Gundala (film): Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Mars Julian (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
k OrangKalideres memindahkan halaman Gundala: Negeri Ini Butuh Patriot ke Gundala (film) dengan menimpa pengalihan lama: Revert suntingan LTA Sandy Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(46 revisi perantara oleh 29 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 6:
| caption =
| director = [[Joko Anwar]]
| producer =
* Bismarka Kurniawan
* Sukhdev Singh
* Wicky V. Olindo
}}
| writer = Joko Anwar
| based_on = {{based on|''Gundala''
| narrator =
| starring = {{Plainlist|
* [[Abimana Aryasatya]] * [[Tara Basro]] * [[Bront Palarae]] * [[Ario Bayu]] * [[Rio Dewanto]] * [[Marissa Anita]] }}
| music = {{Plainlist|
* [[Aghi Narottama]]
* Bemby Gusti
* Tony Merle
}}
| maintheme =
| opentheme =
| endtheme =
| cinematography = [[Ical Tanjung]]
| editing = Dinda Amanda
| studio = {{Plainlist|
* [[Screenplay Films]] * [[Bumilangit|Bumilangit Studios]] * [[Legacy Pictures]] * [[Ideosource Entertainment]] }}
|
| released = {{film date|2019|8|29}}
| film of location =
| runtime = 123 menit<br>119 menit ([[Festival Film Internasional Toronto
| country = {{flag|Indonesia}}
| language = [[Bahasa Indonesia|Indonesia]]<br>[[bahasa Jawa|Jawa]]<br>[[bahasa Kawi|Kawi]]
Baris 35 ⟶ 55:
'''Sinematografi Terbaik''': [[Ical Tanjung]]<br/>'''Tata Suara Terbaik''': [[Khikmawan Santosa]] & Anhar Moha<br/>'''Efek Visual Terbaik''': Abby Eldipie
}}
'''''Gundala''''' adalah sebuah film [[film pahlawan super|pahlawan super]] [[neo-noir]] [[Indonesia]] tahun 2019 yang disutradarai dan ditulis oleh [[Joko Anwar]]. Film ini adalah produksi bersama [[Screenplay Films]], [[Legacy Pictures]], [[Ideosource Entertainment]], dengan pemilik hak cipta Gundala yaitu [[Bumilangit|Bumilangit Studios]]. Film ini berdasarkan pada cerita karakter pahlawan super Indonesia tahun 1969 [[Gundala (pahlawan super)|Gundala]] yang dibuat oleh [[Harya Suraminata]]. Karakter utamanya sendiri diperankan oleh [[Abimana Aryasatya]]. Film ini akan menjadi awal dari [[Jagat Sinema Bumilangit]] (JSB) sekaligus Film superhero dari Asia tenggara yang paling terkenal. Gundala dalam bahasa Jawa yaitu "Gundolo" yang berarti Petir, sangat cocok mengingat superhero / adiwira ini memang mempunyai Kekuatan Petir. Uniknya Gundala bisa diartikan sebagai Telinga Panjang seperti sama halnya dengan sahabat Gundala yaitu Sri Asih yang juga menggunakan desain telinga panjang. Telinga panjang itu bermakna bahwa kita harus lebih menjadi pendengar daripada banyak berbicara.
== Alur ==
Sancaka ([[Muzakki Ramdhan]]) adalah putra seorang pekerja pabrik miskin yang berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sancaka yang masih muda itu menunjukkan tanda-tanda kecemerlangan dalam mengutak-atik produk listrik, tetapi takut dengan petir dan badai yang seakan selalu mengincarnya. Ayah Sancaka ([[Rio Dewanto]]) memimpin rekan-rekan buruh pabriknya dalam sebuah protes terhadap pemilik pabrik, menuntut kenaikan gaji. Kelompok itu bertemu dengan penjaga bersenjata yang disewa oleh pemilik pabrik, lalu protes itu berubah menjadi anarkis. Pada protes kedua, ayah Sancaka dikhianati dan ditikam oleh rekan-rekannya yang telah disuap oleh pemilik pabrik dan meninggal di lengan Sancaka. Sancaka disambar oleh petir lalu meretakkan tameng para pasukan bersenjata sambil memegangnya, lalu saat orang-orang ingin menolongnya, mereka semua terlempar dan tersengat petir dari tubuh Sancaka. Setahun kemudian, ibu Sancaka ([[Marissa Anita]]) pergi ke kota lain untuk mencari pekerjaan. Dia berjanji untuk kembali keesokan harinya, tetapi tidak pernah kembali.
