Suku Angkola: Perbedaan antara revisi

[revisi tidak terperiksa][revisi terperiksa]
Konten dihapus Konten ditambahkan
Membalikkan revisi 18220818 oleh 180.214.232.28 (bicara)
Tag: Pembatalan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(166 revisi perantara oleh 37 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Contains special characters|special=[[Surat Batak]]}}
Suku Angkhola
{{ethnic group
|group= Batak Angkola <br/><br/> ''Halak Batak Angkola'' <br/> {{batk|ᯄᯞᯄ᯦᯲ ᯅᯖᯄ᯦᯲ ᯀᯰᯄ᯦ᯬᯞ}}
|poptime=1.199.000<ref>https://joshuaproject.net/people_groups/10718/ID</ref>
|langs= [[Bahasa Batak Angkola|Bahasa Batak Angkola]] dan [[Bahasa Indonesia|bahasa Indonesia]] juga digunakan.
|rels=[[Islam]] (mayoritas), [[Kekristenan]]
|related=[[Suku Batak Toba|Batak Toba]] {{br}} [[Suku Mandailing|Batak Mandailing]] {{br}} [[Suku Simalungun|Batak Simalungun]] {{br}} [[Suku Pakpak|Batak Pakpak]] {{br}} [[Suku Karo|Batak Karo]]
|popplace=[[Sumatera Utara]] <br> {{small|(terutama di [[Kabupaten Tapanuli Selatan|Tapanuli Selatan]], [[Kota Padang Sidempuan|Padang Sidempuan]], [[Kabupaten Padang Lawas Utara|Padang Lawas Utara]], dan [[Kabupaten Padang Lawas|Padang Lawas]])}}
|image=<table border=0 align="center" style="font-size:90%;">
<tr>
<td>[[Berkas:Kemlu - Mahendra Siregar.jpg|72x72px]]</td>
<td>[[Berkas:Raja Inal Siregar as the Commander of the 13th Regional Military Command (Merdeka).jpg|68x68px]]</td>
<td>[[Berkas:Ramadhan Pohan Demokrat.jpg|72x72px]]</td>
</tr>
<tr>
<td><small><div style="line-height:1em">[[Mahendra Siregar]]</small></td>
<td><small><div style="line-height:1em">[[Raja Inal Siregar]]</small></td>
<td><small><div style="line-height:1em">[[Ramadhan Pohan]]</small></td>
</tr>
<tr>
<td>[[Berkas:KPU Usnan Batubara.jpg|90x90px]]</td>
<td>[[Berkas:Luat Siregar, Kami Perkenalkan (1952), p65.jpg|72x72px]]</td>
<td>[[Berkas:Todung.jpg|76x76px]]</td>
</tr>
<tr>
<td><small><div style="line-height:1em">[[Ucok Baba|Usnan Batubara (Ucok Baba)]]</small></td>
<td><small><div style="line-height:1em">[[Luat Siregar]]</small></td>
<td><small><div style="line-height:1em">[[Todung Sutan Gunung Mulia|Todung Sutan Gunung Mulia Harahap]]</small></td>
</tr>
<tr>
<td>[[Berkas:Barus Siregar, Pekan Buku Indonesia 1954, p225.jpg|68x68px]]</td>
<td>[[Berkas:Ongku p hasibuan.jpg|57x57px]]</td>
<td>[[Berkas:Bomer pasaribu.jpg|74x74px]]</td>
</tr>
<tr>
<td><small><div style="line-height:1em">[[Barus Siregar]]</small></td>
<td><small><div style="line-height:1em">[[Ongku P. Hasibuan]]</small></td>
<td><small><div style="line-height:1em">[[Bomer Pasaribu]]</small></td>
</tr>
<tr>
<td>[[Berkas:E.Hudawi Lubis.jpg|64x64px]]</td>
<td>[[Berkas:Andar Amin Harahap.jpeg|75x75px]]</td>
<td>[[Berkas:Official Portrait of Abdul Wahab Dalimunthe as the Deputy Governor of North Sumatra.jpg|73x73px]]</td>
</tr>
<tr>
<td><small><div style="line-height:1em">[[Erwin Hudawi Lubis]]</small></td>
<td><small><div style="line-height:1em">[[Andar Amin Harahap]]</small></td>
<td><small><div style="line-height:1em">[[Abdul Wahab Dalimunthe]]</small></td>
</table>
|caption=
}}
[[Berkas:Batak Angkola.png|thumb|Pakaian khas Batak Angkola terdiri dari ''ulos godang'', ''ampu'', dan ''bulang'']]
[[Berkas:Bajuadatbatakangkolatapsel.jpg|thumb|Pria dan Wanita memakai pakaian adat Batak Angkola]]
 
