Surat kabar daring: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Dikembalikan VisualEditor |
Reno-Sifana (bicara | kontrib) k Perbaikan Tata Bahasa |
||
(30 revisi perantara oleh 16 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{tone}}
{{rapikan}}
'''Surat kabar daring''' atau situs berita [[Online|daring]] {{{Lang-en|Online newspaper}}) adalah [[berita]] yang tersaji secara daring di [[internet]] dengan berbagai format. Berita daring adalah produk [[jurnalistik]] ''online''. Berita daring juga disebut ''enews'' atau ''e-news''. Menurut Cambridge Dictionary, ''e-news'' adalah berita yang dipublikasikan melalui internet (''news that is published over the internet'').<ref>{{Cite web|title=E-news|url=https://dictionary.cambridge.org/dictionary/english/e-news|website=Cambridge Dictionary}}</ref>
Sejak kemunculannya, media cetak (koran, tabloid, majalah) memiliki penurunan peminat seiring munculnya situs berita (''news site''), media siber (''cyber media''), atau surat kabar daring (''online newspaper''). Survei Pew di Amerika Serikat menunjukkan sembilan dari 10 orang dewasa (93%) mengakses berita daring melalui [[Ponsel cerdas|smartphone]] ataupun [[laptop]].
== Pengertian Surat Kabar Daring ==
Berita daring atau berita ''online'' adalah jenis berita yang tersaji di media cetak (koran, majalah) berupa teks dan gambar dan di [[Media massa|media]] penyiaran ([[radio]], [[televisi]]) berupa audio dan video.
== Sejarah ==
=== Jenis surat kabar daring ===▼
Berita daring adalah fenomena baru dunia jurnalistik. Berita daring mulai eksis sekitar pertengahan tahun 1990-an dengan berkembangnya internet dan website (''world wide web'').
Berita daring sudah pertama kali muncul pada awal 1980-an. Tahun 1983, grup koran Knight – Ridder dan AT&T meluncurkan revolusi eksperimennya untuk membawa orang-orang menjelajahi informasi lewat komputer mereka sendiri.
=== Surat kabar daring di Indonesia ===▼
Empat fungsi utama [[media massa]], yakni berupaya untuk melakukan [[pengawasan lingkungan]], melihat [[korelasi sosial]], memberikan [[sosialisasi]], dan memberikan hiburan menuntut keluasan ruang kebebasan berekspresi. Media di Indonesia dapat menjadi tonggak keempat yang menguatkan pemerintahan setelah [[eksekutif]], [[legislatif]], [[yudikatif]], dan yang menopang keseimbangan jalan sebuah [[Negara]].▼
Sebuah layanan teks video, yaitu Viewtron, menjadi pelopor media online news.
▲Empat fungsi utama [[media massa]]
Masyarakat yang semakin akrab dengan teknologi [[internet]] menjadi salah satu alasan cepatnya perkembangan surat kabar daring di Indonesia. Kemampuan media ini menyajikan berita secara singkat, cepat, mudah diakses, dan murah menjadi dasar preferensi konsumen surat kabar daring, terutama pada masa kritis seperti bencana alam, kerusuhan, dan kondisi serupa yang membuat situasi berubah dalam hitungan detik.
Keunggulan utama surat kabar daring adalah kecepatan dalam memberikan informasi berita terkini. [[Reporter]] juga dapat mengirimkan berita dalam jumlah yang tak terbatas ke bank data berita surat kabar terkait.
Meskipun pada akhirnya [[editor]] yang akan menentukan berita mana yang akan diunggah, tetap saja hal ini menjamin ketersediaan dan keragaman konten dalam bank data.
Kecepatan di satu sisi merupakan keunggulan utama berita daring. Namun, di sisi lain kecepatan dapat mengabaikan akurasi pemberitaan. Pemberitaan daring sering mengorbankan aspek konfirmasi yang termasuk poin penting dalam karya jurnalistik. Dalam konteks domestik, kemudahan untuk mengakses surat kabar daring masih terbatas bagi sebagian kalangan, terutama kalangan menengah atas, perkotaan, dan mahasiswa. Kondisi sosial, ekonomi, dan [[demografi]] Indonesia belum memungkinkan seluruh lapisan masyarakat memiliki akses yang setara terhadap berita daring.▼
Model daring juga sangat berperan dalam penghematan biaya produksi. Jika pada versi cetak selalu ada kemungkinan eksemplar yang dicetak tidak habis terjual, tidak demikian halnya dengan versi daring. Surat kabar daring memastikan tidak perlu anggaran khusus untuk [[tinta]], cetak, dan [[kertas]].