Peristiwa ini membuat Sancaka berkeliaran sendirian di jalan-jalan Jakarta, hidup dari mengamen. Suatu ketika ia dikejar dan dipukuli oleh sekelompok anak jalanan, sampai akhirnya ia diselamatkan oleh Awang (Faris Fadjar Munggaran), seorang anak jalanan yang lebih tua darinya. Sancaka tinggal bersama Awang selama beberapa waktu, dan Awang melatihnya agar menguasai ilmu bela diri. Awang juga memberi pesan kepada Sancaka untuk tidak ikut campur dengan urusan orang lain jika dia ingin tetap hidup aman di jalanan. Suatu malam, Sancaka dan Awang berencana untuk berangkat ke Tenggara dengan menaiki kereta yang lewat. Ketika akhirnya ada kereta lewat, Awang melompat ke atasnya, tetapi Sancaka tidak dapat mengejar kereta, dan berakhir ditinggal sendirian lagi.
Baris 47 ⟶ 66:
Suatu hari, Sancaka membantu tetangganya, Wulan ([[Tara Basro]]) melawan beberapa preman yang mengganggunya. Para preman membalas dengan menyerangnya di malam hari saat ia tengah bekerja di pabrik dan berusaha untuk membunuhnya dengan cara melemparkan Sancaka dari atap pabrik. Setelah tubuh Sancaka jatuh ke tanah, sambaran petir menyambar tubuhnya dan menghidupkannya kembali, serta memberinya kekuatan manusia super.
Wulan memimpin sekelompok pedagang pasar untuk memberontak melawan para preman yang mengganggu mereka. Suatu saat, Sancaka kebetulan berada di sekitar pasar tersebut dan akhirnya bertarung dan mengalahkan 30 orang preman dengan kekuatannya. Wulan meminta Sancaka untuk bergabung dengan kelompoknya agar bisa mempertahankan pasar.
Para preman membalas dengan cara membakar pasar. Kesengsaraan dan keputusasaan para pedagang pasar meyakinkan Sancaka untuk bangkit membela mereka. Dengan bantuan Wulan, Tedy—adik lelaki Wulan—, dan Pak Agung (Pritt Timothy)—teman Sancaka sesama penjaga keamanan—, Sancaka belajar mengendalikan kekuatannya dan menciptakan kostum darurat untuk memanfaatkan kekuatan petir di dalam dirinya. Dengan itu, Sancaka mulai bertarung dan mengalahkan para penjahat, menginspirasi orang-orang sebagai simbol harapan untuk bangkit dan berdiri bersama untuk mempertahankan diri dari serangan para penjahat.
