Umbu Landu Paranggi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Kembangraps (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan |
Wadaihangit (bicara | kontrib) melengkapi halaman dengan foto #WPWP Tag: Suntingan visualeditor-wikitext |
||
(27 revisi perantara oleh 14 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox person
| name = Umbu Wulang Landu Paranggi
| image
| alt
| caption = [[Emha Ainun Nadjib]] dan Umbu Landu Paranggi
| birth_name = <!-- only use if different from name -->
| birth_date = {{Birth date
| birth_place
| death_date = {{Death date and age|2021|04|06|1943|08|10}}
| death_place
| nationality =
| other_names =
| occupation =
| years_active =
| known_for = [[Sastrawan]]
| notable_works =
| spouse = {{marriage|Rambu Hana Hunggu Ndami||2003|end=d.}}
| children = <!-- Baris ini diisi hanya jumlah anak; hanya nama anak yang secara independen sudah terkenal atau telah memiliki artikelnya di Wikipedia; bila ada rujukan/referensi, uraikan pada artikel -->3
}}
'''Umbu Wulang Landu Paranggi''' ({{lahirmati|[[Kananggar, Paberiwai, Sumba Timur|Sumba Timur]]|10|8|1943|[[Sanur, Denpasar Selatan, Denpasar|Sanur, Bali]]|6|4|2021}}) adalah [[seniman]]
Pada tahun 1978 ia pindah ke [[Bali]]<ref name=":0" /> . Di sana ia mengasuh rubrik ''Apresiasi'' di [[Bali Post]] dan membimbing generasi muda penulis seperti [[Wayan Jengki Sunarta]], [[Warih Wisatsana]], [[Putu Fajar Arcana]], [[Cokorda Sawitri]], [[Oka Rusmini]], dan lain-lain. Sembari membina komunitas [[Jatijagat Kampung Puisi (JKP-109)|Jatijagat Kampung Puisi (JKP)]] di Bali, Umbu masih membantu komunitas Rumahlebah Yogyakarta melahirkan jurnal antologi ''Ruang Puisi'' dengan duduk di dewan redaksi bersama [[Raudal Tanjung Banua]], [[Frans Nadjira]], dan Nur Wahida Idris.
Umbu meninggal di [[Sanur, Denpasar Selatan, Denpasar|Sanur]], Bali, akibat COVID-19 pada 6 April 2021.<ref>[https://news.detik.com/berita/d-5521715/penyair-umbu-landu-paranggi-meninggal-akibat-covid-19-sempat-dirawat-di-icu Penyair Umbu Landu Paranggi Meninggal Akibat COVID-19, Sempat Dirawat di ICU]</ref> Sebelum dimakamkan secara tetap dan permanen di tanah kelahirannya, Sumba, jenazah Umbu dimakamkan sementara di Taman Pemakaman Kristen Mumbul [[Kabupaten Badung]], Senin, 12 April 2021, setelah diantarkan ke ruang sunyi melalui liturgi peribadatan Kristiani dan upacara ''kurukudu'', sebuah ritual adat Sumba, [[Nusa Tenggara Timur]].
== Pendidikan ==
Umbu Landu Paranggi menempuh studi di [[SMA Bopkri 1 Yogyakarta|SMA BOPKRI Yogyakarta]]. Ia menerima gelar Sarjana Sosiatri dari Fakultas Ilmu Sosial Politik, [[Universitas Gadjah Mada]] dan juga Sarjana Hukum dari [[Universitas Janabadra]], Yogyakarta.
== Kehidupan di Yogyakarta ==
[[Berkas:Emha Ainun Nadjib dan Umbu Landu Paranggi.jpg|jmpl|Emha Ainun Nadjib di kediaman Umbu Landu Paranggi di Bali tahun 2017.]]
Umbu dilahirkan di Kananggar, Paberiwai, [[Kabupaten Sumba Timur|Sumba Timur]]. Ia merantau ke Pulau Jawa untuk meneruskan sekolah di [[SMA Bopkri 1 Yogyakarta]]. Di sekolah tersebut, Umbu tertarik untuk menulis sastra setelah bertemu dengan seorang guru Bahasa Inggris yang memberinya inspirasi, [[Lasiyah Soetanto]], yang kelak menjadi [[Daftar Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Indonesia|Menteri Negara Peranan Wanita (Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan]]) pertama di Indonesia.
Pada tahun [[1970]]-an Umbu membentuk Persada Studi Klub (PSK), sebuah komunitas [[penyair]], [[sastrawan]], [[seniman]] yang berpusat di [[Malioboro]] [[Yogyakarta]]. PSK
== Kehidupan di Bali ==
Sejak tinggal di Bali dari tahun 1978, kehidupan Umbu tidak banyak berubah. Ia tetap bergerilya mendorong anak-anak muda melakukan aktivitas kesenian dan kesastraan. Umbu bekerjasama dengan sastrawan lokal dan guru SMP-SMA untuk menghidupkan sastra berbasis remaja. Hasil gerilyanya berhasil memunculkan banyak sanggar dan teater di Denpasar serta banyak penyair baru.<ref name=":0" />
== Kehidupan Pribadi ==
Dalam tradisi masyarakat Sumba, Umbu adalah panggilan untuk laki-laki keturunan bangsawan, dan Rambu adalah panggilan untuk perempuan keturunan bangsawan.