'''Batak Angkola''' ([[Surat Batak]]: {{Btk|ᯄᯞᯄ᯦᯲ ᯅᯖᯄ᯦᯲ ᯀᯰᯄ᯦ᯬᯞ}}, [[Alih aksara|transliterasi]]: '''''Halak'' Batak Angkola''') merupakan salah satu kelompok [[Kelompok etnik|etnis]] [[Suku Batak|Batak]]. [[Tanah ulayat]] Batak Angkola berada di wilayah selatan [[Tapanuli]], yakni meliputi Kabupaten [[Kabupaten Tapanuli Selatan|Tapanuli Selatan]], Kota [[Kota Padang Sidempuan|Padang Sidempuan]], Kabupaten [[Kabupaten Padang Lawas Utara|Padang Lawas Utara]], Kabupaten [[Kabupaten Padang Lawas|Padang Lawas]], dan sebagian Kabupaten [[Kabupaten Mandailing Natal|Mandailing Natal]].
Bahasa Suku Angkhola harus adanya :
Pengakuan resmi
Jika suatu bahasa memiliki fungsi resmi di suatu negara atau secara khusus diakui dalam undang-undang, entri untuk bahasa tersebut menyertakan deskripsi sifat pengakuannya. Ketika pengakuan itu berdasarkan undang-undang, hukum spesifik juga dikutip. Tabel 3 mencantumkan dan mendefinisikan (dengan contoh) empat belas kategori pengenalan bahasa yang digunakan.
 
Suku Batak Angkola memiliki hubungan kekerabatan (''[[tarombo]]'') dengan [[Daftar marga Suku Batak|marga-marga]] [[Suku Batak Toba|Batak Toba]] dan [[Suku Mandailing|Batak Mandailing]]. Di samping itu, ketiganya juga saling berbagi beberapa persamaan [[bahasa]] dan [[budaya]] yang dihidupi sebagian besar masyarakatnya.<ref name="SUKU">{{cite web|last=Setiawan|first=Samhis|title=Suku Batak|url=https://www.gurupendidikan.co.id/suku-batak/|website=www.gurupendidikan.co.id|accessdate=15 Oktober 2021}}</ref>
Dalam mengembangkan kategori pengenalan ini, kami telah mengadaptasi kerangka umum yang dijelaskan oleh Cooper (1989: 99-103). Setelah Stewart (1968) mengidentifikasi fungsi resmi bahasa di suatu negara, Cooper lebih jauh membedakan antara bahasa resmi, bahasa kerja, dan bahasa resmi simbolik. Untuk itu kami telah menambahkan perbedaan lebih lanjut antara fungsi-fungsi yang sama di tingkat nasional atau provinsi. Kerangka deskriptif ini mengidentifikasi dasar hukum (jika ada) untuk pengakuan, sifat penggunaan resmi bahasa tersebut, dan ruang lingkup geopolitik dari penggunaan dan pengakuan tersebut. Kombinasi dari ketiga parameter ini (status hukum, sifat penggunaan, dan ruang lingkup aplikasi) menghasilkan dua belas kategori fungsi pertama yang tercantum dalam tabel 3.
 