Baris 66 ⟶ 85:
== Pemeran ==
{| class="wikitable"
|+
!Nama
!Peran
|-
|[[Abimana Aryasatya]]
|Sancaka / [[Gundala (pahlawan super)|Gundala]]
|-
|[[Muzakki Ramdhan]]
|Sancaka Kecil
|-
|[[Bront Palarae]]
|Pengkor
|-
|[[Tara Basro]]
|Sedhah Esti Wulan
|-
|[[Lukman Sardi]]
|Ridwan Bahri
|-
|[[Ario Bayu]]
|Ghani Zulham / Ghazul
|-
|[[Pritt Timothy]]
|Agung
|-
|[[Bima Sena]]
|Teddy
|-
|[[Rio Dewanto]]
|Sangaji / Bapak Sancaka
|-
|[[Marissa Anita]]
|Ibu Sancaka
|-
|[[Faris Fadjar]]
|Awang
|-
|[[Donny Alamsyah]]
|Fadli Aziz
|-
|[[Dea Panendra]]
|Bonita (mempelai Fadli Aziz)
|-
|[[Tanta Ginting]]
|Ito Marbun
|-
|[[Kiki Narendra]]
|Nemo
|-
|[[Ramadhan Al Rasyid]]
|Gunadi
|-
|[[Arswendi Nasution|Arswendi Bening Swara]]
|Ferry Dani
|-
|[[Aqi Singgih]]
|Ganda Hamdan
|-
|[[Zidni Hakim]]
|Dirga Utama
|-
|[[Putri Ayudya]]
|Indira Rahayu
|-
|[[Cecep Arif Rahman]]
|Swara Batin (Penari)
|-
|[[Hannah Al Rasyid]]
|Cantika (Dokter Bedah)
|-
|[[Asmara Abigail]]
|Desti Nikita (Mahasiswi)
|-
|[[Andrew Suleiman]]
|Jack Mandagi (Chef)
|-
|[[Daniel Adnan]]
|Tanto Ginanjar (Pandai Besi)
|-
|[[Kelly Tandiono]]
|Mutiara Jenar (Model)
|-
|[[Rendra Bagus Pamungkas]]
|Adi Sulaiman (Pemain Biola)
|-
|[[Ari Tulang]]
|Kamal Atmaja (Hipnoterapis)
|-
|[[Aming|Aming Sugandhi]]
|Sam Buadi (Pemahat)
|-
|[[Cornelio Sunny]]
|Kanigara (Pelukis)
|-
|[[Pevita Pearce]]
|[[Sri Asih (pahlawan super)|Sri Asih]]
|-
|[[Sudjiwo Tedjo]]
|Ki Wilawuk
|-
|[[Abirama Putra]]
|Sadha
|-
|[[Makayla Rose]]
|Sasha
|-
|[[Dimas Danang]]
|Hasbi (asisten Ridwan Bahri)
|-
|[[Willem Bevers]]
|Prakoso
|-
|[[Eduwart Manalu]]
|Agus
|-
|[[Della Dartyan]]
|Nila Umaya (istri Agus)
|-
|[[Indra Brasco]]
|Rudi Santosa
|-
|[[Paul Agusta]]
| rowspan="4" |Politikus
|-
|[[Alim Sudio]]
|-
|[[Ical Tanjung]]
|-
|[[Maera|Maera Panigoro]]
|-
|[[Natalius Chendana]]
|Lelaki Kaya
|-
|[[Djenar Maesa Ayu]]
|Perempuan Kaya
|-
|[[Wina Marrino]]
|Istri Ridwan Bahri
|-
|[[Kevin Ardilova]]
|Anak Ridwan Bahri
|-
|[[Dewi Pakis]]
|Ibu Pedagang Beras
|-
|[[Maria Oentoe]]
|Istri Pemilik Toko Elektronik
|-
|[[Nazyra C. Noer]]
|Ibu Hamil
|-
|[[Khiva Iskak]]
|Laki-laki Nerdy
|-
|[[Zack Lee]]
|Arjuna
|}
== Produksi ==
=== Pengembangan ===
{{double image|right|Hanung Bramantyo, Jogja-Netpac Asian Film Festival, 2017-12-04 02.jpg|152|Joko anwar scroundbites 2007.jpg|150|Awalnya, [[Hanung Bramantyo]] ''(kiri)'' ditunjuk menjadi sutradara film ini sebelum akhirnya diganti [[Joko Anwar]].}}
[[Bumilangit Studios]] sebagai pemilik [[kekayaan intelektual]] Gundala telah mengembangkan ide membuat film Gundala sejak 2008. Bumilangit Studios yang saat itu bernama Bumi Langit Pictures bekerja sama dengan Graha Media Visi dalam produksi film ini. Direncanakan film ini akan disutradarai [[Alex J. Simal]] dan dibintangi [[Sandy Mahesa]], [[Amelia Dinati]], [[Dharma Suchdi]], [[Chandra Gahli]], dan [[Reina Abidin]]. Film ini direncanakan akan ditayangkan pada Juni 2009, tetapi rencana produksi tersebut menghilang ditelan angin.<ref>{{cite news|last=Sugihardiyah|first=Rita|url=https://www.kapanlagi.com/showbiz/film/indonesia/gundala-putra-petir-beraksi-lagi-mix1bv6.html|title=Gundala Putra Petir Beraksi Lagi!