Yang Dipertuan Besar Siak: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Dikembalikan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
HsfBot (bicara | kontrib)
k v2.04b - Fixed using Wikipedia:ProyekWiki Cek Wikipedia (Artikel dengan kesalahan <nowiki>"<br/>"</nowiki>)
 
(4 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 14:
| began = 1723
| ended = 1946
| pretender = [[Rosmawe]]Tidak ada
}}
'''Yang Dipertuan Besar Siak''' adalah gelar dari penguasa [[Siak Sri Inderapura]], selain gelar '''Sultan Siak'''. Penguasa Siak ini dipilih oleh sebuah ''dewan menteri'' yang terdiri dari 4 orang [[datuk]] yaitu Datuk Tanah Datar, Datuk Limapuluh, Datuk Pesisir dan Datuk Kampar.
Baris 20:
Berikut adalah daftar Yang Dipertuan Besar Siak Sri Inderapura.
 
{|style="text-align:left; width:73%" class="wikitable"
{| class="wikitable sortable" border="1" width="90%"
!width="20px"10%|Tahun
!width="200px"30%|Nama sultan
!width="240px"50%|Catatan dan peristiwa penting
|-
|1723-1746
|Yang Dipertuan Besar Siak<br />[[Raja Kecil|Sultan Abdul Jalil Syah]]<ref name="Tijdschrift1862">{{nl}} {{cite book|pages=113|url=http://books.google.co.id/books?id=A0pJAAAAMAAJ&dq=pangeran%20agoeng&pg=PA113#v=onepage&q=pangeran%20agoeng&f=true|title=Tijdschrift voor Indische taal-, land-, en volkenkunde|volume=11|author=Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen, Lembaga Kebudajaan Indonesia|publisher=Lange & Co.|year=1862}}</ref>
|Yang Dipertuan Besar Siak</br>
[[Raja Kecil|Sultan Abdul Jalil Syah]]<ref name="Tijdschrift1862">{{nl}} {{cite book|pages=113|url=http://books.google.co.id/books?id=A0pJAAAAMAAJ&dq=pangeran%20agoeng&pg=PA113#v=onepage&q=pangeran%20agoeng&f=true|title=Tijdschrift voor Indische taal-, land-, en volkenkunde|volume=11|author=Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen, Lembaga Kebudajaan Indonesia|publisher=Lange & Co.|year=1862}}</ref>
|
|-
|1746-1761
|[[Mahmud dari Siak|Sultan Abdul Jalil Syah II]]</br /> Sultan Mahmud
|Memindahkan pusat pemerintahan ke Mempura**
|-
|1761-1761
|[[Ismail dari Siak|Sultan Abdul Jalil Syah III]]</br /> Raja Ismail<ref>Barnard, T. P., (2004), ''Contesting Malayness: Malay identity across boundaries'', NUS Press, ISBN 9971-69-279-1.</ref>
|Dipaksa VOC turun takhta, kemudian berkelana selama 18 tahun*
|-
|1761-1770
|[[Alamuddin dari Siak|Sultan Abdul Jalil Alamuddin Syah]]
|
|-
|1770-1779
|[[Muhammad Ali dari Siak|Sultan Abdul Jalil Muazzam Syah]]</br /> Raja Muhammad Ali
|[[Johor]] telah menjadi bagian dari Siak Sri Inderapura</br />Mengizinkan pendirian [[Negeri Sembilan|Kerajaan Negeri Sembilan]] tahun 1773
|-
|1779-1781
|[[Ismail dari Siak|Sultan Abdul Jalil Syah III]]</br /> Raja Ismail
|Kembali berkuasa
|-
|1781-1791
|[[Yahya dari Siak|Sultan Abdul Jalil Muzaffar Syah]]</br /> Sultan Yahya<ref>Koster, G. L., (1997) ''Roaming through seductive gardens: readings in Malay narrative'', Volume 167 of Verhandelingen Series, Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde.</ref>
|Pada tanggal 1 - 8 - 1782 membuat perjanjian dengan VOC dalam berperang melawan [[Inggris]], Meninggal dunia tahun 1791 dan dimakamkan di Tanjung Pati (Che Lijah, Dungun, [[Terengganu]], [[Malaysia]])
|-
|1791-1811
|[[Sayyid Ali dari Siak|Sultan Abdul Jalil Saifuddin]]</br /> Sultan Sayyid Ali
|Putra dari Sayyid Osman al-Syaikh 'Ali Ba' Alawi, yang menikahi cucu perempuan Raja Kecil
|-
|1811-1827
|[[Sayyid Ibrahim dari Siak|Sultan Abdul Jalil Khaliluddin]]</br /> Sultan Sayyid Ibrahim
|Membuat perjanjian kerjasama dengan Inggris tanggal 31 Agustus 1818.</br /> Kemudian dengan Belanda tahun 1822</br /> Pengaruh dari [[Perjanjian London tahun 1824]], beberapa wilayah Siak lepas dan menjadi bagian dari kolonialisasi antara Inggris dan Belanda.</br />[[Johor]] lepas dari Siak, berada dalam pengawasan Inggris.</br />[[Pulau Lingga]] menjadi wilayah pengawasan Belanda.
|-
|1827-1864
|[[Sayyid Ismail dari Siak|Sultan Abdul Jalil Jalaluddin]]</br /> Sultan Sayyid Ismail</br />
Mangkubumi Sayyid al-Syarif Jalaluddin 'Ali Ba' Alawi<ref>Or. 2242 IV, Surat Sultan Siak kepada Belanda tanggal 22 Ramadhan 1248 (22 Februari 1833)</ref>
|Menerima perjanjian baru dengan Inggris tahun 1840.</br />Tahun 1864 dipaksa Belanda turun takhta.
|-
|1864-1889
|[[Syarif Kasim I dari Siak|Sultan Syarif Kasim I]]
|Pengangkatannya mesti disetujui oleh Ratu Belanda, Belanda menempatkan ''controleur'' di Siak</br />
Diperebutkan oleh Inggris dan Belanda dalam [[Perjanjian Sumatera]]
|-
|1889-1908
|[[Syarif Hasyim dari Siak|Yang Dipertuan Besar Syarif Hasyim Abdul Jalil Saifuddin]]<ref name="Luthfi">Luthfi, A., (1991), ''Hukum dan perubahan struktur kekuasaan: pelaksanaan hukum Islam dalam Kesultanan Melayu Siak, 1901-1942'', Susqa Press.</ref></br />Sultan Syarif Hasyim
|Meresmikan Istana Siak Sri Inderapura
|-
|1915-1945
|[[Syarif Kasim II dari Siak|Yang Dipertuan Besar Syarif Kasyim Abdul Jalil Saifuddin]]<ref>Dutch East Indies, (1941), ''Regeerings-Almanak voor Nederlandsch-Indië'', Volume 1.</ref></br />Sultan Syarif Kasim II
|Menyerahkan kerajaannya pada pemerintah [[Republik Indonesia]]
|-
|colspan="13" style="text-align:left;font-size:88%;"|'''Catatan:'''</br /> * Berdasarkan catatan Belanda, [[Ismail dari Siak|Raja Ismail]] lebih dikenal sebagai [[bajak laut]].</br /> ** Berdasarkan [[Syair Perang Siak]]
|}