Suku Dayak Benuaq: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8 |
Afif Brika1 (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(31 revisi perantara oleh 11 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{infobox ethnic group|
|group=Benuaq
|image=[[
|image_caption=Para wanita etnis Benuaq sedang melakukan tarian tradisional di Desa Tanjung Isuy, Kecamatan Jempang, [[Kabupaten Kutai Barat]], [[Kalimantan Timur]], [[Indonesia]]
|poptime=kurang lebih '''116.000'''
|popplace=
|langs=
|langs= [[bahasa Benuaq|Benuaq]],<ref name="multitree.org">http://multitree.org/codes/lbx-ben</ref> [[bahasa Indonesia|Indonesia]]▼
{{plainlist|
▲
|related=[[Suku Dayak Dusun]], [[Suku Dayak Tamboyan]],[[Suku Dayak Tunjung]], [[Suku Kutai|Kutai]]▼
*'''Bahasa resmi di Indonesia''':<br>[[Bahasa Indonesia|Indonesia]]
}}
|rels={{hlist|[[Berkas:Christian cross.svg|12px]] [[Kristen]] 95% ([[Katolik]], [[Protestan]])|[[Berkas:Allah-green.svg|15px]] [[Islam]] ([[Islam Sunni|Sunni]]) 4%|[[Kaharingan]]}} 1%
▲|related={{hlist|[[Suku
}}
'''Benuaq''' ({{aka}} '''Dayak Benuaq''' secara [[suku sakat]]) adalah kelompok [[etnis]] atau suku bangsa yang berasal dari daerah [[Kutai Barat]] di [[Kalimantan Timur]], [[Indonesia]].<ref>[http://books.google.co.id/books?id=fcOQX8cJtxUC&lpg=PA50&dq=dayak%20banjar&pg=PA50#v=onepage&q=dayak%20banjar&f=true {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140518091008/http://books.google.co.id/books?id=fcOQX8cJtxUC&lpg=PA50&dq=dayak%20banjar&pg=PA50#v=onepage&q=dayak%20banjar&f=true |date=2014-05-18 }} {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140518091008/http://books.google.co.id/books?id=fcOQX8cJtxUC&lpg=PA50&dq=dayak%20banjar&pg=PA50#v=onepage&q=dayak%20banjar&f=true |date=2014-05-18 }} {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140518091008/http://books.google.co.id/books?id=fcOQX8cJtxUC&lpg=PA50&dq=dayak%20banjar&pg=PA50#v=onepage&q=dayak%20banjar&f=true |date=2014-05-18 }} {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140518091008/http://books.google.co.id/books?id=fcOQX8cJtxUC&lpg=PA50&dq=dayak%20banjar&pg=PA50#v=onepage&q=dayak%20banjar&f=true |date=2014-05-18 }} {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140518091008/http://books.google.co.id/books?id=fcOQX8cJtxUC&lpg=PA50&dq=dayak%20banjar&pg=PA50#v=onepage&q=dayak%20banjar&f=true |date=2014-05-18 }} {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140518091008/http://books.google.co.id/books?id=fcOQX8cJtxUC&lpg=PA50&dq=dayak%20banjar&pg=PA50#v=onepage&q=dayak%20banjar&f=true |date=2014-05-18 }} {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140518091008/http://books.google.co.id/books?id=fcOQX8cJtxUC&lpg=PA50&dq=dayak%20banjar&pg=PA50#v=onepage&q=dayak%20banjar&f=true |date=2014-05-18 }} {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140518091008/http://books.google.co.id/books?id=fcOQX8cJtxUC&lpg=PA50&dq=dayak%20banjar&pg=PA50#v=onepage&q=dayak%20banjar&f=true |date=2014-05-18 }} {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140518091008/http://books.google.co.id/books?id=fcOQX8cJtxUC&lpg=PA50&dq=dayak%20banjar&pg=PA50#v=onepage&q=dayak%20banjar&f=true |date=2014-05-18 }}</ref><ref>{{en}} Michaela Haug, Poverty and Decentralisation in East Kalimantan, Centaurus Verlag & Media KG, ISBN 3-8255-0770-X, 9783825507701].</ref>
==Sejarah==
Berdasarkan pendapat beberapa ahli suku ini dipercaya berasal dari [[Dayak Lawangan]] sub suku [[Ot Danum]] dari [[Kalimantan Tengah]]. Benuaq sendiri berasal dari kata ''Benua'' dalam arti luas berarti suatu wilayah/daerah teritori tertentu, seperti sebuah negara/negeri. pengertian secara sempit berarti wilayah/daerah tempat tinggal sebuah kelompok/komunitas.
