Stres psikologis: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Mega Rahmat (bicara | kontrib) |
k Penambahan pranala Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android App section source |
||
(43 revisi perantara oleh 11 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Kegunaan lain|Stres}}
{{Infobox medical condition (new)|name=Stres psikologis|image=Headache-1557872 960 720.jpg|alt=Foto seorang pria mengekspresikan stres|caption=Seorang pria mengekspresikan stres}}
Dalam [[psikologi]], '''stres''' atau '''cekaman''' adalah [[perasaan]] ketegangan dan tekanan emosional.<ref>{{Cite news|date=2013-11-18|title=Stress|url=http://www.mentalhealthamerica.net/conditions/stress|work=Mental Health America|access-date=2021-03-22}}</ref> Stres adalah salah satu jenis [[penderitaan psikologis]]. Sedikit stres mungkin diinginkan, bermanfaat, dan bahkan menyehatkan. Stres positif membantu meningkatkan kinerja [[atletik]]. Ini juga berperan dalam [[motivasi]], adaptasi, dan reaksi terhadap lingkungan. Jumlah stres yang berlebihan, akan tetapi, dapat menyebabkan [[Stres (biologi)|kerusakan tubuh]]. Stres dapat meningkatkan risiko [[strok]], [[infark miokard|serangan jantung]], [[ulkus]], dan [[model stres diatesis|penyakit mental]] seperti depresi<ref>{{cite book|last1=Sapolsky|first=Robert M.|date=2004|title=Why Zebras Don't Get Ulcers|url=https://archive.org/details/whyzebrasdontget0003edsapo|location=175 Fifth Ave, New York, N.Y.|publisher=St. Martins Press|isbn=978-0-8050-7369-0|pages=[https://archive.org/details/whyzebrasdontget0003edsapo/page/37 37], 71, 92, 271|author-link=Robert Sapolsky|url-status=live|lokasi=175 Fifth Ave, New York, NY}}</ref> dan juga memperburuk kondisi yang sudah ada sebelumnya.
Stres dapat bersifat eksternal dan terkait dengan lingkungan,<ref>{{Cite book|last=Jones|first=Fiona|last2=Bright|first2=Jim|last3=Clow|first3=Angela|date=2001|url=https://books.google.co.id/books?id=QGsX-N28wjkC&lpg=PP1&dq=%22Stress%22&as_brr=3&hl=bg&pg=PA4&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false|title=Stress: Myth, Theory and Research|publisher=Prentice Hall|isbn=978-0-13-041189-1|language=en}}</ref> tetapi juga dapat disebabkan oleh persepsi internal yang menyebabkan seseorang mengalami [[kegelisahan]] atau emosi negatif lainnya di sekitar suatu situasi, seperti tekanan, [[ketidaknyamanan]], dll., yang kemudian mereka anggap menimbulkan stres.
[[Hans Selye]] (1974) mengusulkan empat variasi stres.<ref>{{Cite book|last=Selye|first=Hans|date=1974|url=http://archive.org/details/stresswithoutdis00sely|title=Stress without distress|
Istilah "eustress" berasal dari akar kata Yunani eu- yang berarti "baik" (seperti dalam "euforia").<ref name = "
{{ </ref> "Distress" berasal dari [[bahasa Latin]] dis- (seperti dalam "disonansi" atau "ketidaksepakatan").<ref name = " == Penyebab ==
=== Netralitas penyebab stres ===
Stres adalah respons yang tidak spesifik.<ref name
===Jenis Stres===
Baris 18 ⟶ 24:
====Krisis / malapetaka====
Jenis stresor ini tidak terduga dan tidak dapat diprediksi dan, dengan demikian, sepenuhnya di luar kendali individu.<ref name="pastorino" /> Contoh [[krisis]] dan bencana meliputi: [[
====Peristiwa besar dalam hidup====
Contoh umum dari peristiwa besar dalam hidup meliputi: [[pernikahan]], pergi ke [[perguruan tinggi]], [[kematian]] orang yang dicintai, [[kelahiran]] anak, [[perceraian]], pindah rumah, dan lain-lain. Peristiwa ini, baik positif maupun negatif, dapat menimbulkan rasa ketidakpastian dan ketakutan, yang mana pada akhirnya akan menimbulkan stres. Misalnya, penelitian telah menemukan peningkatan stres selama transisi dari sekolah menengah ke universitas, dengan mahasiswa baru dua kali lebih mungkin mengalami stres