Dari pernikahannya dengan Rambu Hana Hunggu Ndami yang telah berpulang, Umbu memiliki tiga anak: Umbu Domu Wulang Maramba Andang, Rambu Anarara Wulang Paranggi, dan Umbu Wulang Tanaamahu Paranggi (seorang pejuang lingkungan hidup yang dikenal aktif sebagai Direktur Eksekutif [[Wahana Lingkungan Hidup Indonesia|Walhi]] [[Nusa Tenggara Timur]]). Umbu juga dikaruniai empat cucu.
▲Pada tahun [[1970]]-an Umbu membentuk Persada Studi Klub (PSK), sebuah komunitas [[penyair]], [[sastrawan]], [[seniman]] yang berpusat di [[Malioboro]] [[Yogyakarta]]. PSK, di kemudian hari dikenal sebagai salah satu komunitas sastra yang sangat mempengaruhi perjalanan sastrawan-sastrawan besar di [[Indonesia]]. Walaupun dikenal sebagai "Presiden Malioboro", ia sendiri seperti menjauh dari popularitas dan sorotan publik. Ia sering menggelandang sambil membawa kantung plastik berisi kertas-kertas, yang tidak lain adalah naskah-naskah puisi koleksinya. Orang-orang menyebutnya "pohon rindang" yang menaungi bahkan telah membuahkan banyak sastrawan kelas atas, tetapi ia sendiri menyebut dirinya sebagai "pupuk" saja. Umbu pernah dipercaya mengasuh rubrik puisi dan sastra di ''Mingguan Pelopor Yogya.'' Hari tuanya dihabiskan tinggal di [[Bali]], sembari mengasuh rubrik Apresiasi di [[Bali Post]].
==
Pada tahun 2018, Fakultas Ilmu Budaya [[Universitas Indonesia]] memberikan Penghargaan Anugerah Budaya kepada Umbu Landu Wulang Paranggi untuk kategori ''seniman modern''. Tahun 2019, Umbu menerima penghargaan dari [[Akademi Jakarta]] atas "pencapaian sepanjang hayat" di bidang humaniora melalui pengabdiannya di bidang kesusasteraan, yang diterima dengan diwakilkan putranya, Umbu Wulang Tanaamahu Paranggi.<ref>{{Cite web|last=Andri|first=Setiawan|date=17 Desember 2019|title=Umbu Landu Paranggi dan Yori Antar Raih Penghargaan Akademi Jakarta 2019|url=https://historia.id/kultur/articles/umbu-landu-paranggi-dan-yori-antar-raih-penghargaan-akademi-jakarta-2019-P7eR2/page/1|website=www.historia.id|access-date=16 September 2021}}</ref> Pada tahun yang sama, [[Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa]] [[Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia|Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI]], melalui Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastr''a'', memberikan ''Penghargaan Pengabdian pada Dunia Sastra 2019'' kepada Umbu yang telah mendedikasikan dirinya untuk perkembangan kesusastraan modern Indonesia. Pada tahun 2020, ia menerima ''Penghargaan Bali Jani Nugraha'' dari [[Festival Seni Bali Jani]] atas jasanya dalam pengembangan ekosistem seni modern di bidang sastra.<ref>{{Cite web|title=BALI JANI NUGRAHA : UMBU LANDU PARANGGI BIDANG SASTRA - YouTube|url=https://www.youtube.com/watch?v=riTgDImhz9g|website=www.youtube.com|access-date=2020-11-14}}</ref> Pada tahun yang sama, Umbu juga menerima ''Anugerah Kebudayaan Indonesia 2020'' kategori ‘Pencipta, Pelopor, dan Pembaru’ dari [[Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia|Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI]]. Pada tahun 2021, komponis Ananda Sukarlan membuat musik dari beberapa puisi Umbu dan diperdanakan oleh soprano lulusan Hungaria, Alice Cahya Putri, di konser video berlokasi di Labuan Bajo, berjudul "Ananda Sukarlan : Matahari Terbenam di Timur" di kanal YouTube "Budaya Saya"
== Referensi ==
{{reflist}}
{{Authority control}}
[[Kategori:Penyair Indonesia]]
Baris 42 ⟶ 55:
[[Kategori:Sastrawan Indonesia]]
[[Kategori:Seniman Indonesia]]
[[Kategori:Kematian akibat pandemi COVID-19 di Indonesia]]
|