== Wilayah sebaran ==
Perbedaan antara fungsi hukum dan fungsi de facto relatif mudah. Ketika suatu fungsi bahasa dideskripsikan sebagai undang-undang, itu berarti ada dokumen hukum seperti konstitusi negara, undang-undang kebijakan bahasa atau keragaman, atau sejenisnya, yang menentukan fungsi yang akan digunakan bahasa tersebut. Kapan pun fungsi tersebut diidentifikasi sebagai undang-undang, kami memberikan nama undang-undang yang relevan. Saat ini kami tidak dapat membedakan dalam semua kasus antara undang-undang yang berlaku dan undang-undang yang mungkin tidak ditegakkan meskipun masih dapat dijalankan secara hukum. Mengenai status de facto, di banyak negara bahasa biasanya digunakan untuk fungsi pemerintahan tetapi tidak ada mandat legislatif formal untuk penggunaan itu. Dalam kasus tersebut, kami mengidentifikasi fungsi sebagai de facto.
Selama ini banyak orang menganggap penduduk asli [[Kabupaten Tapanuli Selatan|Tapanuli Selatan]] semuanya etnis [[Batak Mandailing|Mandailing]] dan sebagian [[Suku Batak Toba|Batak Toba]]. Anggapan ini sangat keliru. Tapanuli Selatan sebelum pemekaran wilayah menjadi Tapanuli Selatan (Ibu Kota [[Kota Padang Sidempuan|Padang Sidempuan]], kemudian [[Sipirok, Tapanuli Selatan|Sipirok]]). Mandailing Natal (beribu kota [[Panyabungan, Mandailing Natal|Panyabungan]]). Sejak dahulu kala dihuni oleh penduduk asli yang terdiri dari etnis Angkola dan [[Kabupaten Mandailing Natal|Mandailing]].
 
Etnis Batak Angkola mayoritas mendiami Tapanuli Selatan sekarang, ditandai dengan dominasi marga [[Harahap]] dan [[Siregar]]. Mandailing memang mayoritas mendiami daerah [[Kabupaten Mandailing Natal|Mandailing Natal]] yang sekarang, dengan dominasi marga [[Nasution]] dan [[Lubis]].
Tabel 3. Kategori dan definisi pengakuan resmi
Fungsi Definisi Contoh
Bahasa nasional wajib
 
Dalam sejarah Tapanuli Selatan dijelaskan, Angkola mengandung dua arti penting. Angkola bisa diartikan sebagai suatu wilayah, teritori atau daerah. Makna lain, Angkola adalah sebuah [[Etnisitas|etnik]] berdiri sendiri dan asli di [[Sumatera Utara]] ini.
== Sejarah ==
Suatu sumber sejarah mencatat bahwa orang Angkola mula berkembangnya dari daerah Porboti,Padang Lawas (Padang Bolak),Tapanuli Selatan yang di kemumukan oleh '''B.G.Siregar''' dalam ''Surat Tumbangan Holing: Buku Pelajaran Adat Tapanuli Selatan(1984).''
 
Sejarah mencatat, sebelum Indonesia merdeka, Wilayah Pemerintahan di Tapanuli Selatan dahulunya bernama [[Afdeling]]. Dipimpin oleh sorang Residen dengan pusat Pemerintahan Padangsidimpuan. Membawahi 3 Onder Afdeling dan masing-masing dipimpin oleh controlleur, seterusnya membawahi Onder Distrik dipimpin oleh Asisten Demang.
Padang Bolak adalah wilayah asal orang Suku Angkola,di daerah Portibi terdapat sebuah candi,yaitu candi ''Biara'',peninggalan agama Hindu dan budha,pengaruh tersebut tampak juga pada tulisan Gurat Angkola,atrologi,permainan catur,dan kosakata sanskerta. Ini merupakan bukti adanya kontak dengan India dan Jawa.
 
Onder Afdeling di bawah Afdeling, antara lain Angkola dan Sipirok berpusat di Padangsidimpuan. Onder Afdeling Padang Lawas di Sibuhuan dan Onder Afdeling Mandailing di Kota Nopan.
Candi di Portibi ini konon berjumlah 16 buah,dan kini yang masih ada tinggal lima buah. Diantara kelima candi itu , tiga di antaranya disebut Bahal I,II,III.
 