|website=Kapan Lagi|date=21 Mei 2008|accessdate=19 Agustus 2019|archive-date=2021-10-21|archive-url=https://web.archive.org/web/20211021220842/https://www.kapanlagi.com/showbiz/film/indonesia/gundala-putra-petir-beraksi-lagi-mix1bv6.html|dead-url=no}}</ref> Pada tahun 2010, terjadi kebohongan ([[hoax]]) yang dilakukan oleh Iskandar Salim, seorang fotografer dan desainer grafis yang menciptakan materi promosi untuk film yang tidak dibuat tentang Gundala. Salim memperhatikan bahwa belum pernah ada film yang menampilkan [[pahlawan super]] [[Indonesia]] dan ingin memulai debat publik tentang masalah ini. Dia membuat situs web resmi, halaman [[Facebook]], poster, dan foto-foto ditampilkan yang diduga memperlihatkan film yang sedang dibuat. Sebagai hasil dari perhatian yang dihasilkan oleh tipuan, pencipta Gundala, Hasmi, terlibat dalam negosiasi untuk menghasilkan film nyata berdasarkan karakter ciptaannya itu.<ref>{{Cite web|url=https://www.thejakartapost.com/news/2010/06/06/holding-a-superhero.html|title=Holding on for a superhero|last=Post|first=The Jakarta|website=The Jakarta Post|language=en|access-date=2019-07-31|archive-date=2023-06-03|archive-url=https://web.archive.org/web/20230603074211/https://www.thejakartapost.com/news/2010/06/06/holding-a-superhero.html|dead-url=no}}</ref> Produksi film ini kemudian terdengar kembali tatkala [[Erick Thohir]] dari Mahaka Pictures memproduksi film ini dengan [[Hanung Bramantyo]] sebagai sutradara.<ref>{{
[[Joko Anwar]] mengakui bahwa proses penulisan [[naskah film]] Gundala adalah pekerjaan tersulit selama kariernya. Dia biasanya menghabiskan 1-2 bulan untuk proses penulisan naskah, tetapi akhirnya menghabiskan 7 bulan untuk proyek ini. Menafsirkan kembali asal mula dari komiknya tahun 1969, ia menyusun ulang cerita itu dengan cara yang dapat menarik kaum milenial dan centenial. [[Komik]] dan catatan Hasmi tentang Gundala membantunya menulis naskah.<ref>{{Cite
=== Praproduksi ===
[[Joko Anwar]] merasa bahwa [[Abimana Aryasatya]] adalah aktor yang sempurna untuk memerankan Sancaka alias Gundala karena auranya yang lemah lembut namun kuat. Setelah beberapa upaya, Joko berhasil meyakinkan Abimana dan akhirnya ia pun menerima tawaran itu.<ref>{{Cite
Kostum Gundala adalah upaya kerja tim antara Iwan Nazif (Bumilangit Creative Engine) dan Chris Lie (Caravan Studio). Produksi tersebut ditangani oleh Quantum Creations FX yang berbasis di [[Los Angeles]], yang menggarap [[Daredevil (film)|Daredevil]], [[Watchmen]], [[Supergirl]], [[The Hunger Games (film)|The Hunger Games]], [[Star Trek]], dan [[Iron Man]].<ref>{{Cite
=== Pembuatan film ===
Produksi film ini melibatkan 1.800 pemain dan pengambilan gambar dilakukan di 70 lokasi yang berbeda di Indonesia. Penggarapan film ini memakan waktu hingga dua tahun.<ref>{{
=== Pascaproduksi ===
