Licinius: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
OrophinBot (bicara | kontrib) k Menghapus Kategori:Kelahiran 260an; Menambah Kategori:Kelahiran 260-an menggunakan HotCat |
TheKrakenz (bicara | kontrib) Mengubah Artikel Lama ke Baru Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android App full source pranala ke halaman disambiguasi |
||
(2 revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan) | |||
Baris 14:
| father =
| mother =
| birth_date =c. 263<ref>{{cite book |last1=Adkins |first1=Lesley |last2=Adkins |first2=Roy |title=Handbook to life in ancient Rome |url=https://archive.org/details/handbooktolifein0000adki_q8n6 |year=1998 |publisher=Oxford University Press |location=New York |isbn=0-19-512332-8 |page=[https://archive.org/details/handbooktolifein0000adki_q8n6/page/n31 31]}}</ref> or c. 265<ref>{{cite book |last=Meijer |first=Fik |title=Emperors don't die in bed |url=https://archive.org/details/emperorsdontdiei0000meij |year=2004 |publisher=Routledge |location=London |isbn= 0-415-31201-9 |page=[https://archive.org/details/emperorsdontdiei0000meij/page/n131 120]}}</ref>
| birth_place = [[Moesia]] Superior, dekat [[Zaječar]] di [[Serbia]] pada masa sekarang
| death_date = Musim Semi 325 (usia 57–60)
Baris 20:
| place of burial =
|}}
'''Valerius Licinianus Licinius''' ([[bahasa Yunani]]: Λικίνιος; sekitar 265–325) adalah seorang [[Kaisar Romawi]] yang memerintah dari tahun 308 hingga 324. Selama sebagian besar masa kekuasaannya, ia menjadi sekutu sekaligus pesaing [[Konstantinus I]], yang bersamanya merumuskan [[Maklumat Milan]], yang menetapkan pengakuan resmi atas kebebasan beragama bagi umat [[Kristiani]] di [[Kekaisaran Romawi]]. Ia akhirnya mengalami kekalahan dalam [[Pertempuran Krisopolis]] (324 M) dan kemudian dihukum mati atas titah [[Konstantinus I]].
==Masa Pemerintahan Awal==
Terlahir dari keluarga petani [[Dacia]] di Moesia Superior, Licinius mendampingi sahabat masa kecilnya, [[Galerius]]—yang kelak menjadi kaisar—dalam ekspedisi [[Persia]] pada tahun 298. Licinius sangat diandalkan oleh [[Galerius]] hingga pada tahun 307, ia diutus sebagai perwakilan ke [[Maxentius]] di [[Italia]] untuk mencari jalan tengah atas kedudukan politik [[Maxentius]] yang dianggap tidak sah. Setelah Severus II wafat, [[Galerius]] menyerahkan wilayah-wilayah timur kepada Licinius saat ia sendiri bertolak untuk menghadapi [[Maxentius]] secara langsung.
Sepulangnya ke wilayah timur, pada 11 November 308, [[Galerius]] mengangkat Licinius ke jabatan [[Augustus (gelar)|Augustus]] di barat, dengan kendali atas wilayah [[Balkan]], yakni [[Illiria]], Trakia, dan [[Panonia]]. Pada tahun 310, Licinius memimpin perang melawan [[bangsa Sarmatia]], menimpakan kekalahan telak kepada mereka. Setelah [[Galerius]] wafat pada Mei 311, Licinius membuat kesepakatan dengan [[Maximinus|Maximinus Daza]] untuk membagi wilayah timur di antara mereka. Pada saat itu, Licinius tidak hanya diakui secara resmi sebagai [[Augustus (gelar)|Augustus]] di barat, tetapi juga menguasai sebagian wilayah timur, dengan [[Hellespont]] dan [[Bosporus]] sebagai batas pemisah. Licinius menguasai wilayah [[Eropa]], sementara [[Maximinus]] menguasai wilayah [[Asia]].