Lamanya waktu sejak kejadian dan apakah itu peristiwa positif atau negatif atau tidak adalah faktor penyebab stres atau tidak dan seberapa besar stres yang ditimbulkannya. Para peneliti telah menemukan bahwa peristiwa yang telah terjadi dalam sebulan terakhir umumnya tidak terkait dengan stres atau penyakit, sementara peristiwa kronis yang terjadi lebih dari beberapa bulan lalu terkait dengan stres dan penyakit<ref name=pmid9619470>{{cite journal |doi=10.1037/0278-6133.17.3.214 |pmid=9619470 |title=Types of stressors that increase susceptibility to the common cold in healthy adults |journal=Health Psychology |volume=17 |issue=3 |pages=214–23 |year=1998 |last1=Cohen |first1=Sheldon |last2=Frank |first2=Ellen |last3=Doyle |first3=William J |last4=Skoner |first4=David P |last5=Rabin |first5=Bruce S |last6=Gwaltney |first6=Jack M |s2cid=15175643 |url=https://semanticscholar.org/paper/f0fe8dd6bfe112fd092d0fe3272f0be592d8545a }}</ref> dan perubahan kepribadian.<ref name="Jeronimus2014">{{cite journal|last1=Jeronimus|first1=Bertus F|last2=Riese|first2=Harriëtte|last3=Sanderman|first3=Robbert|last4=Ormel|first4=Johan|year=2014|title=Mutual reinforcement between neuroticism and life experiences: A five-wave, 16-year study to test reciprocal causation|url=https://archive.org/details/sim_journal-of-personality-and-social-psychology_2014-10_107_4/page/751|journal=Journal of Personality and Social Psychology|volume=107|issue=4|pages=751–64|doi=10.1037/a0037009|pmid=25111305}}</ref> Selain itu, peristiwa kehidupan yang positif biasanya tidak terkait dengan stres - dan jika demikian, umumnya hanya stres yang sepele - sedangkan peristiwa kehidupan yang negatif dapat dikaitkan dengan stres dan masalah kesehatan yang menyertainya .<ref name="pastorino" /> Namun, pengalaman positif dan perubahan hidup yang positif dapat memprediksi penurunan neurotisme.<ref name="Jeronimus2014" /><ref name="Jeronimus2013">{{cite journal|last1=Jeronimus|first1=B. F|last2=Ormel|first2=J|last3=Aleman|first3=A|last4=Penninx|first4=B. W. J. H|last5=Riese|first5=H|year=2013|title=Negative and positive life events are associated with small but lasting change in neuroticism|url=https://archive.org/details/sim_psychological-medicine_2013-11_43_11/page/2403|journal=Psychological Medicine|volume=43|issue=11|pages=2403–15|doi=10.1017/S0033291713000159|pmid=23410535}}</ref>
====Kerepotan / tekanan mikro sehari hari====
Baris 228 ⟶ 234:
== Pengukuran ==
Manusia modern mungkin mencoba menilai "tingkat stres" mereka sendiri; pihak ketiga (terkadang dokter) juga dapat memberikan evaluasi kualitatif. Pendekatan kuantitatif memberikan hasil yang mungkin berkorelasi dengan stres psikologis yang dirasakan termasuk pengujian untuk satu atau lebih dari beberapa [[hormon stres]],<ref>{{Cite book|last=
== Efek fisik ==
Tubuh kita merespons stres dengan berbagai cara. Menyesuaikan kembali level kimia hanyalah salah satunya. Bagian ini mencakup beberapa contoh penyesuaian dan perubahan yang dilakukan oleh tubuh kita.
Untuk mengukur respons tubuh terhadap stres, psikolog cenderung menggunakan [[sindrom adaptasi umum]] Hans Selye. Model biologis ini, sering disebut{{by whom?|date=November 2020}} sebagai "respon stres klasik", berkisar pada konsep [[homeostasis]]. Sindrom adaptif umum, menurut sistem ini, terjadi dalam tiga tahap:
# '''Reaksi alarm'''. Tahap ini terjadi saat stressor pertama kali muncul. Tubuh mulai mengumpulkan sumber daya untuk menghadapi pemicu stres. [[Sumbu hipotalamus-hipofisis-adrenal]] dan [[sistem saraf simpatis]] diaktifkan, sehingga menghasilkan pelepasan hormon dari [[kelenjar adrenal]] seperti [[kortisol]], adrenalin ([[epinefrin]]), dan [[norepinefrin]] ke dalam aliran darah untuk menyesuaikan proses tubuh. Penyesuaian hormonal ini meningkatkan tingkat energi, meningkatkan ketegangan otot, mengurangi kepekaan terhadap nyeri, memperlambat sistem pencernaan, dan menyebabkan peningkatan [[tekanan darah]].<ref name="GottliebBenjaminCoping">Gottlieb, Benjamin."Coping with Chronic Stress". Plenum Press. 1997.</ref><ref name="General Adaptive Syndrome">{{cite book|last1=Mitterer|first1=Jon|last2=Coon|first2=Dennis|date=2013|title=Introduction to Psychology|publisher=Jon-David Hague|pages=446–447}}</ref> Selain itu, [[lokus coeruleus]], kumpulan neuron yang mengandung norepinefrin di [[pons]] [[batang otak]] yang aksonnya menjorok ke berbagai wilayah otak, terlibat dalam pelepasan norepinefrin langsung ke neuron. Tingkat tinggi norepinefrin yang bertindak sebagai neurotransmitter pada reseptornya yang diekspresikan pada neuron di daerah otak, seperti [[korteks prefrontal]],{{by whom?|date=November 2020}} dianggap terlibat dalam efek stres pada [[fungsi eksekutif]], seperti gangguan [[memori kerja.]]