Menurut cerita pula asal kata Benuaq merupakan istilah/penyebutan oleh orang Kutai, yang membedakan dengan kelompok Dayak lainnya yang masih hidup nomaden. Orang Benuaq telah meninggalkan budaya nomaden. Mereka adalah orang-orang yang tinggal di "Benua", lama-kelamaan menjadi [[Benuaq]]. Sedangkan kata '''''Dayak''''' menurut aksen Bahasa Benuaq berasal dari kata '''''Dayaq''''' atau '''''Dayeuq''''' yang berarti '''''hulu'''''.
Baris 18 ⟶ 24:
# Orang Benuaq di kawasan hilir Mahakam dan Danau Jempang dan sekitarnya hingga Bongan dan Sungai Kedang Pahu mengaku mereka keturunan '''Seniang Bumuy'''.
# '''Seniang Jatu''' dipercaya merupakan leluhur orang Benuaq di kawasan Bentian dan Nyuatan. Dikisahkan bahwa Seniang Jatu diturunkan di Aput Pererawetn, tepi Sungai Barito, sebelah hilir Kota [[Muara Teweh]] (Olakng Tiwey). Kedatangan suku (mungkin orang Lewangan, Teboyan, Dusun dan sebagainya) dari Kalimantan Tengah justru berasimilasi dengan Orang Benuaq, dan ini menyebabkan Orang Benuaq mempunyai banyak dialek.
# Sedangkan orang Benuaq di kawasan hulu Kedang Pahu mengaku mereka keturunan '''Ningkah Olo'''. Menurut legenda Ningkah Olo pertama kali turun ke bumi, menginjakkan kakinya di daerah yang disebut dalam Bahasa Benuaq, Luntuq Ayepm (Bukit Trenggiling). Tempat ini diyakini sebagai sebuah bukit yang merupakan ujung dari Jembatan Mahakam, [[Samarinda Seberang]], [[Kota Samarinda]]. Sisa Suku Dayak Benuaq di Kota Samarinda, akhirnya menyingkir ke utara kota, di kawasan Desa Benangaq, Kelurahan Lempake, Kecamatan [[Samarinda Utara]]. Jadi menurut orang [[Dayak]] [[Benuaq]] justru merekalah yang pertama menjejakkan kaki di Bumi [[Samarinda]] jauh sebelum [[Kerajaan Kutai]] resmi berdiri pada abad 4 M. Selanjutnya sebagian keturunannya berangsung-angsur menuju muara [[Sungai Mahakam]] bermukim di [[Jahitan Layar]] dan Tepian Batu dan sekitarnya. Sebagian yang menuju muara Mahakam, selanjutnya berlayar/berjalan ke arah selatan (Balikpapan, Paser dan Penajam). Hal ini mungkin bisa menjelaskan hubungan kekerabatan Dayak Benuaq dan Paser. Orang Benuaq di Kecamatan [[Bongan, Kutai Barat]], berbahasa Benuaq berdialeq Paser Bawo. Sebagian lagi menuju pedalaman [[Sungai Mahakam]]. Sebagian keturunan yang masih 'tertinggal' di [[Tenggarong]], bermukim di Kecamatan Tenggarong dan [[Tenggarong Seberang]].
# [[Korrie Layun Rampan]], Sastrawan.
# [[Yurnalis Ngayoh]], Wakil Gubernur [[Kalimantan Timur]] [[1998-2003, 2003-2006]], Gubernur [[Kalimantan Timur]] [[2006-2008]]
# [[Fransiskus Xaverius Yapan]]
# Ir. Rama A Asia,
# [[Petrus Asuy]], pejuang Hutan adat penerima penghargaan Equator Prize dari Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (''United Nation Development Programme''/UNDP).
