Gatotkaca: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Aavindraa (bicara | kontrib)
better image
Baedowi Odoy (bicara | kontrib)
 
(37 revisi perantara oleh 27 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 22:
 
== Etimologi ==
Dalam [[bahasa Sanskerta]], nama ''Ghaṭotkaca'' (घटोत्कच) secara [[harfiah]] bermakna "kepala gundul [yang seperti] kendi".<ref name=encindlit>{{Cite journal | url = https://books.google.com/books?id=zB4n3MVozbUC&pg=PA1755&dq=itihasa | title = The Encyclopaedia of Indian Literature (Volume Two) (Devraj to Jyoti) | isbn = 978-81-260-1194-0 | author1 = Datta | first1 = Amaresh | date = 2006-01-01 | access-date = 2018-07-29 | archive-date = 2023-07-29 | archive-url = https://web.archive.org/web/20230729150432/https://books.google.com/books?id=zB4n3MVozbUC&pg=PA1755&dq=itihasa | dead-url = no }}</ref> Nama ini terdiri dari dua kata, yaitu ''ghaṭaṁ'' (घटं) yang berarti "buli-buli" atau "kendi", dan ''utkaca'' (उत्कच) yang berarti "gundul".<ref name="autogenerated1">{{cite web |url=http://members.cox.net/apamnapat/entities/Ghatotkacha.html |title=Archived copy |accessdate=2006-12-03 |deadurl=yes |archiveurl=https://web.archive.org/web/20070110002159/http://members.cox.net/apamnapat/entities/Ghatotkacha.html |archivedate=10 January 2007 |df=dmy-all }}</ref> Nama ini diberikan kepadanya karena sewaktu lahir kepalanya yang gundul mirip dengan buli-buli atau kendi.
 
== Kelahiran ==
Menurut versi ''[[Mahabharata]]'', Gatotkaca adalah putra [[BimasenaBima]] dari keluarga [[Pandawa]] yang lahir dari seorang [[rakshasa]] perempuan bernama [[Hidimbi]]. Hidimbi sendiri merupakan raksasa penguasa sebuah hutan; tinggal bersama kakaknya yang bernama [[Hidimba]] (dalam [[wayang|pewayangan]] [[Jawa]], ibu Gatotkaca lebih terkenal dengan sebutan [[Arimbi]]. Menurut versi ini, Arimbi bukan sekadar penghuni hutan biasa, melainkan putri dari Kerajaan Pringgadani, negeri bangsa [[rakshasa]]).
 
Kisah kelahiran Gatotkaca dikisahkan secara tersendiri dalam [[wayang|pewayangan]] [[Jawa]]. Namanya sewaktu masih bayi adalah Jabang Tetuka. Sampai usia satu tahun, tali pusarnya belum bisa dipotong walau menggunakan senjata apa pun. [[Arjuna]] (adik [[Bimasena]]) pergi bertapa untuk mendapatkan petunjuk [[dewa]] demi menolong keponakannya itu. Pada saat yang sama [[Karna]], yang kelak menjadi panglima [[Hastinapura|Kerajaan Hastina]] juga sedang bertapa mencari senjata pusaka. Karena wajah keduanya mirip, [[Batara Narada]] selaku utusan [[kahyangan]] memberikan senjata Kontawijaya kepada Karna, bukan kepada Arjuna. Setelah menyadari kesalahannya, Narada pun menemui Arjuna yang sebenarnya. Lalu Arjuna mengejar Karna untuk merebut senjata Konta, sehingga pertarungan pun terjadi. Karna berhasil meloloskan diri bersama senjata Konta, sedangkan Arjuna hanya berhasil merebut sarung pembungkus pusaka tersebut. Sarung pusaka Konta terbuat dari kayu mastaba yang ternyata bisa digunakan untuk memotong tali pusar Tetuka. Saat dipakai untuk memotong, kayu mastaba musnah dan bersatu dalam perut Tetuka. [[Kresna]] yang ikut serta menyaksikannya berpendapat bahwa pengaruh kayu Mastaba akan menambah kekuatan bayi Tetuka. Ia juga meramalkan bahwa kelak Tetuka akan tewas di tangan pemilik senjata Konta.
 