Selanjutnya Onder Afdeling yang membawahi Onder Distrik. Angkola, membawahi 3 Distrik masing-masing Angkola dengan pusat Padangsidimpuan, Batang Toru di Batang Toru dan Distrik Sipirok di Sipirok. Onder Distrik ini membawahi pula Luhat/Kuria yang dipimpin oleh Kepala Kuria.
Pada Bahal I Tinggi candi tersisa sekitar 12 meter,berukuran 10 x 10 meter . Relief dinding luar berwujud orang menari.
 
Sebelum kemerdekaan, ketiga Onder Afdeling yang ada, sama kedudukannya dengan kabupaten yang dipimpin oleh Bupati. Setelah pemulihan kekuasaan tahun 1949, seluruhnya digabung menjadi satu Kabupaten dengan pusat pemerintahan di Padangsidimpuan.
Bahal II terletak sekitar 400 meter dari Bahal I , dan terdapat gambar dewa yang sedang menari. Candi ini berada di tengah padang ilalang. Bahal I terletak di arah Timur dengan ukuran 7 x 7 meter. Disekitaran candi-candi terdapat banyak sisa-sisa bangunan kuno dengan kepunahannya.
 
Dalam pemerintahan sekarang, Onder Afdeling Angkola sebelumnya terdiri dari tiga Onder Distrik dan beberapa Kekuriaan, berkembang menjadi beberapa kecamatan. Seperti Kuria Sipirok telah dipecah/dimekarkan menjadi beberapa Kecamatan, antara lain Sipirok, Arse (pemekaran dari Sipirok), Padangsidimpuan Timur, Saipar Dolok Hole dan Aek Bilah (pemekaran dari Saipar Dolok Hole), Batang Angkola, Sayur Matinggi, Sigalangan, hingga ke Batang Toru dengan beberapa pemekarannya, sampai kecamatan Dolok, ibukotanya Sipiongot.
== Bahasa ==
Bahasa pada Angkhola mempunyai bahasa yang identik rumpun Melayu Polinesia yg ada di provinsi Sumatera utara dibawah Kedaulatan Negara Kesatuan Repubilk Indonesia
 
'''Angkola adalah Etnik'''
Sekilas info sejarah tentang bahasa yg digunakan :
Pengakuan resmi
Jika suatu bahasa memiliki fungsi resmi di suatu negara atau secara khusus diakui dalam undang-undang, entri untuk bahasa tersebut menyertakan deskripsi sifat pengakuannya. Ketika pengakuan itu berdasarkan undang-undang, hukum spesifik juga dikutip. Tabel 3 mencantumkan dan mendefinisikan (dengan contoh) empat belas kategori pengenalan bahasa yang digunakan.
 
Jauh sebelum penjajah Belanda menjejakkan kaki di bumi persada ini, telah ada penduduk yang mendiami wilayah Angkola. Diperkirakan 9000 tahun sebelum masehi. Itulah yang dinamakan Etnik Angkola (asli Angkola, bukan pecahan atau yang memisahkan diri dari Etnik lain).
Dalam mengembangkan kategori pengenalan ini, kami telah mengadaptasi kerangka umum yang dijelaskan oleh Cooper (1989: 99-103). Setelah Stewart (1968) mengidentifikasi fungsi resmi bahasa di suatu negara, Cooper lebih jauh membedakan antara bahasa resmi, bahasa kerja, dan bahasa resmi simbolik. Untuk itu kami telah menambahkan perbedaan lebih lanjut antara fungsi-fungsi yang sama di tingkat nasional atau provinsi. Kerangka deskriptif ini mengidentifikasi dasar hukum (jika ada) untuk pengakuan, sifat penggunaan resmi bahasa tersebut, dan ruang lingkup geopolitik dari penggunaan dan pengakuan tersebut. Kombinasi dari ketiga parameter ini (status hukum, sifat penggunaan, dan ruang lingkup aplikasi) menghasilkan dua belas kategori fungsi pertama yang tercantum dalam tabel 3.
 