# Erika Siluq S.H, M.k.n Ketua Umum Organisasi GERDAYAK(gerakan pemuda dayak indonesia) kaltim
# Prof. Dr. Laurentius Dyson P.(Alm). Pendidik (Guru Besar) Ilmu Antropologi Di Universitas Airlangga, Surabaya.
# Dahrani (Empu Gelow) Seniman Pengukir Patung Belontang, Pengrajin Mandau dan juga penggagas Parade 1000 Mandau di Samarinda
# Prof. Dr.Ir. Paulus Matius, M.Sc. Guru Besar Fakultas
# Drs. Martinus Nanang, MA. Dosen Fakultas Fisip, Universitas Mulawarman
#Damianus Apon, SE Kepala Adat Benuaq Samarinda
#Dra. Rina Laden, MM Ketua Yayasan Sempekat Tonyooi Benuaq Kaltim
#Rahman Nempur, SE, MM
#Drs Syaidirahman, MM
#Ir. Barnabas Asrani, MM
#Dalmasius Madrah tokoh adat
#Emanuel, S.Pd. Penulis buku budaya dan Pelaksana Upacara Beliatn dan Wara
#Dr. Yahya Marthan, MM anggota DPRD Kutai Barat, mantan Sekda Kutai Barat
#Elisason, SH tokoh masyarakat adat
#Hengky, SH Ketua STB Kaltim
#Drs. Sudhiyanto, Staf Ahli Bupati Kubar dan tokoh adat
#Manar Gamas, SH Kepala Adat Besar Kutai Barat
#Rudi Ranaq, SH Advokat Kaltim
#Agus Sopian, SE, M. Kes (Kincan) anggota DPRD Kutai Barat
#Eric Lenyooq, SE, MM Direktur Perusda Ketua PKB Kubar
#Drs Petrus Jamhuri, MM
#Aloysius Nerekng (Alm). Tokoh Dayak Tonyoy-Benuaq di Kota Balikpapan
#Santi (Pe-Rijoq). yang merupakan Pelopor awal Budaya Rijoq, yang sedemikian berkembang di awal tahun 2000 an, kemudian ada Grup Datai Munte dari Kampung Dasaq yang kemudian melahirkan lagu Rijoq yang cukup indah didengar diciptakan oleh Miyati (Dasaq) yaitu Peruko Nalau, dipopularkan oleh penyanyi Rijoq yang mumpuni yaitu Sigum.
#Petrus Bien. Pencipta Lagu-lagu Rijoq yang Popular, terutama album Tonau. Pada penyelenggaraan [[Pesta Paduan Suara Gerejawi]] (Pesparawi 2022) di Jogjakarta Lagu Rijoq Ciptaan Petrus Bien dinyanyikan Oleh Paduan Suara Dayak Tonyoy-Benuaq dengan sangat membanggakan di Hall Universitas Gajah Mada (UGM) https://www.youtube.com/watch?v=8VJKAvuuYV0&ab_channel=GKSTSIONTOLAI
#Herry Pemangku. pencipta lagu dan aransemen musik yang mumpuni, tokoh muda di bidang seni melahirkan album Pune nete, termasuk Album Rijoq Melan, penyanyi Rijoq Popular ini, bahwa Album ini diaransemen oleh Herry Pemangku, yang memiliki ciri etnic, Rijoq, kombinasi dangdut, dan kreasi musik popular yang menjadi pembeda dari para pelaku seni yang lebih otodidak.
#Melan. Penyanyi Rijoq Popular
#Franky Lawendatu. (Pelatih, Aransemen, dan Konduktor) yang sangat mumpuni, Aktif untuk Paduan Suara Rohani. beliau sukses menghantarkan anak-anak Dayak Tonyoy-Benuaq berkiprah bahkan secara Nasional dan Internasional untuk Paduan Suara. yang menarik dari Franky adalah pandangan hidupnya mengenai memperjuangkan anak-anak Dayak supaya menggapai tarap kehidupan yang berkarya positif, mengutip yang ia katakan "Sikap yang disiplin, dan mau berkembang, usaha keras, keteladanan yang positif sangat penting, kalau saya merokok, saya tidak dapat melarang anak-anak saya untuk itu, karenanya nilai positif yang kita ajarkan, lebih kuat disampaikan dengan keteladanan moral karakter yang baik" salah satu dari lagu Dayak yang dinyanyikan dalam Pesparawi dari Kontingen Kalimantan Timur adalah ciptaannya, mengaransemen, melatih sampai membawa Tim tampil dalam berbagai event. beliau ini orang Sanger yang sudah kita terima sebagai Orang Dayak Tonyoy-Benuaq
#SILUQ. Siluq tokoh Wanita Kuasa, pintar yang lemah lembut. dalam Tradisi Benuaq menjadi Icon wanita teladan, sehingga dipandang sebagai Nama yang menginspirasi, sehingga mingkin kita melihat perwujudannya pada masa ini dalam ketokohan Tokoh Wanita Muda Dayak Benuaq yaitu Saudari Erika Siluq. SILUQ, Ia sangat dikenal bersama dengan Saudara Lelakinya yang dikenal kuat dalam Legenda turun-temurun Dayak Benuaq.