== Jagoan para dewa ==
[[Berkas:Gatotkaca Surakarta.JPG|ka|jmpl|Gatotkaca sebagai tokoh wayang kulit Jawa.]]
Menurut versi [[wayang|pewayangan]] [[Jawa]], setelah berhasil dipotong pusarnya, Tetuka diasuhdibawa dike kahyangan oleh [[Narada]] yang saat itu sedang digempur oleh Patih Sekipu dari Kerajaan Trabelasuket. Patih tersebut diutus rajanya, Kalapracona untuk melamar [[bidadari]] bernama Batari Supraba. Tetuka dihadapkan sebagai lawan Sekipu. Semakin dihajar, Tetuka justru semakin kuat. Karena malu, Sekipu mengembalikan Tetuka kepada Narada untuk dibesarkan saat itu juga. Narada menceburkan tubuh Tetuka ke dalam kawah Candradimuka, di Gunung Jamurdipa. Para dewa kemudian melemparkan berbagai jenis senjata pusaka ke dalam kawah. Beberapa saat kemudian, Tetuka muncul ke permukaan sebagai seorang laki-laki dewasa. Segala jenis pusaka para dewa telah melebur dan bersatu ke dalam dirinya. Kemudian Tetuka bertarung melawan Sekipu dan berhasil membunuhnya dengan gigitan taringnya. [[Kresna]] dan para [[Pandawa]] saat itu datang menyusul ke kahyangan. Kresna memotong taring Tetuka dan menyuruhnya berhenti menggunakan sifat-sifat kaum raksasa. [[Batara Guru]], raja kahyangan menghadiahkan seperangkat pakaian pusaka, yaitu ''Caping Basunanda'', ''Kotang Antrakusuma'', dan ''Terompah Padakacarma'' untuk dipakai Tetuka, yang sejak saat itu berganti nama menjadi Gatotkaca. Dengan mengenakan pakaian pusaka tersebut, Gatotkaca mampu terbang menuju Kerajaan Trabelasuket dan membunuh Kalapracona.
 
== Pernikahan ==
Dalam versi ''[[Mahabharata]]'', Gatotkaca menikahi [[Ahilawati]], gadis dari Kerajaan Naga dan mempunyai anak bernama [[Barbarika]]. Dalam versi [[wayang|pewayangan]] [[Jawa]], Gatotkaca menikah dengan sepupunya, yaitu PergiwaPregiwa, putri [[Arjuna]]. Ia berhasil menikahi PergiwaPregiwa setelah melalui perjuangan berat, yaitu menyingkirkan saingannya, bernama Laksmana Mandrakumara, putra [[Duryodana]] dari keluarga [[Korawa]]. Dari perkawinannya dengan PergiwaPregiwa, Gatotkaca memiliki putra bernama Sasikirana, yang menjadi panglima perang [[Hastinapura]] pada masa pemerintahan Prabu [[Parikesit]], putra [[Abimanyu]] atau cucu Arjuna. Versi lain mengisahkan, Gatotkaca memiliki dua orang istri lagi selain Pregiwa, yaitu Suryawati dan Sumpaniwati. Dari keduanya masing-masing lahir Suryakaca dan Jayasumpena.
 
== Raja Pringgandani ==
Baris 44:
== Kematian ==
=== Versi ''Mahabharata'' ===
[[Berkas:Ghatotkacha in a chariot.jpg|kiri|280px|jmpl|Gatotkaca mengendarai [[kereta perang]], saat membela ayahnya dalam [[perang di Kurukshetra]]. Ilustrasi dari ''Mahabharata'', Geeta Press.]]
 
Kematian Gatotkaca terdapat dalam jilid ketujuh kitab ''[[Mahabharata]]'' yang berjudul ''[[Dronaparwa]]'', pada bagian ''Ghattotkacabadhaparwa''. Ia dikisahkan gugur dalam [[perang di Kurukshetra]] pada malam hari ke-14. Perang besar tersebut adalah perang saudara antara keluarga [[Pandawa]] melawan [[Korawa]]. ''[[Mahabharata]]'' mengisahkan, sebagai seorang raksasa, Gatotkaca memiliki kekuatan luar biasa terutama pada malam hari. Setelah kematian [[Jayadrata]] di tangan [[Arjuna]], pertempuran seharusnya dihentikan untuk sementara karena senja telah tiba. Namun Gatotkaca menghadang pasukan Korawa saat mereka dalam perjalanan menuju perkemahan mereka.
Baris 50 ⟶ 49:
Pertempuran berlanjut; semakin malam, kesaktian Gatotkaca semakin meningkat. Banyak prajurit Korawa yang dibunuhnya. Seorang sekutu Korawa dari bangsa [[rakshasa]] bernama [[Alambusa]] maju menghadapinya. Gatotkaca menghajarnya dengan kejam karena Alambusa telah membunuh sepupunya, yaitu [[Irawan]] putra Arjuna pada pertempuran hari kedelapan. Tubuh Alambusa ditangkap dan dibawa terbang tinggi, kemudian dibanting ke tanah sampai hancur berantakan.
[[Duryodana]], pemimpin Korawa merasa ngeri melihat keganasan Gatotkaca. Ia memaksa [[Karna]] menggunakan senjata pusaka Indrastra pemberian [[Indra|Dewa Indra]] yang bernama ''Vasavishakti'' (menurut pewayangan Jawa, disebut senjata ''Konta'') untuk membunuh rakshasa itu. Semula Karna menolak karena pusaka tersebut hanya bisa digunakan sekali saja dan akan dipergunakannya untuk membunuh Arjuna. Karena terus didesak, akhirnya Karna melemparkan pusakanya ke arah Gatotkaca. Menyadari ajalnya sudah dekat, Gatotkaca memikirkan cara untuk membunuh prajurit Korawa dalam jumlah besar sekaligus sekali serang. Gatotkaca pun memperbesar ukuran tubuhnya sampai ukuran maksimal dan kemudian roboh menimpa ribuan prajurit Korawa setelah senjata pamungkas Karna menembus dadanya. Pandawa sangat terpukul dengan gugurnya Gatotkaca. Dalam barisan Pandawa, hanya [[Kresna]] yang tersenyum melihat kematian Gatotkaca. Ia gembira karena Karna telah kehilangan pusaka andalannya sehingga nyawa Arjuna dapat dikatakan aman.
[[Berkas:Ghatotkacha's corpse falsl on one Akshauhini of Kaurava Army.jpg|280px|jmpl|Ilustrasi kematian Gatotkaca, diambil dari kitab ''Mahabharata'', karya Ramanarayanadatta Astri.]]
=== Versi Jawa ===
 