Terbukti dengan adanya kerajaan-kerajaan seperti Sabungan (di kaki Lubuk Raya), Batunadua, Sipirok/Parau Sorat, Siala Gundi, Muara Tais, Batang Toru sekitarnya, Batarawisnu, Mandalasena, dan lain-lain.
Perbedaan antara fungsi hukum dan fungsi de facto relatif mudah. Ketika suatu fungsi bahasa dideskripsikan sebagai undang-undang, itu berarti ada dokumen hukum seperti konstitusi negara, undang-undang kebijakan bahasa atau keragaman, atau sejenisnya, yang menentukan fungsi yang akan digunakan bahasa tersebut. Kapan pun fungsi tersebut diidentifikasi sebagai undang-undang, kami memberikan nama undang-undang yang relevan. Saat ini kami tidak dapat membedakan dalam semua kasus antara undang-undang yang berlaku dan undang-undang yang mungkin tidak ditegakkan meskipun masih dapat dijalankan secara hukum. Mengenai status de facto, di banyak negara bahasa biasanya digunakan untuk fungsi pemerintahan tetapi tidak ada mandat legislatif formal untuk penggunaan itu. Dalam kasus tersebut, kami mengidentifikasi fungsi sebagai de facto.
 
Etnik Angkola memiliki ciri tersendiri, seperti :
Tabel 3. Kategori dan definisi pengakuan resmi
Fungsi Definisi Contoh
Bahasa nasional wajib
 
- Falsafah dasar “Dalihan Na Tolu”, sebagai tatanan/pandangan hidup sampai saat ini tetap dipedomani,
== Marga ==
{{utama|Marga Suku Angkola}}
 
- Adat Istiadat Budaya,
Sebagai salah satu asli Sumatera utara, Suku Angkola memiliki marga sebagai identitas sosial. Marga-marga Suku Angkola meliputi:
 
{{col-css3-begin|3}}
- Pakaian Adat Tersendiri
 
-Kain Ulos (Abit Godang&sadun) dan kain tenun
 
- Bahasa dengan Aksara. Bahasa yang kaya dengan tingkatan penggunaannya; bahasa Biasa (digunakan dalam komunikasi sehari-hari), Andung (bahasa halus), Bura (bahasa Kasar) atau yang lainnya dapat diperdalam melalui Impola ni Hata. Aksara Angkola dengan tulisan tersendiri. Jika dibaca menurut ejaan Latin adalah A, HA, MA, NA, RA, TA, I, JA, PA, U, WA, SA, DA,BA, LA, NGA, KA, CA, NYA, GA, YA (Konsonan Ina ni Surat). Dilengkapi dengan symbol yang menandakan perubahan bunyi Vokal E, I, O dan U serta symbol pembatas disebut Pangolat menandakan huruf mati, misalnya NGA menjadi NG, dan lain-lainnya. Bentuk huruf/abjadnya jelas ada tersendiri lain dari aksara etnik lainnya.
 
- Mempunyai Kesenian dan Alat-alatnya.
 
- Ornamen khas.
 
- Tutur (adab panggilan), dalam pergaulan sehari-hari mempunyai tidak kurang dari 135 jenis Tutur/Sapaan.
 
- Buku Adat Budaya Angkola (lengkap) ditulis oleh Stn. Tinggibarani Siregar dan lain-lain ciri khas kebudayaannya, telah dianut secara turun temurun.
 
Bahasa dan Aksara Angkola dahulu dipergunakan menjadi salah satu mata pelajaran disekolah SD dan SMP/sederajat diseluruh Tapanuli Selatan, baik pelajaran Tata Bahasa (Impola ni Hata), Bahan Bacaan (Turi-turian) dan lain-lain dipergunakan adalah versi Angkola, dengan berbagai macam bahan/pedoman hidup bermasyarakat, sebagai dasar dalam berbudi pekerti.
 