#Melky Kamuntik (Alm) Tokoh yang dikenal luas dalam bimas Kristen Kalimantan Timur- karya Monumental adalah mendirikan sebuah Perguruan Tinggi untuk pengajar Agama Kristen STAK
Suku Dayak Benuaq dapat ditemui di sekitar wilayah [[Sungai Kedang Pahu]] di pedalaman [[Kalimantan Timur]] dan di daerah [[danau Jempang]]. Di Kalimantan Timur, sebagian besar mendiami [[Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur|Kutai Barat]] dan merupakan salah satu etnis
Karena kedekatan kekerabatan Orang Benuaq dengan Orang [[Lawangan]] dan warga di sepanjang [[Sungai Barito]] umumnya, maka terdengar selentingan pada Orang Benuaq, mereka merasa layak jika Kabupaten Kutai Barat bergabung dengan wacana '''Provinsi Barito Raya'''.
Kedekatan orang [[Benuaq]] dengan orang [[Paser]] dapat disimak dari cerita rakyat Orang Paser "Putri Petung" dan "Mook Manor Bulatn" cerita rakyat orang Tonyoy-Benuaq, kedua-duanya terlahir di dalam "Betukng" atau "Petung" salah satu spesies/jenis bambu. Selanjutnya dialek orang Benuaq yang berdiam di Kecamatan [[Bongan, Kutai Barat|Bongan]] sama dengan bahasa orang [[Paser]].
Baris 46 ⟶ 76:
Nama [[Tenggarong]] (ibu kota [[Kutai Kartanegara]]) menurut bahasa [[Dayak]] [[Benuaq|Orang Benuaq]] adalah Tengkarukng berasal dari kata tengkaq dan karukng, tengkaq berarti naik atau menjejakkan kaki ke tempat yang lebih tinggi (seperti meniti anak tangga), bengkarukng adalah sejenis tanaman akar-akaran. Menurut Orang Benuaq ketika sekolompok orang Benuaq (mungkin keturunan Ningkah Olo) menyusuri Sungai Mahakam menuju pedalaman mereka singgah di suatu tempat dipinggir tepian [[Mahakam]], dengan menaiki tebing sungai Mahakam melalui akar bengkarukng, itulah sebabnya disebut Tengkarukng, lama-kelamaan penyebutan tersebut berubah menjadi Tenggarong sesuai aksen Melayu.
Perhatikan pula nama-nama bangsawan [[Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura|Kutai Martadipura]] dan [[Kerajaan Kutai|Kutai Kartenagara]], menggunakan gelar [[Aji]]{{id}}[http://lembagaadatkutaiguntungcitra.blogspot.com/2009/05/nama-nama-raja-kutai.html] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150222185917/http://lembagaadatkutaiguntungcitra.blogspot.com/2009/05/nama-nama-raja-kutai.html |date=2015-02-22 }} – bandingkan dengan nama Aji Tullur Jejangkat pendiri Kerajaan [[Sendawar]] (Dayak) – ayah dari Puncan Karna leluhur orang [[Kutai]]. Sisa kebudayaan Hindu yang sama-sama masih tersisa sebagai benang merah adalah [[Belian Kenjong]], [[Belian Dewa]] serta [[Belian Melas]]/Pelas. Ketiga belian tersebut syair/mantranya menggunakan bahasa [[Kutai]].
[[Dayak Benuaq]] dahulu memeluk Agama [[Kaharingan]] barulah pada awal 1990 an Suku ini memeluk [[Kekristenan]] dan [[Islam]].