=== Beberapa [[portal]] surat kabar daring di Indonesia ===▼
[[TIMES Indonesia]], [[Lembaga Kantor Berita Nasional Antara|Antara]], [[Bali Post]], [[Banjarmasin Post]], [[Bernas]], [[Bisnis Indonesia]], [[detikcom]], [[DNAberita]], [[Fajar Online]], [[Foto Berita]], [[Gatra]], [[The Globe Journal]], [[Harian Jogja]], [[Harian Pelita]], [[Indonesia Post]], [[The Jakarta Post]], [[Jawa Post]], [[Jubi]], [[KabarIndonesia]], [[Kedaulatan Rakyat]], [[Kompas]], [[Koran Manado]], [[Kumparan]], [[Lampung Post]], [[Lelemuku.com]], [[LintasPos.com]], [[Matabangsa]] [[Media Indonesia]], [[Okezone]], [[Papua Untuk Semua]],[[Pikiran Rakyat]], [[Riauheadline.com], [[Poskota]], [[Republika]], [[Serambi]], [[Suara.com]], [[Suara Merdeka]], [[Suara Pembaruan]], [[RancahPost.com]], [[Hantaran.co]] dan masih banyak lagi▼
Selain itu, pengelolaannya juga relatif mudah dan hemat tenaga. Di samping efisiensi, surat kabar daring juga unggul dalam efektivitas penyampaian pesan. Berita yang diunggah diklasifikasikan dalam beragam kategori yang bebas diakses secara gratis oleh pembaca.
=== Jurnalisme daring ===▼
Kecepatan memberikan informasi berita terkini merupakan keunggulan utama berita daring. Namun, di sisi lain kecepatan dapat mengabaikan akurasi pemberitaan.
▲
Kondisi sosial, ekonomi, dan [[demografi]] Indonesia belum memungkinkan seluruh lapisan masyarakat memiliki akses yang setara terhadap berita daring.
▲[[TIMES Indonesia]], [[Lembaga Kantor Berita Nasional Antara|Antara]], [[Bali Post]], [[Banjarmasin Post]], [[Bernas]], [[Bisnis Indonesia]], [[detikcom]], [[
{{main|Jurnalisme daring}}
Seiring dengan kemunculan surat kabar daring, jurnalisme daring pun berkembang di Indonesia. Penulisan surat kabar daring tidak lepas dari kaidah dan prinsip jurnalistik daring
Prinsip tersebut dirumuskan dalam lima kaidah, yakni ringkas, mengadaptasi kebutuhan dan preferensi publik, dapat dipindai, pelibatan khalayak, serta prinsip komunikasi dan penjaringan [[komunitas]].
=== Pendanaan ===▼
Sumber pendapatan terbesar surat kabar daring berasal dari [[iklan]]. Beberapa [[portal]] surat kabar daring juga memperoleh dana dari pelanggan berita di daerah. Pelanggan berita yang dimaksud biasanya terdiri dari surat kabar daerah yang membeli [[konten]] [[berita nasional]] dari situs surat kabar daring nasional.▼
Jenis jurnalisme daring dibedakan berdasarkan dua kategori. Kategori pertama, adalah rentang antara [[situs]] yang berkonsentrasi pada [[editorial]] konten dan koneksivitas publik. Kategori berikutnya dibedakan menurut tingkatan komunikasi partisipatoris, terdiri dari [[situs]] terbuka dan [[situs]] tertutup. Jurnalisme daring sendiri terbagi menjadi empat jenis, ''mainstream news sites index, category sites, meta and comment sites'', serta ''share and discussion sites''.
▲ Sumber pendapatan terbesar surat kabar daring berasal dari [[iklan]]. Beberapa [[portal]] surat kabar daring juga memperoleh dana dari pelanggan berita di daerah
Pelanggan berita yang dimaksud biasanya terdiri dari surat kabar daerah yang membeli [[konten]] berita nasional dari situs surat kabar daring nasional.
== Referensi ==
{{reflist}}
* Foust, James C. Online Journalism: Principles and Practices of News for The Web. Arizona, United States: Holcomb Hathaway Publishers. 2005.
* Hsiang Iris Chyi and George Sylvie (1998). "Competing With Whom? Where? And How? A Structural Analysis of the Electronic Newspaper Market". Journal of Media Economics 11 (2): 1–18. <!-- [[doi:10.1207/s15327736me1102 1.]] -- ini apaan ?? -->
* Baran, Stanley J & Davis, Dennis K (2003). “Mass Communication Theory: Foundations, Ferment, and Future”. 3rd Edition. USA:Wadsworth/Thomson Learning.
* McQuail, D (2005). “McQuail’s Mass Communication Theory”, 5th Edition. London: SAGE Publications Ltd.
== Pranala luar ==
* [http://jcmc.indiana.edu/vol4/issue1/oostendorp.html Herre van Oostendorp and Christof van Nimwegen (September 1998). "Locating Information in an Online Newspaper". Journal of Computer-Mediated Communication 4 (1).] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20090919034344/http://jcmc.indiana.edu/vol4/issue1/oostendorp.html |date=2009-09-19 }}
* [http://www.ojr.org/ojr/business/1067472919.php Hanluain, D. O. (2004-02-13). "Free content becoming thing of the past for UK's online newspaper sites". Online Journalism Review.]
|