Memetika: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8 |
Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan. Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Tugas pengguna baru Disarankan: tambahkan pranala |
||
Baris 6:
{{Main|Meme}}
Istilah "meme" berasal dari kata [[Yunani Kuno]] μιμητής (mimētḗs), yang berarti "peniru, penyaru". Istilah yang sama "mneme" digunakan pada tahun 1904 oleh ahli biologi evolusi Jerman Richard Semon, yang dikenal atas pengembangan teori engram tentang memori dalam karyanya ''Die mnemischen Empfindungen di ihren Beziehungen zu den Originalempfindungen'', yang diterjemahkan ke dalam [[bahasa Inggris]] pada tahun 1921 dengan judul ''The Mneme''. Hingga kemudian Daniel Schacter menerbitkan ''Forgotten Ideas, Neglected Pioneers: Richard Semon and the Story of Memory'' pada tahun 2000, menjadikan karya Semon berpengaruh. Meski demikian Richard Dawkins (1976) mengemukakan istilah "''meme''" secara independen dari Semon. Ia menulis:
<blockquote>
“''Mimeme” comes from a suitable Greek root, but I want a monosyllable that sounds a bit like “gene”. I hope my classicist friends will forgive me if I abbreviate mimeme to meme. If it is any consolation, it could alternatively be thought of as being related to “memory”, or to the French word même''.</blockquote>
Baris 23:
Model transfer informasi budaya yang evolusioner ini didasarkan pada konsep bahwa unit-unit informasi, atau "meme", memiliki eksistensi yang independen, dapat menggandakan diri, dan tunduk pada evolusi selektif melalui kekuatan lingkungan.<ref>James W. Polichak, [http://books.google.com/books?id=Gr4snwg7iaEC&pg=PA664 "Memes as Pseudoscience"], in Michael Shermer, ''Skeptic Encyclopedia of Pseudoscience''. P. 664f.</ref> Berawal dari usulan yang ada dalam tulisan-tulisan Richard Dawkins, sejak saat itu kritik berubah menjadi bidang studi yang baru, yang mengarah pada unit-unit budaya yang mereplikasi diri. Telah diusulkan bahwa sama halnya seperti meme yang dianalogikan sebagai gen, memetika dapat dianalogikan sebagai [[genetika]].
Kritikus berpendapat bahwa ada beberapa pernyataan pendukung yang “belum teruji, belum terjamin atau tidak benar.” Luis Benitez-Bribiesca, seorang kritikus memetika, menyebutnya sebuah “''pseudo scientific dogma''” dan "sebuah gagasan berbahaya yang menimbulkan ancaman bagi kajian yang serius tentang evolusi kesadaran dan budaya". Sebagai kritik faktual, ia merujuk kepada belum adanya kode untuk meme, seperti [[DNA]] untuk gen, dan fakta bahwa mekanisme [[mutasi]] meme (yaitu, gagasan yang berpindah dari satu otak ke otak yang lain) terlalu tidak stabil (akurasi replikasi yang rendah dan tingkat mutasi yang tinggi), yang akan mengacaukan proses evolusi.<ref>Benitez-Bribiesca, Luis (2001) [http://redalyc.uaemex.mx/redalyc/pdf/339/33905206.pdf ''Memetics: A dangerous idea''.] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20090704104711/http://redalyc.uaemex.mx/redalyc/pdf/339/33905206.pdf |date=2009-07-04 }} Interciecia 26: 29–31, hal. 29.</ref>
Kritik lain muncul dari ahli [[semiotika]], (misalnya Deacon,<ref>Terrence Deacon, The trouble with memes (and what to do about it). ''The Semiotic Review of Books'' 10(3).</ref> Kull<ref>Kalevi Kull (2000), Copy versus translate, meme versus sign: development of biological textuality. ''European Journal for Semiotic Studies'' 12(1), 101–120.</ref>) yang menyatakan bahwa konsep meme adalah versi primitif dari konsep “tanda” (''sign''). Oleh karena itulah, meme dalam memetika digambarkan sebagai sebuah “tanda” tanpa sifat triadiknya. Dengan kata lain, meme adalah “tanda” yang lebih disederhanakan, yang hanya mempunyai kemampuan untuk disalin. Oleh karena itu, dalam arti yang luas, objek yang disalin adalah meme, sedangkan objek yang diterjemahkan dan diinterpretasikan adalah “tanda”.
Baris 34:
Dawkins menanggapi melalui buku ''A Devil’s Chaplain'' bahwa sebenarnya ada dua jenis proses memetika yaitu kontroversial dan informatif. Proses yang pertama adalah gagasan, tindakan, atau ekspresi budaya, yang memang memiliki varian yang tinggi; misalnya, seorang mahasiswanya yang telah mewarisi beberapa perangai Wittgenstein. Namun, ia juga menjelaskan bahwa meme yang mengoreksi dirinya sendiri, sangat tahan terhadap mutasi. Sebagai contoh, mengajarkan pola [[origami]] pada anak-anak di sekolah dasar. Kecuali, dalam kasus yang jarang terjadi, yaitu meme yang disampaikan dalam urutan perintah yang pasti, atau (dalam kasus seorang anak yang pelupa) di akhir perintah. Tipe meme ini cenderung tidak berkembang, dan hanya mengalami mutasi besar dalam peristiwa langka di mana meme tersebut terjadi.
Definisi lain diberikan oleh Hokky Situngkir, mencoba menawarkan formalisme yang lebih ketat untuk meme, memeplexes, dan deme, dengan melihat meme sebagai unit budaya dalam sistem kompleks budaya. Hal ini didasarkan pada [[Algoritma|algoritme]] genetika Darwin yang telah dimodifikasi untuk menjelaskan pola evolusi berbeda yang terlihat pada gen dan meme. Dalam metode memetika sebagai cara untuk melihat kebudayaan sebagai sistem adaptif yang kompleks, ia menjelaskan cara untuk melihat memetika sebagai metodologi alternatif evolusi budaya. Namun, ada banyak definisi mungkin yang dikaitkan dengan kata "meme”. Sebagai contoh, dalam bidang simulasi komputer, istilah ''memetic algorithm'' digunakan untuk mendefinisikan sudut pandang komputasi tertentu.
Kemungkinan menganalisis meme secara kuantitatif dengan menggunakan alat ''neuroimaging'' dan pernyataan bahwa studi tersebut telah dilakukan diberikan oleh McNamara (2011).<ref>McNamara, Adam (2011). "Can we Measure Memes?". ''Frontiers in Evolutionary Neuroscience.''</ref> Penulis ini mengusulkan ''hyperscanning'' (scanning dua individu secara bersamaan saat berkomunikasi dalam dua mesin MRI terpisah) sebagai alat utama untuk menyelidiki memetika di masa depan.
|