==== Sistem Kepercayaan ====▼
[[Animisme]] dan [[Dinamisme]] merupakan kepercayaan nenek moyang bangsa Indonesia secara umum. Bagi orang [[Dayak]] khususnya kepercayaan Dayak Benuaq lebih dari Animisme dan Dinamisme, tetapi meyakini bahwa alam semesta dan semua makhluk hidup mempunyai roh dan perasaan sama seperti manusia, kecuali soal akal.▼
Agama [[Islam]] lebih dahulu diperkenalkan ke kalangan suku Dayak Benuaq melalui kontak langsung dalam hubungan ekonomi dengan suku Kutai dan Kerajaan Islam Kartanegara, akan tetapi Islam tidak diterima secara luas hal ini dikarenakan Suku Dayak Benuaq sangat memegang teguh adat istiadat mereka, hingga akhir abad ke-19 sangat jarang ditemukan Suku Dayak Benuaq penganut Islam kecuali karena menikah dengan suku suku beragama Islam.
Agama Kristen disebarkan dikalangan Dayak Benuaq pada awal pertengahan abad ke-19, Misi Kristen Protestan dimulai oleh Gereja Kemah Injil Indonesia dan Gereja Kesebangunan Kalam Allah Indonesia dikawasan Kecamatan Nyuatatn, Damai, Muara Lawa, Siluq Ngurai dan Bentian Besar, sementara Misi Katolik tiba belakangan melalui desa Tanjung Jaan di Jempang dan Barong Tongkok, agama Kristen, baik Kristen Protestan maupun Katolik Roma mendominasi secara menyeluruh di kawasan komunitas Dayak Benuaq, Gereja lain yang juga ditemukan diantara komunitas Dayak Benuaq adalah Gereja beraliran Pentakostalisme Karismatik. Sekitar 52.5% populasi Dayak Benuaq berafiliasi dengan Kristen Protestan (Gereja Kemah Injil Indonesia, Gereja Kesebangunan Kalam Allah Indonesia, Gereja Pentakosta di Indonesia dll) sekitar 42.5% anggota Gereja Katolik Roma, 4% menganut Islam dan 1% mempraktikkan Kaharingan.
▲Dalam buku pelajaran Sejarah Indonesia, [[Animisme]] dan [[Dinamisme]] merupakan kepercayaan nenek moyang bangsa Indonesia
Oleh sebab itu bagi Suku Dayak Benuaq segenap alam semesta termasuk tumbuh-tumbuhan dan hewan harus diperlakukan sebaik-baiknya dengan penuh kasih sayang. Mereka percaya perbuatan semena-mena dan tidak terpuji akan dapat menimbulkan malapetaka. Itu sebabnya selain sikap hormat, mereka berusaha mengelola alam semesta dengan se-arif dan se-bijaksana mungkin.
Terjadi kesalahan anggapan termasuk para ahli, bahwa Suku Dayak membuat patung untuk mereka sembah sebagai symbol sesembahan masyarakat Dayak Benuaq. Oleh karena kesalahan persepsi ini, sering kali masyarakat Dayak Benuaq dianggap suku penyembah berhala.
Baris 61 ⟶ 97:
Jadi patung lebih daripada wujud/tanda peringatan baik untuk berbuat baik atau larangan terhadap perbuatan jahat.
Masyarakat Suku Dayak Benuaq menganut system [[matrilineal]].
Baris 77 ⟶ 113:
Kelimanya harus dijalankan / menjadi pegangan dalam melaksanakan adat istiadat di Bumi, jika tidak akan terjadi ketidak adilan dan kekacauan di masyarakat. Selain itu penyimpangan baik sengaja maupun tidak sengaja oleh pemangku adat akan mendapat kutukan dari Nayuk Seniang. Perwujudan dari kutukan ini bias berbentuk kematian baik mendadak maupun perlahan-lahan, juga bias berbentuk kehidupan selalu mendapat bencana/malapetaka serta susah mendapatkan rejeki.
Sebagaimana masyarakat Dayak umummya, Dayak Benuaq juga mempunyai tradisi rumah panjang. Dalam masyarakat Dayak Benuaq, tidak semua rumah panjang dapat disebut Lou (Lamin).