Pascaproduksi dimulai pada November 2018 dan selesai sekitar Juni 2019. Film Gundala<ref>{{Cite web|url=https://cultura.id/gundala-film-adaptasi-superhero-asli-indonesia|title=Gundala: Film Adaptasi Superhero Asli Indonesia|last=Pang|first=Albert|date=2019-04-13|website=Cultura Magazine|language=en-US|access-date=2020-01-19|archive-date=2023-06-02|archive-url=https://web.archive.org/web/20230602230417/https://www.cultura.id/gundala-film-adaptasi-superhero-asli-indonesia|dead-url=no}}</ref> melibatkan banyak pekerja film di Indonesia, salah satunya adalah [[Khikmawan Santosa]]. Gundala adalah salah satu proyek terakhirnya sebelum ia meninggal pada 11 Mei 2019.<ref>{{Cite
== Lagu pengiring ==
Salah satu soundtrack yang melengkapi film ini adalah lagu 1962 The End of the World oleh Skeeter Davis. Tim produksi setuju bahwa lirik mewakili tema utama film; ketika banyak orang di suatu negara tidak menegakkan keadilan, mereka akan menuju akhir dunia.<ref>{{Cite
== Pemasaran ==
Video tampilan pertama film Gundala ditampilkan di Indonesia Comic Con pada 28 Oktober 2018.<ref>{{Cite
Untuk meningkatkan kesadaran publik tentang film Gundala, [[M&C!]] dan penerbit Koloni akan menerbitkan dua jenis komik Gundala, versi remastering dari komik klasik Gundala (diterbitkan pada Juli 2019) dan adaptasi komik Gundala dari kisah yang disampaikan dalam film (diterbitkan pada Agustus 2019). Versi remastering menargetkan penggemar komik Gundala asli pada tahun 1970-an dan 1980-an dan kolektor komik sekolah tua Indonesia, sedangkan versi adaptasi menargetkan generasi milenium Indonesia yang tidak mengetahui karakter Gundala sebelumnya. Komik Gundala juga akan tersedia dalam bentuk digital di [[Line Webtoon]], menargetkan remaja Indonesia yang sering mengakses platform. Koloni, bersama dengan [[Gramedia Pustaka Utama]] dan Bumilangit, juga akan mengadakan beberapa roadshow di seluruh Indonesia. Roadshow film Gundala dimulai pada 15 Juni 2019 di [[Jakarta]].<ref name="CNNIndonesia1">{{
Memanfaatkan penayangan ''Gundala'' dan ''Twivortiare'', [[Twitter]] memasang emoji di sebelah tagar berkaitan dengan dua film itu.<ref>{{cite news|last=Djaya|first=Andi Baso|url=https://beritagar.id/artikel/seni-hiburan/kado-spesial-dari-twitter-untuk-gundala-dan-twivortiare|title=Kado spesial dari Twitter untuk Gundala dan Twivortiare|website=Beritagar|date=8 Agustus 2019|accessdate=19 Agustus 2019|archive-date=2019-08-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20190820094122/https://beritagar.id/artikel/seni-hiburan/kado-spesial-dari-twitter-untuk-gundala-dan-twivortiare|dead-url=yes}}</ref> Tagar #Gundala sendiri menempati peringkat kelima topik terhangat Twitter Indonesia.<ref>{{
== Penayangan ==
''Gundala'' ditayangkan di bioskop pada 29 Agustus 2019, bersamaan dengan ''[[Twivortiare]]''.<ref name="CNNIndonesia1"/> Film ini juga ditayangkan di bagian Midnight Madness di [[Festival Film Internasional Toronto 2019]].