Pembangkit listrik tenaga sampah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
+ pranala dalam, bacaan lanjutan
Hartanto Wibowo (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(6 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Berkas:Teesside wte.JPG|al=Pembangkit Listrik |jmpl|Pembangkit Listrik ]]{{No footnotes|date=Maret 2021}}
 
'''Pembangkit listrik tenaga sampah''' (atau ''Pembangkit listrik tenaga biomasa sampah'' disebut juga PLTSa) adalah [[pembangkit listrik termal]] dengan uap supercritical steam dan ber[[bahan bakar]] [[sampah]] atau [[metana|gas metana]] [[sampah]]. Sampah dan [[metana|gas metana]] sampah dibakar menghasilkan panas yang memanaskan uap pada [[boiler]] steam supercritical. Uap kompresi tinggi kemudian menggerakkan turbin uap dan flywheel yang tersambung pada [[generator]] dengan perantara gigi transmisi sehingga menghasilkan [[listrik]]. Daya yang dihasilkan pada pembangkit ini bervariasi antara 500 KW sampai 10 MW. Bandingkan dengan [[PLTU]] berbahan bakar [[batubara]] dengan daya 40 MW sampai 100 MW per unit atau PLT nuklir berdaya 300 MW sampai 1200 MW per unit.
 
=== Refuse Derived Fuel (RDF) ===
Refuse Derived Fuel (RDF) adalah bahan bakar yang berasal dari sampah yang telah diproses dan memiliki nilai kalori tinggi. RDF merupakan sumber energi terbarukan yang dapat menjadi alternatif bahan bakar fosil konvensional, seperti batu bara. RDF dapat menjadi solusi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan untuk mengelola sampah dan menghasilkan energi. RDF dapat membantu mengurangi polusi lingkungan dan memenuhi kebutuhan energi yang terus meningkat dari berbagai industri.
 
Berikut ini adalah beberapa tahapan dalam pengelolaan sampah menjadi RDF:
* Pengumpulan sampah,
* Pemilahan sampah,
* Pengeringan,
* Penghancuran, and
* Pembentukan.
 
Kualitas RDF diukur berdasarkan beberapa faktor, seperti: nilai kalor, kadar air, kadar abu, kandungan komponen volatil, and kandungan karbon terikat.
 
== Proses pembakaran ==
PLTSa dengan proses pembakaran menggunakan proses konversi Thermal dalam mengolah sampah menjadi energi. Proses kerja tersebut dilakukan dalam beberapa tahap yaitu:
==== Pemilahan dan penyimpanan sampah ====
* Limbah sampah kota yang berjumlah ± 500-700 ton akan dikumpulkan pada suatu tempat yang dinamakan Tempat Pengolahan Akhir (TPA).
* Pemilahan sampah sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan PLTSa.
* Sampah ini kemudian disimpan didalam bunker yang menggunakan teknologi RDF (Refused Derived Fuel).Teknologi RDF ini berguna dalam mengubah limbah sampah kota menjadi limbah padatan sehingga mempunyai nilai kalor yang tinggi.
* Penyimpanan dilakukan selama lima hari hingga kadar air tinggal 45 % yang kemudian dilanjutkan dengan pembakaran.
==== Pembakaran sampah ====
* Tungku PLTSa pada awal pengoperasiannya akan digunakan bahan bakar minyak.
* Setelah suhu mencapai 850 °C – 900 °C, sampah akan dimasukkan dalam tungku pembakaran (insenerator).
* Hasil pembakaran limbah sampah akan menghasilkan gas buangan yang mengandung CO, CO2, O2, NOx, dan Sox. Hanya saja, dalam proses tersebut juga terjadi penurunan kadar O2. Penurunan kadar O2 pada keluaran tungku bakar menyebabkan panas yang terbawa keluar menjadi berkurang dan hal tersebut sangat berpengaruh pada efisiensi pembangkit listrik.
 
==== Pemanasan boiler ====
Panas yang dipakai dalam memanaskan boiler berasal dari pembakaran sampah. Panas ini akan memanaskan boiler dan mengubah air didalam boiler menjadi uap.
==== Penggerakan turbin dan generator serta hasil ====
Uap yang tercipta akan disalurkan ke turbin uap sehingga turbin akan berputar. Karena turbin dihubungkan dengan generator maka ketika turbin berputar generator juga akan berputar. Generator yang berputar akan menghasilkan tenaga listrik yang akan disalurkan ke jaringan listrik milik PLN. Dari proses diatas dengan jumlah sampah yang berkisar 500-700 ton tiap harinya dapat diolah menjadi sumber energi berupa listrik sebesar 7 Megawatt.
 
Baris 28 ⟶ 40:
 
Untuk memanfatkan gas yang sudah terbentuk, proses selanjutnya adalah memasang pipa-pipa penyalur untuk mengeluarkan gas. Gas selanjutnya dialirkan menuju tabung pemurnian sebelum pada akhirnya dialirkan ke generator untuk memutar turbin. Dalam penerapan sistem ''sanitary landfill'' yang perlu diperhatikan adalah, luas area harus mencukupi, tanah untuk penutup harus gembur, permukaan tanah harus dalam dan agar ekonomis lokasi penimbunan harus dekat dengan TPA (Tempat pembuangan akhir) sampah sehingga biaya transportasi untuk mengangkut tanah tidak terlalu tinggi.
 
== Gasifikasi plasma ==
Gasifikasi plasma digunakan secara komersial sebagai sistem limbah menjadi energi yang mengubah limbah padat kota, ban, limbah berbahaya, dan lumpur limbah menjadi gas sintesis (syngas) yang mengandung hidrogen dan karbon monoksida yang dapat digunakan untuk menghasilkan listrik. Fasilitas busur plasma pembuangan limbah skala kota telah beroperasi di Jepang dan Tiongkok sejak tahun 2002. Sejauh ini, belum ada implementasi komersial di Eropa dan Amerika Utara yang berhasil. Teknologi ini dicirikan oleh potensi tingkat kerusakan limbah yang masuk yang sangat tinggi, tetapi produksi energi bersih yang rendah atau negatif dan biaya operasional yang tinggi.
 
Gasifikasi plasma digunakan secara komersial untuk pembuangan limbah di lima lokasi di seluruh dunia, yang mewakili kapasitas desain total 200 ton limbah per hari, yang 100 ton per hari adalah limbah biomassa.
 
== Lihat juga ==
*[[Energi termal]]
*[[Pembangkit listrik termal]]
* [[Listrik]]
* [[Generator listrik]]
* [[Ketel uap]]
 
== Referensi ==
 
Baris 35 ⟶ 60:
* https://finance.detik.com/energi/d-5341684/6-usulan-pemerintah-percepat-proyek-pembangkit-listrik-tenaga-sampah
 
[[Kategori:PembangkitJenis pembangkit listrik|sampah]]
[[Kategori:Teknologi pengolahan limbah]]
[[Kategori:Insinerasi]]