Baris 61 ⟶ 59:
== Gatotkaca dalam budaya populer ==
Sejak zaman kuno hingga Indonesia modern saat ini, Gatotkaca telah menjadi tokoh budaya pop dan tokoh wayang yang sangat populer di Indonesia, memiliki versi cerita sendiri yang diceritakan dalam versi Jawa dan Bali dari ''Kakawin Bharatayuddha'' oleh [[Empu Sedah]] dan [[Empu Panuluh]].
* Dalam wayang Jawa, ia dikenal sebagai "GatotkocoGathotkaca" dengan ketenaran [[superhero]] dan terkenal dengan julukan "SatriaSatriya otot kawat balung wesi".
* Untuk orang Jawa dan Bali, Gatotkaca dipuja sebagai dewa dan secara populer digambarkan dalam karya seni dan patung, seperti [[Patung Satria Gatotkaca]] di persimpangan jalan utama [[Kuta]] di Bali.
* Gatotkaca telah sering digambarkan dalam budaya populer Indonesia seperti musik, permainan, komik dan film.
** Film aksi pahlawan super ''[[Satria Dewa: Gatotkaca]]'' (2020), bagian dari serial ''[[Jagat Satria Dewa]]''.
** Gatotkaca versi Jawa karya [[Is Yuniarto]] ditampilkan sebagai pahlawan yang dapat dimainkan di game ''[[Mobile Legends: Bang Bang]]''.
** [[GatotkacaGatot Kaca (sinetronseri SCTVtelevisi 2005)|Gatotkaca]] merupakan sinetron [[SCTV]] pada Minggu, 21 Agustus-13 Nopember 2005 pukul 19:00-20:00 WIB berjumlah 13 episode diproduksi [[MD Entertainment]] dan [[Surya Citra Pictures]].
** [[Gatotkaca (sinetron MNCTV)|Gatotkaca]] merupakan sinetron [[MNCTV]] pada Rabu, 17 Maret 2010 pukul 18:00-19:00 WIB diproduksi [[Lunar Jaya Films]] dan [[MNC Pictures]].
** [[Gatotkaca (sinetron ANTV)|Gatotkaca]] merupakan sinetron [[ANTV]] pada Sabtu, 11 Pebruari–Minggu, 2 April 2017 pukul 8:45-9:45 WIB diproduksi [[Lunar Jaya Films]], [[Verona Pictures]] dan [[ANTV Pictures]].
 
== Galeri ==
<gallery widths="200" heights="180">
Berkas:Gatotkacha fighting with Duryodhan from sky.jpg | Ilustrasi Gatotkaca menyerang pasukan [[Duryodana]]. Diambil dari kitab ''Mahabharata'' terbitan Geeta Press, Gorakhpur.
Berkas:Ghatotkacha - Abhimanyu.jpg | Sosok Gatotkaca (kiri) dan [[Abimanyu]] (sedang memanah) dalam sebuah lukisan tradisional dari [[Maharashtra]], dibuat sekitar [[abad ke-19]].
Berkas:Karna kills Ghatotkacha.jpg | Lukisan tradisional dari [[Kerajaan Wijayanagara|Wijayanagara]], menggambarkan [[Karna]] (kiri) membunuh Gatotkaca (tengah), sementara [[Kresna]] dan [[Arjuna]] (kanan) menyaksikannya secara langsung.
Berkas:Gatotkaca (wayang).JPG | Gatotkaca dalam bentuk asli wayang kulit dengan hiasan/pahatan berwarna.
Berkas:Candi Gatotkaca, Dieng 1163.jpg|thumb|[[Candi Gatotkaca]] di [[Kompleks Candi Dieng]], [[Central Java]], [[Indonesia]].
</gallery>
 
Baris 82 ⟶ 79:
* [[Bima (tokoh Mahabharata)|Bima]]
* [[Bharatayuddha]]
 
 
== Referensi ==
Baris 88 ⟶ 84:
 
== Pranala luar ==
{{commonscat}}
* {{en}} [http://www.sacred-texts.com/hin/m07/m07171.htm ''Mahabharata'' jilid ketujuh atau ''Dronaparwa'', bagian ''Ghatotkachabadhaparwa''] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20221019191236/https://www.sacred-texts.com/hin/m07/m07171.htm |date=2022-10-19 }}
* {{id}} [http://jtoku.com/superhero/gatotkaca Gatotkaca sebagai konsep superhero] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120114125926/http://www.jtoku.com/superhero/gatotkaca |date=2012-01-14 }}