-23}}</ref>
 
Pemprov DKI kemudian mengunggah rekaman kunjungan Kepulauan Seribu tersebut ke [[YouTube]]. Video tersebut kemudian disunting oleh Buni Yani dan diunggah di Facebook, dengan keterangan yang dituduh menimbulkan salah tafsir oleh beberapa orang, walau secara kebahasaan sebenarnya tidak terbukti demikian.<ref>{{Cite web|url=https://megapolitan.kompas.com/read/2017/04/28/19355001/penjelasan.buni.yani.tulis.penistaan.terhadap.agama.soal.video.ahok|title=Penjelasan Buni Yani Tulis "Penistaan Terhadap Agama?" soal Video Ahok|last=Media|first=Kompas Cyber|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2020-05-23}}</ref>
 
== Referensi ==
{{reflist|2}}
 
== Lihat pula ==
* [[Hari Penistaan Agama]]
* [[Penistaan dalam Islam]]
 
== Lebih lanjut ==
Baris 68 ⟶ 89:
* [http://www.newadvent.org/cathen/02595a.htm Catholic Encyclopedia] - Blasphemy
* [http://jewishencyclopedia.com/view.jsp?artid=1119&letter=B&search=Blasphemy Jewish Encyclopedia] - Blasphemy
{{Hukum penistaan agama}}
 
{{agama-stub}}
 
[[Kategori:Kejahatan agama]]
[[Kategori:Kasus hukum]]
 
 
{{agama-stub}}