# '''Tahap perlawanan'''. Tubuh kita akan terus membangun ketahanan sepanjang tahap perlawanan, baik sampai sumber daya tubuh habis, yang mengarah ke fase kelelahan, atau sampai rangsangan stres hilang. Saat tubuh menggunakan lebih banyak sumber dayanya, tubuh menjadi semakin lelah dan rentan terhadap penyakit. Pada tahap ini gangguan [[Psikosomatik|psikosomatis]] mulai muncul pertama kali..<ref name="General Adaptive Syndrome" />
# '''Tahap kelelahan'''. Tubuh benar-benar kehabisan hormon dan sumber daya yang digunakan untuk mengelola pemicu stres. Orang tersebut sekarang mulai menunjukkan perilaku seperti kecemasan, mudah tersinggung, menghindari tanggung jawab dan hubungan, perilaku merusak diri sendiri, dan penilaian yang buruk. Seseorang yang mengalami gejala ini memiliki peluang lebih besar untuk menyerang, merusak hubungan, atau menghindari interaksi sosial sama sekali.<ref name="General Adaptive Syndrome" />
Respons stres fisiologis ini melibatkan aktivasi [[sistem saraf simpatis]] tingkat tinggi, yang sering disebut{{by whom?|date=November 2020}} sebagai respons "lawan atau lari". Responsnya melibatkan pelebaran pupil, pelepasan [[endorfin]], peningkatan detak jantung dan pernapasan, penghentian proses pencernaan, sekresi adrenalin, pelebaran arteriol, dan penyempitan vena. Tingkat gairah yang tinggi ini sering kali tidak diperlukan untuk mengatasi stresor mikro dan kerepotan sehari-hari secara memadai; Namun, ini adalah pola respons yang terlihat pada manusia, yang sering mengarah pada masalah kesehatan yang umumnya dikaitkan{{by whom?|date=November 2020}} dengan tingkat stres yang tinggi.<ref name="oregonstate.edu">{{cite web|title=HHS 231 – Extended Campus – Oregon State University|url=http://oregonstate.edu/instruct/dce/hhs231_w04/nine/studyguide.htm|archive-url=https://web.archive.org/web/20121010135321/http://oregonstate.edu/instruct/dce/hhs231_w04/nine/studyguide.htm|archive-date=2012-10-10|url-status=live}}</ref>{{qn|date=November 2020}}
=== Kanker ===
Tidak ada bukti yang jelas mengenai hubungan antara stres dan kanker {{as of|2019|lc=on}}.<ref>{{cite journal|last1=Cohen|first1=S|last2=Murphy|first2=MLM|last3=Prather|first3=AA|date=4 January 2019|title=Ten Surprising Facts About Stressful Life Events and Disease Risk.|journal=Annual Review of Psychology|volume=70|pages=577–597|doi=10.1146/annurev-psych-010418-102857|pmc=6996482|pmid=29949726|quote=[...] the strongest conclusion derived from decades of research on stressors and cancer is that stressful events may be associated with decreased cancer survival but are probably not associated with disease incidence [...].}}</ref> Hal ini dapat disebabkan oleh kesulitan praktis dalam merancang dan menerapkan studi yang memadai.<ref name="Cohen2007">{{cite journal|last1=Cohen|first1=Sheldon|last2=Janicki-Deverts|first2=Denise|last3=Miller|first3=Gregory E|year=2007|title=Psychological Stress and Disease|journal=JAMA|volume=298|issue=14|pages=1685–7|doi=10.1001/jama.298.14.1685|pmid=17925521}}</ref> Penelitian telah menemukan bahwa kepercayaan pribadi pada stres sebagai faktor risiko kanker adalah hal yang umum di [[Inggris]], meskipun kesadaran akan faktor risiko secara keseluruhan ternyata rendah.<ref>{{cite journal|last1=Shahab|first1=Lion|last2=McGowan|first2=Jennifer A.|last3=Waller|first3=Jo|last4=Smith|first4=Samuel G.|date=April 2018|title=Prevalence of beliefs about actual and mythical causes of cancer and their association with socio-demographic and health-related characteristics: Findings from a cross-sectional survey in England|url=https://www.ejcancer.com/article/S0959-8049(18)30778-0/fulltext|journal=European Journal of Cancer|volume=103|pages=308–316|doi=10.1016/j.ejca.2018.03.029|pmc=6202672|pmid=29705530}}</ref>
=== Tidur ===
{{See also|Stres psikologis dan Tidur}}[[Tidur]] memungkinkan orang untuk beristirahat dan memulihkan energi untuk hari lain yang berpotensi diisi dengan interaksi dan tugas. Jika seseorang stres, sangat penting bagi mereka untuk tidur yang cukup agar dapat berpikir jernih.{{Citation needed|date=December 2018}} Namun, perubahan kimiawi dalam tubuh yang disebabkan oleh stres dapat membuat tidur menjadi hal yang sulit dilakukan.{{cn|date=November 2020}} Tubuh kita melepaskan [[glukokortikoid]] sebagai respons terhadap stres; hal ini dapat mengganggu tidur.<ref>{{cite journal|date=September 2015|title=Interactions between sleep, stress, and metabolism: From physiological to pathological conditions|journal=Sleep Science (Sao Paulo, Brazil)|publisher=Sleep Science|volume=8|issue=3|pages=143–152|doi=10.1016/j.slsci.2015.09.002|pmc=4688585|pmid=26779321|vauthors=Hirotsu C, Tufik S, Andersen ML|doi-access=free}}</ref>{{Citation needed|date=December 2018}}
=== {{anchor|Impact on health}}Efek lainnya ===<!--Tag Anchor ini berfungsi untuk memberikan target permanen pada link bagian yang masuk. Harap jangan menghapus, atau memodifikasinya, kecuali saat menambahkan Anchor lain yang sesuai. Jika Anda mengubah judul bagian, harap melakukan Anchor pada judul lama. Sebaiknya lakukan anchor pada header bagian lama yang telah diubah sehingga tautan ke sana tidak akan rusak. Lihat [[Template: Anchor]] untuk detailnya. Template ini adalah {{subst: Anchor comment}}-->