Baris 92 ⟶ 128:
# Umaq (Huma / Ladang).
Hutan dan segala isinya bagi Suku Dayak Benuaq merupakan benda/barang adat. Itu sebabnya pengelolaannya harus berdasarkan system adat istiadat. Pada zaman Orde Baru Suku Dayak Benuaq mengalami zaman yang paling buruk. Hutan sebagai ibu pertiwi mereka disingkirkan dari orang Benuaq dengan berdalih pada Undang-Undang terutama pada Undang-Undang Agraria. Sehingga rejim Orba dengan mudah memisahkan Suku Dayak Benuaq dengan sumber satu-satu penghidupan mereka saat itu, ditambah lagi dengan disebarnya aparat keamanan dan pertahanan untuk menjadi tameng perusahaan-perusahaan HPH. Namun menjadi keanehan bahwa Orang Dayak (Benuaq)lah yang menyebabkan degradasi hutan besar-besaran sebagai dampak system perladangan bergulir, yang disebut-sebut sebagai perladangan berpindah.
Baris 113 ⟶ 149:
* Umaaq (huma/ladang) 0 – 1 tahun
=== Prosesi adat kematian ===
Prosesi adat kematian Dayak Benuaq dilaksanakan secara berjenjang. Jenjang ini menunjukkan makin membaiknya kehidupan [[roh]] orang yang meninggal di alam baka. Orang Dayak Benuaq percaya bahwa [[alam baqa]] memiliki tingkat kehidupan yang berbeda sesuai dengan tingkat upacara yang dilaksanakan orang yang masih hidup (keluarga dan kerabat).
Baris 119 ⟶ 157:
Secara garis besar terdapat 3 tingkatan acara Adat kematian:
#
#
# [[Kwangkey/Kuangkay|Kwangkay]]
=== Upacara saat kematian ===
Tindakan awal yang dilakukan para keluarga pada saat kematian :<ref>{{Cite web|last=bpcbkaltim|date=2016-03-03|title=DESKRIPSI MAKAM SUKU DAYAK BENUAQ KEL LAMBENG KEC MUARALAWA|url=https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbkaltim/deskripsi-makam-suku-dayak-benuaq-kel-lambeng-kec-muaralawa/|website=Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Kalimantan Timur|language=en-US|access-date=2023-12-27}}</ref>
# Sebelum dianggap mati betul, keluarga akan memukul gong cepat-cepat sebagai tanda ada orang sakit parah. Bagi keluarga yang belum mengetahuinya, mereka akan diberitahukan dengan suara gong itu.
# Setelah dianggap mati/meninggal dunia, mereka akan memukul tambur dup-dup sebagai tanda bahwa orang itu telah mati. Memukul tambur tadi disebut ''neruak''.
# ''Titi'' yaitu memukul sejumlah gong dengan irama silih berganti lambat-lambat. ''Titi'' berlangsung lama untuk memberitahukan para keluarga warga desa yang jauh, sebagai tanda penyertaan keluarga yaitu bersama arwah penunjuk jalan.
# Mayat ditutup sementara dengan kain lalu dipagari dengan kelambu mayat berwarna-warni dan ditambal kain berwarna-warni. Biasanya warna merah/hitam yang paling dominan. Lalu, keluarga menyiapkan air pencuci mayat. Para warga yang datang membantu dengan sukarela. Air dimasukkan ke dalam antang dicampur dengan bahan pewangi seperti jeruk; daun selasih; air kelapa muda; langir wakaai sejenis akar; mayang dari pinang; dan umbut teniq.
# Memandikan mayat yang dilakukan oleh keluarga terdekat mayat sementara yang lain memulai titi lagi. Lalu, mayat didudukkan di atas gong, di atas kepala dibentangkan kain putih yang telah dilobangi kecil-kecil sebagai saringan waktu menjatuhkan air. Mayat dilap agar kering dan bersih lalu dikenakan pakaian, baju dan celana.
# ''Neruhuq''. Jika yang meninggal itu orang dewasa maka dilanjutkan dengan acara ''neruhuq'' yaitu doa kepada dewa sahabat, ''tangai tamui'' dan arwah leluhur agar mereka menjemput dan bila ia mati kena sihir supaya arwah membalasnya (tangan mayat menggenggam sebuah Mandau & daun ''biyowo'') bersamaan dengan alat itu ada tombak, ayam jantan merah disatukan dengan Mandau.
