Jayanagara: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: kemungkinan menambah konten tanpa referensi atau referensi keliru Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Perubahan singkatan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(48 revisi perantara oleh 17 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox royalty
| name =
|title = Sri Maharaja Wiralandagopala Sri Sundarapandya Dewa Adhiswara
| image =
| image_size =
| caption = Ilustrasi Jayanagara
| succession =
| reign = [[Berkas:
| predecessor = [[Raden Wijaya|Kertarajasa Jayawardhana]]▼
▲| reign = [[Berkas:Flag of the Majapahit Empire.svg|22x20px]] [[Majapahit]] (1309 - 1328)
▲| predecessor = [[Raden Wijaya]]
| successor = [[Tribhuwana Wijayatunggadewi]]
|succession1= ''Bhre'' Daha
|reign1 = 1295 – 1309
|successor1 = [[Dyah Wiyat|Rajadewi Maharajasa Dyah Wiyat]]
| house = [[Wangsa Rajasa]]
| house-type = Dinasti
| birth_name = Garbhopati <br> Kalagemet
| birth_date = 1294
| birth_place =
| death_date = 1328
| death_place = [[Berkas:
| place of burial = Istana Kapopongan, Antawulan ([[Trowulan]])
| date of burial = 1329
| full name =
| father = [[Raden Wijaya|Kertarajasa Jayawardhana]]
| mother = [[Dara Petak|Indreswari]] (
| spouse =
| religion = [[Siwa-Buddha]]
}}
'''Jayanagara / Kala Gemet''' (lahir: [[1294]] - wafat: [[1328]]) adalah
== Asal-Usul ==
Menurut ''[[Pararaton]]'', nama asli Jayanagara adalah '''Kalagemet''' putra [[Raden Wijaya|Wijaya]] dan [[Dara Petak]]. Ibunya ini berasal dari [[Kerajaan Dharmasraya]] di [[Pulau Sumatra]]. Ia dibawa [[Kebo Anabrang]] ke tanah [[Jawa]] sepuluh hari setelah pengusiran pasukan [[Mongol]] oleh pihak [[Majapahit]]. Wijaya yang sebelumnya telah memiliki dua orang istri putri [[Kertanagara]], kemudian menjadikan Dara Petak sebagai is''tri Tinuheng Pura'', atau "istri yang dituakan di istana".
Menurut ''Pararaton'', pengusiran pasukan Mongol dan berdirinya Kerajaan Majapahit terjadi pada tahun [[1294]]. Sedangkan menurut [[kronik Cina]] dari [[dinasti Yuan]], pasukan yang dipimpin oleh [[Ike Mese]] itu meninggalkan Jawa tanggal [[24 April]] [[1293]]. Naskah ''[[Nagarakretagama]]'' juga menyebut angka tahun 1293. Sehingga, jika berita-berita di atas dipadukan, maka kedatangan Kebo Anabrang dan Dara Petak dapat diperkirakan terjadi pada tanggal [[4 Mei]] [[1293]], dan kelahiran Jayanagara terjadi dalam tahun 1294.
Baris 36 ⟶ 38:
== Naik Takhta ==
===Raja Muda===
''[[Nagarakretagama]]'' menyebutkan Jayanagara diangkat sebagai ''[[yuwaraja]]'' atau raja muda di [[Kadiri]] atau [[Daha]] pada tahun [[1295]]. Nama Jayanagara juga muncul dalam prasasti Penanggungan tahun [[1296]] sebagai [[putra mahkota]]. Mengingat [[Raden Wijaya]] menikahi [[Dara Petak]] pada tahun [[1293]], maka Jayanagara dapat dipastikan masih sangat kecil ketika diangkat sebagai raja muda. Tentu saja pemerintahannya diwakili oleh [[Lembu Sora]] yang disebutkan dalam prasasti Pananggungan menjabat sebagai [[patih]] [[Daha]].
Dari prasasti tersebut dapat diketahui pula bahwa Jayanagara adalah nama asli sejak kecil atau ''
===Raja Majapahit===
Jayanagara naik takhta menjadi raja [[Majapahit]] menggantikan ayahnya yang menurut ''[[Nagarakretagama]]'' meninggal dunia tahun [[1309]].
Baris 50 ⟶ 54:
Menurut ''[[Pararaton]]'', pemerintahan Jayanagara diwarnai banyak pemberontakan oleh para pengikut ayahnya. Hal ini disebabkan karena Jayanagara adalah raja berdarah campuran [[Suku Jawa|Jawa]]-[[Suku Melayu|Melayu]], bukan keturunan [[Kertanagara]] murni.
Pemberontakan pertama terjadi ketika Jayanagara naik takhta, yaitu dilakukan oleh Ranggalawe pada tahun 1295 dan kemudian Lembu Sora pada tahun 1300. Dalam hal ini pengarang ''Pararaton'' kurang teliti karena Jayanagara baru menjadi raja pada tahun 1309. Mungkin yang benar ialah, pemberontakan Ranggalawe terjadi ketika Jayanagara diangkat sebagai raja muda atau putra mahkota. Mungkin pula pemberontakan Ranggalawe sebenarnya terjadi pada tahun 1309.
''Pararaton'' juga memberitakan pemberontakan Juru Demung tahun 1313, Gajah Biru tahun 1314, Mandana dan Pawagal tahun 1316, serta Ra Semi tahun 1318. Akan tetapi, menurut ''Kidung Sorandaka'', Juru Demung dan Gajah Biru mati bersama Lembu Sora tahun 1300, sedangkan Mandana, Pawagal, dan Ra Semi mati bersama Nambi tahun 1316.