[[File:In_Line_at_the_Medical_Centre_(7989958032).jpg|pra=https://en.wiki-indonesia.club/wiki/File:In_Line_at_the_Medical_Centre_(7989958032).jpg|ka|jmpl|Seorang wanita stres mengantri di pusat medis]]
Kemungkinan besar terdapat suatu hubungan antara stres dan penyakit.<ref name="Folkman, S. 2013">Folkman, S., 2013. Stress: appraisal and coping. In ''Encyclopedia of behavioral medicine'' (pp. 1913–1915). Springer New York.</ref>{{qn|date=November 2020}} Teori dari hubungan stres-penyakit yang diusulkan menunjukkan bahwa stres [[Reaksi stres akut|akut]] dan kronis dapat menyebabkan penyakit, dan penelitian telah menemukan hubungan tersebut.<ref>{{cite journal|last1=Schneiderman|first1=N.|last2=Ironson|first2=G.|last3=Siegel|first3=S. D.|year=2005|title=Stress and health: psychological, behavioral, and biological determinants|journal=Annual Review of Clinical Psychology|volume=1|pages=607–628|doi=10.1146/annurev.clinpsy.1.102803.144141|pmc=2568977|pmid=17716101|quote=Both epidemiological and controlled studies have demonstrated relationships between psychosocial stressors and disease. The underlying mediators, however, are unclear in most cases, although possible mechanisms have been explored in some experimental studies.}}</ref> Menurut teori ini, kedua jenis stres dapat menyebabkan perubahan perilaku dan fisiologi. Perubahan perilaku dapat melibatkan kebiasaan merokok dan makan serta aktivitas fisik. Perubahan fisiologis dapat berupa perubahan aktivasi [[Sistem saraf simpatik|simpatis]] atau aktivasi [[Aksis hipotalamus-hipofisis-adrenal|adrenokortikoid hipofisis hipotalamus]], dan fungsi imunologis.<ref>{{cite journal|last1=Herbert|first1=T. B.|last2=Cohen|first2=S.|year=1993|title=Stress and immunity in humans: a meta-analytic review|journal=Psychosomatic Medicine|volume=55|issue=4|pages=364–379|doi=10.1097/00006842-199307000-00004|pmid=8416086|citeseerx=10.1.1.125.6544|s2cid=2025176}}</ref> Namun, ada banyak [[variabel]] dalam hubungan antara stres dan penyakit.<ref name="Ogden">Ogden, J. (2007). Health Psychology: a textbook (4th ed.), pages 281–282 New York: McGraw-Hill {{ISBN|0335214711}}</ref>
Stres dapat membuat individu lebih rentan terhadap penyakit fisik seperti flu biasa.<ref>{{cite journal|last1=Edmunds|first1=W. John|year=1997|title=Social Ties and Susceptibility to the Common Cold|journal=JAMA: The Journal of the American Medical Association|volume=278|issue=15|pages=1231; author reply 1232|doi=10.1001/jama.1997.03550150035018|pmid=9333253}}</ref>{{qn|date=November 2020}} Peristiwa stres, seperti pergantian pekerjaan, berkorelasi dengan insomnia, gangguan tidur, dan keluhan kesehatan.<ref>Compare: {{cite journal|last1=Greubel|first1=Jana|last2=Kecklund|first2=Göran|date=March 2011|title=The Impact of Organisational Changes on Work Stress, Sleep, Recovery and Health|url=https://www.jstage.jst.go.jp/article/indhealth/49/3/49_MS1211/_pdf/-char/en|journal=Industrial Health|volume=49|issue=3|pages=353–364|doi=10.2486/indhealth.ms1211|pmid=21372437|quote=[...] organizational changes, which include a change in job tasks or downsizing, lead to a somewhat increased stress level as well as slightly increased health problems. This study added that complaints about poor sleep, sleepiness and incomplete recovery also increased in connection with extensive organizational changes. Another key finding was that this is even true for the anticipation of such changes.|doi-access=free}}</ref> Penelitian menunjukkan jenis stresor (apakah itu akut atau kronis) dan karakteristik individu seperti usia dan kesejahteraan fisik sebelum timbulnya stresor dapat digabungkan untuk menentukan efek stres pada individu.<ref name="Schneiderman, N. 2005">{{cite journal|last1=Schneiderman|first1=N.|last2=Ironson|first2=G.|last3=Siegel|first3=S. D.|year=2005|title=Stress and health: psychological, behavioral, and biological determinants|journal=Annual Review of Clinical Psychology|volume=1|pages=607–628|doi=10.1146/annurev.clinpsy.1.102803.144141|pmc=2568977|pmid=17716101}}</ref> Karakteristik kepribadian seseorang (seperti tingkat [[neurotisme]]),<ref name="Jeronimus2014" /> genetika, dan pengalaman masa kanak-kanak dengan penyebab stres dan trauma besar<ref name="Jeronimus2013" /> juga dapat menentukan respons mereka terhadap penyebab stres.<ref name="Schneiderman, N. 2005" />
Stres kronis dan kurangnya sumber daya yang tersedia atau digunakan oleh individu sering kali dapat menyebabkan perkembangan masalah psikologis seperti [[Gangguan depresi mayor|depresi]] dan [[Gangguan kecemasan|kecemasan]] (lihat di bawah untuk informasi lebih lanjut).<ref>Schlotz W, Yim IS, Zoccola PM, Jansen L, Schulz P (2011). "The perceived stress reactivity scale: Measurement invariance, stability, and validity in three countries". ''Psychol Assess.'' (pp. 80–94).