# ''Matik'', yaitu mencap mayat dengan darah ayam. Ambil sepotonh rotan ujungnya dibelah 4 lalu dibakar dan dicelupkan dalam darah ayam. Tempay yang dicap adalah : dahi mayat, pelipis kanan dan kiri, sepanjang tangan, di dada, di belakang dan dipaha/kakinya. Tujuan dari matik adalah pada waktu ia mati banyak dewa sahabat mengatakan ia mati, namun ia menyangkal bahwa ia pulang ke rumah leluhurnya. Lalu para dewa menunjuk tanda mati pada tubuhnya. Pada saat itu ia mengaku bahwa ia memang telah meninggal dunia dan ia memohon pada para dewa untuk mendoakan para keluarga si arwah agar mereka hidup baik, murah rezeki dan umur panjang.
# Mayat dibungkus dengan kain jika ada sampai 7 lapis, dengan bagian luar kain putih. Mayat diiikat, dagu mayat, kedua ibu jari, disatukan agar tidak renggang tetapi rapi. Setelah dibungkus diikat sampai tujah ikat dengan sobekan kain. Mayat ditutupi dengann kain lagi dan payung terbuat dari daun biru sejenis nipah.
# ''Papaat Buhur''. ''Buhur'' ialah tali dari kulit kayu yang dikeringkan dan dibuat delapan simpul atau ikitan. Tali itu digantungkan, lalu sambil berdoa tali itu dibakar ujung bawahnya. Kita lihat sampai mana api itu mati. Jika api mati pada simpul pertama berarti dia meninggal karena umur sudah menentukan. Bila api mati pada tingkat kedua berarti dia mati karena melanggar aturan dalam hidupnya. Bila api mati pada tingkat ketiga maka ia mati karena disihir dengan sesama manusia. Bila api mati pada tingkat keempat maka ia mati karena kepohonan. Bila api mati pada tingkat kelima maka ia mati karena dewa sahabat (''tangai tamui''). Bila api mati pada tingkat pada tingkat keenam maka ia mati karena dewa air yaitu juwata. Bila api mati pada tingkat ketujuh maka ia mati karena dewa jin harimau (''nayuq timang''). Pada tempat api mati itu tukang memohon kepada para dewa dan arwah roh leluhur menuju jalan baru dan janganlah ia lengah dijalan, sebab ditengah jalan bernama saikng serentenapm ada hantu yang suka menyesatkan, inilah tanda dari keluarga mu yaitu sebuah tali, dan alat penuntun untuk menerangi arwah dijalan.
# Musyawarah keluarga. Para keluarga yang telah datang bermusyawarah bersama. Tahap pertama mencari kayu untuk ''lungun.'' Biasanya para keluarga/warga desa datang siap membawa alat untuk membuat ''lungun'' yaitu tempat dari sebuah batang kayu, dilubangi dan diberi tutup dengan rapi. Kaum wanita datang membawa sumbangan berupa beras, garam dan lainnya bila ada dan bila tidak ada mereka juga datang untuk menyatakan rasa dukacita mereka yang sangat mendalam. Pekerjaan dibagi-bagi, ada yang ikut membuat ''lungun'', ada yang tinggal dirumah membuat tangga mayat/''lungun'', tempat membawa lungun ke atas rumah. Pokoknya hari itu sebagai hari berkabung orang sekampung. Biar hanya hadir, kehadiran warga menunjukkan rasa turut berdukacita, saling memperhatikan diwaktu terkena musibah dan saling membantu yang dalam bahasa suku Benuaq disebut ''“sempekat”.'' Setelah lungun selesai, lungun dimasukkan ke dalam rumah melalui tangga baru tadi.
