Ejaan Bahasa Indonesia: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
|||
(23 revisi perantara oleh 17 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{wikisource}}
'''Ejaan Bahasa Indonesia''' (disingkat '''EBI''') adalah [[ejaan]] [[bahasa Indonesia]] yang pernah berlaku sejak tahun [[2015]] hingga 26 November [[2022]]. EBI diatur berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2015
Ejaan ini digantikan oleh [[Ejaan yang Disempurnakan#Revisi 2022|EYD edisi kelima]] yang berlaku mulai 16 Agustus 2022.<ref>{{cite news|last1=Zubaidah|first1=Neneng|date=19 Agustus 2022|title=Nama EYD Kembali Dipakai pada Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia Edisi Kelima|url=https://edukasi.sindonews.com/read/860529/212/nama-eyd-kembali-dipakai-pada-pedoman-ejaan-bahasa-indonesia-edisi-kelima-1660889302?showpage=all|work=[[Sindonews]]}}</ref>
== Perbedaan dengan EYD ==▼
== Sejarah ==
Pada tahun 2015, [[Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia|Menteri Pendidikan dan Kebudayaan]] mengeluarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 50 Tahun 2015 yang menyempurnakan [[Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan]] (EYD) edisi ketiga (2009), serta mengubah istilah EYD menjadi Ejaan Bahasa Indonesia (EBI).<ref>{{Cite book|last=Tim Pengembang Pedoman Bahasa Indonesia|year=2016|url=https://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/sites/default/files/PUEBI.pdf|title=Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia|location=Jakarta|publisher=Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa|isbn=978-979-069-262-6|edition=4|pages=|url-status=live}}</ref>
Pada tahun 2021, berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 18 Tahun 2021 tentang Pembakuan dan Kodifikasi Kaidah Bahasa Indonesia, [[Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia|Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi]] memberikan wewenang kepada [[Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa]] berwenang melakukan pembakuan dan kodifikasi kaidah [[bahasa Indonesia]]. Oleh karena itu, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa kemudian mengeluarkan Keputusan Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Nomor 0321/I/BS.00.00/2021, yang intinya menetapkan ulang Ejaan Bahasa Indonesia.<ref>https://www.studocu.com/id/document/universitas-mulawarman/bahasa-indonesia/salinan-rkkb-puebi/17339217</ref>
Setahun kemudian, Keputusan Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Nomor 0424/I/BS.00.01/2022 dikeluarkan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Keputusan menteri tersebut pada intinya mengembalikan istilah EBI menjadi EYD, atau yang lebih tepatnya "[[Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan|Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan Edisi Kelima]]", sehingga menganggap bahwa EBI merupakan EYD edisi keempat. Dalam keputusan tersebut pula, beberapa pedoman dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) direvisi.<ref>https://ejaan.kemdikbud.go.id/eyd/surat-keputusan/</ref>
Tidak banyak perbedaan Ejaan Bahasa Indonesia dengan [[Ejaan yang Disempurnakan]] edisi ketiga (revisi 2009). Perubahan-perubahan yang ada pada Ejaan Bahasa Indonesia adalah sebagai berikut.<ref>{{Cite web|url=https://edukasi.okezone.com/read/2016/08/15/65/1464154/perbedaan-eyd-dengan-puebi|title=Perbedaan EYD dengan PUEBI|website=Okezone.com|first=Djanti|last=Virantika|place=Jakarta|date=15 Agustus 2016|access-date=24 September 2022}}</ref><ref>{{Cite thesis|url=https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11423-Full_Text.pdf|title=Analisis Perbedaan Ejaan yang Disempurnakan (EYD) Dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)|type=Skripsi|chapter=A. Simpulan|pages=59-62|publisher=Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, [[Universitas Muhammadiyah Makassar]]|first=Nungky Ardhiah|last=Cahyani|format=PDF|place=Makassar|date=2020|access-date=24 September 2022|}}</ref><ref>{{Cite journal|url=https://ejournal.undip.ac.id/index.php/nusa/article/download/38202/pdf|title=Ketidaktaatasasan Penerapan Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) dalam Ragam Tulis|journal=Nusa: Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra|volume=16|number=2|pages=146, 148-152|publisher=Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, [[Universitas Diponegoro]]|first=Ary|last=Setyadi|format=PDF|place=Semarang|date=Mei 2021|access-date=24 September 2022|doi=10.14710/nusa.16.2.143-153|issn=2597-9558}}</ref><ref>{{cite magazine|url=https://suaraaisyiyah.id/perbedaan-puebi-dan-eyd/|title=Perbedaan PUEBI dan EYD|magazine=[[Suara Aisyiyah]]|first=Adib|last=Sofia|date=21 Agustus 2021|access-date=24 September 2022}}</ref>
* Pada huruf vokal, untuk pengucapan (pelafalan) kata yang benar digunakan diakritik yang lebih rinci, yaitu:
*# diakritik (é) dilafalkan [e] misalnya Anak-anak bermain di teras (téras);
*# diakritik (è) dilafalkan [Ɛ] misalnya Kami menonton film seri (sèri);
*# diakritik (ê) dilafalkan [Ə] misalnya Pertandingan itu berakhir seri (sêri).
* Pada huruf konsonan terdapat catatan penggunaan huruf q dan x yang lebih rinci, yaitu:
*# huruf q dan x khusus digunakan untuk nama diri dan keperluan ilmu;
*# huruf x pada posisi awal kata diucapkan [s].
* Pada huruf diftong terdapat tambahan yaitu diftong ei misalnya pada akata eigendom, geiser, dan survei.
* Pada huruf kapital aturan penggunaan lebih diringkas (pada PUEYD terdapat 16 aturan sedangkan pada PUEBI terdapat 13 aturan) dengan disertai catatan.
* Pada huruf tebal terdapat pengurangan aturan sehingga hanya dua aturan, yaitu menegaskan bagian tulisan yang sudah ditulis miring dan menegaskan bagian karangan seperti judul buku, bab, atau subbab.
* Aturan bentuk ulang dengan angka dua (2) dihapuskan.
== Referensi ==
{{reflist}}
== Bibliografi ==
* {{Cite book|last=Tim Pengembang Pedoman Bahasa Indonesia|year=2016|url=https://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/sites/default/files/PUEBI.pdf|title=Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia|location=Jakarta|publisher=Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa|isbn=978-979-069-262-6|edition=4|pages=|url-status=live}} {{PD-notice}}
== Pranala luar ==
Baris 11 ⟶ 36:
{{Bahasa Indonesia}}
[[Kategori:Bahasa Indonesia]]
|