Aliansi antara [[Maximinus]] dan [[Maxentius]] memaksa dua kaisar yang tersisa untuk membuat kesepakatan resmi. Pada Maret 313, Licinius menikahi '''Flavia Julia Constantia''', saudari tiri [[Konstantinus I]], di [[Mediolanum]] (kini [[Milan]]). Mereka dikaruniai seorang putra, Licinius Muda, pada tahun 315. Pernikahan ini menjadi momen penerbitan [[Maklumat Milan]] bersama-sama, yang memperbarui kebijakan [[Galerius]] sebelumnya yang mengizinkan penganut [[agama Kristen]] (atau agama lain yang dipilih individu) untuk menjalankan keyakinannya di Kekaisaran. Maklumat tersebut juga menetapkan pengembalian aset yang disita kepada [[jemaat]] [[Kristen]] serta pembebasan tugas sipil bagi para [[rohaniwan]] Kristen di kota-kota. Redaksi maklumat tersebut, seperti yang dicatat oleh [[Lactantius]] berdasarkan teks yang diterbitkan Licinius di [[Nikomedia]] pada 14 Juni 313 setelah kekalahan [[Maximinus]], menggunakan bahasa netral, menandakan keinginan untuk menyenangkan “''dewa apa pun di langit''.”
Sementara itu, [[Maximinus|Daza]] memutuskan untuk menyerang Licinius. Dengan 70.000 pasukan, ia meninggalkan [[Suriah]] dan mencapai [[Bitinia]], meskipun perjalanan melalui cuaca buruk sangat melemahkan pasukannya. Pada April 313, ia menyeberangi [[Bosporus]] dan menuju [[Bizantium]], yang dikuasai pasukan Licinius. Tanpa gentar, ia merebut kota tersebut setelah pengepungan selama sebelas hari. Selanjutnya, ia bergerak ke Heraclea, yang berhasil dikuasainya setelah pengepungan singkat, sebelum bergerak menuju stasiun pos pertama.
Dengan pasukan yang lebih kecil, sekitar 30.000 orang, Licinius tiba di '''Adrianople''' saat Daza masih mengepung '''Heraclea'''. Sebelum pertempuran utama, Licinius diduga menerima wahyu berupa doa universal yang dapat diadopsi oleh semua keyakinan, yang kemudian ia ajarkan kepada pasukannya. Pada 30 April 313, pasukan keduanya bertempur dalam '''Pertempuran Tzirallum''', yang berakhir dengan kehancuran pasukan Daza. Menyamar sebagai budak dengan melepas atribut kekaisaran, Daza melarikan diri ke [[Nikomedia]].
Masih berharap menang, Daza mencoba menghentikan kemajuan Licinius di [[Gerbang Kilikia]] dengan membangun benteng. Namun, pasukan Licinius berhasil menembusnya, memaksa Daza mundur ke [[Tarsus]]. Licinius terus mendesaknya di darat maupun laut hingga perang berakhir dengan kematian Daza pada Agustus 313.
Setelahnya, Licinius memburu dan mengeksekusi beberapa kerabat [[Tetrarki]], termasuk istri dan dua anak Daza, putra Severus, '''Flavius Severianus''', putra [[Galerius]], '''Candidianus''', serta istri [[Diokletianus]], '''Prisca''', dan putrinya Valeria, yang juga merupakan istri [[Galerius]].
Karena [[Konstantinus I|Konstantinus]] telah mengalahkan [[Maxentius]] pada tahun 312, keduanya sepakat membagi [[Kekaisaran Romawi]] di antara mereka. Kesepakatan ini mengakhiri sistem Tetrarki dan menggantinya dengan sistem dua kaisar (''Augusti''). Licinius menjadi [[Augustus (gelar)|Augustus]] di timur, sementara [[Konstantinus I|Konstantinus]], iparnya, menjadi [[Augustus (gelar)|Augustus]] di barat.
Setelah perjanjian tersebut, Licinius segera bergegas ke timur untuk menghadapi ancaman baru, yakni invasi dari [[Kekaisaran Sassaniyah]] Persia.
==Konflik dengan Konstantinus I==
Pada tahun 314, perang saudara pecah antara Licinius dan [[Konstantinus I|Konstantinus]]. [[Konstantinus I|Konstantinus]] menggunakan alasan bahwa Licinius melindungi '''''Senecio''''', yang dituduh oleh [[Konstantinus I|Konstantinus]] merencanakan kudeta terhadapnya. [[Konstantinus I|Konstantinus]] menang dalam [[Pertempuran Cibalae]] di [[Panonia]] pada 8 Oktober 314. Meskipun situasi sempat mereda dengan kedua pihak berbagi '''konsul''' pada tahun 315, keadaan itu hanyalah jeda sementara dalam ketegangan.
