Museum Keraton Solo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
FianM (bicara | kontrib)
k menambahkan pranala dalam
Pratama26 (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(13 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{tanpa referensi|date=2012}}
[[Berkas:Keraton Surakarta.JPG|jmpl|Foto bagian depan Keraton Kasunanan Surakarta|263x263px]]
'''Museum Karaton Surakarta Hadiningrat''' atau '''Museum Keraton Solo''' adalah [[museum]] khusus yang mengoleksi benda-benda budaya peninggalan [[Keraton Surakarta Hadiningrat|Karaton Kasunanan Surakarta Hadiningrat]]. Museum Keraton terbagi menjadi dua bangunan utama di bagian barat dan timur. Kedua bangunan memiliki ruangan-ruangan yang memuat hasil kriya [[Keraton Surakarta Hadiningrat|Karaton Surakarta]]. Di bagian depan museum terdapat ruangan Sasana Sumewa yang berisi sebuah [[meriam]] [[perunggu]] yang bernama Kyai Rancawara. Bangunan ini dulu digunakan sebagai tempat Pasewakan Agung, yaitu pertemuan antara [[Raja (gelar)|raja]] dan para pesuruhnya. Di dalam ruangan bernama ''[http://www.merbabu.com/keraton/keraton_surakarta_hadiningrat4.php Siti Hinggil Lor]'' terdapat [[Takhta|singgasana]] raja yang bernama Dhampar Kencana. Benda-benda yang dikoleksi berupa peninggalan Keraton Kasunanan Surakarta dan beberapa pecahan [[candi]] yang ditemukan di [[Jawa Tengah]]. Bentuknya berupa alat masak [[abdi dalem]], [[senjata]]-senjata kuno yang digunakan [[keluarga]] kerajaan dan peralatan [[Seni|kesenian]]. Selain itu, terapat juga [[Kereta kuda|kereta kencana]], [[topi]] kebesaran [[Pakubuwana VI]], [[Pakubuwana VII]], serta [[Pakubuwana X]]. Bangunan museum sebelumnya digunakan sebagai gedung [[Kantor|perkantoran]]. Tiap ruangan kemudian dipugar menjadi ruang pamer museum. Pemugaran museum terakhir kali dilakukan pada tahun 2003. Pengelolaan museum diserahkan kepada Keraton Surakarta dan [[pemerintah]] [[Kota Surakarta]]. Alamat museum di Jalan Sidikoro, [[Baluwarti, Pasar Kliwon, Surakarta|Baluwarti]], [[Pasar Kliwon, Surakarta|Pasar Kliwon]], Kota Surakarta, Jawa Tengah. [[Sistem koordinat geografi|Titik koordinat]]<nowiki/>nya di 7°34’41.5” Lintang Selatan dan 110°49’39.6” Bujur Timur. Museum dapat diakses dari [[Bandar Udara Internasional Adi Sumarmo|Bandar Udara Adi Sumarmo]] (17,8&nbsp;km), [[Stasiun Solo Kota]] (2&nbsp;km), [[Stasiun Solo Balapan]] (4,8&nbsp;km), atau [[Terminal Tirtonadi]] (5,8&nbsp;km).<ref>{{Cite book|last=Rusmiyati, dkk.|date=2018|url=http://rumahbelajar.id/Media/Dokumen/5cff5ee7b646044330d686cd/9d1f628b443fbe96e99a3f02a7291055.pdf|title=Katalog Museum Indonesia Jilid I|location=Jakarta|publisher=Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman|isbn=978-979-8250-66-8|page=|pages=432-433|url-status=live}}</ref>
''' Keraton Kasunanan Surakarta ''' terletak di pusat [[Kota Surakarta|kota Solo]], Kelurahan [[Baluwarti, Pasar Kliwon, Surakarta|Baluwarti]], Kecamatan [[Pasar Kliwon, Surakarta|Pasar Kliwon]], Kota Surakarta. Pembangunan [[Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat|keraton]] dilakukan dari tahun 1743 hingga 1745. Konstruksi bangunan keraton menggunakan bahan kayu [[jati]] yang diperoleh dari Alas Kethu di dekat kota Wonogiri.
 
== Arsitektur ==
Arsitek keraton ini adalah Pangeran Mangkubumi, kerabat Susuhunan (raja Solo) yang kelak memberontak dan berhasil mendirikan kesultanan Yogyakarta dengan gelar Sultan Hamengku Buwana I. Jadi tidak mengherankan jika bangunan kedua keraton memiliki banyak kesamaan. Setelah pembangunan selesai, keraton baru yang diberi nama Keraton Surakarta Hadiningrat tersebut resmi digunakan oleh raja pada tanggal 17 Februari 1745.
''' Keraton Kasunanan Surakarta ''' terletak di pusat [[Kota Surakarta|kota Solo]], Kelurahan [[Baluwarti, Pasar Kliwon, Surakarta|Baluwarti]], Kecamatan [[Pasar Kliwon, Surakarta|Pasar Kliwon]], Kota Surakarta. Pembangunan [[Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat|keraton]] dilakukan dari tahun 1743 hingga 1745. Konstruksi bangunan keraton menggunakan bahan kayu [[jati]] yang diperoleh dari Alas Kethu di dekat kota [[Kabupaten Wonogiri|Wonogiri]].
 