<ref>{{cite web|url=https://tiff.net/events/gundala|title=Gundala|publisher=Festival Film Internasional Toronto|accessdate=12 Agustus 2019|archive-date=2023-07-26|archive-url=https://web.archive.org/web/20230726195322/https://tiff.net/events/gundala|dead-url=no}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://cultura.id/gundala-tembus-toronto-international-film-festival-2019|title=Gundala di Toronto International Film Festival 2019|last=Yucki|first=Bernadetta|date=2019-09-12|website=Cultura Magazine|language=en-US|access-date=2020-01-19|archive-date=2023-02-02|archive-url=https://web.archive.org/web/20230202184006/https://www.cultura.id/gundala-tembus-toronto-international-film-festival-2019|dead-url=no}}</ref> [[Lembaga Sensor Film]] mengklasifikasikan film ini sebagai {{tooltip|13+|13 tahun ke atas}}.<ref>[http://lsf.go.id/publik/daftar?cari=YToxOntzOjg6ImthdGVnb3JpIjtzOjQ6ImZpbG0iO30= Daftar Sensor]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}. Lembaga Sensor Film. 22 Juli 2019. Diakses 12 Agustus 2019. Petunjuk: Ketik "Perburuan" pada kolom "Judul", klik "Tampilkan", kemudian klik tombol bergambar kertas yang terletak di sebelah kanan untuk mengetahui keputusan lengkap.</ref> Film ini adalah film pertama Indonesia yang menggunakan tata suara [[Dolby Atmos]].<ref>{{
Pada hari pertama, film ini ditonton 174.013 orang.<ref>{{
Gundala<ref>{{Cite web|url=https://cultura.id/gundala-review|title=Gundala Review: Lahirnya Superhero Indonesia|last=Andhika Zulkarnaen|date=2019-08-30|website=Cultura Magazine|language=en-US|access-date=2020-01-19|archive-date=2023-02-09|archive-url=https://web.archive.org/web/20230209053753/https://www.cultura.id/gundala-review|dead-url=no}}</ref> juga direncanakan ditayangkan di Malaysia pada 7 November 2019 bersamaan juga dengan ''Twivortiare'', tetapi batal.<ref>{{cite news|author1=Azwa Rahman|url=http://www.gempak.com/artikel/25230/filem-adiwira-indonesia-gundala-bakal-masuk-pawagam-malaysia-november-ini|title=Filem Adiwira Indonesia Gundala Bakal Masuk Pawagam Malaysia November Ini|website=gempak|date=1 Oktober 2019|accessdate=12 Oktober 2019|archive-date=2019-10-12|archive-url=https://web.archive.org/web/20191012061141/http://www.gempak.com/artikel/25230/filem-adiwira-indonesia-gundala-bakal-masuk-pawagam-malaysia-november-ini|dead-url=no}}</ref>
== Penerimaan ==
=== Penghargaan ===
Di Festival Film Indonesia 2019, ''Gundala'' mendapatkan 9 nominasi, setara dengan ''[[27 Steps of May]]'' arahan Ravi Bharwani dan ''[[Bebas (film)|Bebas]]'' arahan [[Riri Riza]].<ref>{{
{| class="wikitable" style="font-size: 95%;"
|-
Baris 230 ⟶ 370:
== Sekuel ==
Sebagai film pertama dari [[Jagat Sinema Bumilangit]], ''Gundala'' akan diteruskan oleh ''[[Sri Asih (film)|Sri Asih]]'' yang disutradarai [[Upi Avianto]] sebagai film kedua dan ''[[Virgo and The Sparklings (film)|Virgo and The Sparklings]]'' yang disutradarai [[Ody C. Harahap]] sebagai film ketiga dalam [[Jagat Sinema Bumilangit]].<ref>{{
== Referensi ==
Baris 240 ⟶ 380:
* {{Rotten Tomatoes|gundala|Gundala}}
{{Jagat Sinema Bumilangit}}{{Screenplay Bumilangit}}{{Joko Anwar}}
{{Screenplay Films|state=expanded}}
[[Kategori:Film Indonesia tahun 2019]]
[[Kategori:Film yang disutradarai Joko Anwar]]
[[Kategori:Jagat Sinema Bumilangit]]
[[Kategori:Film
[[Kategori:Film pahlawan super]]
[[Kategori:Film Indonesia]]
[[Kategori:Screenplay Bumilangit]]
|