Dari segi garis keturunan yang menerapkan system Patrilineal, masyarakat Angkola ditandai dengan Marga/Clan yang dominan seperti Harahap, Siregar, Pane dengan rumpun marganya masing-masing, seluruhnya mendiami ketiga onder distrik tersebut.
 
Dilihat dari segi falsafah Dalihan na Tolu, hubunan kekeluargaan Etnik Angkola dibagi kepada; 1. Mora, pihak keluarga pemberi boru. Mora ini mendapat posisi didahulukan karena pihak Mora dalam hubungan kekeluargaan memiliki posisi yang sangat dihormati, di samping Raja-Raja maupun Pemangku Adat; 2. Suhut dengan Kahanggi, keluarga yang mempunyai hajatan atau horja adat, termasuk di dalamnya Suhut selaku Tuan Rumah; 3. Anak Boru, yaitu pihak keluarga pemberian Boru (pangalehenan Boru).
 
Di dalam pelaksanaan sesuatu pekerjaan adat, masing-masing unsur Dalihan na Tolu, masih mempunyai teman kelompok (sajuguhan=sebarisan) seperti Mora dengan Mora ni Mora (biasa juga disebut Hula Dongan, Kahanggi/Suhut dengan Pariban (saudara/keluarga sepengambilan) dan Anak Boru bersama dengan Anak Borunya yaitu Pisang Raut yang sering juga disebut Piso Pangarit.
 
'''Kurang Dikenal'''
 
Banyak orang cukup mengenal kata Angkola, mengenal Sipirok, tetapi lebih banyak yang kurang mengenal Etnis Angkola. Hal ini antara lain disebabkan:
 
1. Adanya anggapan semua penduduk Tapanuli Bagian Selatan [[suku Mandailing]].
 
2. Tentang Angkola, sebab terbatasnya penutur sejarah budaya Angkola.
 
3. Kurangnya minat generasi mempelajari sejarah asal-muasal.
 
4. Terhadap adat istiadat dan budaya.
 
Tidaklah diragukan jika pada umumnya orang Tapanuli Selatan seluruhnya (etnik aslinya) dianggap orang Mandailing. Padahal orang Mandailing sendiri tidak pernah menganggap atau menyamakan orang Angkola dengan orang Mandailing. Meskipun dalam adat istiadat budayanya ada persamaan, namun tetap ada perbedaan yang tak perlu dipertentangkan.
 
[[File:Ulos paroppa angkola.jpg|thumb|[[Ulos]] Batak Angkola]]
 
== Sejarah ==
Suatu sumber sejarah mencatat bahwa orang Batak Angkola awalnya berkembangnya dari daerah Porboti, Padang Lawas (Padang Bolak), Tapanuli Selatan yang di kemumukan oleh '''B. G. Siregar''' dalam ''Surat Tumbangan Holing: Buku Pelajaran Adat Tapanuli Selatan (1984).''
 
Padang Bolak adalah wilayah asal orang Batak Angkola, di daerah Portibi terdapat sebuah candi, yaitu candi ''Biara'', peninggalan agama [[Agama Hindu|Hindu]] dan [[Agama Buddha|Buddha]], pengaruh tersebut tampak juga pada tulisan Gurat Angkola, atrologi, permainan catur, dan kosakata sanskerta. Ini merupakan bukti adanya kontak dengan India dan Jawa.
 
Candi di Portibi ini konon berjumlah 16 buah, dan kini yang masih ada tinggal lima buah. Diantara kelima candi itu , tiga di antaranya disebut Bahal I, II, III.
 
Pada Bahal I Tinggi candi tersisa sekitar 12 meter,berukuran 10x10 meter. Relief dinding luar berwujud orang menari.
 
Bahal II terletak sekitar 400 meter dari Bahal I, dan terdapat gambar dewa yang sedang menari. Candi ini berada di tengah padang ilalang. Bahal I terletak di arah Timur dengan ukuran 7x7 meter. Disekitaran candi-candi terdapat banyak sisa-sisa bangunan kuno dengan kepunahannya.
 
