Suku Bauzi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
k Etnik
 
(5 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 10:
}}
 
'''Suku Bauzi''', disebut juga dengan '''Baudi''', '''Bauri''' atau '''Bauji''', merupakan satu dari sekitar 260-an suku asli yang kini mendiami Tanah Papua. Oleh lembaga misi dan bahasa Amerika Serikat bernama Summer Institute of Linguistics (SIL), suku ini dimasukan dalam daftar 14 suku paling terasing. [[Badan Pusat Statistik]] (BPS) Papua pun tak ketinggalan memasukan suku Bauzi kedalam daftar 20-an suku terasing yang telah teridentifikasi. Bagaimana tidak, luasnya hutan belantara, pegunungan, lembah, rawa hingga sungai-sungai besar yang berkelok-kelok di sekitar kawasan Mamberamo telah membuat suku ini nyaris tak bersentuhan langsung dengan peradaban modern. Kehidupan keseharian suku ini masih dijalani secara tradisonal.
 
== Sejarah singkat ==
Baris 22:
Hanya saja, mereka tidak mengenal cara bercocok tanam yang baik. Dengan bantuan para misionaris, suku ini bisa sedikit mengenal cara-cara berkebun. Pada perkampungan kecil tempat bermukim, mereka membangun rumah-rumah gubuk berdinding kulit kayu dan beratap daun rumbia (daun sagu) atau kulit pohon. Tempat hunian itu dibuat berbentuk rumah panggung. Hingga kini mereka masih membangun rumah seperti itu. Karena tergolong suku terasing, sebagian besar suku Bauzi belum bisa berbahasa Melayu (Indonesia), termasuk tidak bisa baca tulis dan berhitung. Mereka hanya berkomunikasi secara lisan dengan menggunakan bahasa lokal.
 
== Kehidupan beragamaberagam ==
Orang Bauzi umumnya masih menganut kepercayaan suku dan adat istiadat (animisme).
 
Namun kini sekitar 65 persen telah memeluk Kristen sebagai dampak perjumpaan dengan para misionaris dari Eropa, AS dan Papua. Dalam kehidupan sosial mereka tidak menganut model kepemimpinan kolektif yang kuat sehingga bisa menjadi panutan bagi anggota komunitas yang lain. Ketika terjadi konflik di antara mereka, akan sulit diselesaikan. Para ahli bahasa (linguist) yang juga misionaris dari SIL dengan dibantu penterjemah lokal telah berusaha mempelajari bahasa dan dialek suku Bauzi selama bertahun-tahun. Upaya ini berhasil dengan penerbitan berbagai literature tentang suku ini, termasuk penerjemahan Alkitab versi [[Perjanjian Baru]] ke dalam bahasa Bauzi oleh Dave dan Joice Briley. Dari catatan SIL, bahasa Bauzi memiliki sekitar 1350 kosakata yang terbagi dalam tiga dialek, utama, yakni dialek Gesda Dae, Neao dan Aumenefa.
 
Sejak penemuan suku ini pada tahun 1980-an, mereka terus dididik oleh para misionaris asing dan lokal yang selain bekerja mewartakan injil Kristen, juga melakukan misi pelayanan sosial. Hasil dari pekerjaan ini melahirkan pembangunan gereja yang digunakan sebagai tempat ibadah, Meningal sekaligus menjadi tempat pelayanan sosial bagi suku Bauzi. Pekerjaan penginjilan dan pelayanan kepada suku ini juga dilakukan Yayasan Penginjilan dan Pelayanan Masirei (YPPM) sekitar awal 1990-an. Tugas itu kemudian dilanjutkan lagi oleh Yayasan Bethani selama beberapa tahun. Sejak tahun 1995, Yayasan Amal Kasih juga bekerja secara khusus menangani Suku Bauzi di [[Kampung Fona]] hingga sekarang.
 
== Referensi ==
* {{id}} [http://siswa.univpancasila.ac.id/pesona/2010/11/25/suku-bauzi/ Suku Bauzi] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120211030205/http://siswa.univpancasila.ac.id/pesona/2010/11/25/suku-bauzi/ |date=2012-02-11 }}
* {{id}} [http://www.anneahira.com/suku-bauzi.htm Suku Yang Terkupakan] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20130319022814/http://www.anneahira.com/suku-bauzi.htm |date=2013-03-19 }}
 
[[Kategori:Suku bangsa di Papua|Bauzi]]
[[Kategori:Kelompok etnik di Indonesia|Bauzi]]