Baris 56 ⟶ 60:
Berita pemberontakan Nambi tahun 1316 dalam ''Pararaton'' juga disebutkan dalam ''Nagarakretagama'', dan diuraikan panjang lebar dalam ''Kidung Sorandaka''. Menurut ''Nagarakretagama'', pemberontakan Nambi tersebut dipadamkan langsung oleh Jayanagara sendiri.
Di antara pemberontakan-pemberontakan yang diberitakan ''Pararaton'', yang paling berbahaya adalah pemberontakan [[Ra Kuti]] tahun [[1319]]. Ibu kota [[Majapahit]] bahkan berhasil direbut kaum pemberontak, sedangkan Jayanagara sekeluarga terpaksa mengungsi ke desa Badander dikawal para prajurit ''bhayangkari'' yang dipimpin oleh [[Gajah Mada]].
▲Pemimpin prajurit ''bhayangkari'' yang bernama [[Gajah Mada]] kembali ke ibu kota menyusun kekuatan. Berkat kerja sama antara para pejabat dan rakyat ibu kota, Kelompok Ra Kuti dapat dihancurkan.
Sewaktu<nowiki> </nowiki>menjadi raja, Jayanagara masih berusia muda sehingga dimanfaatkan orang-orang yang merasa tidak puas untuk memberontak. Mereka merasa tidak puas terhadap kebijakan Raja terdahulu, yaitu Raden Wijaya, yang menurut ukuran mereka tidak memberikan kedudukan yang mereka inginkan, dianggap tidak sepadan dengan jasanya sewaktu berjuang bersama Raden Wijaya. Maka, timbullah beberapa pemberontakan pada masa Raja Jayanagara, diantaranya adalah:
# '''Pemberontakan Ranggalawe''' (1309) => [[Ranggalawe]] sangat kecewa karena
# '''Pemberontakan Lembu Sora''' (1311) => [[Lembu Sora]] memberontak karena mendapat hasutan dari seorang pejabat Majapahit yang bernama Mahapati. Mahapati sebenarnya juga musuh dalam selimut bagi Raja Jayanagara, yang selalu membuat intrik dan konspirasi dalam Istana. Pemberontakan Lembu Sora dapat digagalkan pihak Istana yang dipimpin oleh [[Nambi]].
# '''Pemberontakan Nambi '''(1316) => Nambi memberontak
# '''Pemberontakan Kuti '''(1319) => Pemberontakan para [[Dharmaputra (jabatan)|Dharmaputra]] yang dipimpin [[Ra Kuti]]
== Hubungan dengan Tiongkok ==
Daratan [[Tiongkok]] saat itu dikuasai oleh [[Dinasti Yuan]] atau bangsa [[Mongol]]. Pada tahun [[1321]] seorang pengembara misionaris bernama [[Odorico da Pordenone]] mengunjungi [[Pulau Jawa]] dan sempat menyaksikan pemerintahan Jayanagara. Ia mencatat pasukan Mongol kembali datang untuk menjajah Jawa, tetapi berhasil dipukul mundur oleh pihak Majapahit. Hal ini mengulangi kegagalan mereka pada tahun [[1293]].
Baris 71 ⟶ 75:
== Kematian Jayanagara ==
Pada tahun [[1328
Ada beberapa versi sejarah tentang siapa sang pembunuh dan apa motifnya.
Baris 83 ⟶ 87:
4. Versi terakhir diutarakan oleh Muhammad Yamin dalam ''Gajah Mada Pahlawan Persatuan Nusantara,'' menyebut bahwa Tanca terus-menerus merasa tak senang pada raja atas kejadian yang menimpa Kuti, kawan Tanca sesama ''dharmaputera''. Dia menulis bahwa awal sengketa berasal dari mulut seorang perempuan, yaitu istri Darmaputera Ra Tanca. Istri ini mengeluarkan perkataan bahwa dia mendapat gangguan dari Sang Prabu. Kabar angin menimbulkan kegemparan dalam keraton dan di pusat pemerintahahan.” Gajah Mada kemudian memeriksa Tanca. Namun, waktu pemeriksaan berjalan, Jayanagara sakit dan meminta Tanca membedah bisulnya. Kesempatan itu digunakan Tanca untuk melepaskan dendamnya membunuh raja. Yamin, pengagum dan penemu wajah Gajah Mada, membela Gajah Mada menulis: “Di belakang lakon yang menyedihkan hati ini, terbayang pula suatu tuduhan kepada Gajah Mada bahwa dialah yang mendorong Ra Tanca berlaku demikian, karena kabarnya Sang Prabu salah lihat dan salah raba kepada istri Gajah Mada yang teguh setia itu. Namun, tuduhan ini tak beralasan dan berlawanan dengan kesetian hatinya kepada Seri Mahkota.
5. Kematian jayanegara disebabkan karena meminum racun yang dibuat oleh tabib ra tanca dan pembantunya. Hal itu dilakukan sang tabib karena adanya hasutan dari para pemberontak.
Menurut ''[[Pararaton]],'' Jayanagara didharmakan dalam candi Srenggapura di Kapopongan dengan arca di Antawulan, gapura paduraksa [[Bajang Ratu]] kemungkinan besar adalah gapura yang tersisa dari kompleks Srenggapura. Sedangkan menurut ''Nagarakretagama'' ia dimakamkan di dalam pura berlambang arca Wisnuparama. Jayanagara juga dicandikan di Silapetak dan Bubat sebagai [[Wisnu]] serta di Sukalila sebagai [[Buddha]] jelmaan [[Amoghasiddhi]].
== Kepustakaan ==
Baris 100 ⟶ 105:
[[Kategori:Raja Majapahit]]
[[Kategori:Kematian 1328]]
[[Kategori:Tokoh yang dibunuh di Nusantara]]
[[Kategori:Tokoh Melayu Indonesia]]
[[Kategori:
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Dinasti Mauli]]
|