</ref> Hal ini terutama berlaku untuk penyebab stres kronis. Ini adalah pemicu stres yang mungkin tidak sekuat pemicu stres akut seperti bencana alam atau kecelakaan besar, tetapi dapat bertahan dalam jangka waktu yang lebih lama. Jenis stresor ini cenderung berdampak lebih negatif pada kesehatan karena terjadi secara berkelanjutan dan karenanya memerlukan respons fisiologis tubuh yang terjadi setiap hari. Hal ini menghabiskan energi tubuh lebih cepat dan biasanya terjadi dalam jangka waktu yang lama, terutama ketika mikrostresor semacam itu tidak dapat dihindari (misalnya: stres yang berhubungan dengan tinggal di lingkungan yang berbahaya). Lihat [[beban alostatis]] untuk pembahasan lebih lanjut tentang proses biologis di mana stres kronis dapat memengaruhi tubuh. Sebagai contoh, penelitian telah menemukan bahwa pengasuh, terutama pasien demensia, memiliki tingkat depresi yang lebih tinggi dan kesehatan fisik yang sedikit lebih buruk daripada bukan pengasuh.<ref>{{cite journal|last1=Pinquart|first1=Martin|last2=Sörensen|first2=Silvia|year=2003|title=Differences between caregivers and non-caregivers in psychological health and physical health: A meta-analysis|url=https://archive.org/details/sim_psychology-and-aging_2003-06_18_2/page/250|journal=Psychology and Aging|volume=18|issue=2|pages=250–67|doi=10.1037/0882-7974.18.2.250|pmid=12825775}}</ref>
Penelitian juga menunjukkan bahwa stres kronis yang dirasakan dan permusuhan yang terkait dengan kepribadian Tipe A sering kali berkorelasi dengan risiko penyakit kardiovaskular yang jauh lebih tinggi. Ini terjadi karena sistem kekebalan yang terganggu serta tingginya tingkat gairah dalam sistem saraf simpatis yang terjadi sebagai bagian dari respons fisiologis tubuh terhadap peristiwa stres.<ref>{{cite journal|last=Kemeny|first=Margaret E.|date=August 2003|title=The Psychobiology of Stress|journal=Current Directions in Psychological Science|volume=12|issue=4|pages=124–129|doi=10.1111/1467-8721.01246|s2cid=145293197}}</ref> Namun, adalah mungkin bagi individu untuk menunjukkan ketangguhan - istilah yang mengacu pada kemampuan untuk menjadi stres kronis dan sehat.<ref>Kobasa, S. C. (1982). "The Hardy Personality: Toward a Social Psychology of Stress and Health". In G. S. Sanders & J. Suls (Eds.), ''Social Psychology of Health and Illness'' (pp. 1–25). Hillsdale, NJ: Lawrence Erlbaum Assoc.</ref> Stres kronis dapat berkorelasi dengan gangguan psikologis seperti [[delusi]].<ref>{{Cite journal|last1=Kingston|first1=Cara|last2=Schuurmans-Stekhoven|first2=James|year=2016|title=Life hassles and delusional ideation: Scoping the potential role of cognitive and affective mediators|journal=Psychology and Psychotherapy: Theory, Research and Practice|volume=89|issue=4|pages=445–463|doi=10.1111/papt.12089|pmid=26846698}}</ref> Kecemasan patologis dan stres kronis menyebabkan degenerasi struktural dan gangguan fungsi [[hipokampus]].<ref>{{cite journal|year=2016|title=Can anxiety damage the brain?|journal=Current Opinion in Psychiatry|type=Review|volume=29|issue=1|pages=56–63|doi=10.1097/YCO.0000000000000223|pmid=26651008|quote=Pathological anxiety and chronic stress lead to structural degeneration and impaired functioning of the hippocampus and the PFC, which may account for the increased risk of developing neuropsychiatric disorders, including depression and dementia.|vauthors=Mah L, Szabuniewicz C, Fiocco AJ|s2cid=17911798}}</ref>
Sudah sejak lama diyakini{{by whom?|date=November 2020}} bahwa keadaan afektif negatif seperti perasaan cemas dan depresi dapat mempengaruhi patogenesis penyakit fisik yang pada akhirnya berdampak langsung pada proses biologis yang pada akhirnya dapat meningkatkan risiko penyakit. Namun, penelitian yang dilakukan oleh University of Wisconsin-Madison dan tempat-tempat lain menunjukkan bahwa sebagian tidak benar; meskipun stres yang dirasakan tampaknya meningkatkan risiko kesehatan yang dilaporkan buruk, persepsi tambahan tentang stres sebagai sesuatu yang berbahaya meningkatkan risiko lebih jauh.<ref>{{cite journal|last1=Keller|first1=Abiola|last2=Litzelman|first2=Kristin|last3=Wisk|first3=Lauren E|last4=Maddox|first4=Torsheika|last5=Cheng|first5=Erika Rose|last6=Creswell|first6=Paul D|last7=Witt|first7=Whitney P|year=2012|title=Does the perception that stress affects health matter? The association with health and mortality|journal=Health Psychology|volume=31|issue=5|pages=677–84|doi=10.1037/a0026743|pmc=3374921|pmid=22201278|quote=High amounts of stress and the perception that stress impacts health are each associated with poor health and mental health. Individuals who perceived that stress affects their health <u>''and''</u> reported a large amount of stress had an increased risk of premature death.}}</ref><ref name="blog.ted.com">{{cite web|date=4 September 2013|title=Stress as a positive: Recent research that suggests it has benefits|url=http://blog.ted.com/could-stress-be-good-for-you-recent-research-that-suggests-it-has-benefits/|archive-url=https://web.archive.org/web/20160911215227/http://blog.ted.com/could-stress-be-good-for-you-recent-research-that-suggests-it-has-benefits/|archive-date=11 September 2016|url-status=live}}</ref> Misalnya, ketika manusia mengalami stres kronis, perubahan permanen dalam respons fisiologis, emosional, dan perilaku mereka kemungkinan besar akan terjadi.<ref name="Jeronimus2014" /><ref name="Cohen2007" /> Perubahan seperti itu bisa menyebabkan penyakit.{{cn|date=November 2020}} Stres kronis terjadi akibat peristiwa stres yang berlangsung dalam jangka waktu yang relatif lama, seperti merawat pasangan dengan demensia, atau akibat dari peristiwa lokal singkat yang terus dialami bahkan lama setelah semuanya berakhir, seperti mengalami serangan seksual.