== Bahasa ==
{{utama|Bahasa Batak Angkola}}
 
Bahasa Batak Angkola mempunyai bahasa yang identik dengan bahasa [[bahasa Batak Toba|Batak Toba]] dan bahasa [[bahasa Mandailing|Batak Mandailing]] karena domisilinya diapit oleh dua wilayah tersebut. Perbedaan hanya pada beberapa kosakata dan logatnya saat berbicara. Logat pada masyarakat Batak Angkola terdengar lebih lembut dibandingkan orang [[Suku Batak Toba|Batak Toba]], dan logat Batak Angkola terdengar lebih tegas jika dibandingkan dengan [[Suku Mandailing|Batak Mandailing]].
 
== Marga ==
{{utama|Daftar marga Suku Batak#Batak Toba {{!}} Daftar marga Suku Batak}}
Sebagai salah satu masyarakat asli [[Sumatera Utara]], Batak Angkola memiliki marga sebagai identitas sosial. Marga-marga Batak Angkola meliputi:
{{Col|2}}
* [[Batubara]]
* [[Dalimunthe]]
* [[Dasopang]]
* [[Daulay]]
* [[Harahap]]
Baris 52 ⟶ 152:
* [[Hutasuhut]]
* [[Lubis]]
* [[Marpaung]]
* [[Matondang]]
* [[Nasution]]
* [[Pane]]
* [[Pohan]]
* [[Pulungan]]
* [[Rambe]]
* [[Siregar]] <small>([[Dongoran]], [[Ritonga]])</small>
* [[Tanjung]]
{{col-css3-end}}
 
Dalam perkembangannya tidak sedikit orang Suku Toba yang membuka kampung baru ke daerah selatan tepatnya di daerah tanah ulayat Suku Angkola dan telah mengadopsi penuh adat istiadat Angkola. Sebagian marga-marga Suku Toba yang memiliki populasi signifikan di tanah Angkola meliputi:
 
{{col-css3-begin|3}}
* [[Marpaung]]
* [[Nainggolan]]
* [[Pakpahan]]
* [[Pane]] <br> {{small|(disebut juga [[Sitorus|Sitorus Pane]])}}
* [[Panggabean]]
* [[Pasaribu]]
* [[SimanjuntakPohan]]
* [[Pospos]]
* [[Pulungan]]
* [[Rambe]]
* [[Sagala]]
* [[Simatupang]]
*[[Dongoran|Siregar Dongoran]]
* [[Sinaga]]
*[[Ritonga|Siregar Ritonga]]
* [[Sipahutar]]
*[[Siregar|Siregar Siagian]]
*[[Siregar|Siregar Silali]]
*[[Siregar|Siregar Silo]]
*[[Sormin|Siregar Sormin]]
*[[Sipahutar]]
* [[Tanjung (marga)|Tanjung]]
* [[Tambunan]]
* [[Tampubolon]]
{{EndDiv}}
{{col-css3-end}}Marga-marga dari Toba yang hijrah dan berbudaya Tapanuli Selatan dapat juga dikategorikan sebagai orang Batak Angkola.
 
== Agama ==
Mayoritas Sukumasyarakat Batak Angkola menganut agama [[Islam]]. Namun terdapat sebagian kecil yang menganut agama [[Protestanisme|Kristen Protestan]],. [[GKPA]] (Gereja Kristen Protestan Angkola]] (GKPA) merupakan gereja basis bagi orang Batak Angkola yang menganut agama [[Kristen Protestan, dan banyak tersebar di Kabupaten [[Kabupaten Tapanuli Selatan|Tapanuli Selatan]] dan Kabupaten [[Kabupaten Tapanuli Utara|Tapanuli Utara]].
 
== Referensi ==
Baris 87 ⟶ 188:
{{suku-stub}}
 
[[Kategori:Suku bangsa di Indonesia|Batak Angkola]]
[[Kategori:Suku bangsa di Sumatra Utara|Batak Angkola]]
[[Kategori:Suku bangsa di Sumatera Utara]]
[[Kategori:Suku bangsa di Sumatra]]
[[Kategori:Suku bangsa di Indonesia]]