Pada tahun berikutnya, perang baru meletus ketika Licinius menunjuk [[Valerius Valens]] sebagai kaisar bersama. Namun, Licinius menderita kekalahan memalukan di dataran [[Trakia]] dalam [[Pertempuran Mardia]] (juga dikenal sebagai ''Pertempuran Campus Ardiensis''). Setelah dua pertempuran tersebut, para kaisar berdamai, dan Licinius mengeksekusi Valens, kaisar bersama yang ditunjuknya.
Selama sepuluh tahun berikutnya, kedua rekan kekaisaran itu mempertahankan gencatan senjata yang rapuh. Licinius sibuk dengan kampanye militer melawan [[bangsa Sarmatia]] pada tahun 318. Namun, ketegangan kembali memanas pada tahun 321 ketika [[Konstantinus I|Konstantinus]] mengejar pasukan [[Sarmatia]] yang menyerang wilayahnya melintasi [[Sungai Donau]], memasuki wilayah yang secara teknis milik Licinius. Ketika [[Konstantinus I|Konstantinus]] mengulangi tindakan tersebut dalam invasi lain oleh [[bangsa Goth]], yang merampok [[Trakia]] di bawah pimpinan Rausimod, Licinius mengeluhkan pelanggaran perjanjian oleh [[Konstantinus I|Konstantinus]].
[[Konstantinus I|Konstantinus]] segera mengambil tindakan ofensif. Armada Licinius yang terdiri atas 350 kapal dikalahkan oleh armada [[Konstantinus I|Konstantinus]] pada tahun 323. Kemudian, pada tahun 324, tergoda oleh "''usia lanjut dan kebiasaan buruk yang tidak populer''" dari rekannya, [[Konstantinus I|Konstantinus]] kembali menyatakan perang. Setelah mengalahkan pasukan Licinius yang berjumlah 165.000 orang dalam '''Pertempuran Adrianople''' (3 Juli 324), [[Konstantinus I|Konstantinus]] berhasil mengepung Licinius di dalam tembok [[Bizantium]]. Kekalahan armada Licinius yang lebih besar dalam '''Pertempuran Hellespont''' oleh Crispus, putra tertua [[Konstantinus I|Konstantinus]] sekaligus [[Caesar (gelar)|Kaisar Muda]] (''Caesar''), memaksa Licinius mundur ke [[Bitinia]]. Di sana, Licinius melakukan perlawanan terakhirnya. [[Pertempuran Krisopolis]], dekat Chalcedon (18 September), mengakhiri perlawanan Licinius, yang akhirnya menyerah.
Dalam konflik ini, Licinius didukung oleh pangeran [[Goth]], Alica. Berkat intervensi '''Flavia Julia Constantia''', saudari [[Konstantinus I|Konstantinus]] sekaligus istri Licinius, Licinius dan kaisar bersama Martinianus awalnya dibiarkan hidup. Licinius dipenjara di [[Tesalonika]], sedangkan Martinianus di [[Kapadokia]]. Namun, kedua mantan kaisar itu akhirnya dieksekusi.
Setelah kekalahannya, Licinius berupaya merebut kembali kekuasaan dengan dukungan [[bangsa Goth.]] Namun, rencana itu terbongkar, dan ia dijatuhi hukuman mati. Saat mencoba melarikan diri ke wilayah [[Goth]], Licinius ditangkap di [[Tesalonika]]. [[Konstantinus I|Konstantinus]] memerintahkan eksekusinya melalui hukuman gantung dengan tuduhan bersekongkol mengumpulkan pasukan di antara kaum barbar.
== Catatan ==
Baris 33 ⟶ 66:
== Pranala luar ==
{{reflist}}
* {{Commonscat-inline|Licinius}}
* [http://www.roman-emperors.org/licinius.htm De Imperatoribus Romanis: Licinius]
|