Kelenteng Cu An Kiong: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 2 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8
Ciben tangerang (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(4 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 17:
| landlord =
| coordinates =
| start_date = Abad ke-1614 (1335?)<ref name=natgeo2>{{cite news|url=http://nationalgeographic.co.id/berita/2015/07/berwisata-ke-kelenteng-cu-an-kiong-di-tiongkok-kecil/2|last=Irawati|first=Rika|last2=Buwono|first2=Bakti|title=Berwisata ke Kelenteng Cu An Kiong di "Tiongkok Kecil" (2)|publisher=National Geographic Indonesia|date=17 Juli 2015|accessdate=16 Juli 2016|archive-date=2016-08-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20160820051009/http://nationalgeographic.co.id/berita/2015/07/berwisata-ke-kelenteng-cu-an-kiong-di-tiongkok-kecil/2|dead-url=yes}}</ref>
| completion_date =
| inauguration_date =
Baris 56:
Orang-orang Tionghoa yang datang pada masa itu umumnya bukan orang terpelajar dan sebagian besar buta huruf sehingga sangat sedikit catatan mengenai pembangunan kelenteng ini. Setelah perekonomian membaik, kelenteng dipugar dengan mendatangkan para ahli ukir dari [[Guangdong]]. Para ahli ukir tersebut akhirnya menetap di [[Kabupaten Kudus]] dan mengajar penduduk setempat. Salah satu ahli ukir terkenal, yaitu Tiang Sun Khing, diabadikan menjadi nama [[Sunggingan, Kota, Kudus|Desa Sunggingan]]. Sementara itu, Tee Ling Sing lebih dikenal dengan nama [[Kyai Telingsing]].<ref name=resmi/>
 
Pada [[masa penjajahan Belanda]], kelenteng ini pernah dijarah sehingga banyak catatan sejarah yang hilang. Menurut pengurus kelenteng yang mengunjungi museum di [[Den Haag]], [[Belanda]], terdapat catatan yang menyebutkan bahwa kelenteng ini dibangun pada tahun 1477 Masehi karena lokasi kelenteng ini sudah tecantum pada peta Lasem yang dibuat pada tahun itu.<ref name=temponatgeo2/><ref name=natgeo2tempo/> Namun, terdapat pula pendapat yang menyebutkan bahwa kelenteng ini dibangun pada tahun 1335.<ref name=natgeo2/>
 
Bangunan kelenteng terakhir kali direnovasi pada tahun 1838 untuk meninggikan lantai bangunan yang sering mengalami banjir karena lokasinya tepat berada di depan sungaikali Lasem.<ref name=tempo/> Menurut tradisi, [[Laksamana Cheng Ho|Laksamana Zheng He]] pernah mendarat di depan kelenteng. [[SungaiKali BabaganLasem]] bermuara di [[Laut Jawa]] sehingga pada masa lalu sering digunakan sebagai sarana lalu lintas kapal dengan dermaga yang kini sudah tidak tersisa keberadaannya.<ref name=natgeo1/>
 
== Kultur populer ==