[[Arsitek]] keraton ini adalah [[Pangeran Mangkubumi]], kerabat [[Susuhunan]] (raja SoloSurakarta) yang kelak memberontak dan berhasil mendirikan [[Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat|kesultanan Yogyakarta]] dengan gelar Sultan [[Hamengkubuwana I|Hamengku Buwana I]]. Jadi tidak mengherankan jika bangunan kedua keraton memiliki banyak kesamaan. Setelah pembangunan selesai, keraton baru yang diberi nama KeratonKaraton Surakarta Hadiningrat tersebut resmi digunakan oleh raja pada tanggal 17 Februari 1745.
 
Bila ingin mengunjungi keraton ini, pengunjung harus mematuhi berbagai peraturan seperti tidak memakai topi, kacamata hitam, celana pendek, sandal, serta jaket. Bila sudah terlanjut bercelana pendek dapat meminjam kain bawahan untuk digunakan selama mengelilingi kawasan keraton.
 
Mengunjungi keratonKaraton SoloSurakarta dari arah depan bisa terlihat susunan kota lama khas Jawa: sebuah bangunan keraton yang dikelilingi oleh alun-alun, Pasar Klewer, dan [[Masjid Agung Kraton Surakarta|Kagungandalem Mesjid Ageng Surakarta]]. Memasuki bagian depan [[keraton]], terdapat bangunan Sasana Sumewa dan sebuah [[meriam]] berbahan perunggu bernama Kyai Rancawara. Bangunan ini dulu digunakan sebagai tempat Pasewakan Agung, yaitu pertemuan antara [[Raja]] dan para bawahannya. Di tempat ini pengunjung masih bisa melihat Dhampar Kencana (singgasana [[raja]]) yang terletak di Siti Hinggil Lor. Pengunjung tidak boleh menaiki area ini sebab tempat itu sangat dihormati dan dianggap keramat.
 
Dari Siti Hinggil, pengunjung akan memasuki Kori Renteng, Kori Mangu, dan Kori Brojonolo. Mereka yang melewati [[pintu]]-[[pintu]] ini diminta untuk meneguhkan hati, membuang rasa ragu, dan memantapkan pikiran untuk selalu waspada. Sesudah itu, pengunjung sampai di pelataran Kamandungan Lor, kemudian Sri Manganti, dan akhirnya museum keraton bernama [[Museum]] [[Keraton]] [[Surakarta]] Hadiningrat.
 
== Koleksi ==
Dalam museum pengunjung dapat menyaksikan benda-benda peninggalan Keraton Kasunanan Surakarta dan beberapa fragmen candi yang ditemukan di Jawa Tengah. Koleksinya antara lain alat masak abdi dalem, senjata-senjata kuno yang digunakan keluarga kerajaan, juga peralatan kesenian. Koleksi menarik lain adalah kereta kencana, topi kebesaran Paku Buwana VI, Paku Buwana VII, serta Paku Buwana X.
 
Selanjutnya pengunjung bisa ke Sasana Sewaka yang berada di samping museum. Pada halaman Sasana Sewaka wisatawan harus melepaskan alas kaki untuk berjalan di hamparan pasir halus yang diambil dari Gunung Merapi dan Pantai ParangkusumoParangkusuma. Di sini, pengunjung dilarang mengambil atau membawa pasir halus tersebut.
 
Terakhir, ada menara yang disebut Panggung Sanggabuwana. Konon, menara digunakan oleh Susuhunan untuk bersemadi dan bertemu Nyai[[Kanjeng RoroRatu Kidul]] (Kanjeng Ratu Kencana Hadisari), penguasa Pantai Selatan. Selain sebagai tempat semadi, menara ini juga berfungsi sebagai menara pertahanan untuk mengontrol keadaan di sekeliling keraton.
 
== Referensi ==
Terakhir, ada menara yang disebut Panggung Sanggabuwana. Konon, menara digunakan oleh Susuhunan untuk bersemadi dan bertemu Nyai Roro Kidul, penguasa Pantai Selatan. Selain sebagai tempat semadi, menara ini juga berfungsi sebagai menara pertahanan untuk mengontrol keadaan di sekeliling keraton.
<references />
 
[[Kategori:Museum di Kota Surakarta|Keraton]]
[[Kategori:Kesunanan Surakarta Hadiningrat]]