Eksperimen menunjukkan bahwa ketika manusia yang sehat terpapar stres laboratorium akut, mereka menunjukkan peningkatan adaptif beberapa penanda kekebalan alami tetapi penekanan umum dari fungsi kekebalan tertentu. Sebagai perbandingan, ketika manusia yang sehat terpapar stres kronis kehidupan nyata, stres ini dikaitkan dengan respons imun bifasik di mana penekanan parsial fungsi seluler dan humoral bertepatan dengan peradangan nonspesifik tingkat rendah.<ref>{{Cite web|title=Psychological Stress and Disease (HIV/AIDS)|url=http://www.natap.org/2007/HIV/101107_02.htm|website=www.natap.org|access-date=2021-03-25}}</ref>
Meskipun stres psikologis sering dikaitkan{{by whom?|date=November 2020}} dengan penyakit, sebagian besar orang yang sehat masih tetap bebas penyakit setelah menghadapi peristiwa stres kronis. Selain itu, orang yang tidak percaya bahwa stres akan memengaruhi kesehatannya tidak memiliki peningkatan risiko penyakit, penyakit, atau kematian.<ref name="blog.ted.com" /> Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan individu dalam kerentanan terhadap potensi efek patogenik stres; perbedaan individu dalam kerentanan muncul karena faktor genetik dan psikologis. Selain itu, usia saat stres dialami dapat menentukan pengaruhnya terhadap kesehatan. Penelitian menunjukkan stres kronis di usia muda dapat berdampak seumur hidup pada respons biologis, psikologis, dan perilaku terhadap stres di kemudian hari.<ref><nowiki>{cite journal|last1= Miller|first1= Gregory|last2= Chen|first2= Edith|last3= Cole|first3= Steve W|year= 2009|title= Health Psychology: Developing Biologically Plausible Models Linking the Social World and Physical Health|journal= Annual Review of Psychology|volume= 60|pages= 501–24|doi= 10.1146/annurev.psych.60.110707.163551|pmid= 19035829|doi-access= free}}</nowiki></ref>
== Dampak sosial ==
==
Ketika seseorang stres, banyak tantangan yang muncul; salah satu tantangan yang diakui adalah kesulitan komunikasi. Berikut adalah beberapa contoh bagaimana stres dapat menghambat komunikasi.
Kebudayaan dunia umumnya terbagi dalam dua kategori; individualistis dan kolektivis.<ref name="Sleep">{{cite book|last1=Craven|first1=Ruth|last2=Hirnle|first2=Constance|last3=Jensen|first3=Sharon|date=2013|title=Fundamentals of Nursing: Human and Health Function|location=Philadelphia|publisher=Lippincott Williams & Wilkins|edition=7|page=1319}}</ref>
* Budaya [[Individualisme|individualistis]], seperti di Amerika Serikat, di mana setiap orang adalah entitas independen yang ditentukan oleh pencapaian dan tujuan mereka.
* Budaya [[Kolektivisme|kolektivis]], seperti yang terjadi di banyak negara Asia, lebih suka melihat individu saling bergantung satu sama lain. Mereka menghargai kesopanan dan keluarga.
Perbedaan budaya ini dapat memengaruhi cara orang berkomunikasi saat stres. Misalnya, seorang anggota budaya individualistis akan ragu-ragu untuk meminta obat pereda nyeri karena takut dianggap lemah. Seorang anggota budaya kolektivis tidak akan ragu-ragu. Mereka dibesarkan dalam budaya di mana setiap orang saling membantu dan merupakan satu unit fungsional sedangkan anggota budaya individualistis merasa tidak nyaman ketika meminta bantuan orang lain.<ref name="Sleep" />
==== Hambatan bahasa ====
Hambatan bahasa dapat menyebabkan stres dengan membuat orang merasa tidak nyaman karena perbedaan dalam sintaksis, kosa kata, cara yang berbeda untuk menunjukkan rasa hormat, dan penggunaan bahasa tubuh yang berbeda dapat membuat segalanya menjadi sulit, dan bersama dengan keinginan untuk interaksi sosial yang sukses, merasa tidak nyaman dengan komunikasi di sekitar seseorang dapat membuat mereka enggan untuk berkomunikasi sama sekali.
The System 1 – System 2 model dari Daniel Kahneman (Thinking Fast and Slow) dan lainnya akan membedakan antara tanggapan otomatis, seperti bahasa ibu seseorang, dan bahasa asing yang memerlukan kerja Sistem 2 untuk diterjemahkan. Sistem 2 dapat "habis" oleh upaya mental yang disadari, membuatnya lebih sulit dan membuat stres.<ref name="Cultural Differences">{{cite book|last1=Morrison-Valfre|first1=Michelle|date=2009|title=Foundations of mental health care|url=https://archive.org/details/foundationsofmen0004valf|location=St. Louis, Mo.|publisher=Mosby/Elsevier|isbn=978-0-323-05644-1|edition=4th}}</ref>
==== Perubahan di rumah ====
Perceraian, kematian, dan pernikahan kembali adalah peristiwa yang mengganggu dalam rumah tangga.<ref name="Sleep" /> Meskipun setiap orang yang terlibat terpengaruh oleh peristiwa seperti ini, hal itu dapat terlihat paling drastis pada anak-anak. Karena usia mereka, anak-anak memiliki keterampilan koping yang relatif belum berkembang.<ref>{{Cite web|title=Stress in childhood: MedlinePlus Medical Encyclopedia|url=https://medlineplus.gov/ency/article/002059.htm|website=medlineplus.gov|access-date=2021-03-29}}</ref> Karena alasan ini, peristiwa yang membuat stres dapat menyebabkan beberapa perubahan dalam perilaku mereka. Bergabung dengan kelompok baru, mengembangkan beberapa kebiasaan baru dan terkadang kebiasaan yang tidak diinginkan hanyalah beberapa perubahan yang dapat dipicu oleh stres dalam hidup mereka.<ref name="Sleep" />
Tanggapan yang sangat menarik untuk stres adalah berbicara dengan [[teman khayalan]]. Seorang anak mungkin merasa marah kepada orang tua atau teman sebayanya yang mereka rasa membawa perubahan ini pada dirinya. Mereka membutuhkan seseorang untuk diajak bicara tetapi jelas bukan orang yang membuat mereka marah. Saat itulah teman khayalan masuk. Mereka "berbicara" dengan teman khayalan ini tetapi dengan melakukan itu mereka memutuskan komunikasi dengan orang-orang nyata di sekitar mereka.<ref name="Sleep" />
=== Dukungan sosial dan kesehatan ===