== Bahasa Benuaq ==
Baris 210 ⟶ 262:
* Lagu:
#
* Seni Suara:
#
#
#
* Seni Berpantun:
#
#
#
#
* Seni Tari:
# [[Tari Gantar]]
#
#
* [http://www.youtube.com/watch?v=L0Oc9WeC4yU&feature=related Beliatn]/Penyembuhan Penyakit:
# [[Beliatn Bawo]]
#
#
#
#
#
* Tolak Bala / Hajatan / Selamatan:
#
#
#
#
#
#
* Perkawinan:
#
* Upacara Adat Kematian:
# [[Kwangkey/Kuangkay]]
#
#
== Lagu Daerah Dayak Benuaq ==
* [http://www.youtube.com/watch?v=kGL1ss8I5Lo Kesah Mundau]
* Rijoq Santi [https://www.youtube.com/watch?v=Ei2fhaSTPXg&ab_channel=TUMPIChannel]
* Peruko Nalau (Miyati) Pe-RIjoq Sigum [https://www.youtube.com/watch?v=sJbQV4mmlGQ&ab_channel=MartinusSigum]
* Melan "Sorop" [https://www.youtube.com/watch?v=iiMAY79EKy0&ab_channel=laheyantiriyani]
* Karya herry Pemangku [https://www.youtube.com/watch?v=wIab_GPRCw0&list=PLlqp9Gmv3TOpnSc_B2oxPgDybBW4UsFCI&index=2&ab_channel=KerenhappuchSiluq]
== Organisasi Benuaq ==
* [[Tonyoy-Benuaq]]
Peta teritorial atau geografi suatu Suku tidak sama dengan geografi administrasi resmi pemerintah, Dayak Benuaq menarik karena kekerabatannya yang kental dengan Kalimantan Tengah. dalam konteks Benuaq, Bahasa (Ongau) Benuaq, (1.) Dayak Taboyan (Dialek Benuaq "Teboyatn), (2.) Dayak Lawangan, (3.) Dayak Dusutn) - yang secara administratib berada di Wilayah Kalimantan Tengah, dan Dayak Paser (WIlayah Kab. Penajam Paser Utara, dan Kab. Paser Gerogot (Kalimantan Timur) berbahasa sama dengan Dayak Benuaq, hal ini menjelaskan bahwa kami merupakan satu Suku sekalipun di kenal dalam penyebutan yang berbeda, menariknya lagi bahwa sebaran Suku ini jelas dalam tarikan Geografi nya, Baik Suku yang ada di Kalimantan Tengah, dan yang di Kalimantan Timur bisa disebutkan sebagai "titik besar" geografi dari satu Suku bahasa ini dari Sungai Teweh (Dayak "Tiwey) (Kalteng), ke Kutai Barat, Kutai Kertanegara, Samarinda, dan sampai ke Paser (PPU dan Tanah Gerogot) WIlayah Kaltim berada dalam satu garisan besar.
Dalam Dayak Benuaq sendiri terbagi dalam ciri besar, Yaitu Benuaq Bentiatn, Benuaq Ohookng, lalu Benuaq beneeq -Umum- (Benuaq Pahu, Benuaq Jelau, Benuaq Dayaaq, Benuaq Lingau, Benuaq tana mo, Benauq Lawa, Benuaq bila Bongan/ Benuaq Bawo). yang masih ditelusuri yaitu Suku Dayak Basap (Kutai Timur - Kaltim) yang memiliki bahasa yang cenderung sama dengan Dayak Benuaq. Tentang Suku Kutai dalam pandangan dan pendekatan peradaban dan Budaya Dayak Benuaq, benar bahwa Kutai secara dasar berkembang dari Dayak Benuaq, Kudungga Raja Kutai, dikenal dalam tradisi Benuaq sebagai Raja KUDUKNG, hanya Kutai yang menurut Dayak Benuaq sebagai Kutaq (Ngutaq-Benuaq) yang berarti Tuan Rumah/ atau pemilik kuasa. Kutai ini kemudian berkembang dengan asimilasi budaya Melayu sehingga membentuk Suku baru yang mengambil akar dari kerajaan Kutai yang lebih awal, tentu kerjaan Kutai yang lebih awal jelas apiliasi kepada ciri khas umum Dayak dan Nusantara yaitu Hindu Nusantara. hal ini perlu membuat kita menyadari kuatnya pengaruh Melayu dalam peradaban dunia ini. demikian juga yang terjadi pada separuh Suku Paser, bahwa sebagian dari Suku Paser terpengaruh oleh asimilasi sehingga membentuk Suku Paser dengan Budaya tertentu.
== Catatan kaki ==
|