Para peneliti telah lama tertarik pada bagaimana tingkat dan jenis [[dukungan sosial]] seseorang berdampak pada efek stres pada kesehatan mereka. Penelitian secara konsisten menunjukkan bahwa dukungan sosial dapat melindungi terhadap konsekuensi fisik dan mental dari stres.<ref>{{cite journal|last1=Uchino|first1=B. N.|year=2009|title=Understanding the links between social support and physical health: A life-span perspective with emphasis on the separability of perceived and received support|journal=Perspectives on Psychological Science|volume=4|issue=3|pages=236–255|doi=10.1111/j.1745-6924.2009.01122.x|pmid=26158961|citeseerx=10.1.1.713.8624|s2cid=17551921}}</ref><ref>{{cite journal|last1=Berkman|first1=L. F.|last2=Glass|first2=T.|last3=Brissette|first3=I.|last4=Seeman|first4=T. E.|year=2000|title=From social integration to health: Durkheim in the new millennium|url=https://archive.org/details/sim_social-science-medicine_2000-09_51_6/page/843|journal=Social Science & Medicine|volume=51|issue=6|pages=843–857|doi=10.1016/s0277-9536(00)00065-4|pmid=10972429}}</ref> Ini dapat terjadi melalui berbagai macam mekanisme. Salah satu model, yang dikenal sebagai model "efek langsung", berpendapat bahwa dukungan sosial memiliki dampak langsung dan positif pada kesehatan dengan meningkatkan pengaruh positif, mempromosikan perilaku kesehatan adaptif, prediktabilitas dan stabilitas dalam hidup, dan perlindungan terhadap masalah sosial, hukum, dan ekonomi yang dapat berdampak negatif pada kesehatan. Model lain, "efek penyangga", mengatakan bahwa dukungan sosial memberikan pengaruh terbesar pada kesehatan ketika stres, baik dengan membantu individu menilai situasi dengan cara yang tidak terlalu mengancam atau mengatasi stres yang sebenarnya. Para peneliti telah menemukan bukti untuk mendukung kedua jalur ini.<ref>{{cite journal|last1=Cohen|first1=S.|last2=Wills|first2=T. A.|year=1985|title=Stress, social support, and the buffering hypothesis|url=https://semanticscholar.org/paper/523fb3964458ea60541137a955371ceda95e29c0|journal=Psychological Bulletin|volume=98|issue=2|pages=310–357|doi=10.1037/0033-2909.98.2.310|pmid=3901065|s2cid=18137066}}</ref>
Dukungan sosial didefinisikan secara lebih spesifik sebagai sumber daya psikologis dan material yang disediakan oleh jaringan sosial yang ditujukan untuk membantu seseorang mengatasi stres.<ref name="Cohen, S. 20042">{{cite journal|last1=Cohen|first1=S|year=2004|title=Social relationships and health|url=https://archive.org/details/sim_american-psychologist_2004-11_59_8/page/676|journal=American Psychologist|volume=59|issue=8|pages=676–684|doi=10.1037/0003-066x.59.8.676|pmid=15554821}}</ref> Peneliti umumnya membedakan beberapa jenis dukungan sosial: dukungan instrumental – yang mengacu pada bantuan material (misalnya, dukungan keuangan atau bantuan dalam transportasi bertemu dengan dokter), dukungan informasional (misalnya, pengetahuan, pendidikan atau nasihat dalam pemecahan masalah), dan dukungan emosional (misalnya, empati, jaminan, dll.).<ref name="Cohen, S. 20042" /> Dukungan sosial juga dapat mengurangi tingkat stres selama kehamilan.{{Citation needed|date=December 2019|reason=removed citation to predatory publisher content}}
==Pengelolaan==
{{redirects|Stress Relief|The Office episode|Stress Relief (The Office)}}
{{redirects|Stress Reliever|the track|R.E.D. (Ne-Yo album)}}
Baris 240 ⟶ 302:
=== Pencegahan dan pembangunan ketahanan ===
Penurunan perilaku stres merupakan bagian dari pencegahan. Beberapa strategi dan teknik yang umum adalah: pemantauan diri, penyesuaian, penguatan materi, penguatan sosial, dukungan sosial, kontrak diri, kontrak dengan orang penting lainnya, pembentukan, pengingat, kelompok bantuan mandiri, dan bantuan profesional.
Meskipun banyak teknik secara tradisional telah dikembangkan untuk menangani konsekuensi stres, banyak penelitian juga telah dilakukan pada pencegahan stres, subjek yang terkait erat dengan [[pembentukan ketahanan psikologis]]. Sejumlah pendekatan swadaya untuk pencegahan stres dan pembangunan ketahanan telah dikembangkan, terutama berdasarkan teori dan praktik terapi perilaku-kognitif.<ref name="Robertson_2012">{{Cite book| author=Robertson, D | title=Build your Resilience| year=2012| publisher=Hodder| location=London| isbn=978-1-4441-6871-6 |url=https://books.google.com/books?id=QwIstsEgkBMC}}</ref>
Baris 247 ⟶ 309:
=== Berolahraga untuk mengurangi stres ===
Penelitian telah menunjukkan bahwa olahraga mengurangi stres.<ref name=":0">Anxiety and Depression Association of America. (n.d.). Exercise for Stress and Anxiety. Retrieved from https://adaa.org/living-with-anxiety/managing-anxiety/exercise-stress-and-anxiety</ref> Anxiety and Depression Association of America. (n.d.). Olahraga secara efektif mengurangi kelelahan, meningkatkan kualitas tidur, meningkatkan fungsi kognitif secara keseluruhan seperti kewaspadaan dan konsentrasi, menurunkan tingkat ketegangan secara keseluruhan, dan meningkatkan harga diri.
==== Penjelasan teoritis ====
===
{{Main|Coping (psychology)}}
Ada klasifikasi yang berbeda untuk mengatasi, atau [[mekanisme pertahanan]], namun semuanya merupakan variasi pada gagasan umum yang sama: Ada cara yang baik / produktif dan negatif / kontraproduktif untuk menangani stres. Karena stres dirasakan, mekanisme berikut tidak selalu berkaitan dengan situasi aktual yang menyebabkan stres individu. Namun, mekanisme tersebut dapat dianggap sebagai mekanisme koping jika memungkinkan individu untuk mengatasi perasaan / kecemasan negatif yang mereka alami dengan lebih baik karena situasi stres yang dirasakan, dibandingkan dengan benar-benar memperbaiki hambatan konkret yang menyebabkan stres. Mekanisme berikut diadaptasi dari DSM-IV Adaptive Functioning Scale, APA, 1994.
====Mekanisme yang sangat adaptif / aktif / fokus pada masalah====
Keterampilan ini adalah apa yang bisa disebut sebagai "menghadapi masalah langsung", atau setidaknya menangani emosi negatif yang dialami oleh stres dengan cara yang konstruktif. (umumnya adaptif)
* '''
* '''[[
[[File:Two people laughing.jpg|thumb|
::
::[[Sigmund Freud]],
::Lefcourt (2001)
::Selain itu, sebagian besar anak-anak yang dirawat di rumah sakit terlihat menggunakan tawa dan bermain untuk menghilangkan rasa takut, sakit, dan stres mereka. Telah ditemukan bahwa ada pentingnya penggunaan tawa dan humor dalam mengatasi stres.<ref name="Communication in Nursing"/> Manusia harus menggunakan humor sebagai sarana untuk melampaui pemahaman asli mereka tentang peristiwa eksternal, mengambil perspektif yang berbeda, di mana kecemasan mereka dapat diminimalkan.
* '''[[Sublimation (psychology)|
* '''
====Mekanisme penghambatan / penolakan mental====
Mekanisme ini menyebabkan individu memiliki kesadaran yang berkurang (atau dalam beberapa kasus tidak ada) tentang kecemasan mereka, ide-ide yang mengancam, ketakutan, dll., Yang datang dari kesadaran akan ancaman yang dirasakan.
* '''[[Displacement (psychology)|
* '''[[Psychological repression|Represi]]''' – Represi terjadi ketika seseorang mencoba untuk menghilangkan semua pikiran, perasaannya, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan ancaman yang mengganggu / stres (yang dirasakan) dari kesadaran mereka untuk diputuskan dari keseluruhan situasi. Jika dilakukan cukup lama dengan cara yang sukses, ini lebih dari sekadar penyangkalan.
* '''[[
====
Metode-metode ini menangani stres oleh seseorang yang secara harfiah mengambil tindakan, atau menarik diri.
* '''[[
* '''[[Agresi pasif]]''' – Ketika seseorang secara tidak langsung mengatasi kecemasan dan pikiran / perasaan negatif yang berasal dari stres mereka dengan bertindak dengan cara yang bermusuhan atau kesal terhadap orang lain. Keluhan Menolak Bantuan juga dapat dimasukkan dalam kategori ini.
====
Ada metode alternatif untuk mengatasi stres, di mana seseorang bekerja untuk meminimalkan kecemasan dan stres mereka dengan cara pencegahan. Jika seseorang berusaha mengatasi stres setiap hari, perasaan stres dan cara-cara di mana seseorang menghadapinya saat peristiwa eksternal muncul menjadi lebih sedikit beban.
#
# Sistem pendukung - untuk mendengarkan, menawarkan saran, dan saling mendukung
# Manajemen waktu - kembangkan sistem organisasi
# Citra terpandu dan visualisasi - ciptakan kondisi pikiran yang rileks
# Relaksasi otot progresif - melemaskan otot-otot yang tegang
# Pelatihan [[ketegasan]] – bekerja pada komunikasi yang efektif
# Menulis jurnal - mengungkapkan emosi yang sebenarnya, refleksi diri
# Manajemen stres di tempat kerja - atur sistem baru, ganti tugas untuk mengurangi stres sendiri.
Bergantung pada situasinya, semua mekanisme koping ini mungkin adaptif, atau maladaptif.
== Sejarah ==
Sebelum pengenalan konsep "
== Lihat juga ==
{{Columns-list|* [[Reaksi stres akut]]
* [[Performa adaptif]]
* [[Stres kronis]]
* [[Terapi perilaku kognitif]]
* [[Disonansi kognitif]]
* [[Gangguan stres pasca-trauma yang kompleks]]
* [[Teori konservasi sumber daya]], teori stres
* Eksperimen stres ekstrim [[Henry Murray]] di Harvard pada tahun 1960-an
* [[Stres insiden]]
* [[Dukungan tak terlihat]]
* [[Maladaptation]]
* [[Kerusakan mental]]
* [[Pengurangan stres berbasis kesadaran]]
* [[Stres kerja]]
* [[Kelelahan kerja]]
* [[Gangguan stres pasca trauma]]
* [[Trauma psikologis]]
* [[Psikoneuroimunologi]]
* [[Stres (biologis)]]|colwidth=30em}}
== Referensi ==
<references responsive="" />
== Bacaan lebih lanjut ==
* {{cite book|author=Kelly McGonigal|year=2015|title=The Upside of Stress: Why Stress Is Good for You, and How to Get Good at It|url=https://archive.org/details/upsideofstresswh0000mcgo|publisher=Avery|isbn=978-1583335611}}
* {{Cite web|title=Manage Stress - healthfinder.gov|url=https://healthfinder.gov/HealthTopics/Category/health-conditions-and-diseases/heart-health/manage-stress|website=healthfinder.gov|access-date=2021-03-29}}
{{Medical resources
| ICD10 = <!--{{ICD10|Xxx.x}}-->
| ICD10CM = <!--{{ICD10CM|Xxx.xxxx}}-->
| ICD9 = <!--{{ICD9|xxx}}-->
| DiseasesDB =
| MedlinePlus = 003211
| eMedicineSubj =
| eMedicineTopic =
| PatientUK =
| MeshID = D013315
| NORD =
| NCI =
| Scholia =
| SNOMED CT =73595000
}}
[[Kategori:Konsep psikologis]]
[[Kategori:Stres (biologis dan psikologis)]]
|